FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS BORNEO LESTARI BANJARBARU
Jl. Kelapa Sawit No. 8 Bumi Berkat Telp. (0511) 4783717 Kel. Sei. Besar Kec. Banjarbaru Selatan 70714
Kota Banjarbaru - Kalimantan Selatan
I. TUJUAN PERCOBAAN
Memahami reaksi esterifikasi asam karboksilat dan alcohol.
2. KEGUNAAN ASPIRIN
Aspirin bersifat analgesik yang digunakan sebagai penawar nyeri. Aspirin
digunakan untuk mengurangi sakit pada cedera ringan karena sifatnya sebagai
anti-inflamasi. Selain itu, aspirin sebagai zat antipiretik berfungsi sebagai obat
penurun demam (Baysinger, 2004).
Aspirin digunakan sebagai analgesik untuk nyeri dari berbagai penyebab
(sakit kepala, nyeri tubuh, arthritis, dismenore, neuralgia, gout, dan sebagainya),
dan untuk kondisi demam, aspirin juga berguna dalam mengobati penyakit
rematik, dan sebagai anti-platelet (untuk mengencerkan darah dan mencegah
pembekuan darah) dalam arteri koroner (jantung) dan di dalam vena pada kaki
dan panggul. Ada juga artikel yang ditulis dalam literatur medis mendalilkan
penurunan kejadian kanker usus besar di antara mereka yang secara teratur
mengonsumsi aspirin pada dosis tertentu. Saat ini banyak dokter dan pasien yang
menggunakan aspirin dosis rendah (baby Aspirin atau Aspirin berdosis 81 mg)
setiap hari untuk mengurangi kemungkinan mendapatkan serangan jantung dan
stroke melalui aksi anti-plateletnya (pengencer darah dan mencegah pembekuan
darah) (Muchiagloss, 2013).
Aspirin juga telah digunakan untuk mengatasi anak-anak yang mengalami
Sindrom Bartter, dan juga dalam meningkatkan penutupan Patent Ductus
LABORATORIUM KIMIA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS BORNEO LESTARI BANJARBARU
Jl. Kelapa Sawit No. 8 Bumi Berkat Telp. (0511) 4783717 Kel. Sei. Besar Kec. Banjarbaru Selatan 70714
Kota Banjarbaru - Kalimantan Selatan
3. PEMBUATAN ASPIRIN
Asam asetil salisilat atau aspirin berbentuk padat seperti jarum atau
lempengan tersusun berwarna putih dan tidak berbau. Aspirin stabil di udara
kering namun mudah atau dapat terhidrolisis dalam udara lembab menjadi asam
salisilat dan asam asetat. Aspirin mudah larut dalam etanol, kloroform dan eter
tetapi sukar larut dalam air dan eter mutlak. Berat molekul aspirin adalah sebesar
180,16.
Berikut ini beberapa cara atau metode yang ditemukan oleh beberapa tokoh :
1. Sintesis Aspirin menurut Kolbe
Pembuatan asam salisilat dilakukan dengan Sintesis Kolbe, metode ini
ditemukan oleh ahli kimia Jerman yang bernama Hermann Kolbe. Pada
sintesis ini, sodium phenoxide dipanaskan bersama CO2 pada tekanan tinggi,
lalu ditambahkan asam untuk menghasilkan asam salisilat. Asam salisilat
yang dihasilkan kemudian di reaksikan dengan asetat anhidrat dengan
bantuan asam sulfat sehingga dihasilkan asam asetil salisilat dan asam asetat.
2. Sintesis Aspirin Setelah Modifikasi Sintesis Kolbe oleh Schmitt
Larutan sodium phenoxide masuk ke dalam revolving heated ball mill yang
memiliki tekanan vakum dan panas (130 oC). Sodium phenoxide berubah
menjadi serbuk halus yang kering, kemudian dikontakkan dengan CO 2 pada
tekanan 700 kPa dan temperatur 100oC sehingga membentuk sodium salisilat.
Sodium salisilat dilarutkan keluar dari mill lalu dihilangkan warnanya dengan
menggunakan karbon aktif. Kemudian ditambahkan asam sulfat untuk
mengendapkan asam salisilat, asam salisilat dimurnikan dengan sublimasi.
Untuk membentuk aspirin, asam salisilat di reflux bersama asetat anhidrat di
dalam pelarut toluen selama 20 jam. Campuran reaksi kemudian di dinginkan
dalam tangki pendingin aluminium, asam asetil salisilat mengendap sebagai
kristal besar. Kristal dipisahkan dengan cara filtrasi atau sentrifugasi, dibilas,
dan kemudian dikeringkan. Berdasarkan proses ini, untuk menghasilkan 1 ton
asam salisilat, dibutuhkan phenol 800 kg, NaOH 350 kg, CO 2 500 kg, Seng
10 kg, Seng Sulfat 20 kg, dan karbon aktif 20 kg. (George Austin, 1984 ).
Aspirin dapat disintesis dari asam salisilat, yaitu dengan mereaksikannya
dengan anhidrida asetat, hal ini dilakukan pertama kali oleh Felix Hofmann dari
perusahaan Bayer, Jerman. Pada pembuatan aspirin, reaksi yang terjadi adalah
reaksi esterifikasi. Ester merupakan turunan asam karboksilat yang gugus – OH
dari karboksilnya diganti dengan gugus – OR dari alkohol. Ester dapat dibuat dari
asam dengan alkohol, atau dari anhidrida asam dengan alcohol. Suatu ester asam
karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus -CO2R dengan R dapat
berbentuk alkil maupun aril. Alkohol dengan asam karboksilat dan turunan asam
LABORATORIUM KIMIA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS BORNEO LESTARI BANJARBARU
Jl. Kelapa Sawit No. 8 Bumi Berkat Telp. (0511) 4783717 Kel. Sei. Besar Kec. Banjarbaru Selatan 70714
Kota Banjarbaru - Kalimantan Selatan
Sifat-Sifat Kimia :
Formula : C9H8O4
BM : 180,2
Titik didih : 140 0C
Titik lebur : 138 0C – 140 0C
Berat jenis : 1.40 g/cm³
Sinonim : 2-acetyloxybenzoic acid
2-(acetyloxy)benzoic acid
Acetylsalicylate
acetylsalicylic acid
O-acetylsalicylic acid
Kelarutan dalam air : 10 mg/mL (20°C)
Pemerian : Hablur berwana putih, seperti jarum atau lempengan
tersusun, atau serbuk hablur putih; berbau lemah atau tidak berbau.
Stabil di udara kering; bila di dalam udara lembab, secara bertahap
akan terhidrolisa menjadi asam salisilat dan asam asetat.
2. Isolasi
LABORATORIUM KIMIA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS BORNEO LESTARI BANJARBARU
Jl. Kelapa Sawit No. 8 Bumi Berkat Telp. (0511) 4783717 Kel. Sei. Besar Kec. Banjarbaru Selatan 70714
Kota Banjarbaru - Kalimantan Selatan
3. Pemurnian
Uji organoleptis asam salisilat berupa bubuk kristal putih membentuk jarum,
dengan rasa asam manis, tidak berbau, dan stabil pada udara bebas. Bubuk
salisilat sukar larut dalam air dan lebih mudah larut dalam lemak. Asam
salisilat memiliki titik leleh sebesar 159°C yang lebih larut dalam air panas
dan mudah larut dalam alkohol dan ester.
Asam salisilat memiliki berat molekul sebesar 138,123 g/mol dengan titik
didih sebesar 211°C, indeks bias 1,565 (20 oC).
Uji organoleptis asam sulfat berupa cairan higroskopis yang bersifat korosif,
berminyak, tak berwarna, tak berbau, sangat reaktif dan mampu melarutkan
berbagai logam.
Asam sulfat mudah larut dalam air, titik didih 337 oC, berat jenis 1,83 g/cm3,
bobot molekul 98,08 g/mol, indeks bias 1,465.
Asam Asetat Anhidrida
Uji organoleptis asam asetat anhidrida yaitu cairan tidak berwarna, berbau
cuka, mudah menguap karena reaksinya dengan kelembapan di udara
membentuk asam asetat.
Asam asetat anhidrida mudah larut dalam air dan benzena, titik didih 139,8
o
C, berat jenis 1,08 g/ml, bobot molekul 102,09 g/mol, indeks bias 1,3901.
Ethanol Absolute
Uji organoleptis etanol adalah cairan yang mudah menguap, mudah terbakar,
tak berwarna, berbau khas dan merupakan alkohol yang paling sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Etanol adalah pelarut yang serbaguna, larut dalam air dan semua pelarut
organik. Titik didih 78,29 oC, berat jenis 0,789, bobot molekul 46,07 g/mol,
indeks bias 1,361.
Larutan Besi (III) Klorida (FeCl3)
Uji organoleptis besi (III) klorida berbentuk kristal, warnanya tergantung
pada sudut pandangnya dari cahaya pantulan ia berwarna hijau tua, tetapi dari
cahaya pancaran ia berwarna ungu-merah.
Besi (III) klorida larut dalam air, dan sangat mudah larut dalam aseton,
metanol, etanol, dan dietil eter. Titik didih 315 oC (anhidrat, terdekomposisi),
280 oC (heksahidrat, terdekomposisi) terdekomposisi parsial menjadi
FeCl2+Cl2 , berat jenis 2,898 g/cm3 (anhidrat) 1,82 g/cm3 (heksahidrat), bobot
molekul 162,2 g/mol (anhidrat) 270,3 g/mol (heksahidrat).
Kesetimbangan reaksi
As.salisilat + anhidrida asetat asam asetil salisilat
M = 0,07 mol + 0,14 mol -
R = 0,07 mol + 0,07 mol 0,07 mol
S/P = - + 0,07 mol 0,07 mol
Bobot teoritis asam asetil salisilat = mol x Mr = 0,07 mol x 180 g/mol
= 12,6 gram
Uji organoleptis produk = Bentuk jarum kristal dengan warna putih kristal
VII. PEMBAHASAN
LABORATORIUM KIMIA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS BORNEO LESTARI BANJARBARU
Jl. Kelapa Sawit No. 8 Bumi Berkat Telp. (0511) 4783717 Kel. Sei. Besar Kec. Banjarbaru Selatan 70714
Kota Banjarbaru - Kalimantan Selatan
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan Sintesis Aspirin dapat disimpulkan bahwa reaksi
anhidrida asam karboksilat dengan gugus hidroksi fenolik dari asam salisilat
disebut dengan reaksi asetilasi atau reaksi esterifikasi yaitu reaksi antara
alkohol dan asam sehingga dihasilkan suatu ester dan air. Reaksi yang terjadi
pada percobaan sintesis aspirin adalah sebagai berikut:
Austin, George T. 1984. Shreve’s Chemical Process Industries 5th ed. McGraw-Hill
Book Co. : Singapura.
Baysinger, G. 2004. CRC Handbook of Chemistry and Physics 85th ed. America:
CRC Press.
Fessenden & Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 2 Edisi 3. Penerbit Erlangga:
Jakarta.
Fessenden RJ, Fessenden JS, 1994, Organic Chemistry, 5th edition, Brooks/Cole
Publishing, Company Pasific Groove, California, Page 512-513