Tujuan dari Marketing Public Relations (MPR) adalah untuk mendapatkan kesadaran,
merangsang penjualan, memfasilitasi komunikasi dan membangun hubungan antara konsumen,
perusahaan dan merek produk mereka. Menurut Kotler (1998) tujuan pemasaran public relations
adalah sebagai berikut:
Fungsi utama dari Marketing Public Relations (MPR) adalah untuk mengkomunikasikan
informasi yang kredibel, menyediakan sponsor acara yang tepat dan mendukung kegiatan sosial
yang bermanfaat bagi masyarakat. Menurut Wasesa (2011), fungsi marketing public relations
adalah sebagai berikut:
1) Memberikan edukasi kepada konsumen; edukasi tentang penggunaan produk yang telah
diluncurkan, edukasi tentang produk yang akan diluncurkan, edukasi tentang manfaat
produk.
2) Meluncurkan merek dan atau produk; meluncurkan kembali merek lama, meluncurkan
produk baru sebelum iklan komersial, meluncurkan produk ketika tidak ada anggaran
untuk iklan, meluncurkan kembali produk yang sudah ada, memperkenalkan produk baru
ke media (press launching).
3) Mengembangkan pelayanan publik kepada konsumen; mengembangkan akses informasi
konsumen kepada perusahaan, menindaklanjuti pengaduan baik secara langsung maupun
dari surat pembaca.
4) Membantu media dalam melakukan pengujian produk; memberikan edukasi kepada
media tentang produk, memberikan pemahaman tentang cara penggunaan produk dan
kelebihannya.
5) Mengajak media dan masyarakat untuk melihat proses pembuatan produk; kunjungan
pabrik untuk media dan masyarakat, kunjungan ke media atau tempat umum untuk
mensosialisasikan fungsi dan keunggulan produk, memberikan kesempatan kepada media
dan masyarakat untuk menguji sendiri kehebatan produk.
Menurut Ruslan (2010), ada tiga pendekatan pemasaran humas yang menggabungkan strategi
pemasaran tradisional dan dimensi megamarketing, pemasaran humas membutuhkan komunikasi
dari bagian-bagian yang bukan bagian dari rantai pemasaran tradisional. Strategi pemasaran
humas adalah sebagai berikut:
1) Strategi Dorong (Push). Strategi ini adalah di mana perusahaan mendorong produknya
melalui cara-cara tertentu. Produsen gencar mempromosikan produknya ke pedagang
besar (perantara), pedagang besar mempromosikan ke pengecer (pengecer) dan pengecer
mempromosikan ke konsumen.
2) Strategi Tarik (Pull). Strategi ini digunakan untuk membangun permintaan konsumen
sehingga membutuhkan biaya yang besar untuk membuat iklan dan mempromosikannya
kepada konsumen.
3) Strategi lulus (Pass). Humas memiliki kekuatan untuk mempengaruhi dan menciptakan
opini publik yang menguntungkan. Di satu sisi, program MPR merupakan upaya untuk
merangsang (push) pembelian dan sekaligus memberikan nilai tambah atau kepuasan
bagi pelanggan (satisfied customer) yang telah menggunakan produknya. Di sisi lain,
melalui kiat-kiat humas dalam melakukan komunikasi timbal balik dua arah berdasarkan
informasi dan pesan yang dapat dipercaya, diharapkan dapat menciptakan kesan positif
bagi perusahaan.
Pesan dalam strategi humas pemasaran harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa
sehingga dapat menarik perhatian komunikan. Perhatian dari komunikan dapat tercapai jika
dalam penyajian materi kegiatan marketing public relations, berbagai gaya bahasa digunakan
sebagai unsur untuk menarik perhatian terhadap pesan yang ingin disampaikan kepada
komunikan. Menurut Effendy (1993), kriteria pesan yang disampaikan dalam materi kegiatan
marketing public relations adalah sebagai berikut:
1) Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik
perhatian komunikan.
2) Pesan tersebut harus menggunakan simbol-simbol yang ditujukan pada pengalaman yang
sama antara komunikator dan komunikan, sehingga keduanya sama-sama mengerti.
3) Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa
cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
4) Pesan tersebut harus mengatakan suatu cara untuk mendapatkan kebutuhan itu yang
sesuai dengan situasi kelompok dimana komunikan pada saat dia tergerak untuk
memberikan respon yang diharapkan.
Pesan yang disampaikan harus memperhatikan keadaan publik yang dituju, karena mereka
memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda. Atas dasar perbedaan itu, akan terjadi
perbedaan makna ketika mereka menerima pesan. Jika pesan yang disampaikan oleh
komunikator berpengaruh untuk mempengaruhi publik, maka pesan tersebut harus mampu
menyentuh motif-motif yang dapat menggerakkan atau mendorong perilaku publik.
Daftar Pustaka
Ruslan, Rosady. 2010. Manajemen Humas & Media Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Kasali, Rhenald. 2005. Konsep dan Aplikasi Manajemen Humas di Indonesia. Jakarta:
Perpustakaan Utama Graffiti.
Anggoro, M.Linggar. 2002. Teori dan Profesi Humas dan Penerapannya di Indonesia. Jakarta:
Bumi Literasi.
Wasesa, Tobat Agung. 2011. Branding Politik & Hubungan Masyarakat. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Kotler, P., dan Keller, K.L. 2008. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks.
Effendy, O.U. 1993. Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Citra Aditya Bakti.