Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FARMASI

“PENGUKURAN SUDUT ANGKAT GRANUL”

NAMA : DEVI SEPTIANI


NIM : 1900007
KELOMPOK : 7 ( TUJUH )
HARI PRAKTIKUM : SENIN (11.00-14.00)
NAMA DOSEN : FERDY FIRMANSYAH, M.Sc, Apt
ASISTEN DOSEN : 1. DELLAVIANA ARISKA
2. ANRIANI WIDYA NINGSIH
3. NOLA AYUNDA PUTRI
4. JIHAN FAHIRA
5. HAMIDA NUR AZRI
6. YOLANDA MAHARANI
7. NIA APRILIANI SUHARI
8. CAHYA PURWANINGSIH

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
I. TUJUAN
Mengetahui kecepatan alir sudut angkat dengan menggunakan corong angkat

II. ALAT DAN BAHAN


A. BAHAN
 Granul

B. ALAT
 Corong angkat

III.CARA KERJA
Pengukuran kecepatan sudut angkat
Prosedur penetapan :
1. Letakkan corong dengan keadaaan lobang corong tertutup pada suatu ketinggian
yang dikehendaki (H) di atas kertas grafik yang terletak pada bidang horizontal
2. Timbang granul yang akan diukur sebanyak 30 g
3. Granul dituang perlahan-lahan ke dalam corong, kemudian buka tutup lobang
corong dan catatlah waktu yang diperlukan granul untuk mengalur dengan
menggunakan stopwatch.

Berat serbuk(g)
Kecepatan aliran=
Waktu (s )

4. Amati dan ukur jari-jari (r) dari alas tumpukan granul yang berbentuk
kerucut dan tinggi tumpukan granul (h)
5. Hitung sudut angkat granul

Tinggi(h)
tan∝=
Jari− jari(r )

Atau sudut ∝ sama dengan tinggi tumpukan dibagi jari-jari tumpukan


∝≤ 30 → bahandapat mengalir bebas
∝≥ 30 → memiliki daya alir kurang baik

VI. HASIL
Berat granul : 30 gram D1 : 19,7 cm
D2 : 20,1 cm Drata: 19,9
T:9s H : 1,9 cm R : 9,95

a. Dik : Berat granul = 30 g


Waktu =9s
Dit : Kecepatan alir..?
Jawab :
Berat granul ( g )
Kecepatan alir =
waktu ( s )
30 g
¿
9s
g
¿ 3,3
s
Jadi, kesimpulannya >10 sangat baik

b. Dik : h = 1,9 cm
D1 = 19,7 cm
D2 = 20,1 cm
R = 9,95 cm
Dit : tan α … ?
Jawab : D rata-rata = 20,9 cm
Tinggi(h)
tan α=
JAri− jari (r )

d 19,9 cm
r= = =9,95 cm
2 2
1,9 cm
tan∝= =0,19 °
9,95 cm
∝=tan 0,19
∝=0,00033
Jadi, kesimpulanny ∝=≤ 30 bahan dapat mengalir bebas
V. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, saya dari kelompok 7 melakukan praktikum dengan judul
pengukuran sudut angkat granul. dengan cara melihat video dan data tentang sudut angkat
granul yang diberikan oleh dosen dengan berat granul yang ditentukan yaitu 30 g. yang
dilakukan selama 9 detik, jadi kecepatan alir granul yang didapat yaitu 3,3 g/s.
Granul merupakan gumpalan-gumpalan dari partikel-partikel yang lebih kecil
dengan bentuk tidak merata dan menjadi seperti partikel tunggal yang lebih besar.
Granulasi serbuk ialah proses membesarkan ukuran partikel kecil yang dikumpulkan
bersama-sama menjadi agregat (gumpalan) yang lebih besar.
Pada percobaan kali ini kami mendapat hasil yaitu jari-jari yang diberikan pada
praktikum ini yaitu 9,95 cm. Kemudian kami menghitung sudut angkat granul atau yang
dimaksud dengan tan α. Dan mendapatkan hasil dengan cara tingginya 1,9 cm dibagi
dengan jari-jari yang diberikan yaitu 10,45 cm, dan mendapatkan hasil 0,20 °. Yang
disimpulkan bahwa α = ≤ 30 memiliki bahan dapat mengalir bebas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu hancur suatu sediaan tablet selain sifat
fisik granul yaitu kekerasan, porositas tablet, dan daya serap granul juga mempengaruhi
waktu hancur tablet. Penambahan tekanan pada waktu penabletan dapat menyebabkan
penurunan porositas dan menaikkan kekerasan tablet. Dengan bertambahnya kekerasan
tablet akan menghambat penetrasi cairan ke dalam pori-pori tablet sehingga
memperpanjang waktu hancur tablet. Mekanisme hancurnya tablet yang mangandung pati
adalah melalui mekanisme pengembangan (swelling). Tablet akan semakin cepat larut
dan hancur seiring dengan bertambahnya jumlah bahan penghancur yang ditambahkan.
Setelah dihitung dan didapat α lebih kecil dari 30 maka dapat dijelaskan bahwa
granuk tersebut dapat mengalir bebas karena jika Uji sifat granul dilakukan dengan
menguji sudut diam, waktu alir, dan indeks komprebilitas. Granul yang dapat mengalir
bebas jika sudut diamnya kurang dari sama dengan 35° yang menunjukkan mempunyai
sifat alir yang baik.
Granul merupakan gumpalan partikel-partikel yang kecil. Metode Granul kering
di bentuk dengan penambahan bahan pengikat ke dalam campuran serbuk, kemudian di
kempa menjadi tablet besar (slugging) setelah itu dipecahkan menjadi granul yang lebih
kecil. Metode ini baik bahan aktif maupun bahan pengisi harus memliki sifat kohesi
supaya masa yang jumlahnya besar dapat di bentuk. Metode ini khususnya untuk bahan-
bahan yang dapat di olah dengan metode granul basah karena kepekaannya terhadap uap
air atau karena untuk mengeringkan dibutuhkan temperatur yang dinaikkan

VI. KESIMPULAN
1. Hasil dari tan 0,20 °. bahwa α = ≤ 30 memiliki bahan dapat mengalir bebas.
2. Granul yang dapat mengalir bebas jika sudut diamnya kurang dari sama dengan 35°
yang menunjukkan mempunyai sifat alir yang baik.
3. berat granul 30 g. yang kecepatan alir granul yang didapat yaitu 3,3 g/s selama 9 detik
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu alir yaitu sifat-sifat granul yaitu ukuran
partikel, distibusi ukuran partikel dan kelembapan Semakin kecil konsentrasi bahan
pengikat, maka ukuran, viskositas dan massa jenis semakin kecil, sehingga
meningkatkan gaya kohesi antar partikel granul atau serbuk.
5. Granul merupakan gumpalan partikel-partikel yang kecil. Metode Granul kering di
bentuk dengan penambahan bahan pengikat ke dalam campuran serbuk, kemudian di
kempa menjadi tablet besar (slugging) setelah itu dipecahkan menjadi granul yang
lebih kecil
Daftra pustaka

Abdul Fadlil, Aditiya Dwi Candra. Vol. 3, No. 2, Desember 2017.Sistem Penentuan Sudut Diam
Granul Menggunakan Metode Pengolahan Citra Berbasis Android. Program Studi Teknik
Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Ahmad Dahlan Kampus III, Jln. Prof. Dr.
Soepomo,S.H. Umbulharjo, Yogyakarta

Ansel, H.C. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. (Edisi IV). Penerjemah: Farida .
Jakarta: Universitas Indonesia.
Banker, G. S., and Rhodes, C. T., 2002, Modern Pharmaceutics, 239-275Revised and
Expanded, 3th, Marcel Dekker Inc., New York.
Lachman L., H.Lieberman dan J.N. Kanig. The Theory and Practice of Industrial
Pharmacy Edisi ke-3. Amerika Serikat : Lea & Febiger.1986
Martin, A., Swarbick, J., & Cammarata, A. (2008). Farmasi Fisik. (Edisi III).
Penerjemah: Yoshita. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Rosen, J. M. (1989). Surfactants and interfacial phenomena (2rd ed). New York: J.
Willey & Sons Interscience Publication.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai