Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“ DISTRIBUSI KONVENSIONAL DAN ISLAM “

Disusun Guna Menenuhi Tugas Mata Kuliah

Perbandingan Sistem Ekonomi

Dosen Pengampu : Dra,LISTIAWATI, M.H.I

Disusun Oleh :

DWI PUTRI RISTIANI

1920602124

Prodi Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam

Universitas Islam Negeri Uin Raden Fatah Palembang

2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas individu untuk Mata Kuliah Perbandingan Sistem Ekonomi Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Syariah dengan judul : “ DISTRIBUSI KONVENSIONAL
DAN ISLAM “

Saya menyadari sepenuhnya bahwasanya makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena itu, saya
mengharapkan segala bentuk saran masukkan maupun kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan pembaca dalam memahami isi makalah ini.

Palembang, 01 September 2021

DWI PUTRI RISTIANI

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2

1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 3

2.1 Distribusi Konvensional ................................................................................................ 3

2.2 Fungsi Dan Tujuan Saluran Distribusi Konvensional ..................................................... 4

2.3 Distribusi Dalam Islam .................................................................................................. 6

2.4 Etika dan Tujuan Distribusi Islam.................................................................................. 7

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, secara Bahasa Distribusi bermakna penyaluran,
pembagian, pengiriman barang-barang kepada orang banyak atau ke beberapa tempat.

Distribusi adalah salah satu aspek dari perantara pemasaran. Distribusi juga dapat diartikan
sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian
barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaan nya sesuai dengan yang
diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan).

Saluran distribusi kadang-kadang disebut sebagai saluran pemasaran atau saluran


perdagangan, maka definisi atau arti dari saluran distribusi/saluran perdagangan sering
diartikan dalam pengertian sempit dan luas tergantung dari kacamata penulis itu
mengartikannya.

Keputusan perusahaan tentang distribusi menentukan bagaimana cara produk yang


dibuatnya dapat dijangkau oleh konsumen. Perusahaan mengembangkan strategi untuk
memastikan bahwa produk yang didistribusikan kepada pelanggan berada pada tempat yang
tepat. Untuk itu perlu adanya pemahaman tentang saluran distribusi yang tepat dalam sebuah
usaha. Saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan
produk sampai ke konsumen atau sebagai aktivitas perusahaan yang mengupayakan agar
produk sampai ketangan konsumen.

Dalam perekonomian modern saat ini, distribusi merupakan sektor yang terpenting dalam
aktivitas perekonomian, baik distribusi pendapatan maupun distribusi kekayaan melalui
kegiatan-kegiatan ekonomi ataupun kegiatan sosial. Distribusi merupakan kajian penting dan
menempati posisi strategis dalam teori ekonomi mikro baik dalam sistem ekonomi islam
maupun konvensional sebab pembahasan distribusi ini tidak hanya berkaitan dengan aspek
ekonomi belaka tetapi juga aspek sosial dan politik sehingga menjadi perhatian pemikiran
ekonomi islam dan konvensional sampai saat ini.

Definisi distribusi memang tidak dijelaskan secara rinci dalam Al-Qur’an maupun al-
Hadist, dalam distribusi Islam memberikan norma etis bagaimana seharusnya umat Islam
bersikap dermawan, jadi kegiatan distribusi dalam islam.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang Dimaksud Distribusi Konvensional ?
2. Apa saja fungsi dan Tujuan yang terdapat di dalam Distribusi Konvensional ?
3. Apakah yang dimaksud dengan Distribusi dalam Islam ?
4. Apa saja Etika dan tujuan yang terdapat di dalam Distribusi Islam ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Distribusi Konvensional
2. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan yang terdapat di dalam Distribusi Konvensional
3. Untuk mengetahui apa itu Distribusi dalam islam
4. Untuk mengetahui Etika dan tujuan yang terdapat di dalam Distribusi Islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Distribusi Konvensional

Ilmuan Ekonomi konvensional Philip Kotler mendefinisikan distribusi adalah


himpunan perusahaan dan perorangan yang mengambil alih hak, atau membantu dalam
mengalihkan hak atas barang atau jasa tersebut berpindah dari produsen ke konsumen.

Dalam dunia ekonomi khususnya bidang pemasaran, terdapat istilah yang sering
digunakan dalam menjalankan fungsinya yaitu, distribusi. Dalam dunia pemasaran, distribusi
merupakan suatu kegiatan yang cukup penting agar suatu bisnis dapat berkembang dengan
pesat.

Menurut Cambridge Dictionary, distribusi memiliki makna proses pemberian hal-hal


kepada beberapa orang, atau menyebarkan atau memasok barang atau sumber daya lainnya.
Lebih lanjut, distribusi juga sering diartikan sebagai bentuk posisi atau susunan dari sesuatu di
ruang dan waktu--seperti mendistribusikan kekayaan.

Dalam ekonomi konvensional distribusi diartikan sebagai pergerakan barang dari


perusahaan manufuktur hingga kepasar dan akhirnya di beli konsumen, maksudnya ialah
perusahaan manufuktur sendiri dikutip dari Corporate Finance Institute adalah sebuah badan
usaha atau perusahaan yang memproduksi barang jadi dari bahan baku mentah dengan
menggunakan alat, peralatan, mesin produksi, dan sebagainya dalam skala produksi yang besar.
Hasil produski dengan nilai tambah itu kemudian dijual kepada konsumen melalui jaringan
distribusi dari grosir hingga tingkat eceran sehingga sampai ke tangan konsumen, selain itu
juga perusahaan manufuktur mencakup industri yang mengolah barang mentah menjadi barang
setengah jadi, atau barang setengah jadi menjadi barang jadi..

Selain itu, orang yang melakukan kegiatan distribusi juga disebut sebagai distributor.
Menukil buku Pengantar Ilmu Ekonomi Makro (2004) karya T. Gilarso, SJ, proses distribusi
adalah penyaluran hasil produksi dari produsen yang membuatnya kepada konsumen yang
memerlukannya, Untuk jenis kegiatan distribusi dibagi menjadi tiga yaitu, distribusi langsung,
distribusi tidak langsung, dan distribusi semi langsung. Bentuk dari distrubis langsung biasanya
produsen akan menjual barang kepada konsumen secara langsung menggunakan berbagai
macam cara, salah satunya media sosial dengan aplikasi marketplace yang betebaran. Distribusi
ini banyak digunakan oleh pedagang-pedagang kecil guna memangkas biaya distribusi.
3
Sedangkan untuk distribusi tidak langsung biasanya produsen akan menggunakan pihak
ketiga atau distributor untuk menjual barangnya, contohnya yaitu grosir atau retail. Distribusi
ini biasanaya digunakan produsen-produsen yang memiliki modal besar untuk menjangkau
pangsa pasar yang luas. Cara ini juga kerap digunakan untuk memasarkan produk yang tahan
lama.Untuk distribusi semi langsung mengacu pada jasa penyalur atau distributor
berspesifikasi khusus. Sebab, barang yang didistribusikan dengan cara ini perlu mendapatkan
penanganan secara khusus. Contoh barang-barang yang didistribusikan dengan cara ini yaitu,
barang mewah dan barang berharga. Dalam melakukan proses distribusi suatu produk kepada
konsumen, terjadi beberapa faktor yang mempengaruhi distribusi itu sendiri seperti, faktor
pasar, faktor barang, faktor perusahaan, dan juga faktor kebiasaan dalam pembelian.

2.2 Fungsi dan Tujuan saluran Distribusi Konvensional

1. Fungsi Distribusi
Fungsi distribusi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu fungsi pokok dan fungsi
tambahan.
 Fungsi Pokok Distribusi
Adapun yang menjadi fungsi pokok distribusi adalah sebagai berikut:
a. Pengangkutan (Transportasi)
Pada umumnya tempat kegiatan produksi berbeda dengan tempat konsumen.
Perbedaan tempat ini harus diatasi dengan kegiatan pengangkutan. Seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk dan semakin majunya teknologi, maka kebutuhan
manusiapun semakin bertambah banyak. Hal ini mengakibatkan barang yang
disalurkan semakin besar sehingga membutuhkan alat transportasi (pengangkutan).
b. Penjualan (Selling)
Di dalam pemasaran barang selalu ada kegiatan menjual yang dilakukan oleh
produsen. Pengalihan hak dari produsen kepada konsumen dapat dilakukan dengan
penjualan. Dengan adanya kegiatan penjualan maka konsumen dapat menggunakan
barang tersebut.
c. Pembelian (Buying)
Setiap ada penjualan berarti ada kegiatan pembelian. Jika penjualan barang
dilakukan oleh produsen maka pembelian dilakukan oleh orang yang membutuhkan
barang tersebut.

4
d. Penyimpanan (Stooring)
Sebelum barang disalurkan kepada konsumen, biasanya disimpan terlebih dahulu.
Dalam menjamin kesinambungan, keselamatan, dankeutuhan barang-barang perlu
adanya penyimpanan (pergudangan).
e. Pembakuan Standar Kualitas Barang
Dalam setiap transaksi jual beli, banyak penjual maupun pembeli selalu
menghendaki adanya ketentuan mutu, jenis, dan ukuran barang yang akan
diperjualbelikan. Oleh karena itu perlu adanya pembakuan standar baik jenis,
ukuran, maupun kualitas barang yang akan diperjualbelikandengan tujuan barang
yang akan diperdagangkan atau salurkan sesuai dengan yang diharapkan.
f. Penanggung Resiko
Seorang distributor harus menanggung resiko baik kerusakan maupun penyusutan
barang.
 Fungsi Tambahan Distribusi
Yang menjadi fungsi tambahan distribusi yaitu:
a. Menyeleksi
Kegiatan ini biasanya diperlukan untuk distribusi hasil pertanian dan produksi yang
dikumpulkan dari beberapa pengusaha.
b. Mengepak/Mengemas
Untuk menghindari adanya kerusakan atau hilang dalam pendistribusian maka
barang harus dikemas dengan baik.
c. Memberi Informasi
Untuk memberi kepuasan yang maksimal kepada konsumen, produsen perlu
memberi informasi secukupnya kepada perwakilan daerah atau kepada konsumen
yang dianggap perlu informasi, informasi yang paling tepat bisa melalui iklan.

2. Tujuan Distribusi
Adapun yang menjadi tujuan distribusi adalah sebagai berikut:
1. Menyampaikan barang atau jasa dari produsen ke konsumen.
2. Mempercepat sampainya hasil produksi ketangan konsumen.
3. Tercapainya pemerataan produksi.
4. Menjaga kontinuitas produksi.
5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.
6. Meningkatkan nilai guna barang dan jasa.
5
2.3 Distribusi Dalam Islam

Defenisi distribusi memang tidak dijelaskan secara rinci dalam alqur’an maupun al-
hadits, dalam distribusi Islam memberikan norma etis bagaimana seharusnya umat Islam untuk
bersikap dermawan, jadi kegiatan distribusi dalam Islam telah mengatur seluruh aspek
kehidupan manusia, termasuk dalam bidang ekonomi. Salah satu tujuannya adalah untuk
mewujudkan keadilan dalam pendistribusian harta, baik dalam kehidupan masyarakat maupun
individu. Keadilan dan kesejahteraan masyarakat tergantung pada sistem ekonomi yang dianut.
Pembahasan mengenai pengertian sistem distribusi pendapatan, tidak terlepas dari pembahasan
mengenai konsep moral ekonomi yang dianut juga model instrumen yang diterapkan individu
maupun negara dalam menentukan sumber-sumber maupun cara-cara pendistribusian
pendapatannya.

Dasar karakteristik pendistribusian adalah adil dan jujur, karena dalam Islam sekecil
apapun perbuatan yang kita lakukan semua akan dipertanggung jawabkan diakhirat kelak.
Pelaksanaan distribusi bertuan untuk saling memberi manfaat dan menguntungkan satu sama
lain. Secara umum, Islam mengarahkan mekanisme muamalah antara produsen dan konsumen
agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Apabila terjadi ketidak seimbangan distribusi
kekayaan, maka hal ini akan memicu timbulnya konflik individu maupun sosial. Dalam
distribusi prinsip utama yang menentukan dalam kekayaan adalah keadilan dan kasih sayang.
Tujuan distribusi ada dua: pertama, agar kekayaan tidak menumpuk pada segolongan kecil
masyarakat. Kedua, faktor produksi yang ada perlu mempunyai pembagian yang adil demi
kemakmuran Negara. Setiap orang boleh mendapatkan harta secara bebas menurut kemampuan
usaha mereka tanpa batasan sosial atau peraturan. Oleh karena itu tujuan Islam adalah memberi
peluang yang sama kepada semua orang dalam perjuangan ekonomi tanpa membedakan status
sosialnya. Disamping itu, Islam tidak membenarkan perbedaan kekayaan lahiriah yang
melampaui batas dan berusaha mempertahankannya dalam batsan-batasan yang wajar dan
seksama. Dalam rangka mengontrol pertumbuhan dan penimbunan kekayaan, Islam mencegah
terjadinya penimbunan harta dan memandang setiap orang untuk membelanjakan demi
kebaikan masyarakat

Adapun makna distribusi dalam ekonomi Islam maka jauh lebih luas lagi, yaitu
mencakup pengaturan kepemilikan unsur-unsur produksi dan sumber-sumber kekayaan. Di
mana Islam memperbolehkan kepemilikan umum dan kepemilikan khusus, meletakkan bagi
masing-masing dari keduanya kaidah-kaidah untuk warisan, hibah, wasiat. Sebagaimana

6
ekonomi Islam juga politik dalam distribusi pemasukan, baik antara unsurunsur produksi
maupun individu masyarakat dan kelompok-kelompoknya, disamping pengembalian distribusi
dalam sistem jaminan sosial yang disampaikan dalam ajaran Islam. Ada tiga istilah yang sering
digunakan dalam pembahasan pada rantai distribusi yaitu:

1. Distribusi langsung,
Dimana barang dipindahkan langsung dari produsen ketoko pelanggan. Contohnya:
penjual bakso keliling, nelayan menjual hasil tangkapannya langsung kepada
konsumen, Peternak menjual hasil telur dan daging ternaknya langsung kepada
konsumen
2. Distribusi primer,
yaitu perpindahan barang dari produsen kegedung perantara. Contohnya hasil produksi
pakaian dijual kepada konsumen melalui toko- toko milik pabrik pakaian itu sendiri
3. Distribusi sekunder,
yaitu perpindahan barang dari gudang perantara ketoko pelanggan. Contohnya
Distribusi pada pupuk dilakukan dengan cara distribusi tidak langsung. Produsen
pupuk menggunakan perantara (distributor dan agen) untuk menyalurkan pupuk agar
sampai pada konsumen (petani). Dapat dilihat pada Gambar bahwa distribusi pupuk
dari gudang Gresik dikirim ke konsumen melalui gudang penyangga, distributor, dan
kios/agen (PT Petrokimia Gresik, 2012).

2.4 Etika dan Tujuan Distribusi Islam


1. Adapun etika distribusi dalam Islam adalah sebagai berikut:
A. Waktu penyerahan

Pengusaha harus menjaga ketepatan waktu penyerahan barang atau delivery. Para
pengusaha muslim perlu berlapang dada untuk mau belajar mengenai hal ini dari praktek
bisnis yang berlangsung di beberapa negara lain yang dikenal baik dalam menepati waktu
termasuk waktu penyerahan barang.

B. Kualitas dan kuantitas

Pengusaha juga harus menjaga kualitas barang yang disalurkan atau dijual.
Sebagaimana telah disebutkan dalam sub topik tentang penetapan harga, pembeli akan rela
membayar lebih untuk kualitas yang lebih tinggi.

7
C. Halal dan bersih

Pengecer atau penjaja makanan dan minuman, harus selalu menaruh perhatian dalam
menjaga kehalalan barang daganganya. Juga dalam menjaga kebersihan wadah dan tempat
penyajiannya.

2. Tujuan distribusi dalam ekonomi Islam dapat dikelompokkan pada:


A. Tujuan Dakwah
Yakni dakwah kepada Islam dan menyatukan hati kepadanya. Misalnya bagian
zakat muallaf memiliki dampak dakwah terhadap orang yang menunaikan zakat itu
sendiri. Artinya, orang-orang yang menyerahkan sebagian harta mereka karena Allah
berarti mereka meneguhkan jiwa mereka kepada iman dan ibadah-ibadah yang lain,
sebagai bentuk pelatihan kepadanya.
B. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan dalam distribusi adalah seperti dalam surah at-Taubah 103.

Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan[658] dan mensucikan[659] mereka dan mendoalah untuk
mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa
bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Maksudnya bahwa zakat yang merupakan cara pengembalian distribusi dapat memberikan
para pemberinya bebas dari dosa dan akhlak tercela, menambahkan akhlak baik dan amal
shaleh, mengembangkan harta dan menambahkan pahala di dunia dan di akhirat. Secara
umum bahawa distribusi dalam perpektif ekonomi Islam dapat mewujudkan beberapa
tujuan pendidikan, terpentinng diantaranya adalah pendidikan terhadap akhlak terpuji,
seperti; suka memberi, berderma dan mengutamakan orang lain, mensucikan diri akhlak
tercela, seperti; pelit, loba dan mementingkan diri sendiri.
C. Tujuan Sosial
Tujuan sosial yang terpenting bagi distribusi adalah sebagai berikut
 Memenuhi kebutuhan kelompok yang membutuhkan dan menghidupkan prinsip
solidaritas didalam masyarakat muslim.

8
 Menguatkan ikatan cinta dan kasih sayang diantara individu dan kelompok di dalam

masyarakat.

 Mengikis sebab-sebab kebencian dalam masyarakat, yang akan berdampak pada

terealisasinya keamanan dan ketentraman masyarakat.

 Keadilan dalam distribusi mencakup: pendistribusian sumbersumber kekayaan,

pendistribusian pemasukan diantara unsurunsur produksi, dan pendistribusian diantara

kelompok masyarakat yang ada, dan keadilan dalam pendistribusian di antara generasi

yang sekarang dan generasi yang akan datang.

D. Tujuan Ekonomi

Distribusi dalam ekonomi islam memiliki tujuan-tujuan ekonomis, diantaranya :

 Pengembangkan harta dan pembersihnya, karena orang yang berinfak akan

mendorongnya untuk menginvestasikan hartanya sehingga tidak akan habis karena

zakat.

 Memberdayakan sumberdaya manusia (SDM) yang menganggur dengan terpenuhi


kebutuhannya tentang harta, atau persiapan yang lazim untuk melaksanakannya dengan
melakukan kegiatan ekonomi.
 Andil dalam merealisasikan kesejahteraan ekonomi, dimana tingkat kesejahteraan

ekonomi berkaitan dengan tingkat konsumsi. Sedangkan tingkat konsumsi tidak hanya

berkaitan dengan bentuk pemasukan saja, namun juga berkaitan dengan cara

pendistribusiannya diantara individu masyarakat.

 Penggunaan terbaik terhadap sumber ekonomi. Misalnya ketika sebagian harta orang

yang kaya diberikan untuk kemaslahatan orang-orang yang miskin, maka bermanfaat

total bagi pemasukan umat menjadi bertambah.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pandangan tentang kegiatan ekonomi dalam Islam yaitu Distribusi tersirat dari bahasan
ekonomi sejarah islam mencatat bagaimana perkembangan peran kebijakan fiskal dalam
sistem ekonomi Islam mulai zaman awal Islam sampai kepada puncak kejayaan Islam
pada jaman pertengahan, seiring dengan kemunduran-kemunduran dalam pemerintahan
Islam yang ada waktu itu maka kebijakan fiskal islam tersebut sedikit demi sedikit mulai
ditinggal dan digantikan dengan kebijakan fiskal lainnya dari sistem ekonomi yang
sekarang kita kenal dengan sitem ekonomi konvensional.

Islam dengan tegas menggariskan kepada penguasa, untuk memenimalkan kesenjangan


dan ketidakseimbangan distribusi. Pajak diterapkan atas kekayaan seseorang untuk
membantu yang miskin dan bentuk dari sistem perpajakan ini berkaitan dengan salah satu
prinsip pokok islam (zakat). Dengan demikian, tidak ada ruang bagi muslim untuk
melakukan tindak kekerasan dalam upaya melancarkan proses distribusi.

Dasar karakteristik pendistribusian adalah adil dan jujur, karena dalam Islam sekecil
apapun perbuatan yang kita lakukan semua akan dipertanggung jawabkan diakhirat kelak.
Pelaksanaan distribusi bertuan untuk saling memberi manfaat dan menguntungkan satu
sama lain. Secara umum, Islam mengarahkan mekanisme muamalah antara produsen dan
konsumen agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Apabila terjadi ketidak seimbangan
distribusi kekayaan, maka hal ini akan memicu timbulnya konflik individu maupun sosial.
Dalam distribusi prinsip utama yang menentukan dalam kekayaan adalah keadilan dan
kasih sayang. Tujuan distribusi ada dua: pertama, agar kekayaan tidak menumpuk pada
segolongan kecil masyarakat. Kedua, faktor produksi yang ada perlu mempunyai
pembagian yang adil demi kemakmuran Negara.. Oleh karena itu tujuan Islam adalah
memberi peluang yang sama kepada semua orang dalam perjuangan ekonomi tanpa
membedakan status sosialnya. Disamping itu, Islam tidak membenarkan perbedaan
kekayaan lahiriah yang melampaui batas dan berusaha mempertahankannya dalam batsan-
batasan yang wajar dan seksama. Dalam rangka mengontrol pertumbuhan dan penimbunan
kekayaan, Islam mencegah terjadinya penimbunan harta dan memandang setiap orang
untuk membelanjakan demi kebaikan masyarakat.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.uin-suska.ac.id/14331/8/8.%20BAB%20III_201843EI.pdf

https://jurnal.staialhidayahbogor.ac.id/index.php/ad/article/view/652

https://uia.e-journal.id/alrisalah/article/view/395

http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=642625&val=11055&title=Sistem
%20Distribusi%20Dalam%20Perspektif%20Ekonomi%20Islam

https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/turast/article/download/365/242

https://journal.islamiconomic.or.id/index.php/ijei/article/download/24/25

Ruslan Abdul Ghafur Noor. “Kebijakan Distribusi Ekonomi Islam Dalam Membangun
Keadilan Ekonomi Indonesia” ISLAMICA, Vol. 6, No. 2, Maret 2012.

http://www.indoquran.web.id/quran/viewAyat/1338

11

Anda mungkin juga menyukai