Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DISTRIBUSI UMKM

Disusun untuk memenuhi tugas studi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Dosen Pengampu : Abdul Haris Perwira Negara, MM.

Disusun oleh:

Kelompok 5

1. Ahmad Zamroni (126301212074)


2. Fuadur Rohman (126301212078)
3. Istiqomah (126301212054)
4. Nayla Husna Al Qoryna (126301212082)
5. Sri Hardani Chania (126301211038)

PROGRAM STUDI ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

TAHUN 2024

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Segala puji bagi Allah Ta’ala yang telah menganugerahkan berbagai macam nikmat yang
tak terbendung luasnya, yang telah memberikan nikmat iman serta nikmat sehat sehingga
kami bisa menyelesaikan tugas kami dalam pembuatan makalah yang kami beri judul “Etika
Komunikasi Bisnis”

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam serta keluarga, para sahabat dan seluruh umat islam
hingga akhir zaman.

Kami ucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat Bapak Abdul Haris Perwira
Negara, MM. Selaku Dosen pengampu studi“Usaha Mikro, Kecil dan Menengah” yang telah
memberikan tugas kepada kami sehingga kami dapat terus belajar dan mengembangkan
kemampuan.

Mengingat kemampuan dan pengetahuan yang terbatas, kami menyadari bahwa


makalah ini jauh dari kata sempurna, sehingga kritik serta saran yang membangun sangat
kami harapkan untuk terus memperbaiki kemampuan kami dalam kepenulisan. Kami
berharap makalah ini dapat menjadi perantara bagi para pembaca dalam belajar dan
menambah wawasan, serta bermanfaat bagi kami sendiri selaku penyusunnya. Aamiin

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Tulungagung, 22 April 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................................................2

C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................................................3

A. Pengertian Jaringan Usaha...........................................................................................................3

B. Manfaat dan Dimensi Jaringan Usaha.........................................................................................3

C. Rantai Pasokan (Supply Chain)...................................................................................................4

D. Sentra-kluster...............................................................................................................................6

E. Membangun Jaringan Usaha........................................................................................................6

BAB III....................................................................................................................................................8

PENUTUP...............................................................................................................................................8

Kesimpulan..........................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Distribusi UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah sebuah sistem
yang mengatur bagaimana produk atau jasa yang dihasilkan oleh UMKM disalurkan
kepada konsumen akhir. Latar belakang distribusi UMKM melibatkan beberapa faktor
yang mempengaruhi cara UMKM menjual produk atau jasanya, serta bagaimana produk
atau jasa tersebut sampai kepada konsumen. Berikut ini beberapa poin latar belakang
distribusi UMKM:

1. Peran Ekonomi : UMKM memainkan peran penting dalam perekonomian suatu


negara dengan menyediakan lapangan kerja, menggerakkan pertumbuhan ekonomi
lokal, dan menyumbang pada pendapatan nasional. Distribusi yang efektif
memungkinkan UMKM untuk mencapai pasar yang lebih luas, meningkatkan
penjualan, dan kontribusi ekonominya.
2. Tingkat Persaingan : UMKM sering kali beroperasi di pasar yang penuh dengan
persaingan. Oleh karena itu, strategi distribusi yang tepat dapat menjadi faktor kunci
dalam memenangkan persaingan. Dengan mengoptimalkan saluran distribusi,
UMKM dapat mencapai pelanggan potensial dengan lebih efisien.
3. Teknologi dan Digitalisasi : Perkembangan teknologi, terutama internet dan platform
digital, telah mengubah lanskap distribusi bagi UMKM. Banyak UMKM sekarang
mengandalkan platform e-commerce, media sosial, dan teknologi lainnya untuk
memasarkan dan menjual produk mereka, memungkinkan mereka untuk mencapai
pasar yang lebih luas tanpa batasan geografis.
4. Akses ke Pasar : Salah satu tantangan utama bagi UMKM adalah akses ke pasar
yang memadai. Distribusi yang efektif tidak hanya mencakup memasarkan produk
atau jasa, tetapi juga mencakup menjangkau konsumen di berbagai lokasi dan
menyediakan cara yang mudah bagi konsumen untuk membeli.
5. Kemitraan dan Kolaborasi : UMKM sering kali bekerja sama dengan pihak lain,
seperti distributor, agen penjualan, atau toko ritel, untuk memperluas jangkauan
distribusi mereka. Kemitraan semacam itu dapat membantu UMKM mencapai pasar
yang lebih besar tanpa harus mengelola semua aspek distribusi sendiri.

1
6. Regulasi dan Kebijakan Pemerintah : Kebijakan pemerintah dan regulasi juga
mempengaruhi latar belakang distribusi UMKM. Langkah-langkah pemerintah
untuk mendukung UMKM, seperti program pelatihan, akses ke pembiayaan, atau
insentif fiskal, dapat memengaruhi bagaimana UMKM mendistribusikan produk
atau jasanya.

Dengan memahami latar belakang distribusi UMKM, pihak terkait dapat


mengembangkan strategi distribusi yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasar
yang ada, sehingga mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan UMKM. Untuk lebih
meningkatkan daya saing, pengembangan jaringan usaha antara UMKM atau antara
UMKM dengan usaha besar di dalam negeri maupun di luar negeri perlu terus
dikembangkan. Upaya pengembangan jaringan usaha ini sangat penting terutama untuk
meningkatkan ekonomi, efisiensi dan memperluas pasar.1

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah
diantaranya;

1. Apa pengertian dari jaringan usaha sebagai bentuk distribusi UMKM?


2. Apa manfaat dan dimensi jaringan usaha?
3. Bagaimanakah rantai pasokan (supply chain) dalam distribusi UMKM itu?
4. Apakah yang dimaksud dengan sentra-klaster dalam distribusi UMKM ?
5. Bagaimanakah langkah-langkah membangun jaringan usaha?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari ditulisnya makalah ini antara lain adalah:

1. Untuk mengetahui arti dari jaringan usaha dalam distribusi UMKM


2. Untuk mengetahui manfaat serta dimensi dari jaringan usaha
3. Untuk mengetahui bagaimana rantai pasokan dalam distribusi UMKM
4. Untuk mengetahui maksud dari sentra-klaster dalam distribusi UMKM
5. Untuk mengetahui tahapan dalam membangun jaringan usaha

1
Hamzah Fansuri Yusuf, Yani Dahliani, and Wiwik Fitria Ningsih, ‘Membangun Jaringan Usaha Bagi Usaha Kecil
Dan Menengah Di Masa Pandemi’, Jurnal Pengabdian Masyarakat (Jpm), 1.2 (2021), 68
<https://doi.org/10.31967/jpm.v1i2.500>.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Jaringan Usaha

Jaringan usaha merupakan kemampuan koneksi suatu jaringan untuk


menghubungkan para pelaku usaha dengan berbagai macam usaha yang berbeda,
(diantaranya seperti agen, teman, mitra bisnis, mentor atau yang lainnya) untuk
mendapatkan sumber daya yang diperlukan. Adapun yang dimaksud dengan sumber daya
adalah diantaranya materi, dukungan moral hingga informasi dari para pelaku jaringan.
Dengan makna lain, jaringan usaha bisa juga diartikan sebagai suatu bentuk organisasi
dalam bidang ekonomi yang bergerak untuk mengatur koordinasi antar unsur organisasi
dan juga melaksanakan kerja sama. Definisi ini sebagaimana yang dikutip oleh Pinta
Rohmadi dan Nur Hidayah dalam artikelnya. 2 Pengertian lain dari jaringan usaha juga
adalah akses, hubungan atau kerjasama dengan pihak ketiga seperti perusahaan atau
lembaga lain yang diperlukan oleh perusahaan untuk menjalankan usahanya secara
efektif dan efisien, sehingga dapat mencapai produktivitas dan daya saing yang tinggi
serta perkembangan usaha sesuai dengan apa yang diharapkan.

B. Manfaat dan Dimensi Jaringan Usaha

 Suatu jaringan usaha dapat memberikan manfaat sebagai berikut:


1. Meningkatkan posisi tawar
2. Mencapai skala ekonomi yang efisien
3. Meningkatkan kinerja usaha/perusahaan
4. Membangun pengaruh dan kekuatan pasar
5. Membangun kemampuan daya saing
6. Menyusun kekuatan bersama untuk mengatasi keterbatasan-keterbatasan
7. Memudahkan dalam mengakses jasa-jasa seperti konsultansi manajemen,
akuntansi, penelitian pasar
8. Memudahkan dalam mendapatkan/ memperluas informasi pasar
9. Memudahkan untuk mendapatkan tambahan modal usaha
10. Mengurangi biaya transaksi
2
Pinta Rohmada Rahayu and Nur Hidayah, ‘Pengaruh Jaringan Usaha, Inovasi Produk, Dan Persaingan Usaha
Terhadap Perkembangan Usaha UMKM’, Jurnal Manajerial Dan Kewirausahaan, 5.2 (2023), 448–56
<https://doi.org/10.24912/jmk.v5i2.23415>.

3
11. Memudahkan untuk memenuhi kebutuhankebutuhan pasar atau kontrak-kontrak
pasar yang lebih besar
12. Mengurangi beban resiko dengan cara tanggung renteng
13. Dapat menjaga kestabilan harga dari pesaing
14. Keberlanjutan usaha terjamin3
 Dimensi Jaringan Usaha

Untuk menjalin kerjasama dalam bentuk jaringan usaha diperlukan


dimensi di dalamnya, Menurut Taormina dan Kin Lao berpendapat bahwa ada 2
dimensi dalam jaringan usaha yaitu:

1. Building personal relationship


Di dalam bisnis, membangun hubungan yang baik antar individu
maupun dengan organisasi sering dilihat sebagai cara yang tepat untuk
mencapai tujuan. Hoang and antoncic mengatakan bahwa kunci utama dari
building personal relationship untuk informasi bisnis, saran yang berhubungan
dengan bisnis dan pemecahan masalah. Juga untuk mencegah terjadinya resiko
yang tidak terduga.
2. Having a Favorable Attitude
Having a favorable attitude terhadap entrepreneurial networking
diperlukan sebelum menggunakanya untuk tujuan dan kepentingan bisnis.
Ekspektasi pada hubungan perilaku-sikap didasarkan oleh (Fishbein dan Ajzen
dalam Sigit) satu keyakinan mempengaruhi satu perilaku, satu perilaku
mempengaruhi satu tujuan perilaku dan satu tujuan mempengaruhi perilaku.4

C. Rantai Pasokan (Supply Chain)

Menurut J. A. O'Brien (2006), SCM adalah sistem antar perusahaan lintas fungsi,
yang menggunakan teknologi informasi untuk membantu mendukung, serta mengelola
berbagai hubungan antara beberapa proses bisnis utama perusahaan dan dengan
pemasok, pelanggan, dan para mitra bisnis atau dapat di artikan juga bahwa rantai
pasokan (supply chain) yaitu adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara
bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke-tangan
3
Dandan Irawan, ‘Peningkatan Daya Saing Usaha Micro Kecil Dan Menengah Melalui Jaringan Usaha’, Jurnal
Ilmiah Manajemen 11, no .2 (2020): 103–116.
4
Gijanto Purbo Suseno, ‘Bimbingan Teknis Manajemen Perkoperasian Bagi Pengurus Koperasi Kota Cimahi:
Pengembangan Jaringan Usaha Koperasi’, E-Coops-DayJ U R N A L I L M I A H A B D I M A S, 4, no. 2 (2023):
191–198.

4
pemakai akhir.5 Rantai pasokan, misalnya yaitu dalam suatu pabrik manufaktur,
mencakup semua tugas yang dilakukan oleh suatu organisasi untuk menerima dan
memenuhi permintaan pelanggan. Fungsi-fungsi ini juga termasuk dalam pembuatan
produk baru, pemasaran, operasi, distribusi, keuangan, dan layanan pelanggan. Rantai
pasokan juga mencakup pabrik, pemasok, gudang, toko, dan bahkan pelanggan itu
sendiri. Bahkan perusahaan transportasi dan penyedia informasi teknologi adalah
beberapa pihak dalam rangkaian rantai pasokan yang secara tidak langsung terlibat dan
memainkan peran penting dalam proses pengiriman barang.

Tugas dari adanya manajemen pasokan rantai sendiri yaitu untuk


Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan berbagai aktivitas yang terkait dengan produk
di dalam rantai pasokan tersebut untuk meningkatkan efisiensi operasi, kualitas, dan
layanan pelanggan untuk memperoleh keunggulan kompetitif yang berkelanjutan bagi
semua organisasi yang bekerja sama. Manajemen rantai pasokan selalu
mempertimbangkan semua fasilitas yang berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan
dan biaya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, dan tujuan dari
adanya manajemen pasokan rantai adalah untuk mencapai tingkat biaya yang minimum
juga tingkat pelayanan yang maksimum, serta hemat waktu, dan fokus pada perencanaan
dan kegiatan distribusi.

Manfaat adanya rantai pasokan (supply chain) sendiri yaitu pentingnya rasa
kepuasan pelanggan atau pengguna produk adalah tujuan utama dari proses produksi
setiap produk yang dibuat oleh perusahaan untuk pelanggan atau pengguna yang dituju.
Maka dari itu dalam hal ini, tujuan utama nya adalah untuk meningkatkan loyalitas
pelanggan dan pelanggan harus puas dengan layanan yang diberikan oleh perusahaan.
Dengan adanya manajemen rantai pasokan (supply chain), membuat peluang bagi
perusahaan untuk meningkatkan efisiensinya. Efisiensi proses pembelian bahan baku dan
memenuhi pesanan pelanggan dan proses distribusi selesai. Keuntungannya adalah Anda
dapat mengontrolnya. Aliran barang atau produk dalam rantai pasokan.

D. Sentra-kluster

Sentra adalah suatu wilayah atau lokasi tertentu yang memiliki fungsi atau
aktivitas ekonomi, sosial, atau politik yang dominan di dalamnya. Sentra dapat berupa

5
Lukman, “Supply Chain Manajement”, Jurnal Ilmiah Manajement, no. 1 (2021): 1-15.

5
pusat perbelanjaan, pusat industri, pusat pendidikan, dan sebagainya. Sentra seringkali
menjadi fokus utama dalam suatu kawasan karena aktivitas yang terjadi di dalamnya.

Obat tradisional merupakan kekayaan budaya dan alam Indonesia, serta memiliki
nilai strategis dari sisi ekonomi. Industri obat tradisional di Indonesia bersifat padat
karya dan didominasi oleh pelaku UMKM yaitu sebesar 87,2%. Industri ini juga
dianggap memiliki backward linkage (keterkaitan ke belakang) yang kuat dengan sektor
pertanian. Namun, sebagai yang mendominasi industri jamu, UMKM obat tradisional
masih mengalami tantangan dalam hal pengembangannya. Tantangan yang kerap kali
dihadapi UMKM di sektor ini antara lain, keterbatasan bahan baku, peralatan,
permodalan, dan sumber daya manusia. Menurut kementerian perekonomian, dalam
rangka mengakselerasi upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui
pengembangan kegiatan usaha obat tradisional perlu dilakukan pembinaan UMKM obat
tradisional secara terpadu, efisien, dan berkelanjutan. Salah satu upaya yang perlu
didorong adalah pengembangan sentra UMKM obat tradisional.

Kluster, di sisi lain, mengacu pada kumpulan entitas yang memiliki karakteristik
atau atribut serupa, yang biasanya terkait dengan industri, bisnis, atau kegiatan tertentu.
Kluster sering terbentuk karena adanya keuntungan bersama yang diperoleh oleh anggota
kluster tersebut, seperti akses terhadap sumber daya yang sama, pasar yang sama, atau
teknologi yang serupa. Kluster dapat berupa kluster industri, kluster bisnis, atau kluster
inovasi, tergantung pada konteksnya.

Jadi, "distribusi UMKM sentra kluster" merujuk pada cara UMKM tertentu
didistribusikan atau tersebar di sekitar pusat atau area kluster tertentu di suatu daerah. Ini
adalah konsep yang penting dalam pemahaman tentang ekosistem UMKM dan strategi
pengembangan ekonomi regional.

E. Membangun Jaringan Usaha

Dalam membangun jaringan usaha, beberapa tahapan penting meliputi;


 Identifikasi Tujuan
Tentukan tujuan jaringan usaha Anda, apakah untuk memperluas pasar,
meningkatkan penjualan, atau mencari mitra bisnis.
 Penetapan Target

6
Identifikasi target pasar atau klien potensial yang ingin Anda jangkau dengan
jaringan Anda.
 Pemilihan Platform
Pilih platform atau forum yang sesuai dengan bisnis Anda untuk membangun
jaringan, seperti acara industri, konferensi, media sosial, atau platform online
khusus.
 Membangun Hubungan
Bangun hubungan yang kuat dengan orang-orang di dalam dan di luar industri
Anda melalui berbagai kegiatan networking, seperti acara networking, pertemuan
bisnis, dan diskusi online.
 Menawarkan Nilai Tambah
Tawarkan nilai tambah kepada anggota jaringan Anda, seperti pengetahuan
industri, akses ke sumber daya, atau peluang kolaborasi yang saling
menguntungkan.
 Konsistensi dan Kesabaran
Bersikaplah konsisten dan bersabar dalam membangun jaringan Anda, karena
hubungan bisnis yang kokoh membutuhkan waktu dan usaha yang berkelanjutan.

7
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut;

1. Jaringan usaha ialah kemampuan koneksi suatu jaringan untuk menghubungkan para
pelaku usaha dengan berbagai macam usaha yang berbeda.
2. Manfaat jaringan usaha angara lain; meningkatkan posisi tawar, mencapai skala ekonomi
yang efisien, meningkatkan kinerja usaha, membangun pengaruh dan kekuatan pasar
hingga kemampuan daya saing, menyusun kekuatan bersama untuk mengatasi
keterbatasan-keterbatasan, memudahkan akses jasa, memudahkan dalam hal informasi
pasar, memudahkan mendapat tambahan modal dan mengurangi biaya transaksi,
memenuhi kebutuhan pasar, mengurangi resiko dan menjaga kestabilan harga, serta
terjaminnya keberlanjutan usaha. Dalam menjalin kerjasama jaringan usaha diperlukan
adanya dimensi, yakni diantaranya building personal relationship dan having a
favorable attitude.
3. Rantai pasokan (supply chain) ialah jaringan perusahaan yang secara bersama-sama
bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke-tangan pemakai akhir.
4. Distribusi UMKM sentra kluster merujuk pada cara UMKM tertentu didistribusikan atau
di sekitar pusat/area kluster tertentu di suatu daerah.
5. Dalam membangun jaringan usaha, beberapa tahapan penting meliputi; Identifikasi
tujuan, penetapan target, pemilihan platform, membangun hubungan, menawarkan nilai
tambah dan konsistensi serta kesabaran.

8
DAFTAR PUSTAKA

Chopra, Sunil, Meindl, Peter. (2004). ‘Supply chain Management’: Strategy, Planning, and
Operations, 2nd edition, Prentice-Hall, New Jersey.

Irawan, Dandan, ‘Peningkatan Daya Saing Usaha Micro Kecil Dan Menengah Melalui
Jaringan Usaha’, Jurnal Ilmiah Manajemen, 11.2 (2020), 103–16

Rahayu, Pinta Rohmada, and Nur Hidayah, ‘Pengaruh Jaringan Usaha, Inovasi Produk, Dan
Persaingan Usaha Terhadap Perkembangan Usaha UMKM’, Jurnal Manajerial Dan
Kewirausahaan, 5.2 (2023), 448–56 <https://doi.org/10.24912/jmk.v5i2.23415>

Suseno, Gijanto Purbo, ‘Bimbingan Teknis Manajemen Perkoperasian Bagi Pengurus


Koperasi Kota Cimahi: Pengembangan Jaringan Usaha Koperasi’, E-Coops-DayJ U R N
A L I L M I A H A B D I M A S, 4.2 (2023), 191–98

Yusuf, Hamzah Fansuri, Yani Dahliani, and Wiwik Fitria Ningsih, ‘Membangun Jaringan
Usaha Bagi Usaha Kecil Dan Menengah Di Masa Pandemi’, Jurnal Pengabdian
Masyarakat (Jpm), 1.2 (2021), 65–73 <https://doi.org/10.31967/jpm.v1i2.500>

Rudy Salahudin. (2020). ‘Konsumsi jamu meningkat, pemerintah berdayakan UMKM


dengan Pendekatan Klaster Obat Tradisional’, Sumber ekon.go.id

Anda mungkin juga menyukai