Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 2 :

Nurul Safitry 06121010003 Binti Uswatin 06121010021


Dwi Kurnia Sari 06121010006 Nurul Hidayah 06121010025
Krisnawati Hidayah 06121010010 Arum Estu Tami 06121010028
Ina Ayu Nengtyas 06121010013 Pirden Simanjuntak 06121010032
Indriani Sianipar 06121010016 Ernawati 06121010036

Langkah-Langkah Desain Pembelajaran Berbasis Proyek
(Project Based Learning)

Dalam Project Based Learning, peserta didik diberikan tugas dengan mengembangkan
tema/topik dalam pembelajaran dengan melakukan kegiatan proyek yang realistik. Di
samping itu, penerapan pembelajaran berbasis proyek ini mendorong tumbuhnya kreativitas,
kemandirian, tanggung jawab, kepercayaan diri, serta berpikir kritis dan analitis pada peserta
didik.
Secara umum, langkah-langkah Pembelajaran berbasis proyek (PBP) dapat dijelaskan
sebagai berikut,





Berdasarkan bagan tersebut, kegiatan yang harus dilakukan pada setiap langkah
Project Based Learning adalah sebagai berikut:
a. Penentuan proyek
Pada langkah ini, peserta didik menentukan tema/topik proyek berdasarkan tugas
proyek yang diberikan oleh guru. Peserta didik diberi kesempatan untuk memilih/menentukan
proyek yang akan dikerjakannya baik secara kelompok ataupun mandiri dengan catatan tidak
menyimpang dari tugas yang diberikan guru.

b. Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek
Peserta didik merancang langkah-langkah kegiatan penyelesaian proyek dari awal
sampai akhir beserta pengelolaannya. Kegiatan perancangan proyek ini berisi aturan main
dalam pelaksanaan tugas proyek, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung tugas proyek,
pengintegrasian berbagai kemungkinan penyelesaian tugas proyek, perencanaan
sumber/bahan/alat yang dapat mendukung penyelesaian tugas proyek, dan kerja sama antar
anggota kelompok.
c. Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek
Peserta didik di bawah pendampingan guru melakukan penjadwalan semua kegiatan
yang telah dirancangnya. Berapa lama proyek itu harus diselesaikan tahap demi tahap.
d. Penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring guru
Langkah ini merupakan langkah pengimplementasian rancangan proyek yang telah
dibuat. Aktivitas yang dapat dilakukan dalam kegiatan proyek di antaranya adalah dengan a)
membaca, b) meneliti, c) observasi, d) interviu, e) merekam, f) berkarya seni, g) mengunjungi
objek proyek, atau h) akses internet. Guru bertanggung jawab memonitor aktivitas peserta
didik dalam melakukan tugas proyek mulai proses hingga penyelesaian proyek. Pada kegiatan
monitoring, guru membuat rubrik yang akan dapat merekam aktivitas peserta didik dalam
menyelesaikan tugas proyek.
e. Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil proyek
Hasil proyek dalam bentuk produk, baik itu berupa produk karya tulis, karya seni,
atau karya teknologi/prakarya dipresentasikan dan/atau dipublikasikan kepada peserta didik
yang lain dan guru atau masyarakat dalam bentuk pameran produk pembelajaran.
f. Evaluasi proses dan hasil proyek
Guru dan peserta didik pada akhir proses pembelajaran melakukan refleksi terhadap
aktivitas dan hasil tugas proyek. Proses refleksi pada tugas proyek dapat dilakukan secara
individu maupun kelompok. Pada tahap evaluasi, peserta didik diberi kesempatan
mengemukakan pengalamannya selama menyelesaikan tugas proyek yang berkembang
dengan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama menyelesaikan tugas proyek. Pada tahap
ini juga dilakukan umpan balik terhadap proses dan produk yang telah dihasilkan.
Menurut Thomas, dkk (1999) dalam Wena (2010) disebutkan bahwa Pembelajaran
berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru
untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.
Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan
permasalahan (problem) yang sangat menantang, dan menuntut siswa untuk merancang,
memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja mandiri.
Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran berbasis proyek tersebut diperlukan
desain strategi yang tepat untuk pelaksanaannya. Steinberg (1997) dalam Wena (2010)
mengajukan 6 strategi dalam mendesain suatu proyek yang disebut dengan: The Six As of
Designing Projects, yaitu:
1. Authenticity (Keautentikan)
Adapun pertanyaan penuntun yang dapat digunakan dalam langkah ini adalah:
Apakah proyek-proyek tersebut mengacu pada permasalahan yang bermakna bagi
siswa?
Apakah masalah tersebut mungkin secara nyata dapat dikerjakan oleh siswa?
Apakah siswa dapat menciptakan atau menghasilkan sesuatu, baik sebagai pribadi
maupun kelompok di luar lingkungan sekolah?
2. Academic Rigor (Ketaatan terhadap nilai akademik)
Pertanyaan penuntun yang dapat digunakan, misalnya:
Apakah proyek tersebut dapat membantu atau mengarahkan siswa untuk memperoleh
dan menerapkan pokok pengetahuan dalam satu atau lebih disiplin ilmu?
Apakah proyek tersebut dapat/mampu memberi tantangan pada siswa untuk
menggunakan strategi-strategi penemuan (ilmiah) dalam satu atau lebih disiplin ilmu?
(contoh: berfikir dan bekerja seperti ilmuwan)
Apakah siswa dapat mengembangkan keterampilan dan kebiasaan berpikir tingkat
tinggi? (contoh: pencarian fakta, memandang sesuatu masalah dari berbagai sudut)
3. Applied Learning (Belajar pada dunia nyata)
Pertanyaan penuntun yang dapat digunakan, misalnya:
Apakah kegiatan belajar yang dilakukan siswa berada dalam konteks permasalahan
semi terstruktur, mengacu pada kehidupan nyata, dan bekerja/berada pada dunia
lingkungan luar sekolah?
Apakah proyek dapat mengarahkan untuk menguasai dan menggunakan unjuk kerja
yang dipersyaratkan dalam organisasi kerja yang menuntut persyaratan tinggi ?
(contoh: kerja tim; menggunakan teknologi yang tepat pemecahan masalah dan
komunikasi?
Apakah pekerjaan tersebut mempersyaratkan siswa untuk mampu melakukan
pengembangan organisasi dan mengelola keterampilan pribadi?
4. Active Exploration (Aktif meneliti)
Pertanyaan penuntun yang dapat digunakan, misalnya:
Apakah siswa menggunakan sejumlah waktu secara signifikan untuk mengerjakan
bidang utama pekerjaannya?
Apakah proyek tersebut mempersyaratkan siswa untuk mampu melakukan penelitian
nyata, dan menggunakan berbagai macam strategi, media dan berbagai sumber
lainnya?
Apakah siswa diharapkan dapat/mampu berkomunikasi tentang apa yang dipelajari,
baik melalui presentasi maupun unjuk kerja?
5. Adult Relationship (Hubungan dengan ahli)
Pertanyaan penuntun yang dapat digunakan, misalnya:
Apakah siswa menemui dan mengamati (belajar dari) teman/orang sebaya (dewasa)
yang memiliki pengalaman dan kecakapan yang relevan?
Apakah siswa berkesempatan bekerja/berdiskusi secara teliti dengan paling tidak
seorang teman?
Apakah orang dewasa (di luar siswa) dapat bekerja sama dalam merancang dan
menilai hasil kerja siswa?
6. Assessment (Penilaian)
Pertanyaan penuntun yang dapat digunakan, misalnya:
Apakah siswa dapat merefleksi secara berkala proses belajar yang dilakukannya
dengan menggunakan kriteria proyek yang jelas, yang kiranya dapat membantu dalam
menentukan kinerjanya?
Apakah orang luar dapat membantu siswa mengembangkan pengertian tentang
standar kerja dunia nyata dalam suatu jenis pekerjaan?
Apakah ada kesempatan secara reguler untuk menilai kerja siswa, terkait dengan
strategi yang digunakan, termasuk melalui pameran dan portofolio.

Anda mungkin juga menyukai