Anda di halaman 1dari 7

Nama: Nandani Dwi Octavia

NIM : 15013156
Spektrofotometer Infra Merah (IR)
1. Fungsi Spektrofotometer IR
a. Untuk menganalisis baik zat organik maupun zat anorganik yang mengandung
ikatan kovalen.
b. Analisis Kualitatif
1. Untuk mendeteksi adanya senyawa tertentu dalam suatu sampel.
2. Dilakukan dengan membuat spektrogram dari suatu senyawa

dan

membandingkan spektrogram itu dengan data spektrogram yang ada di literatur


atau data book.
3. Suatu senyawa tertentu dinyatakan terdapat dalam suatu sampel bila
spektrogram yang dihasilkan ternyata sama dengan spektrogram yang terdapat
di literatur dari suatu zat tertentu.
4. Apabila tidak terdapat data spektrogram di literatur, maka spektrogram dari
suatu zat yang diduga terdapat dalam sampel dapat dibuat dengan melakukan
scanning.
c. Analisis Kuantitatif
1. Prinsipnya juga menggunakan hukum Beer-Lambert.
2. Kurva standar atau kurva kalibrasi disiapkan dengan mengukur prosen
transmitansi pada wave number tertentu untuk beberapa sampel yang
konsentrasinya diketahui dengan pasti.
3. Wave number yang dipilih untuk pembuatan kurva standar adalah wave number
yang

memberikan

absorbansi

yang

tinggi

(menunjukkan

peak

pada

spektrogramnya).
4. Kurva standar dibuat dalam bentuk prosen transmitansi/absorbansi versus
konsentrasi pada wave number yang dipilih.
5. Sampel yang akan diukur kadarnya disinari dengan wave number yang sama
seperti pada pembuatan kurva standar dan nilai prosen transmitansi yang
diperoleh digunakan untuk membaca konsentrasi sampel pada kurva standar.
2. Aplikasi spektrofotometer IR
a. Kesehatan
1. Mengaktifkan molekul air dalam tubuh. Hal ini disebabkan karena inframerah
mempunyai getaran yang sama dengan molekul air. Sehingga, ketika molekul
tersebut

pecah

maka

meningkatkan cairan tubuh.

akan

terbentuk molekul tunggal

yang

dapat

2. Meningkatkan

sirkulasi mikro.

Bergetarnya

molekul air dan

pengaruh

inframerah akan menghasilkan panas yang menyebabkan pembuluh kapiler


membesar, dan meningkatkan temperatur kulit, memperbaiki sirkulasi darah dan
mengurani tekanan jantung.
3. Meningkatkan metabolisme tubuh.

jika

sirkulasi

mikro

dalam

tubuh

meningkat, racun dapat dibuang dari tubuh kita melalui metabolisme. Hal ini
dapat mengurangi beban liver dan ginjal.
4. Mengembangkan Ph dalam tubuh. Sinar inframerah dapat membersihkan darah,
memperbaiki tekstur kulit dan mencegah rematik karena asam urat yang tinggi.
5. Inframerah jarak jauh banyak digunakan pada alat-alat kesehatan. Pancaran
panas yang berupa pancaran sinar inframerah dari organ-organ tubuh dapat
dijadikan sebagai informasi kondisi kesehatan organ tersebut. Hal ini sangat
bermanfaat

bagi dokter dalam diagnosiskondisi pasien sehingga

ia

dapat

membuat keputusan tindakan yang sesuai dengan kondisi pasien tersebut. Selain
itu, pancaran panas dalam intensitas tertentu dipercaya dapat digunakan untuk
proses penyembuhan penyakit seperti cacar. Contoh penggunaan inframerah
yang menjadi trend saat ini adalah adanya gelang kesehatan Bio Fir. Dengan
memanfaatkan inframerah jarak jauh, gelang tersebut dapat berperang dalam
pembersihan dalam tubuh dan pembasmian kuman atau bakteri.
b. Bidang Industri
Spektroskopi inframerah biasanya digunakan untuk penelitian dan digunakan
dalam industri yang sederhana dengan teknik yang sederhana dan untuk mengontrol
kualitas. Alat spektroskopi inframerah cukup kecil dan mudah dibawa kemana-mana
dan kapanpun dapat digunakan. Dengan meningkatnya teknologi komputer
memberikan hasil yang lebih baik. Spektroskopi inframerah mempunyai ketepatan
yang tinggi pada aplikasi kimia organik dan anorganik. Spektroskopi inframerah
juga sukses kegunaannya dalam semikonduktor mikroelektronik: untuk contoh,
spektroskopi inframerah dapat digunakan untu semikonduktor seperti silikon,
gallium arsenida, gallium nitrida, zinc selenida, silikon amorp, silikon nitrida, dan
sebagainya.
c. Kedokteran
NIRS umum dipakai dalam diagnostik medis, terutama dalam pengukuran
kadar oksigen darah, atau juga kadar gula darah. Meskipun bukan tekhnik yang
sangat sensitif, NIRS tidak menakutkan pasien/subjek karena tidak memerlukan

pengambilan sampel (non-invansif) dan dilakukan langsung dengan menempelkan


sensor di permukaan kulit.
Tekhnik ini juga dipakai dalam pengukuran dinamika perubahan senyawa
tertentu dalam suatu organ, misalnya perubahan kadar hemoglobin disuatu bagian
otak akibat aktivitas saraf tertentu. Dalam penggunaan fisiologis semacam ini, NIRS
dapat dikombinasi dengan tekhnik lain, seperti T-scan.
d. Penginderaan jauh
Pencitraan (imaging) NIRS yang diletakkan pada pesawat terbang/balon
udara atau satelit digunakan untuk menganalisis kandungan kimia tanah atau
hamparan vegetasi penutup permukaan tanah. Ini adalah aplikasi di bidang tata
ruang, kehutanan, serta geografi.
3. Jelaskan komponen apa saja yang terdapat dalam spektrofotometer IR
a. Sumber radiasi, radiasi infrared dihasilkan dari pemanasan suatu sumber radiasi
dengan listrik, berupa Nernst atau lampu Globar, dengan suhu 1000 1800C.
b. Tempat sampel atau sel, tempat ini tergantung dari jenis sampel untuk sampel
berbentuk gas digunakan sel gas dengan lebar sel atau panjang berkas radiasi 40 m.
Tempat sampel berbentuk cairan umumnya mempunyai panjang berkas radiasi
kurang dari 0.01 mm biasanya dibuat tipis atau film dan diletakkan diantara dua
keping senyawa yang transparan terhadap sinar infrared. Sampel untuk padatan
dapat dibuat menjadi pelet, pasta atau lapis tipis (Silverstein dkk).
c. Monokromator, pada pemilihan panjang gelombang infrared dapat menggunakan
filter, prisma dan grating. Berkas radisi terbagi dua, sebagian melewati sampel dan
sebagian lagi melewati blanko. Setelah dua berkas bergabung kembali kemudian
dilewatkan kedalam monokromator.
d. Detektor, setelah radisi infrared melewati monokromator berkas radiasi ini
dipantulkan oleh cermin cermin dan akhirnya ditangkap oleh detektor.
e. Detektor merupakan alat yang dapat mengukur atau mendeteksi energi radisi akibat
pengaruh panas. f. Rekorder sinyal yang dihasilkan dari detektor kemudian direkam
sebagai spektrum infrared yang berbentuk puncak - puncak absorpsi. Spektrum
infrared menunjukan antara absorpsi dan frekuensi atau bilangan gelombang atau
panjang gelombang
4. Carilah contoh kasus cara menggunakan spektrofotometer IR
Judul : Isolasi dan Identifikasi Senyawa X Ekstrak Etanol Biji Kenari (Canarium
indicum L.) yang Diperoleh dari Pasar Di Manado

Metode Penelitian : Identifikasi Senyawa X Secara Spektrometri Infrared (IR) .


Spektra IR adalah gambar antara persen transmitansi (%T) vs bilangan gelombang (cm1). Dilakukan identifikasi dengan spektrofotometer IR untuk melihat gugus fungsi yang
dimiliki senyawa x. Langkah-langkah dalam menganalisis spektra IR suatu senyawa
organik:
1. Apakah ada gugus karbonil? Gugus C=O terdapat pada daerah 1820-1600 cm-1 dan
puncak ini biasanya terkuat dengan penampilan lebar tajam dan sangat karakteristik.
2. Bila gugus C=O ada maka diuji langkah-langkah berikut. Namun bila tidak ada
dilanjutkan pada langkah 3.
a. Asam karboksilat akan memunculkan serapan OH pada bilangan gelombang
3500-3300 cm-1.
b. Amida akan muncul serapan N-H medium dan tajam pada sekitar 3500 cm-1.
c. Ester akan memunculkan serapan C-O tajam dan kuat pada 1300-1000 cm-1.
d. Anhidrida akan memunculkan serapan C=O kembar 1810 cm-1 dan 1760 cm-1
dan akan lebih spesifik bila menggunakan FTIR.
e. Aldehida akan memunculkan C-H aldehida intensitas lemah tapi tajam pada
2850-2750 cm-1 baik yang simetri maupun asimetri.
f. Keton bila semua yang di atas tidak muncul.
3. Bila serapan karbonil tidak ada maka.
a. Ujilah alkohol (-OH) Serapan melebar pada sekitar 3500-3300 cm-1
(dikonformasi dengan asam karboksilat) dan diperkuat dengan serapan C-O pada
sekitar 1300-1000 cm-1.
b. Ujilah amina (N-H) Serapan medium pada sekitar 3500 cm-1 (dikonformasi
dengan amida).
c. Ujilah eter (C-O) Ujilah serapan pada sekitar 1300-1100 cm-1 (dikonformasi
dengan alkohol dan ester).
4. Ikatan C=C alkena dan aromatis
Untuk alkena serapan pada 1650 cm-1, sedangkan untuk aromatis sekitar 16501450 cm-1 (lebih lemah karena adanya delokalisasi elektron) atau yang dikenal
dengan resonansi. Serapan (C-H)alifatik (sp2-s)alkena akan muncul di bawah 3000
cm-1, sedangkan (C-H)vinilik (sp2-s) benzena akan muncul di atas 3000 cm-1.
5. Ikatan C=C alkuna dan C=N nitril
Gugus C=N akan muncul pada sekitar 2250 cm-1 medium dan tajam, sedangkan
serapan C=C lemah tapi tajam akan muncul pada sekitar 2150 cm-1. Untuk alkuna
juga diuji C-Hasetinilik (sp-s) atau terminal pada sekitar 3300 cm-1.
6. Gugus nitro NO2
Serapan kuat pada sekitar 1600-1500 cm-1 dari (N=O)asimteri dan juga pada
1390- 1300 cm-1 untuk (N=O)simetri.

7. Hidrokarbon jenuh
Hidrokarbon jenuh baik alkana maupun sikloalkana sebenarnya tidak
mempunyai gugus fungsional yang spesifik. Namun bila informasi 1 sampai 6 tidak
ada maka patut diduga bahwa spektra IR tersebut adalah hidrokarbon jenuh
Hasil Penelitian :
Hasil KLTP pada fraksi eter kemudian dilanjutkan dengan spektrofotometri
inframerah untuk mengetahui gugus fungsi yang dimiliki senyawa x ini. Dari spektrum
hasil spektrofotometri IR pada gambar di bawah, dapat dilihat bahwa senyawa x dalam
biji kenari memiliki gugus O-H pada daerah 3500-3300 cm-1dan CO pada 1300-1000
cm-1yang terlihat pada gambar 4 dimana hasil spektrofotometri infra merah ini
memperkuat bukti bahwa senyawa x bukan flavonoid karena gugus fungsi yang
umumnya dimiliki senyawa golongan flavonoid seperti karbonil dan senyawa aromatik
tidak ada.

Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap biji kenari
(Canarium indicum L.) yang diperoleh dari pasar di Manado, Sulawesi Utara maka
diketahui bahwa senyawa x ekstrak etanol biji kenari (Canarium indicum L.) bukan
flavonoid. Dan dari hasil spektrofotometri IR dapat disimpulkan bahwa biji kenari
mempunyai gugus O-H dan C-O. Tampak bahwa senyawa x bukan flavonoid karena
senyawa x tidak mengandung gugus karbonil maupun senyawa aromatis yang umumnya
ada pada golongan senyawa flavonoid.

Anda mungkin juga menyukai