Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

MIKROBIOLOGI TERAPAN (AKBK3533)


“Fungi atau Jamur”

Dosen Pengampu :
Mella Mutika Sari, M.Pd.

Oleh:
Kelompok 3
Fitriah
Nor Hidayah
Putri Ayu Aisyah
Zulfa

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
OKTOBER
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya
sehingga makalah dengan judul "Fungi atau Jamur” dapat selesai. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi Terapan Program Studi Pendidikan IPA Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Mella Mutika Sari, M. Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Mikrobiologi Terapan. Berkat tugas yang diberikan ini,
dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan
yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran
dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Banjarmasin, 5 Oktober 2023

Kelompok 4
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
Fungi dalam bahasa latin berarti jamur. Jamur adalah organisme yang termasuk sel
eukariotik tidak memiliki klorofil, tumbuh dari hifa, memiliki dinding sel yang
mengandung kitin, bersifat heterotrof, menyerap nutrien melalui dinding selnya, dan
mengekresikan enzim ekstraseluler ke lingkungan melalui spora, melakukan reproduksi
seksual dan aseksual (Sri, Siti & Adventus, 2020). Keberadaan jamur dipulau curiak dapat
ditemukan karena tempatnya yang lembab. jamur dapat tumbuh di berbagai tempat atau
substrat yang memenuhi syarat tumbuhnya. Umumnya jamur ditemukan di atas tanah,
menempel pada pohon baik dahan, batang, dan ranting, serasah, kotoran, dan lain
sebagainya. Jamur berperan penting dalam kehidupan makhluk hidup sebagai organisme
(Wahyu, Astriana, Arina & Ivan, 2022).
Jamur adalah makrofungi dengan tubuh buah yang berbeda epigeous atau
hypogeous. Agregasi hifa terjadi pada tahap awal perkembangan tubuh buah dan bentuk
tubuh buah dapat langsung dipengaruhi oleh faktor lingkungan, termasuk nutrisi,
kelembaban, suhu, konsentrasi karbon dioksida, gravitasi, dan cahaya. Jamur merasakan
cahaya, gravitasi, dan konsentrasi karbon dioksida untuk mengembangkan pileus yang
tepat untuk memungkinkan difusi spora yang efektif. Faktor lingkungan untuk induksi
tubuh buah (cahaya, suhu, dan nutrisi sebagai tiga contoh), perkembangan (cahaya,
gravitasi, dan konsentrasi karbon dioksida sebagai tiga contoh), dan pematangan atau
penuaan (selama/setelah sporulasi dan setelah pemanenan buatan) jamur- membentuk
basidiomycetes (Rongmei, lujun, Xiuqing, dkk, 2022). Komplementaritas penyerapan
fosfor terpengaruh oleh keragaman spesies jamur ektomikoriza, dan efisiensi fosfor
serapan menurun ketika kelembaban tanah terbatas (Rui, dkk, 2022).
Kebiasaannya, menyebabkan kesamaan dalam makromorfologi, adalah alasan utama
kebingungan dalam taksonomi di masa lalu. Namun, plastisitas fenotipik tinggi yang
menyebabkan spesies dekat sering membentuk kompleks, seperti kompleks G. Dryophilus,
membuat klasifikasi pada tingkat spesies sulit jika hanya tergantung pada morfologi
(Jipeng, Meichen, dkk. 2022). C. Aegerita berfungsi sebagai spesies model untuk
mempelajari topik penting terkait siklus hidup jamur basidiomycete seperti kawin dan
berbuah (Hannah & Florian 2021).
2. Perkembang biakan jamur
Perkembangbiakan jamur ialah pembentukan individu baru yang mempunyai sifat-
sifat khas bagi species. Pada jamur terdapat 2 macam perkembangbiakan yaitu seksual dan
asekual. Perkembangbiakan secara seksual cirinya adalah pertemuan 2 (dua) nukleus (inti)
yang sesuai. Proses reproduksi seksual ini terdiri dari 3 fase yaitu: plasmogamy,
karyyogamy, dan fase meiosis. Plasmogamy ialah pembauran dari protoplast yang
mendekati kedua nukleus dalam sel yang sama. Karyogamy ialah pencampuran kedua
nukleus tadi. Meiosis yaitu fase mereduksi jumlah kromonsom diploid menjadi haploid.
(Yani, Opik, & Yuni 2020).
Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara
aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan
biasanyauniseluler, tetapi adapula yangmultiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur
memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual
dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan
berkecambah dantumbuh menjadi jamur dewasa.
Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dankonjugasi.
Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitupersatuan sel dari dua
individu. Spora dihasilkan di dalam atau dari struktur hifayang terspesalisasi. Ketika
kondisi lingkngan memungkinkan, pertumbuhan yang cepat, fungi mengklon diri mereka
sendiri dengan cara menghasilkan banyak sekalspora secara aseksual. Terbawa oleh angin
atau air, spora-spora tersebut berkecamabh jika berada pada tempat yang lembab pada
permukaan yang sesuai
spora seksual yang dihasilkan daripeleburan dua nukleus. Ada beberapa spora
seksual yaitu:
a. Aksospora: Spora bersel satu ini terbentuk di dalam pundi atau kantungyang
dinamakan askus. Biasanya terdapat delapan askospora di dalamsetiap askus.
b. Basidiospora: Spora bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentukgada yang
dinamakan basidium.
c. Zigospora: merupakan spora besar berdinding tebal yang terbentukapabila ujung-
ujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut jugagametangin, pada beberapa
cendawan melebur.
d. Oospora: Spora ini terbentuk di dalam struktur betina khusus yangdisebut ooginium,
pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan yangterbentuk di dalam anteredium
mengasilkan oospora.

Gambar . cara reproduksi jamur


3. Morfologi dan klasifikasi
4. Manfaat dalam kehidupan sehari hari
5. Kerugian
Berikut adalah beberapa kerugian yang dapat ditimbulkan oleh jamur
1. Menghasilkan racun yang mana beberapa jenis jamur, seperti Aspergillus flavus,
dapat menghasilkan senyawa beracun yang dapat membahayakan makhluk hidup.
2. Menyebabkan penyakit tetapi Tidak semua jenis jamur dapat dimakan, dan beberapa
jenis jamur yang beracun dapat menyebabkan penyakit pada manusia, hewan, dan
tumbuhan
3. Merusak bahan bangunan seperti Pertumbuhan jamur pada kayu atau bambu yang
dijadikan bahan bangunan dapat menyebabkan kerusakan atau pelapukan
Namun, perlu diingat bahwa tidak semua jenis jamur memiliki kerugian yang sama.
Beberapa jenis jamur juga memiliki manfaat bagi manusia, seperti dapat dijadikan sebagai
bahan pangan yang bergizi, obat-obatan tradisional, dan modern
DAFTAR PUSTAKA

Sunariyati, S., & Panda, A. (2020). Keanekaragaman Jenis Jamur Makroskopis Di Hutan Desa
Tewah Pupuh Kabupaten Barito Timur. Bioscied: Journal Of Biological Science And
Education, 1(1), 1-7.
Azizah, W. F., & Bahtiar, Y. (2021). Biologi: Fungsi Jamur. Lembaga Penelitian Dan
Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Kh. A. Wahab Hasbullah.
Elders, H., & Hennicke, H. (2021). The Pacific Tree-Parasitic Fungus Cyclocybe parasiticaI
Exhibits Monokaryotic Fruiting, Showing Phenotypes Known from Bracket Fungi and
from Cyclocybe aegerita: Journal Of Fungi. 394(7), 2-15.
Jiqing, R., Xu, Y., Si, Y. J., Phukhamsakda, C., & Liu, S.N. (2022). Fungal-Bacterial Networks
in the Habitat of Song Rong (Tricholoma matsutake) and Driving Factors of Their
Distribution Rules: Journal Fungi,575(8), 2-16.
Khosi'in, K. I. (2021). Buku Ajar Mata Kuliah Keanekaragaman Makhluk Hidup (Kingdom
Fungi). Berbasis Kearifan Lokal: Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Bengkulu

Anda mungkin juga menyukai