Anda di halaman 1dari 6

PEMBUATAN BATAKO DAN PAVING DARI PLASTIK

Sampah tidak selalu membawa masalah, tapi ada juga yang membawa berkah.
Seperti kreativitas yang dilakukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa
Doplang, Kecamatan Teras ini. Tidak hanya diolah menjadi aneka kerajinan,
sampah plastik ini bahkan digunakan untuk bahan bangunan ramah lingkungan.
TRI WIDODO, Boyolali

SAMPAH plastik menjadi masalah serius ke depan. Karena itu perlu solusi untuk
menekan agar sampah plastik ini tidak semakin mencemari lingkungan. Adalah
Saryono, pria yang diamanahi menjadi ketua pengelola BUMDes Bareng Nyawiji
Desa Doplang memiliki ide tidak bisa. 

Sampah-sampah plastik yang sudah tak dapat diolah ini diubah menjadi batako,
bata cantik dan paving. Bahan bangunan itu dinilai lebih ramah lingkungan,
sebab dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan tidak menyisakan limbah
sama sekali seperti bahan bangunan sebelumnya.

“Selama ini kan sampah plastik jarang ada orang yang melirik. Bahkan pemulung
saja, hanya memulung sampah plastik yang keras untuk dilebur kembali,” ujar
Saryono.

Dari itulah, dia berkomitmen untuk memanfaatkan sampah tersebut demi


mengurangi pencemaran lingkungan. “Plastik kresek tak dapat diurai oleh bakteri
di dalam tanah. Makanya ini kami olah menjadi bahan bangunan,” katanya.
Selain batu bata cantik sebagai pengganti batu candi alam, sampah plastik ini
juga dapat diolah menjadi paving. Bahkan, pihaknya memberikan garansi jika
paving atau batu bata cantik dari bahan plastik itu tidak mudah pecah, karena
memang seluruh produk bahan bangunan yang diproduksinya itu dapat
diproduksi kembali.

Untuk cara pembuatan batako dari sampah ini sangat sederhana. Sebelumnya,
sampah dibakar hingga menjadi cair. Lalu cairan plastik dimasukkan ke dalam
mesin cetak pres manual dan dibiarkan beberapa saat. Kemudian, mesin pres
dimasukkan ke dalam kolam berisi air agar cairan cepat mengeras.

“Selanjutnya PAVING dikeluarkan dari mesin cetak dan dibersihkan,” terangnya.

Hasilnya, sebuah batako berwarna hitam mengkilap dan tahan pecah. Saat ini,
pihaknya mengaku sedang menyelesaikan pesanan 10 ribu paving. Dalam
sehari, BUMDes mampu memproduksi paving sekitar 110 buah yang digarap
dua orang. “Untuk satu buah paving dibutuhkan sampah plastik 3 kg,” ujarnya.

Selain pengolahan sampah, pihaknya juga membuat taman bermain. Taman


dilengkapi dengan aneka tanaman bunga. Tanaman itu dipupuk dengan
menggunakan sampah organik yang dikumpulkan dari warga Desa Doplang.

Saryono menyebut lokasi pengolahan sampah yang dikelola BUMDes Bareng


Nyawiji saat ini terus menjadi jujukan masyarakat untuk belajar tentang
pengolahan sampah. “Bahkan, tahun ini, kami juga mendapat penghargaan
sebagai juara pertama lomba inovasi sampah menjadi bahan bangunan. Inovasi
kami adalah batako dari bahan limbah kertas,” tutur Saryono.
PEMBUATAN BAHAN BANGUNAN DENGAN SAMPAH STYROFOAM

Sleman - Ruangan berukuran sekira tiga kali empat meter itu terlihat rapi, dengan
beberapa piala dan piagam penghargaan berjejer di sudut.

Di dalam etalase kaca, tepat di depan pintu masuk, beragam hasil kerajinan terbuat
dari daur ulang sampah, juga tertata rapi. Mulai dari tas hingga rompi. Warnanya pun
beragam, tergantung plastik bekas yang digunakan sebagai bahan baku.

Selain beragam piagam penghargaan, dinding ruangan itu juga dihiasi beberapa poster
tentang daur ulang sampah, dan foto dokumentasi proses daur ulang, berupa
pembuatan pupuk kompos, skala rumah tangga.

Begitu suasana di sekretariat Desa Wisata Sukunan, RW 19, Banyuraden, Kecamatan


Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin, 14 Oktober 2019.
Warga Kampung Sukunan telah mengolah dan mendaur ulang sampah sejak 2004.
Salah satu hasil daur ulang yang cukup unik adalah batako, yang terbuat dari sampah
styrofoam.

Recycling Craft Coordinator Kampung Sukunan, Endah Suwarni Setyawati,


mengatakan awalnya warga tidak mengetahui styrofoam dapat didaur ulang,
khususnya styrofoam yang ukurannya cukup tebal.

Setelah melakukan percobaan, warga akhirnya menemukan styrofoam tersebut dapat


dijadikan campuran pembuatan batako, dengan perbandingan 1:3:3, yakni satu bagian
semen, tiga bagian pasir, dan tiga bagian styrofoam.

"Terus kita coba-coba untuk dibuat campuran bahan bangunan, jadi satu banding tiga
tiga, satu semen, tiga pasir dan tiga styrofoam. Itu juga sudah digunakan untuk
membangun beberapa rumah sesudah gempa tahun 2006," ujar Endah.

Endah mengatakan di Kampung Sukunan sudah ada lima rumah yang dibangun
dengan batako dari daur ulang styrofoam, yang sampai saat ini masih berdiri kokoh.

Kualitas batako tersebut, menurutnya, sama dengan batako biasa. Hal itu sudah diuji.
Hanya saja, harganya lebih mahal dari batako biasa, karena biaya produksinya juga
lebih tinggi.

Selain digunakan sebagai campuran pembuatan batako, bahan styrofoam itu juga
digunakan untuk membuat pot bunga, dengan perbandingan campuran yang sama.

Proses pembuatan styrofoam sebagai bahan campuran batako, dimulai dengan


memotong kecil-kecil styrofoam bekas. Kemudian styrofoam tersebut diparut hingga
menjadi butiran styrofoam.

Setelah itu dicampur dengan semen dan pasir serta air secukupnya, lalu dicetak dalam
cetakan batako.

Selain campuran styrofoam, bahan bekas pakai lain yang bisa digunakan sebagai
campuran pembuatan batako adalah pecahan kaca dengan perbandingan yang sama.

Berbeda dengan styrofoam berukuran tebal, styrofoam berukuran tipis seperti yang
digunakan untuk kotak makanan, tidak dapat didaur ulang. Bahkan warga Kampung
Sukunan, telah 'mengharamkan' penggunaan styrofoam jenis itu, karena tidak bisa
didaur ulang.

PRAKTIKUM PEMANFAATAN SAMPAH ANORGANIK


MENJADI BAHAN BANGUNAN

A. PEMANFAATAN PLASTIK
Bahan :

1. Plastik (kresek, dll)

Alat :

1. Alat cetak paving yang terbuat dari logam yang tertutup


2. Bak tembok atau ember besar berisi air yang terbuat dari seng
3. Cetok
4. Kaos tangan tebal
5. Masker
6. Kompor
7. Panci/ wajan yang kuat
Cara Kerja :
Plastik dipanaskan dalam panci di atas kompos sampai mencair, selanjutnya
dituangkan ke dalam cetakan yang tertutup. Supaya cepat menjadi keras, maka segera
dimasukkan ke dalam air dalam bak/ ember besar.

B. PEMANFAATAN STYROFOAM
Bahan :

1. Stayrofoam
2. Pasir

Alat :

1. Alat cetak yang tertutup


2. Parutan kelapa
3. Pisau
4. Cetok
5. Kaos tangan Masker
6. Cangkul
7. Sekop
Cara Kerja :
Styrofoam dipotong dan dihaluskan dengan parutan kelapa, campurkan dengan
cangkul/ cetok semen, styrofoam dan pasir dengan perbandingan 1 bagian semen : 3
bagian styrofoam : 3 bagian pasir sampai rata, kemudian tanbahkan air sedikit demi sedikit.
Adukan dimasukkan ke dalam cetakan, ditunggu sampai sedikit mongering, cetakan
dapat dilepas. Paving ditempatkan di tempat yang terlindung dari hujan dan panas
langsung.

Anda mungkin juga menyukai