Anda di halaman 1dari 22

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN PERCOBAAN

“SINTESIS ASPIRIN”

NAMA : DISKA ALFIANINGSIH


STAMBUK : 15020210194
KELAS : C9
KELOMPOK :2
ASISTEN : MARWAH

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2022
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Aspirin adalah suatu jenis obat dari golongan salisilat yang sering
digunakan sebagai analgesik , antipiretik dan anti inflamasi. Aspirin
juga memiliki efek antikoagulan dan digunakan dalam dosis rendah
dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung.
Asal dari obat yang dikenal dengan aspirin ternyata dari zaman
Yunani kuno dan diperkenalkan oleh Bapak para dokter sedunia
yaitu Hippocrates. Tentu saja Hippocrates tidak menyebut aspirin
melainkan menyebut tumbuhan bernama willow yang bila batangnya
dikeringkan dan dijadikan bubuk dapat menghilangkan rasa sakit.
Ribuan tahun lalu hingga di tahun 1829, para ilmuwan berhasil
mengisolasi bahan dalam tumbuhan wilo yang berfungsi meredakan
rasa sakit. Tersebut bernama Salicin. Bahan ini dapat
menghilangkan sakit tetapi memiliki efek samping terhadap perut.
Pada tahun 1853, seorang ahli kimia Perancis bernama Charles
Frederic Gerhardt berhasil menetralkan salicin alami menjadi asam
salisilat (salicylic acid) melalui penyangga (buffering) dengan natrium
dan asam asetat. Asam salisilat ini lebih ramah terhadap perut.
Di tahun 1899, seorang ahli kimia Jerman bernama Felix Hoffman
yang bekerja bagi Bayer, menemukan kembali formula Gerhardt.
Hoffman membujuk Bayer untuk memasarkan obat itu yang
selanjutnya muncul di pasar dengan nama pasaran "Aspirin". Aspirin
adalah obat pertama yang dipasarkan dalam bentuk tablet.
Sebelum obat diperdagangkan dalam bentuk bubuk (puyer).
Dalam menyambut piala dunia FIFA 2006 di Jerman, replika tablet
aspirin raksasa dipajang di Berlin sebagai bagian dari pameran
terbuka Deutschland, Land der Ideen.

1.2. Maksud Praktikum


Setelah melaksanakan praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mensintesis asam salisilat dan anhidrida asetat.
2. Menghitung % rendamen hasil sintesis.

1.3. Tujuan Praktikum


1. Mahasiswa mampu mensintesis asam salisilat dan anhidrida
asetat
2. Mahasiswa mampu menghitung % rendamen hasil sintesis.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Umum


Salisilat adalah obat anti inflamasi non steroid yang sering
digunakan, baik sebagai anti-inflamasi, analgesik ataupun sebagai
antipiretik. Sebagai terapi demam dan nyeri baik pada manusia
maupun pada hewan. Pada tahun 1852 Charles Gerhard asam
salisilat yang terdiri dari 6 karbon cincin benzena dan 2 gugus
hidroksil dan gugus karboksilat. Asetilasi pada gugus hidroksil
menghasilkan asam asetil salisilat. Felix Hoffman salah seorang
ilmuwan perusahaan Bayer, menyempurnakan struktur asam asetil
salisilat menjadi bentuk yang lebih stabil dan murni yaitu dengan
asetilasi pada gugus fenol di tahun 1897. Asetilasi pada gugus
tersebut memberikan efek analgesik yang lebih poten. Perusahaan
buyer kemudian mematenkan dengan nama paten Aspirin.
(Prasetyo. 2021)
Aspirin yaitu menghambat enzim siklooksigenase (COX) terutama
sikluooksigenase-1 sehingga terjadi penghambatan biosintesis
prostaglandin dan tromboxon dari asam arakhidonat. Dari
penghambatan tersebut maka aspirin akan mempunyai tiga fungsi
utama yaitu pertama sebagai analgesik karena penurunan
prostaglandin E2 sebabkan penurunan sensitisasi akhiran saraf
nosiseptif terhadap mediator proinflamasi, kedua yaitu sebagai anti
inflamasi karena penurunan sintesis prostaglandin proinflamasi, dan
ketiga sebagai antipiretik karena penurunan prostaglandin E2 yang
bertanggung jawab terhadap peningkatan set point pengaturan suhu
di hipotalamus. (Prasetyo. 2021)
Aspirin adalah suatu jenis obat dari golongan salisilat yang sering
digunakan sebagai analgesik , antipiretik dan anti inflamasi. Aspirin
juga memiliki efek antikoagulan dan digunakan dalam dosis rendah
dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung. (Yusnita.
2019)
Asal dari obat yang dikenal dengan aspirin ternyata dari zaman
Yunani kuno dan diperkenalkan oleh Bapak para dokter sedunia
yaitu Hippocrates. Tentu saja Hippocrates tidak menyebut aspirin
melainkan menyebut tumbuhan bernama willow yang bila batangnya
dikeringkan dan dijadikan bubuk dapat menghilangkan rasa sakit.
(Yusnita. 2019)
Ester merupakan senyawa yang memiliki kegunaan yang dan
aplikasi yang sangat luas salah satunya adalah dalam bidang
farmasi. Senyawa aspirin merupakan senyawa Ester yang memiliki
nama asli yaitu asam asetil asetat. Pembuatan senyawa aspirin ini
melibatkan reaksi yang tidak lain yaitu esterifikasi di mana prekursor
awal berupa asam salisilat akan direaksikan dengan anhidrida asam
asetat menghasilkan suatu Ester berupa asam asetil asetat.
Meskipun bukan berupa alkohol tetapi asam salisilat merupakan
senyawa multi fungsi yang dapat berperan sebagai alkohol. Hal itu
karena senyawa ini mempunyai gugus hidroksil (OH) yang terikat
dalam strukturnya sehingga dapat berperan sebagai pengganti
alkohol dalam reaksi esterifikasi. Hasil reaksi ini yaitu aspirin yang
memiliki banyak kegunaan dalam bidang medis seperti penghilang
nyeri, rasa sakit, demam, peradangan dan lain-lain. (Kurniasih. 2020)
Aspirin atau asam asetil salisilat memiliki sifat analgesik, antipiretik,
antiradang dan antikoagulan. Karena sifat-sifat itulah aspirin
biasanya digunakan sebagai obat sakit gigi dan obat pusing.
Senyawa ini memiliki titik didih 140°C dan titik leleh 136°C.
Mengonsumsi aspirin secara berlebihan dapat menyebabkan
gangguan pada kesehatan. Diantaranya gangguan pencernaan pada
lambung, seperti sakit maag dan pendarahan lambung.
(Pramushinta. 2019).
Aspirin bekerja di dalam tubuh dengan menghambat terbentuknya
prostaglandins yang dihasilkan enzim prostaglandin synthase.
Pembentukan prostaglandin menimbulkan efek demam dan
pembengkakan, serta meningkatkan sensitivitas reseptor rasa sakit.
Dengan terhambatnya pembentukan prostaglandin aspirin dapat
mengurangi demam dan pembengkakan juga dapat digunakan
sebagai penahan rasa sakit sehingga aspirin banyak digunakan
untuk obat sakit gigi atau obat sakit kepala. (Pramushinta. 2019).
Sintesis aspirin terjadi dengan cara asam salisilat direaksikan
dengan anhidrat asetat dan menggunakan katalis asam fosfat guna
mempercepat reaksi esterifikasinya. Sehingga nantinya terbentuk
Kristal aspirin berwarna putih. Kristalisasi adalah proses
pembentukan fasa pada komponen-komponen tunggal dari fase cair
yang multi komponen yang biasanya dilakukan dengan cara
pendinginan, penguapan, dan kombinasi antara keduanya.
(Ramadhani, 2016)
Aspirin merupakan turunan asam karboksilat sedangkan
Paracetamol merupakan fenol dari subtitusi. Penambahan basa kuat
seperti natrium hidroksida akan menghasilkan ionisasi kedua asam
dan beberapa akan menghidrolisis aspirin. Demi suksesnya
pemisahan asam-asam ini suatu basa pembeda yang terbentuk dari
suatu asam dengan kekuatan menengah antara asam karboksilat
dan fenol harus digunakan. Asam seperti ini adalah asam karbonat
(H2CO3). Penambahan larutan natrium bikarbonat akan
menghasilkan ionisasi aspirin sebagai garam natrium. Garam
natrium salisilat ini akan larut dalam air. Penambahan pelarut organik
segar dan HCl encer akan menghasilkan aspirin sebagai asam
bebas. (Rohman. 2014)
Asetilasi merupakan reaksi kimia yang bertujuan untuk
mensubtitusi gugus asetil terhadap senyawa lain. Secara khusus
asetilasi merujuk pada proses sintesa khusus gugus asetil (yang
mengakibatkan kelompok asetoksi) menjadi senyawa yaitu subtitusi
gugus asetil untuk atom hidrogen aktif. Sebuah reaksi yang
melibatkan penggantian atom hidrogen dari gugus hidroksil dengan
gugus asetil (CH3CO) menghasilkan Ester tertentu. Anhidrida asetat
umumnya digunakan sebagai agen acetylating bereaksi dengan
gugus hidroksil bebas. (Said. 2017)
Reaksi asetilasi merupakan jalur metabolisme obat yang
mengandung gugus Amin primer seperti, Amin aromatik primer,
sulfonamida, hidrazin, hidrazid dan Amin alifatik primer. Hasil N-
asetilasi tidak banyak meningkatkan kelarutan dalam air. Fungsi
utama reaksi asetilasi adalah membuat senyawa menjadi tidak aktif
dan untuk detoksifikasi. Kadang-kadang hasil N-asetilasi bersifat
lebih aktif dibanding senyawa induknya. (Siswandono. 2016)

2.2. Uraian Bahan


1. Asam salisilat (Ditjen POM, 2014)
Nama resmi : ACIDUM SALICYLICUM
Nama lain : Asam salisilat
Berat molekul : 138,12 g/mol
Rumus molekul : C7H6O3
Pemerian : Hablur, biasanya berbentuk jarum
halus, atau serbuk halus, putih, rasa
agak manis tajam dan stabil di udara.
Bentuk Sintesis warna putih tidak
berbau. Jika dibuat dari metil salisilat
alami dapat berwarna kekuningan atau
merah muda dan berbau lemah mirip
mentol.
Kelarutan : Sukar larut dalam air dan dalam
bensin, mudah larut dalam etanol dan
dalam eter, larut dalam air mendidih,
agar sukar larut dalam kloroform
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai bahan dasar sintesis aspirin.
2. Asam sulfat (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : Sulfuric Acid
Nama lain : Asam Sulfat
Rumus molekul : H2SO4
Rumus struktur :

Berat molekul : 294,18 g/mol


Pemerian : hablur atau serbuk hablur merah
jingga
Kelarutan : larut dalam air

3. Aquadest (Ditjen POM, 1979)


Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Aquadest
Rumus molekul : H2O
Berat molekul : 18,02 g/mol
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Pembilas

4. Asam asetat anhidrat (Ditjen POM,1979)


Nama resmi : ACIDUM ACETIC ANHIDRIDA
Nama lain : Asam asetat anhidrat
Rumus molekul : (CH3CO)2O
Berat molekul : 180,16 g/mol
Pemerian : Cairan tidak berwarna, berbau tajam,
mengandung tidak kurang dari 95%
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai reaktan

5. Aspirin (Ditjen POM, 1979)


Nama resmi : ACIDUM ACETYLOSALICYLICUM
Nama lain : Asetosal
Rumus molekul : C8H9O4
Berat molekul : 180,16 g/mol
Pemerian : Hablur tidak berwarna , hablur serbuk,
tidak berbau, rasanya agak pahit
Kelarutan : Agak sukar larut dalam etanol (95%)
P,larut dalam iodoform, P dan dalam
eter P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Hasil akhir dari sintesis

2.3. Prosedur Kerja (Anonim. 2022)


A. Penyiapan sampel
1) Masukkan Asam Salisilat ± 2 gram ke dalam Erlenmeyer.
2) Tambahkan 5 ml Asam Asetat Anhidrat dan 3-5 tetes Asam
Sulfat pekat.
3) Goyangkan Erlenmeyer hingga campuran tersebut
tercampur.
4) Panaskan selama ± 10 menit dengan penangas air.
5) Tambahkan campuran tersebut (kuning pucat) dengan 15 ml
aquadest.
6) Dinginkan campuran selama ± 10 menit dalam wadah berisi
es batu.
B. Pemisahan dan Pemurnian
1) Saring campuran (endapan putih) dengan menggunakan
kertas saring dan corong buchner.
2) Tampung kristal ke dalam gelas beaker 100 ml dan
tambahkan 10 ml alkohol lalu diaduk hingga melarut
sempurna.
3) Tambahkan 60 ml air hangat kemudian diaduk dan dinginkan
ke wadah yang berisi es batu.
4) Timbang kertas saring, kemudian pasang pada corong
buchner dan saring campuran yang sudah direndam dalam
wadah yang berisi es batu.
5) Keringkan kristal putih Aspirin diatas gelas arloji.
6) Timbang kertas yang berisi Aspirin.
7) Hitunglah % rendamennya.
BAB 3 METODE KERJA

3.1. Alat Praktikum


Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
Erlenmeyer 250 ml, Erlenmeyer Vacum 500 ml, Gelas Arloji, Beaker
Glass 100 ml dan 1000 ml, Pipet Tetes, Corong Buchner Plastik,
Neraca Analitik, Gelas Ukur 100 ml, Kertas Saring, Pinset, Statik
Klem, Penangas Air dan Pompa Vacum.
3.2. Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu Asam
Salisilat, Asam Sulfat pekat, Asam Asetat Anhidrat, Alkohol dan
Aquadest.
3.3. Cara Kerja
A. Persiapan Sampel
Dimasukkan Asam Salisilat ± 2 gram ke dalam Erlenmeyer.
Kemudian ditambahkan 5 ml Asam Asetat Anhidrat dan 3-5 tetes
Asam Sulfat pekat. Erlenmeyer digoyangkan hingga campuran
tersebut tercampur. Selanjutnya campuran dipanaskan selama ±
10 menit dengan penangas air. Setelah itu, campuran tersebut
(kuning pucat) ditambahkan dengan 15 ml aquadest. Kemudian
campuran didinginkan selama ± 10 menit dalam wadah berisi es
batu.
B. Pemisahan dan Pemurnian
Disaring campuran (endapan putih) dengan menggunakan
kertas saring dan corong buchner. Kemudian kristal ditampung
ke dalam gelas beaker 100 ml dan ditambahkan 10 ml alkohol
lalu diaduk hingga melarut sempurna. Selanjutnya ditambahkan
60 ml air hangat kemudian diaduk dan dinginkan ke wadah yang
berisi es batu. Langkah selanjutnya kertas saring ditimbang,
kemudian dipasang pada corong buchner dan saring campuran
yang sudah direndam dalam wadah yang berisi es batu.
Selanjutnya kristal putih Aspirin dikeringkan diatas gelas arloji.
Setelah itu kertas yang berisi Aspirin ditimbang. Kemudian
dihitung % rendamennya
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
A. Data dan Informasi
No. Data Rumus Nilai
Rumus mol 𝑔𝑟𝑎𝑚
1
𝐵𝑀
2 Mr Asam Salisilat 138,12 g/mol
Massa jenis Asam -
3
Asetat Anhidrat
4 Mr Anhidrida Asetat -
5 Mr Aspirin 180,16 g/mol
Rumus massa jenis 𝑚 (𝑔)
6 ρ= 𝑣

Rumus Massa Mol Aspirin = Mol Asam Salisilat


7 Aspirin teori 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
𝐵𝑀 𝐵𝑀
Rumus % rendamen 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
8 × 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑜𝑡𝑖𝑠
B. Pelaporan
1. Bahan yang digunakan
No. Nama Jumlah Keterangan
1 Bobot Asam Salisilat 1 gram
2 Volume Asam Asetat 2.5 ml
3 Volume Asam Sulfat 0,5 ml
4 Volume Aquadest 15 ml
5 Volume Alkohol 10 ml
6 Volume air hangat 60 ml
7 Bobot kertas saring 0,63 gram
kosong

2. Rumus mol
𝑔𝑟𝑎𝑚
Mol = 𝐵𝑀

3. Mol Asam Salisilat


𝑔𝑟𝑎𝑚 1 𝑔𝑟𝑎𝑚
= = 138,12 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 = 0,007 𝑚𝑜𝑙
𝐵𝑀

4. Rumus massa jenis =


𝑚 (𝑔)
𝜌=
𝑣
5. Bobot Asam Asetat Anhidrat = -
6. Mol Asam Asetat Anhidrat = -
7. Mekanisme reaksi Aspirin =
1. Anhidrida Asetat menyerang H+
2. Anhidrida Asam Asetat mengalami resonansi
3. Anhidrida Asam Asetat menyerang gugus fenol dari Asam
Salisilat.
4. H+ terlepas dari -OH dan berikatan dengan atom O pada
Anhidrida Asam Asetat.
5. Anhidrida Asam Asetat terputus menjadi Asam Asetatn
dan Asama Salisilat
8. Bobot Aspirin teori
Mol Aspirin = Mol Asam Salisilat
𝑋 𝑔
=
𝐵𝑀 𝐵𝑀
𝑥 1
=
180,16 𝑔/𝑚𝑜𝑙 138,12 𝑔/𝑚𝑜𝑙
138,12𝑥 = 180,16
180,16
𝑥=
138,12
𝑥 = 1,304 𝑔𝑟𝑎𝑚
9. Bobot Aspirin Praktek
= berat kertas saring (+Aspirin) – berat kertas saring kosong
= 1,14 gram – 0,63 gram
= 0,51 gram
10. % Rendamen Aspirin
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
= × 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑜𝑡𝑖𝑠
0,51 𝑔𝑟𝑎𝑚
= × 100%
1,304 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 0,391 × 100%
= 39,1 %
4.2. Pembahasan

Aspirin atau asam asetil salisilat adalah salah satu jenis obat dari
keluarga salisilat yang digunakan sebagai obat analgesic, antipiretik,
dan anti-inflamasi. Aspirin merupakan salah satu turunan fenol
monohidrid yaitu fenol dengan satu gugus hidroksil yang berikatan
pada inti aromatisnya. Sintesis aspirin terjadi dengan cara asam
salisilat direaksikan dengan anhidrat asetat dan menggunakan
katalis asam fosfat guna mempercepat reaksi esterifikasinya.
Sehingga nantinya terbentuk Kristal aspirin berwarna putih.
Kristalisasi adalah proses pembentukan fasa pada komponen-
komponen tunggal dari fase cair yang multi komponen yang
biasanya dilakukan dengan cara pendinginan, penguapan, dan
kombinasi antara keduanya. Aspirin dibuat dengan mereaksikan
asam salisilat dengan anhidrida asam asetat menggunakan katalis
85% H3PO4 sebagai zat penghidrasi

Salah satu tujuan dari percobaan yang dilakukan adalah


menghitung % rendamen Aspirin. Rendemen adalah perbandingan
berat kering produk yang dihasilkan dengan berat bahan baku. Nilai
rendemen yang tinggi menunjukkan banyaknya komponen bioaktif
yang terkandung di dalamnya. semakin tinggi rendemen ekstrak
maka semakin tinggi kandungan zat yang tertarik ada pada suatu
bahan baku. Dalam menentukan % rendamen haruslah diketahui
terlebih dahulu berat hasil praktikum dan berat hasil teoritis. Berat
hasil praktikum diperoleh dari hasil berat kertas saring yang berisi
aspirin dikurang berat kertas kosong dan diperoleh hasil sebesar
0,51 gram. Berat hasil teoritis diperoleh dari hasil mol aspirin = mol
asam salisilat dan diperoleh hasil sebesar 1,304 gram. Setelah
diperoleh kedua hasil tersebut kemudian masukkan kedalam rumus
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
untuk mencari % rendamen = × 100%.
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑜𝑡𝑖𝑠

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan


rumus % rendamen diperoleh hasil sebesar 31,9%.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Aspirin (Asam Asetil Salisilat) adalah suatu jenis obat dari
keluarga salisilat yang sering digunakan sebagai obat analgesik (
terhadap rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam)
dan anti-imflamasi. Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan
digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah
penyakit serangan jantung.
Aspirin (Asam Asetil Salisilat) merupakan salah satu turunan dari
fenol monohidrid ialah fenol dengan satu gugus hidroksil yang
berikatan pada inti aromatisnya.
Senyawa aspirin merupakan senyawa Ester yang memiliki nama
asli yaitu asam asetil asetat. Pembuatan senyawa aspirin ini
melibatkan reaksi yang tidak lain yaitu esterifikasi di mana prekursor
awal berupa asam salisilat akan direaksikan dengan anhidrida asam
asetat menghasilkan suatu Ester berupa asam asetil asetat.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh hasil %
rendemen Aspirin sebesar 39,1 %. Rumus yang digunakan untuk
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
mencari % rendamen adalah 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑜𝑡𝑖𝑠
× 100%.

5.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada percobaan ini adalah
diharapkan kepada seluruh praktikan untuk menguasai materi pada
percobaan yang dilakukan. Baik dari alat dan bahan yang digunakan,
prosedur kerja, serta hasil dari percobaan ini. Hal ini dilakukan agar
praktikkan dapat memperoleh hasil yang diinginkan memahami apa
saja yang telah dilakukan. Dan praktikan tetap menjaga keselamatan
saat percobaan dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2022. Penuntun Praktikum Kimia Organik Sintesis. Makassar .


:Universitas Muslim Indonesia.
Ditjen POM. 1979. Famakope Indonesia Edisi III. Depkes RI. : Jakarta
Ditjen POM. 2014. Famakope Indonesia Edisi V. Depkes RI. : Jakarta.
Pramushinta, Intan Ayu Kusuma. 2021. Kimia Organik. Surabaya. :Jakad
Media Publishing.
Prasetyo, Bayu Febram, et.al. 2021. Studi Kasus Interaksi Obat di Hewan.
Yogyakarta. : Penerbit Deepublish.
Ramadhani, Safitri Ulfah, dkk. 2016. Pembuatan Aspirin (Asam Asetil
Salisilat. Jurnal Sains MIPA, 2(1).
Rohman, Abdul. 2014. Validasi dan Penjaminan Mutu Metode Analisis
Kimia. Yogyakarta. : Gadjah Mada University Press.
Said, M,dkk. 2017. Sintesis Poliolester melalui Reaksi Asetilasi Senyawa
Poliol Minyak Jagung. Jurnal Teknik Kimia.
Siswandono. 2016. Kimia Medisinal 1 Edisi 2. Surabaya. : Airlangga
University Press.
Yusnita, M. 2021. Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita. Semarang.
: Penerbit Alprin.
LAMPIRAN
PEMBUATAN PEREAKSI

Hasil pemurnian kristal Aspirin.

Anda mungkin juga menyukai