Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

DISTRIBUSI DAN KONSUMSI

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


Konsep Dasar Ilmu Penetahuan Sosial
Yang dibina oleh ibu Murtiningsih, M.Pd

Disusun oleh:

Dewi Nafisah (180151602035)


Naufal Achfi (180252602277)
Vani Dartina Putri I. (180151602294)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRA SEKOLAH
MARET 2019
DAFTAR ISI

BAB
I...........................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.......................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................................4
2.1 Pengertian Distribusi..........................................................................................................4
2.2 Tujuan dan fungsi distribusi...............................................................................................6
2.3 Sistem Distribusi................................................................................................................6
2.4 Saluran Distribusi...............................................................................................................6
2.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Distribusi...................................................7
2.6 Pengertian Konsumsi.........................................................................................................9
2.7 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Konsumsi..................................................................10
2.8 Tujuan dan fungsi konsumsi............................................................................................14
2.9 Jenis dan Jumlah Barang Konsumsi Siswa dan Keluarga................................................14
2.10 Hubungan antara Produksi, Konsumsi, dan Distribusi..................................................15
BAB III......................................................................................................................................16
PENUTUP.................................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................17

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia merupakan makhluk sosial dengan segala macam
kebutuhannya. Mulai dari makan, minum, kehidupan yang layak sebagai
manusia, kebutuhan untuk dihargai, disayangi, dijaga, dan lain sebagainya.
semua itu sudah menjadi kodrat manusia terlahir dengan segala macam
kebutuhannya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia harus berjuang
untuk kerja, menghasilkan uang sehingga kebutuhannya tepenuhi. Kebutuhan
manusia terbagi menjadi beberpa kelompok, diantaranya kebutuhan menurut
intensitasnya (tingkat kepentingannya) yaitu kebutuhan primer, sekunder dan
tersier. Kebutuhan menurut sifatnya yaitu kebutuhan jasmani dan kebutuhan
rohani.kebutuhan menurut subyeknya meliputi kebutuhan individu dan
kebutuhan kelompok. Kebutuhan menurut waktunya yaitu kebutuhan sekarang,
kebutuhan masa yang akan datang dan kebutuhan yang mendesak.
Dari penjelasan di atas, apabila semua kebutuhan tersebut terpenuhi
maka manusia akan hidup makmur, tenang dan tentram. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut baik barang maupun jasa harus melalui perjuangan dan
pengorbanan, baik yang berupa tenag, waktu dan pikiran. Dengan demikian
untuk memenuhi semua kebutuhan manusia harus diadakan melalui kagiatan
ekonomi diantaranya kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari distribusi dan konsumsi?
2. Bagaimana kegiatan ekonomi dalam memenuhi kebutuhan manusia?
3. Mengapa kebutuhan manusia harus melalui kegiatan konsumsi dan
distribusi?

2
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kegiatan distribusi, dan konsumsi.
2. Untuk memahami bagaimana kegiatan ekonomi dalam memenuhi kebutuhan
manusia.
3. Untuk mengetahui mengapa kebutuhan manusia harus melalui kegiatan
kegiatan ekonomi.
4. Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Distribusi


Distribusi adalah semua kegiatan untuk menyalurkan atau memindahkan
barang/jasa dari produsen ke konsumen. Produsen adalah mereka yang
menghasilkan barang/jasa. Barang-barang yang sudah diproduksi tidak akan
berguna jika jauh dari konsumen. Oleh karena itu, barang-barang tersebut harus
didekatkan kepada konsumen dengan cara disalurkan atau didistribusikan. Lembaga
atau orang yang bertugas menyalurkan barang dari produsen ke konsumen disebut
distributor.

Tempat tinggal konsumen tidak selalu berada dalam satu wilayah dengan
produsen. Tempat tinggal konsumen tidak sama, tetapi terpisah-pisah. Oleh karena
itu untuk menyampaikan barang-barang dari produsen ke konsumen kegiatan
distribusi sangat penting. Tanpa adanya distribusi, barang-barang yang dihasilkan
tidak akan sampai ke konsumen.

Faktor waktu memegang peranan yang penting. Kegunaan barang akan


maksimal jika barang yang dibutuhkan itu dapat diperoleh pada saat diperlukan.
Sebaliknya distribusi yang tidak tepat waktunya akan menimbulkan kerugian bagi
produsen atau konsumen, yaitu produsen kehilangan keuntungan dan konsumen
kepuasannya berkurang. Misalnya menjelang hari raya Natal, banyak penduduk
yang memerlukan baju baru. Seandainya distribusi pakaian terlambat, maka pakaian
tidak terjual sehingga perusahaan kehilangan keuntungan. Sementara itu banyak
orang kecewa, karena tidak dapat mengenakan baju baru pada saat hari raya Natal
tersebut.

4
Menurut Vernon dan Jacskon ( dalam winataputra, 2003) jenis saluran
distribusi berdasarkan intensitasnya dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Bentuk intensif yaitu jenis saluran yang memanfaatkan banyak pedagang


besar dan kecil
2. Bentuk selektif yaitu jenis distribusi yang hanya memanfaatkan beberapa
grosir dan sejumlah kecil pengecer
3. Bentuk eksklusif yaitu saluran distribusi yang hanya melibatkan satu
perantara dalam lingkungan masyarakat tertentu untuk menangani
produk. Saluran distribusi yang sekarang ini kita jumpai dapat dibagi
menjadi dua, yaitu saluran langsung dan saluran tidak langsung. Saluran
distribusi langsung dari produsen ke konsumen. Biasanya hanya sedikit
barang yang dipasarkan secara langsung. Misalnya seorang petani
menjual berasnya kepada konsumen dengan cara dibawa sendiri ke
pasar, atau peternak penghasil susu menjualnya sendiri dengan cara
pergi kerumah-rumah dengan sepedanya. Saluran tidak langsung, yang
dibagi menjadi dua yaitu dari produsen ke pengecer ke konsumen dan
dari produsen ke grosir ke pengecer ke konsumen.

Melalui lembaga distribusi, barang-barang produksi dari produsen dapat


dijual ke konsumen. Adapun lembaga-lembaga distribusi itu adalah sebagai berikut:

1. Grosir (wholesaler) : Grosir adalah pedagang perantara yang membeli


barang dagangan untuk dijual kembali terutama kepada pengusaha lain
bukan kepada konsumen. Grosir berfungsi untuk mengumpulkan dan
menyebarkan barang produksi. Grosir merupakan sumber pasokan yang
penting bagi pengecer.
2. Agen : Agen adalah pedagang perantara yang tidak membeli dan
memiliki barang yang mereka jual. Agen biasanya dibayar dengan suatu
komisi berdasarkan volume penjualannya.
3. Pedagang eceran (Retailer) : Pengecer adalah suatu pedagang yang
membeli barang-barang dari produsen atau grosir kemudian menjualnya

5
kepada konsumen. Pedagang eceran meliputi semua kegiatan yang
berkaitan dengan penjualan barang dan jasa untuk konsumen terakhir.

2.2 Tujuan dan fungsi distribusi


Tujuan distribusi antara lain berikut:

1. Menyampaikan barang atau jasa dari produsen kepada konsumen.


2. Mempercepat sampainya hasil produsen kepada konsumen.
3. Tercapainya pemerataan produksi.
4. Menjaga kesinambungan produksi.
5. Memperbesar dan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.
6. Meningkatnya nilai guna barang atau jasa.

2.3 Sistem Distribusi


Macam-macam sistem distribusi dapat dibedakan menjadi tiga macam,
sebagai berikut:

1. Sistem distribusi langsung


Sistem distribusi langsung yaitu menjual atau menyalurkan hasil
produksi barang atau jasa langsung kepada konsumen. Jadi, produsen
langsung berhubungan dengan pembeli atau konsumen.
2. Sistem distribusi semi langsung
Sistem distribusi semi langsung yaitu produsen menyalurkan atau
menjual barang hasil produksinya melalui toko milik produsen sendiri.
3. Sistem distribusi tidak langsung
Sistem distribusi tidak langsung yaitu produsen menyalurkan atau
menjual barang atau jasa hasil produksinya ke konsumen melalui
lembaga atau pedagang perantara.

2.4 Saluran Distribusi


Ada tiga jenis saluran distribusi, yaitu:

6
1. Saluran distribusi langsung
Produsen > Konsumen
Contoh: petani sayur menjual sayuran di pasar.
2. Saluran distribusi semi langsung
Produsen > Perantara > Konsumen
Contoh: Penerbit buku menjual bukunya melalui sales.
3. Saluran distribusi tidak langsung
Produsen > Pedagang Besar > Pedagang Kecil > Pedagang Eceran >
Konsumen.
Contoh: Pabrik televisi menjual televisi kepada konsumen melalui
pedagang barang elektronik yang mengambil/membeli dari agen atau
perwakilan dagang pabrik televisi tersebut.

2.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Distribusi


Panjang pendeknya saluran distribusi dipengaruhi beberapa faktor sebagai
berikut:

1. Sifat dan jenis barang : Produsen dalam memilih saluran distribusi perlu
memerhatikan jenis dan sifat produk yang dihasilkan. Setiap jenis dan sifat
produk, seperti produk konsumsi, produk industri, dan produk tahan lama
belum tentu cocok disalurkan melalui saluran distribusi yang sama.
2. Lokasi konsumen : Lokasi konsumen perlu diperhatikan produsen dalam
proses distribusi barang. Oleh karena itu, saluran distribusi harus dipilih
sesuai dengan lokasi yang tepat. Tujuannya agar konsumen dapat dilayani
dengan baik dan tepat.
3. Jumlah barang yang dihasilkan : Banyak sedikitnya jumlah barang yang
dihasilkan memengaruhi saluran distribusi yang dipilih. Jika barang yang
dihasilkan banyak, produsen dapat memilih saluran distribusi yang lebih
panjang. Namun, jika jumlah jumlah barang yang dihasilkan sedikit, saluran
distribusi yang digunakan adalah saluran distribusi langsung.

7
4. Sarana komunikasi dan transportasi yang tersedia : Komunikasi dan
transportasi merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan produsen
dalam memilih saluran distribusi. Komunikasi yang cepat dapat
memperpendek saluran distribusi. Ketersediaan sarana transportasi akan
memperlancar distribusi barang yang dihasilkan.
5. Biaya pengangkutan : Besar kecilnya biaya yang diperlukan dalam proses
distribusi menjadi pertimbangan lain bagi produsen dalam memilih saluran
distribusi. Jika biaya yang dikeluarkan relatif besar, produsen cenderung
berusaha memperpendek jalur distribusi.
6. Lembaga-lembaga distribusi : Lembaga distribusi adalah organisasi yang
dibuat perseorangan atau kelompok baik swasta maupun pemerintah, untuk
mendistribusikan barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Lembaga
distribusi dalam kegiatannya melakukan berbagai fungsi pemasaran.
Misalnya, fungsi penyimpanan, pengangkutan, pembelian, dan penjualan.
Berikut lembaga-lembaga saluran distribusi.
7. Pedagang : Kedudukan pedagang dalam proses distribusi memiliki peranan
dan fungsi yang penting. Pedagang dikelompokkan menjadi dua macam,
yaitu pedagang besar atau grosir (wholesaler) dan pedagang kecil atau
pengecer (retailer).
8. Agen, makelar, dan komisioner : Agen adalah perantara perdagangan yang
mengatasnamakan suatu perusahaan tertentu. Agen akan mendapatkan
keuntungan berupa komisi. Dalam menjalankan kegiatannya, agen tidak
memiliki hak atas barang-barang yang diperdagangakan. Makelar (broker)
atau pialang adalah perantara atas nama orang lain yang memberi kuasa
untuk membeli atau menjual barang-barang tertentu. Makelar menerima
balas jasa dari produsen berupa kurtase atau provisi. Komisioner
(commission merchant) adalah perantara atas nama sendiri yang berusaha
mempertemukan calon pembeli dan calon penjual untuk melakukan
transaksi. Seorang komisioner akan menerima balas jasa berupa komisi.

8
9. Eksportir dan importir : Eksportir adalah lembaga distribusi yang mengirim
barang atau jasa dari dalam negeri ke luar negeri. Adapun importir adalah
lembaga distribusi yang mendatangkan barang atau jasa dari luar negeri ke
dalam negeri.
10. Etika ekonomi dalam distribusi : Seorang distributor dapat memilih bebagai
saluran distribusi. Pemilihan saluran distribusi yang tepat dapat menciptakan
nilai ekonomis tertentu. Nilai ekonomis adalah perbandingan biaya yang
dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh. Dalam melakukan distribusi,
distributor perlu memerhatikan etika ekonomi. Pertama, memenuhi aspek
pemerataan. Artinya, barang atau jasa yang didistribusikan harus merata
penyebarannya, tidak terkonsentrasi pada suatu wilayah tertentu. Distributor
yang terkonsentrasi pada suatu wilayah dapat menimbulkan ketimpangan
dalam pemenuhan kebutuhan konsumen. Kedua, harus memerhatikan prinsip
keadilan. Artinya, pendistribusian barang atau jasa harus menjangkau semua
lapisan masyarakat. Distribusi tidak ditujukan kepada kelompok masyarakat
tertentu.

2.6 Pengertian Konsumsi


Istilah konsumsi berasal dari bahasa Latin, yaitu consumere yang artinya
menghabiskan atau menggerogoti. Kemudian, diterjemahkan ke dalam bahasa
Inggris menjadi consumption yang berarti menghabiskan atau mengurangi.
Dalam ilmu ekonomi, para ahli mendefinisikan konsumsi dengan berbagai
sudut pandang. Namun pada prinsipnya sama, konsumsi adalah kegiatan yang
ditujukan untuk menghabiskan atau mengurangi nilai guna suatu barang atau
jasa yang dilakukan sekaligus atau bertahap untuk memenuhi kebutuhan.
Berdasarkan pengertian tersebut, ada tiga hal pokok yang harus dipahami dari
konsumsi, yaitu sebag kegiatan menghabiskan nilai guna suatu barang atau
jasa, kegiatan mengurangi nilai guna suatu barang atau jasa, dan merupakan
kegiatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan.

9
Selain itu , pengertian dari konsumsi adalah tindakan manusia untuk
mengurangi atau menghabiskan guna suatu barang. Konsumsi merupakan
kegiatan memakai atau menghasilkan barang untuk memenuhi kebutuhan, baik
berupa barang maupun jasa. Konsumen adalah orang yang memakai hasil
produksi. Contoh kegiatan konsumsi, antara lain kegiatan menghabiskan
makanan dan kegiatan menggunakan kendaraan. Barang dan jasa merupakan
alat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Secara garis besar barang konsumsi
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

Barang konsumsi yang gunanya habis dalam satu kali pemakaian, sehingga
setelah digunakan barang tersebut menjadi tidak berguna lagi. Sebagai contoh:
makanan, minuman, buah-buahan, dan sebagainya.

Barang konsumsi yang gunanya akan habis secara berangsur-angsur dan


akhirnya akan rusak atau habis kegunaannya. Misalnya meja-kursi, pakaian,
sepatu, almari, radio, televisi, hand phone, dan sebagainya.

2.7 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Konsumsi


Besar kecilnya konsumsi yang dilakukan seseorang dipengaruhi berbagai
faktor. Faktor-faktor tersebut secara umum dikelompokkan menjadi dua, yaitu
faktor ekonomi dan nonekonomi.

1. Faktor ekonomi

Pendapatan : Besar kecilnya pendapatan yang diterima seseorang akan


memengaruhi tingkat konsumsi. Misalnya, konsumsi orang yang
berpendapatan tinggi akan berbeda dengan orang yang berpendapatan rendah.
Pendapatan memiliki pengaruh positif terhadap konsumsi. Artinya, semakin
besar pendapatan seseorang, semakin tinggi kecenderungan orang melakukan
konsumsi. Demikian sebaliknya, semakin rendah pendapatan seseorang,
semakin kecil kecenderungan orang melakukan konsumsi

10
Perkiraan harga : Perkiraan terjadinya perubahan pada harga barang atau jasa
turut memengaruhi konsumsi seseorang. Misalnya, ketika terjadi perkiraan,
harga bahan bakar minyak (BBM) di luar negeri lebih mahal daripada di dalam
negeri. Masyarakat beramai-ramai membeli (BBM) karena khawatir kehabisan
persediaan dan harganya akan semakin mahal.

Iklan : Iklan di media cetak maupun elektronik turut memengaruhi besar


kecilnya konsumsi seseorang. Iklan merupakan alat yang ampuh bagi produsen
untuk memengaruhi konsumen agar menggunakan dan membeli barang atau
jasa yang dihasilkan.

Harga barang yang bersangkutan : Harga barang yang bersangkutan dapat


memengaruhi konsumsi seseorang. Artinya, ketika harga suatu barang
mengalami kenaikan, orang akan cenderung mengurangi konsumsi terhadap
barang tersebut. Misalnya, harga daging sapi di pasar X mengalami kenaikan
harga, akibatnya orang-orang akan mengurangi membeli daging sapi karena
harganya yang semakin mahal. Akibatnya, konsumsi terhadap daging sapi
manjadi turun.

Harga barang lain : Selain pendapatan, perkiraan harga, iklan, dan harga barang
yang bersangkutan, konsumsi juga dipengaruhi harga barang lain. Pada barang
subtitusi (pengganti), konsumsi memiliki pengaruh negatif. Misalnya, ketika
harga daging sapi tinggi, orang akan mengurangi konsumsi terhadap daging
sapi. Mereka akan beralih pada barang pengganti, seperti daging kambing atau
daging ayam, yang harganya lebih murah. Akibatnya, konsumsi terhadap
daging kambing atau ayam bertambah (naik). Namun pada barang yang
memiliki sifat melengkapi (komplementer), konsumsi memiliki pengaruh yang
positif. Misalnya, jika konsumsi terhadap pembelian sepeda motor tinggi,
menyebabkan konsumsi terhadap bahan bakar (premium) juga tinggi.

2. Faktor non-ekonomi

11
Selera : Selera seseorang dalam melakukan konsumsi barang atau jasa berbeba-
beda. Misalnya, ada orang yang memiliki selera membeli mobil tipe mini bus.
Alasannya, dapat menampung lebih banyak anggota keluarga. Namun, ada pula
yang memiliki selera membeli mobil tipe sedan dengan alasan kemewahan.

Adat istiadat : Adat istiadat suatu daerah turut memengaruhi konsumsi yang
dilakukan. Misalnya, di masyarakat Bali memiliki kebiasaan pada acara-acara
tertentu, konsumsi akan janur untuk keperluan peringatan keagamaan akan
meningkat.

Mode : Mode atau gaya hidup akan mememgaruhi konsumsi seseorang.


Misalnya, mode celana yang digemari oleh remaja putra tahun sekarang adalah
celana yang ketat. Oleh karena itu, konsumsi remaja putra untuk membeli
celana dengan model ketat akan meningkat.

Jumlah keluarga : Jumlah keluarga akan memengaruhi besar kecilnya


konsumsi. Semakin banyak jumlah anggota keluarga, semakin meningkat
konsumsi terhadap barang atau jasa. Demikian sebalikanya, jika jumlah
anggota dalam suatu keluarga sedikit, konsumsinya pun akan relatif lebih kecil

Kebutuhan hidup manusia tidak terbatas sedangkan penghasilan atau


pendapatan, maka tidak mungkin semua kebutuhan dapat terpenuhi. Oleh
karena itu, kebutuhan-kebutuhan manusia perlu dikelompokkan berdasarkan
atas penting tidaknya kebutuhan orang yang bersangkutan. Kebutuhan yang
penting atau kebutuhan yang mendesak harus didahulukan untuk dipenuhi
sedangkan kebutuhan yang kurang penting atau kurang mendesak dapat
ditunda. Urutan kebutuhan seseorang yang disusun berdasarkan tingkat
kepentingannya disebut skala kebutuhan. Skala kebutuhan setiap orang tidak
sama mengingat tingkat kepentingan kebutuhan juga tidak sama. Meskipun
demikian, skala kebutuhan selalu menggambarkan urutan kebutuhan
berdasarkan tingkat kepentingannya, dimana kebutuhan yang paling penting

12
merupakan kepentingan yang laing atas. Contoh skala kebutuhan untuk
seseorang sebagai berikut:

• kebutuhan pertama : makan

• kebutuhan kedua : pakaian

• kebutuhan ketiga : tempat tinggal

• kebutuhan keempat : kesehatan

• kebutuhan kelima : pendidikan

• kebutuhan kenam : social

• kebutuhan ketujuh : hiburan

• kebutuhan kedelapan : menabung;

• kebutuhan kesembilan : dan lain-lain.

Nilai suatu barang adalah kemampuan suatu barang untuk ditukarkan


dengan barang lain serta kemampuan barang untuk dapat dipakai memenuhi
kebutuhan. Suatu barang dikatakan mempunyai nilai apabila barang tersebut
mempunyai kemampuan untuk dipakai atau dapat ditukarkan dengan barang
atau jasa lain. Penilaian suatu barang antara orang yang satu dengan yang lain
tidak selalu sama dan pada umumnya tergantung dari mana cara penilaian itu.
Dilakukan serta siapa yang menilai barang tersebut. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka nilai suatu barang dibedakan menjadi dua, yaitu:

Nilai tukar : nilai tukar adalah kemampuan suatu barang untuk dapat
ditukarkan dengan barang lain. Nilai tukar ini dapat dibagi menjadi nilai tukar
obyektif dan nilai tukar subyektif. Nilai tukar obyektif adalah kemampuan
suatu barang, karena barang tersebut dapat ditukarkan dengan barang lain.
Nilai tukar subyektif adalah arti yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu

13
barang dan setiap orang dapat berbeda-beda. Dengan adanya perbedaan arti
yang diberikan oleh setiap orang berbeda mengakibatkan nilai barang yang
bersangkutan menjadi berbeda pula. Misalnya, seseorang menganggap bahwa
hand phone itu sangat berarti, sehingga memilikii nilai yang tinggi, shingga
tidak boleh jika hanya ditukar dengan sebuah radio. Sebaliknya ada yang
menganggap bahwa radio memiliki arti yang sangat penting, sehingga nilai
radio itu sangat tinggi, akibatnya orang tersebut menghendaki satu radio dapat
ditukar dengan dua sepeda atau lebih.

Nilai pakai : Nilai pakai adalah kemampuan suatu barang untuk dapat dipakai
dalam rangka memenuhi atau memuaskan kebutuhan manusia. Nilai tukar
dapat dibagi menjadi dua yaitu nilai pakai obyektif dan nilai pakai subyektif.
Nilai pakai obyektif adalah kemampuan suatu barang untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Misalnya, listrik memiliki kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan manusia untuk penerangan. Nilai pakai subyektif adalah arti yang
diberikan oleh seseorang terhadap suatu barang karena barang tersebut dapat
dipakai untuk memenuhi kebutuhannya. Nilai pakai subyektif untuk setiap
orang dapat berbeda, sehingga terhadap barang yang sama nilai yang diberikan
tidak sama. Misalnya, cangkul bagi seorang petani merupakan barang yang
sangat penting, sehingga mempunyai nilai pakai yang tinggi. Sedangkan
cangkul bagi seorang g uru merupakan barang yang kurang berarti, karena
kurangberguna untuk memenuhi kebutuhan seorang guru.

2.8 Tujuan dan fungsi konsumsi


Tujuan konsumsi adalah untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai
kepuasan yang maksimal agar tercapai kemakmuran, kesejahteraan, dan
kehidupan yang layak.

2.9 Jenis dan Jumlah Barang Konsumsi Siswa dan Keluarga


Konsumsi barang dan jasa adalah kegiatan yang selalu dilakukan oleh
manusia dari lahir hingga akhir hidupnya. Masing-masing individu memiliki
kebutuhan yang berbeda-beda sesuai kebutuhan hidupnya sehari-hari. Oleh

14
karena itu, jenis dan jumlah barang yang dikonsumsi siswa maupun dalam
sebuah rumah tangga yang satu dengan yang lain pasti terdapat perbedaan
sesuai dengan kemampuan ekoncmi tiap individu, siswa, maupun keluarga.
Faktor penentu jenis kebutuhan keluarga antara lain berikut.

1) Jumlah anggota keluarga. 4) Tingkatpendidikan.

2) Tingkat kemampuan perekonomian keluarga. 5) Umur anggota


keluarga.

3) Latar belakang sosial, budaya, dan agama.

Ada banyak faktor yang menentukan pengeluaran konsumsi seseorang, oleh


karena itu perlu melakukan kegiatan konsumsi secara bijaksana. Hal ini
sebaiknya dilakukan oleh semua orang. Cara paling mudah dan efisien serta
sederhana adalah dengan membuat terlebih dahulu daftar, jenis, dan jumlah
barang yang akan dikonsumsi (dibeli) sesuai dengan urutan skala prioritas
kebutuhan.

2.10 Hubungan antara Produksi, Konsumsi, dan Distribusi


Perbedaan kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi dapat dilihat sebagai
berikut ini.

1) Produksi (Pelaku Produsen)


a. Menghasilkan barang dan jasa.
b. Menciptakan kegiatan barang dan jasa.
c. Menambah manfaat atau kegunaan barang dan jasa.
d. Tujuannya menghasilkan laba.
2) Distribusi (Pelaku Distributor)
a. Menyalurkan/menyebarkan barang dan jasa.
b. Membantu mendekatkan produsen dengan konsumen.
c. Tujuannya mencari laba.
3) Konsumsi (Pelaku Konsumen)

15
a. Menggunakan barang dan jasa.
b. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan materi di atas kami dapat menyimpulkan bahwa
kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi sangat penting untuk
kehidupan manusia. Dimana produksi adalah kegiatan menghasilkan
barang dan jasa dengan tujuan menghasilkan laba, konsumsi adalah
orang yang menggunakan barang dan jasa sedangkan distribusi adalah
orang yang menyalurkan barang dan jasa untuk membantu mendekatkan
produsen dan konsumen. Jadi, hubungan antara kegiatan produksi,
konsumsi, dan distribusi merupakan kegiatan yang membuat atau
menghasilkan barang atau jasa yang digunakan oleh manusia untuk
memenuhi kebutuhan melalui penyaluran dari produsen kepada
konsumen.

16
DAFTAR PUSTAKA
Mujinem.  Konsep Waktu, Perubahan, Dan Kebudayaan. Jakarta: Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Suparno. 2008. Pendidikan Anak Bekebutuhan Khusus. Direktorat Jendral


Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. 

Syamsiah,Siti Dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD/MI Kelas V.


Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 

http://sarwanta.blogspot.com/2012/04/kegiatan-pokok-ekonomi-konsumsi.html

http://massofa.wordpress.com/2008/02/27/produksi-konsumsi-distribusi

http://klikbelajar.com/pelajaran-sekolah/kegiatan-konsumsi-produksi-dan-
distribusi/

http://sarwanta.blogspot.com/2012/04/kegiatan-pokok-ekonomi-konsumsi

17
18
19

Anda mungkin juga menyukai