Anda di halaman 1dari 24

SKRINING FITOKIMIA

Metabolit Primer
• Merupakan Fundamental Building Block Kehidupan/Makhluk Hidup.
• Misal karbohidrat, protein, lemak

Metabolit Sekunder
• Tidak penting atau esensial untuk perkembangan/eksistensi makhluk
hidup
• Misal terpenoid, alkaloid, flavonoid
Mengapa dibentuk metabolit
sekunder?
 Metabolisme primer akan membentu metabolit primer
 Metabolisme sekunder membentuk metabolit sekunder
 Metabolit intermediet: reaksi yang terletak antara met primer dan sekunder dan
menghasilkan energi untuk berlangsungnya suatu reaksi.
 Metabolit sekunder merupakan suatu bentuk untuk survival/pertahanan diri.
 Tanaman tidak dapat berpindah tempat. Misal tanaman pada lahan yang tercemar, agar
tetap survive maka akan membentuk metabolit sekunder.
• Misal; pada tanaman tembakau dapat membentuk asam salisilat sebagai antibodi. Bila
tembakau terkena virus maka produksi asam salisilat akan tinggi dan dalam tembakau dapat
melakukan proses metilasi pada as salisilat menjadi metil salisilat.
• Misal; tanaman membentuk suatu phytoaleksin
Skrining fitokimia
• Def : Penapisan untuk mengetahui golongan kandungan
kimia yang ada dalam tumbuhan
• Persiapan skrining :
proses ektraksi : - langsung
- bertingkat
Ekstraksi langsung

Simplisia kering
ektraksi dengan
metanol

Ektrak Metanol Ampas


Fraksinasi dg
heksan

Fraksi heksan Fraksi air


Fraksinasi dg
etil asetat

Fraksi etil Fraksi air


asetat
Fraksinasi
dengan butanol

Fraksi
butanol Fraksi air
Ekstraksi bertingkat

Simplisia kering
Ekstraksi
dg heksan

Ekstrak heksan Ampas


Ekstraksi dengan
etil asetat

Ekstrak etil Ampas


asetat
Ekstraksi
dengan metanol

Ekstrak Ampas
metanol
Ekstraksi
dengan air

Ekstrak Ampas
air
Skrining fitokimia

1. Minyak atsiri

Ekstrak diuapkan ad kering lalu tambahkan etanol bagi 2


1. Uji minyak atsiri :
larutan etanol diuapkan apabila ada bau aromatis → +
minyak atsiri

2. Uji lemak
Larutan etanol diatas diuapkan ad kering + KOH 0,5 N
uapkan ad kering → lihat tetesan miyak. Jika ada tetesan
minyak + minyak lemak

3. Uji triterpenoid dan Steroid


Lar uji + 0,5 ml asam asetat anhidrat + 0,5 ml CHCl3 + 0,2
ml H2SO4 pekat setetes demi setetes → jika terbentuk :
- warna ungu, merah atau coklat + triterpenoid
- warna hijau atau biru → + steroid
4. UJI sterol-triterpenoid
ekstrak ditambah 0,5 ml asam asetat anhidrat dan 0,5 ml khloroform,
selanjutnya ditambah H2SO4 pekat setetes demi setetes sebanyak 0,2 ml ke
dasar tabung, jika terjadi :
- warna ungu, merah atau coklat maka menunjukkan adanya triterpenoid-
- warnanya hijau atau biru menunnjukkan adanya steroid

5. Uji flavonoid
Ekstrak dipanaskan pada suhu sekitar 50oC, dan setelah
dingin ditambah logam Mg dan 4-5 tetes HCl pekat.
Jika warna merah atau jingga pada filtrat menunjukkan adanya
flavonoid.
6. Pemeriksaan alkaloid

ekstrak ditambah 1,5 ml HCl 2%, dipanaskan sambil dikocok di atas penangas air
dan kemudian disaring :
- Bila bening filtrat yang di peroleh dibagi 4.
1. + 2-3 tetes pereaksi Mayer
2. + 2-3 tetes pereaksi Dragendorf.
3. + 2-3 tetes pereaksi Boucardat
4. Pembading
Adanya senyawa alkaloid ditujukan :
1. Meyer endapan putih
2. Dragendorf end jingga
3. Boucardat end coklat
- Bila tidak bening tambah NH4OH kocok pelan lalu tambahkan CHCl3
kocok pelan lalu ambil lapisan bawah (CHCl3) tambahkan HCl 2 N lalu lakukan
spt diatas
• 7. Pemeriksaan fenol

Sejumlah 1 ml larutan ekstrak kasar ditambah 2 ml aquadest dan beberapa


tetes larutan FeCl3. Perubahan pada filtrat menunjukkan adanya fenol.

8. Pemeriksaan tanin
Sejumlah 1 ml larutan ekstrak kasar ditambah 2 ml aquadest dan 2-3 tetes
FeCl3. Jika terjadi warna biru tua atau coklat tua maka menunjukkan
adanya tanin.

• 9. Pemeriksaan saponin
• Sejumlah 1 ml larutan ekstrak kasar dimasukan ke dalam tabung reaksi
dan ditambah 3 ml aquadest kemudian kocok selama 15 menit untuk
diamati, jika terjadi busa setinggi 1 cm yang bertahan selama 15 menit
maka menunjukkan adanya saponin.
UJI ALKALOID
• Pada uji kualitatif senyawa alkaloid digunakan reagen-reagen tertentu
untuk mengendapkan senyawa alkaloid, diantaranya adalah reagen
Mayer (K2[HgI2]), Wagner (KI+I2), dan Dragendorf (K[BiI4]).
• Penambahna HCl berfungsi untuk membuat suasana menjadi asam
karena golongan alkaloid bersifat basa, sedangkan akuades panas
berfungsi untuk mendekstruksi protein karena dapat mengganggu
kualitas hasil uji.
• Perkiraan reaksi uji Meyer, Wagner, dan Dragendorf dapat terlihat
pada gambar 1, 2, dan 3.
Reaksi Uji Mayer
Reaksi Uji Wagner
Reaksi Uji Dragendorf
UJI TANIN
• Tanin merupakan senyawa polifenol yang berarti termasuk dalam
senyawa fenolik. Keberadaan senyawa tanin dapat diidentifikasi
dengan reaksi menggunakan FeCl3. Perkiraan reaksi antara tanin
dengan FeCl3 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Reaksi Uji Tanin
Uji Saponin
• Saponin terdiri dari sapogenin yang terdiri dari sapogenin yang
merupakan molekul aglikon dan sebuah gula.
• Saponin merupakan senyawa yang menimbulkan busa jika dikocok
dalam air.
• Uji Saponin dilakukan dengan metode Forth, yaitu hidrolisis saponin
dalam air. Timbulnya busa pada uji Forth menunjukkan adanya
glikosida yang mempunyai kemampuan membentuk buih dalam air
yang terhidrolisis menjadi glukosa dan senyawa lainnya.
• Reaksi pembentukan busa pada uji saponin ditunjukkan pada gambar
dibawah ini
Reaksi Uji Saponin
Uji Flavonoid
• Flavonoid merupakan senyawa yang larut air, dapat diekstraksi
dengan etanol 70% dan tetap ada dalam lapisan air, setelah ekstrak ini
dikocok dengan eter minyak bumi.
• Flavonoid berupa senyawa fenol, oleh karena itu warnanya berubah
bila ditambah basa atau ammonia.
• Uji senyawa flavonoid dilakukan dengan metode Wilstater, dimana
hasil positif terhadap flavonoid ditunjukkan dengan timbulnya warna
merah atau jingga yang disebabkan oleh reduksi flavonoid oleh Mg
dan HCl pekat.
• Reaksi flavonoid dengan Mg dan HCl pekat ditunjukkan oleh gambar
di bawah ini
Reaksi Flavonoid
Uji Triterpenoid dan Steroid
• Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari
enam satuan isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari
hidrokarbon C30 asiklik yaitu skualen.
• Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang
dapat dihasil reaksi penurunan dari terpena atau skualena.
• Steroid merupakan kelompok senyawa yang penting dengan struktur
dasar sterana jenuh dengan 17 atom karbon dan 4 cincin.
• Uji yang biasa digunakan untuk mengidentifikasi senyawa triterpenoid
dan steroid adalah reaksi Lieberman-Buchard (anhidrida asetat-
H2SO4 pekat).
• Reaksi steroid dengan reagen Lieberman-Buchard ditunjukkan oleh
gambar dibawah ini.
Reaksi steroid
Referensi
• Harborne J.B., 1993, Phytochemical Methods, Chapmann & Hall,
London
• Houghton P.J., 1998, Laboratory Handbook for Fractionation of
Natural Extracts, Thomson, Science, New York

Anda mungkin juga menyukai