Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS INSTRUMEN

Pengujian Identifikasi Kromatografi Kertas


Makalah Ini Disusun Untuk Nilai Tugas Pada Mata Kuliah Praktikum Analisis Instrumen
Dosen Penguji Mata Kuliah
Nina Jusnita, M.SI

Disusun Oleh:
Dwi Handayani (1943057001)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karuia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih kepada ibu Nina
Jusnita, M.SI selaku dosen mata kuliah Praktikum analisis instrumen yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Jakarta, 13 Januari 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan senyawa zat x secara
kromatografi kertas.
B. Latar Belakang
Kromatografi adalah suatu metode pemisahan campuran senyawa atau komponen antara 2
fase, fase tersebut adalah fase gerak atau absorben atau lapisan penyerap dan fase gerak yaitu
eluen. Fase diam umumnya bertindak sebagai pemisah campuran, sedangkan fase gerak
bertindak sebagai pembawa campuran.

            Kromatografi merupakan metode analisis campuran atau larutan senyawa kimia dengan
absorpsi memilih pada zat penyerap, zat cair dibiarkan mengalir melalui kolom zat penyerap,
misalnya kapur, alumina dan semacamnya sehingga penyusunnya terpisah menurut bobot
molekulnya, mula-mula memang fraksi-fraksi dicirikan oleh warna-warnanya.

Kromatografi kertas termasuk dalam kelompok kromatografi planar, dimana

pemisahannya menggunakan medium pemisah dalam bentuk bidang (umumnya bidang datar)

yaitu benuk kertas.   Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau

cairan yang didukung pada padatan) dan fase gerak (cairan atau gas). Fase gerak mengalir

melalui fase diam dan membawa komponen-komponen dari campuran bersama-sama.

Komponen-komponen yang berbeda akan bergerak pada laju yang berbeda pula.

Kromatografi kertas merupakan analisis kromatografi dengan kertas sebagai penyerap

selektif dapat sebagai sobekan kertas yang bergantung dalam larutan contoh atau sebagai

lingkaran yang pada pusatnya ditempatkan larutan yang akan dianalisis. Berdasarkan uraian di

atas, maka pembahasan berikut akan membahas tentang cara pemisahan dan menentukan pigmen

warna dengan metode kromatografi kertas.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Istilah kromatografi berasal dari kata latin chroma berarti warna dan graphien berarti

menulis. Kromatografi pertama kali diperkenalkan oleh Michael Tsweet (1903) seorang ahli

botani dari Rusia. Michael Tsweet dalam percobaannya ia berhasil memisahkan klorofil dan

pigmen-pigmen warna lain dalam ekstrak tumbuhan dengan menggunakan serbuk kalsium

karbonat yang diisikan ke dalam kolom kaca dan petroleum eter sebagai pelarut. Proses

pemisahan itu diawali dengan menempatkan larutan cuplikan pada permukaan atas kalsium
karbonat, kemudian dialirkan pelarut petroleum eter. Hasilnya berupa pita-pita berwarna yang

terlihat sepanjang kolom sebagai hasil pemisahan komponen-komponen dalam ekstrak tumbuhan

(Alimin, 2007, hal: 73).

Kromatografi adalah proses melewatkan sampel melalui suatu kolom, perbedaan

kemampuan adsorpsi terhadap zat-zat yang sangat mirip mempengaruhi resolusi zat terlarut dan

menghasilkan apa yang disebut kromatogram (Khopkar, 2008, hal: 137).

Kromatografi juga merupakan suatu metode pemisahan yang belakangan ini banyak
digunakan. Dibandingkan dengan metode lain seperti destilasi, kristalisasi, ekstraksi,
pengendapan, dan lain sebagainya. Kromatografi mempunyai keuntungan dalam pelaksanaan hal
yang lebih sederhana terutama penggunaan waktu yang singkat, mempunyai kepekaan yang
tinggi, serta mempunyai kemampuan memisahkan yang tinggi. Metode ini dapat digunakan bila
metode lain tidak dapat atau sulit dilakukan misalnya karena jumlah cuplikan yang sangat sedikit
ataupun campuran yang kompleks (Chang, 2005).

Dalam kromatografi, komponen-komponen terdistribusi dalam dua fase yaitu fase gerak

dan fase diam. Transfer massa antara fase bergerak dan fase diam terjadi bila molekul-molekul

campuran serap pada permukaan partikel-partikel atau terserap. Pada kromatografi kertas naik,

kertasnya digantungkan dari ujung atas lemari sehingga tercelup di dalam solven di dasar dan

solven merangkak ke atas kertas oleh daya kapilaritas. Pada bentuk turun, kertas dipasang
dengan erat dalam sebuah baki solven di bagian atas lemari dan solven bergerak ke bawah oleh

daya kapiler dibantu dengan gaya gravitasi. Setelah bagian muka solven selesai bergerak hampir

sepanjang kertas, maka pita diambil, dikeringkan dan diteliti. Dalam suatu hal yang berhasil,

solut-solut dari campuran semula akan berpindah tempat sepanjang kertas dengan kecepatan

yang berbeda, untuk membentuk sederet noda-noda yang terpisah. Apabila senyawa berwarna,

tentu saja noda-nodanya dapat terlihat. Distribusi dapat terjadi antara fase cair yang terserap

secara stasioner dan zat alir bergerak yang kontak secara karib dengan fase cair itu. Dalam

kromatografi partisi cairan, fase cair yang bergerak mengalir melewati fase cair stasioner yang

diserapkan pada suatu pendukung, sedangkan dalam kromatografi lapisan tipis adsorbennya

disalutkan pada lempeng kaca atau lembaran plastic.

Fase diam (Fase Stasioner) dan fase gerak mempunyai arti masing-masing. Fase diam
merupakan salah satu fase komponen yang penting di mana terjadinya perbedaan kromatografi
karena adanya interaksi dengan fase diam yang menyebabkan terjadinya perbedaan waktu retensi
(Rf) dan terpisahnya komponen-komponen dari suatu senyawa. Fase gerak merupakan pembawa
anlit dapat bersifat berinteraksi dengan analitik tersebut. Fase gerak dapat berupa bahan cair dan
berupa gas yang umumnya dapat dipakai sebagai gas nyawa yang mudah menguap. Fase diam
juga merupakan proses yang dilalui oleh fase gerak untuk mengetahui jarak antara noda dengan
jarak pelarutnya (Basri,2003).

Kromatografi sendiri juga bisa dibedakan menjadi beberapa jenis didasarkan pada teknik kerja
yang dapat digunakan, diantaranya adalah sebagai berikut:

1.) Kromatografi kolom merupakan metode terbaik untuk melakukan pemisahan campuran
dalam jumlah yang besar di mana fase gerak nya dapat berupa zat cair dan fase diam nya dapat
berupa zat padat.

2.) Kromatografi kertas adalah kromatografi yang merupakan teknik suatu pemisahan di mana
fase diam nya berupa zat cair. Salah satu zat padat dapat digunakan untuk menyokong fase diam
yaitu contohnya bubuk selulosa.
Kemudian dilakukan pemisah antara asam amino dan peprida. Peprida yang merupakan hasil
hidroksida protein dengan suatu cara di mana kolom yang berisi bubuk diganti dengan lembaran-
lembaran kertas dan kemudian diletakkan dalam bejana tertutup yang berisi oleh uap penuh.
Larutan ini adalah air yang di sokong oleh molekul selulosa dari kertas tersebut. Fase gerak ini
biasanya merupakan campuran dari satu atau dari lebih dari satu Pelarut atau beberapa organic
dan air.

3.) Kromatografi gas merupakan metode kromatografi yang dinamis untuk memisahkan dan
sebagai pendeteksi senyawa senyawa yang mudah menguap dalam suatu campuran. Pemisahan
pada kromatografi gas ini didasarkan pada.suatu senyawa dikurangi dengan semua interaksi yang
mungkin terjadi antara solute dengan fase diam yang terjadi fase gerak pada kromatografi gas ini
dapat berupa gas yang akan mengetahui solute dari ujung kolom lalu akan menghantarkan
kepada detektor yang ada.

4.) Kromatografi lapis tipis merupakan suatu proses pemisahan yang di mana terdapat fase gerak
yang dapat berupa zat cair, sedangkan fase diam nya berupa zat padat. Pada Kromatografi lapis
tipis ini, berfungsi untuk pemisahan secara kuantitatif yang cepat dan sering digunakan dengan
menggunakan mikroskop (Khopkar, 2008).

Kromatografi sendiri bekerja dengan satu prinsip dasar yaitu jumlah zat yang berbeda-beda
untuk masing- masing komponen pada waktu tertentu. Pemisahan dengan menggunakan metode
kromatografi ini dapat terjadi antara fase atau apabila suatu molekul maupun senyawa nya
memiliki sifat- sifat yang berbeda, diantaranya adalah memiliki kelarutan yang berbeda terhadap
suatu pelarut, memiliki sifat kelarutan atau sifat untuk berkaitan yang berbeda, dan memiliki sifat
mudah menguap pada temperatur yang berbeda pula (Basri, 2003).

Terdapat beberapa faktor yang dapat mengin pengaruhi nilai Rf (Kromatografi kertas), Beberapa
diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Pelarut

Nilai Rf Sendiri juga disebabkan oleh pentingnya koefisien dari suatu partisi, maka perubahan
yang sangat kecil dalam komposisi suatu Pelarut dapat menyebabkan perubahan harga Rf. Maka
dari itu komposisi dari suatu Pelarut juga merupakan suatu faktor yang mempengaruhi harga
faktor retensi.
b) Suhu

Suhu juga dapat mempengaruhi harga faktor Atensi karena perubahan yang terjadi pada suhu
juga dapat merubah suatu koefisien partisi dan juga kecepatan aliran.

c) Ukuran dari bejana

Redensi Perambatan lebih lama seperti perubahan komposisi Pelarut sepanjang kertas, maka kau
efisien dari komposisi mempengaruhi harga Rf.

d) Kertas

Pengaruh utama dari kertas yang dapat mempengaruhi harga Rf adalah karena timbulnya
perubahan ion dan serapan yang berbeda untuk macam-macam kertas. Kertas sangat
mempengaruhi kecepatan aliran dan juga sangat mempengaruhi pada keseimbangan-
keseimbangan partisi itu sendiri.

e) Sifat dan Campuran

Berbagai senyawa mengalami partisi di antara volume-volume yang sama dari Fase tetap dari
bergerak Mereka hampir selalu mempengaruhi karakteristik Dari Kelarutan satu terhadap lainnya
hingga terhadap harga Rf. (Chang, 2005).

Teknik kromatografi kertas yaitu proses pengeluaran asam mineral dari kertas disebut

desalting. Larutan ditempatkan pada kertas dengan menggunakan mikropipet pada jarak 2 – 3 cm

dari salah satu ujung kertas dalam bentuk coretan garis horizontal. Setelah kertas dikeringkan,

diletakkan diruang yang sudah dijenuhkan dengan air atau dengan pelarut yang sesuai.

Penjenuhan dapat dilakukan 24 jam sebelum analisis. Descending adalah salah satu teknik di

mana cairan dibiarkan bergerak menuruni kertas akibat gravitasi. Pada teknik ascending, pelarut

bergerak ke atas dengan gaya kapiler. Nilai Rf harus sama baik pada descending maupun

ascending. Sedangkan yang ketiga dikenal sebagai cara radial atau kromatografi kertas sirkuler.

Kondisi-kondisi berikut harus diperhatikan untuk memperoleh nilai Rf yang reprodusibel.

Temperatur harus dikendalikan dalam variasi tidak boleh lebih dari 0,5oC. Kertas harus
didiamkan dahulu paling tidak 24 jam dengan atmosfer pelarutnya, agar mencapai

kesetimbangan sebelum pengaliran pelarutnya pada kertas. Dilakukan beberapa pengerjaan yang

parallel, Rfnya tidak boleh berbeda lebih dari 0,02 (Khopkar, 2008, hal: 163).
BAB III
METODE PENGUJIAN
A. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini, yaitu:
 Timbangan analitik
 Labu ukur
 Beaker glass
 Sendok tanduk
 Corong kaca
 Batang pengaduk
 Pipet tetes
 Erlenmayer
 Chamber
 Gelas ukur
 Mikro pipet
 Hairdryer
 Rak dan tabung reaksi
 oven
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini, yaitu:
 Ninhidrin
 N-Butanol
 Asam Asetat
 Glisin
 Tirosin
 Zat X
 Aquadest
B. Prosedur Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Membuat eluen dengan cara:
Dengan mencampurkan N-Butanol : Asam Asetat : Aquadest ( 4:1:5 ) sebanyak 10
ml
3. Diamkan eluen selama 10 menit
4. Siapkan kertas whatman dengan ukuran 10 x 2,5 cm, beri garis penanda sebanyak 3
cm dari ujung bawah dan 1 cm dari ujung atas, lalu kita buat 3 buah garis secara
berjejer dengan ukuran yang sama.
5. Lakukan penotolan tirosin, kemudian glisin, dan terakhir zat x
6. Setelah 10 menit, masukkan kertas yang telah di totol sampel kedalam bejana yang
berisi eluen.
7. Lakukan isolasi sempurna (eluasi) biarkan pelarut naik sampai 1 cm dari ujung
kertas.
8. Kemudian keluarkan kertas, semprot dengan ninhidrin
9. Keringkan kertas dalam oven pada suhu 100˚C selama 5 menit
10. Lakukan pengamatan bercak
11. Ditandai bercak dan di hitung nilai RF nya
Rumus
Jarak rambat dari titik penotolan ke pusat bercak
RF =
Jarak rambat dari titik penotolan ke akhir eluasi
BAB III
PEMBAHASAN
Kromatografi kertas merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk memisahkan zat
atau bahan kimia yang telah tercampur dan berwarna, terutama pigmen.

Prinsip percobaan pada praktikum kali ini adalah prinsip like dissolves like. Prinsip ini
merupakan sebuah prinsip kelarutan dimana suatu zat hanya akan larut pada Pelarut yang sejenis.
Dengan kata lain, zat yang bersifat polar hanya akan larut pada pelarut yang pulang juga dan
begitu juga dengan zat non polar yang hanya akan larut pada pelarut yang non polar juga.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi nilai Rf yaitu sebagai berikut:

a) Pelarut

b) Ukuran dari bejana

c) Kertas

d) Sifat dari campuran

Dalam praktikum kali ini, terdapat alat-alat yang memiliki fungsi yaitu, gelas kimia 100 ml
yang berfungsi sebagai tempat atau wadah pelarut, penjepit tabung yang berfungsi untuk
menjepit kertas sarung saat akan diciptakan kedalam pelarut, pensil berfungsi untuk membuat
garis batas bawah pada kertas saring, penggaris berfungsi untuk mengukur ukuran kertas saring,
gunting berfungsi untuk memotong kertas saring yang diukur, stopwatch digunakan untuk
menghitung waktu, pipet volume berfungsi untuk mengambil 10 ml larutan, bulb merupakan
pasangan pipet volume untuk mengambil larutan.

Kelebihan kromatografi kertas yaitu:


a. Tidak diperlukan peralatan yang teliti
b. Dapat diperoleh hasil yang baik walaupin dengan peralatan dan bahan yang sederhana
c. Senyawa yang terpisah dapat dideteksi pada kertas dan diidentifikasi
Selain memiliki kelebihan kromatografi kertas juga memiliki kekurangan, kekurangannya yaitu:
a. Banyaknya permasalahan menyangkut cara memasukkan fase gerak, perambatan fase
gerak dan pemilihan fase gerak yang sesuai
b. Membutuhkan waktu lama
c. Keterbatasan parameter senyawa yang diuji
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah senyawa zat x yang dipraktekkan
diduga mengandung glisin dan terosin.
DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi IV. Depkes RI. Jakarta.
Basri, S.2003. Kamus Kimia. Kineka Cipta: Jakarta.

Chang, R.2005. Kimia Dasar Jilid 2. Erlangga: Jakarta.

Khopkar, S.M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. ITP Press: Bandung. Sastroamidjojo,
H.1985. Kromatografi. Liberty: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai