Protozoa Usus
bebas tetapi beberapa spesies bersifat parasit pada manusia. Amoeba yang hidup
bebas termasuk dalam family Amoebidae , sedangkan yang bersifat parasit termasuk
Endamoebidae, Calkins 1926. Family dari amoeba hidup bebas yang termasuk ke
Iodamoeba. Parasit ini bergerak dengan pseudopodia, yaitu penonjolan yang tiba-tiba
dari ektoplasma yang diikuti dengan gerak ke arah yang dituju. Enkistasi biasanya
terjadi dalam usus besar. Dalam tubuh manusia semua amoeba bersifat komensal.
Kecuali Entamoeba histolytica yang dapat menjadi patogen. Pembiakan terjadi belah
pasang, baik pada stadium kista maupun trofozoit. Penularan hanya terjadi pada
bentuk kista matang, karena bentuk kista belum matang dan trofozoit mudah rusak
Siliata yang hidup pada usus manusia adalah Balantidium coli merupakan
disebut silia.
Flagelata yang dalam usus terdiri atas Embadomonas intestinalis,
siklus hidup yang sama yaitu dari dua stadium kista dan trofozoit. Penyebaran fecal-
oral melibatkan penelanan makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh kista
matang. Setelah ditelan oleh hospes yang sesuai kista berubah bentuk menjadi
dengan membentuk kista). Fungsi dinding kista melindungi dari kekeringan dan
lingkungan saat parasit tersebut dilepaskan dan merupakan pelindung selama kista
menunggu saat ditelan oleh hospes selanjutnya. Secara umum kondisi lingkungan
yang padat penduduk, hygiene dan sanitasi yang buruk akan memicu penyebaran.
venaticurn
Hospes: manusia , bisa juga pada kera, anjing, kucing, babi serta tikus
Morfologi
Entamoeba histolytica memiliki dua bentuk utama dan satu bentuk peralihan,
merah dengan berbagai tingkat kerusakan. Inti tunggal terletak eksentrik, pada
preparat yang tidak dipulas inti tampak samar-samar sebagai cincin berbutir halus.
Dengan pewarnaan hematoksilin besi membran inti jelas, sebelah dalamnya melekat
butir kromatin, sama besar, kariosom kecil letaknya di tengah inti. Trofozoit dalam
feses bertahan 5 jam pada suhu 37C, 16 jam pada suhu 25C dan 96 jam pada suhu
Bentuk prekista
Bulat, tidak berwarna, lebih kecil dari trofozoit, lebih besar dari kista, tidak
Bentuk kista
Bentuk oval atau bulat, agak asimetrik, dinding halus, membias cahaya, tidak
berwarna, ukuran 10-20 m (rata-rata 12-13 m) jumlah inti 1,2 atau 4 buah. Kista
mati dalam 5 menit pada suhu 50 C, tidak tahan kering dan pembusukkan, dalam
feses tahan 2 hari pada suhu 37C, 62,5 hari pada 0 C (Neva F.A dan Brown H.W,
1994). Sekurang-kurang dapat bertahan 8 hari pada suhu 28-34 C, tetapi hanya
beberapa jam saja pada suhu 46-47 C dan kurang dari satu menit pada 52 C (Jones
dan Newton,1950). Kista dapat bertahan lebih lama pada suhu dingin, 40 hari pada 2-
6 C (Simitch petrovitch dan Chibalich,1954) dan dibawah titik beku daya tahan
15 hari pada suhu 4 C dan 24 jam pada (-10 sampai -15 C) di dalam 4 ppm klor
bebas kista mati dalam 15-30 menit. Kista mati jika diberi klorida merkuri 0,04%,
Siklus hidup
seseorang, akan tahan terhadap keasaman lambung. Di dalam usus halus karena
pengaruh zat pencernaan yang netral atau basa serta karena aktifitas amoeba akan
terjadi ekskistasi tempat dinding kista akan musnah dan keluar amoeba dalam
stadium metakista berinti empat yang akhirnya akan membelah diri menjadi empat
trofozoit muda.
Parasit akan terbawa isi usus untuk sampai pada usus besar. Di usus besar
terjadi penyerapan air sehingga di usus makin ke distal makin kental. Hal ini
menjadi ancaman bagi parasit sehingga berubah menjadi kista. Parasit yang secara
normal hidup komensal dalam rongga usus besar secara tiba-tiba dapat menjadi
patogen dan menginvasi jaringan. Bentuk patogen lebih besar dari bentuk komensal.
Bentuk amoeba yang kecil disebut bentuk minuta. Faktor yang merangsang invasi
Parasit ini tersebar luas (kosmopolit), paling banyak di daerah tropis dan sub
sanitasi yang kurang baik, kepadatan penduduk, makanan dan gizi yang kurang baik,
Patogenesis
caecum dan rectosigmoid (intestinal). Invasi dimulai melalui kripta mukosa usus
diikuti pembentukkan ulkus primer, dengan ciri ulkus bergaung, dapat sembuh
sempurna, meninggalkan bekas menetap atau menyebar pada lapisan mukosa dan
Diagnosis
kista Entamoeba histolytica pada bahan pemeriksaan feses, pemeriksaan ini penting
dan harus dibedakan dengan parasit protozoa lain yang sering ditemukan keluar
bersama feses ataupun yang bukan parasit, harus dapat membedakannya dengan
Entamoeba coli dan makrofag, seringkali dari sediaan feses pada amebiasis
bentuk trofozoit dilakukan pemeriksaan langsung. Pada feses padat, biasanya untuk
pemeriksaan stadium kista, bila sulit ditemukan, baik bentuk trofozoit atau kista,
dicoba dengan metode konsentrasi. Bahan pengawet bila feses tidak langsung
diperiksa, feses disimpan dalam cairan fiksatif PVA (polivinil alkohol) atau MIF
dengan titer lebih dari 128 (spesifisitas 99%) atau ELISA dengan titer lebih dari 40 U
(sensitifitas 95%).
Pencegahan
Bentuk kista
Besarnya 10-31 m, dalam feses biasanya intinya 2 sampai 8, yang berinti 2 memiliki
vakuola glikogen yang besar. Benda kromatoid seperti jarum dengan ujung tajam.
Entamoeba coli tidak patogen, tetapi penting untuk dapat dibedakan dari Entamoeba
Bentuk vegetatif
Bentuk kista
Besarnya 5-10 m, berinti satu sampai empat, mempunyai benda kromatoid kecil
dan banyak
Gambar 2.7. Bentuk trofozoit dan kista Entamoeba hartmani (pewarnaan Trikrom)
Sumber: http//www.practicalscience.com/chart4.jpg
Bentuk vegetatif
Gambar 2.8. Bentuk trofozoit (a) dan kista (b) Iodamoeba butschlii
Sumber: intestinal parasite morphology,
http//www.dpd.cdc.gov/dpdx/html/frames/morphologytables/body/morph.fig.htm
Bentuk vegetatif
Bentuk kista : besarnya 6-8 m, pada feses kista biasanya berinti 4, parasit
hidup sebagai komensal dalam rongga usus besar, cara infeksi dengan
Penyakit
Etiologi
Habitat : Mukosa dan sub mukosa usus besar terutama caecum bagian terminal dan
ileum
tropis, prevalensi lebih dari 1%. Prevalensi pada babi 20-100%. Balantidiasis pada
Penularan manusia ke manusia juga dilaporkan biasa terjadi pada pemukiman padat
penduduk, hygiene perorangan yang buruk, rumah sakit jiwa dan penjara.
Trofozoit :
Kista.
Gambar 2.10. (A) Gambaran trofozoit dan kista Balantidium coli: cy=sitostoma,
man=makronukleus, min= mikronukleus, cv=contractile vacuola, cw- cyst wall (B)Trofozoit
Balantidium coli
Sumber: http://www .tulane.edu/wisar/protozoology/notes/intest/html
Siklus hidup.
Hospes hampir seluruhnya terinfeksi kista dengan cara menelan kista melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi dengan kista (2). Setelah ditelan terjadi
ekskistasi dalam usus halus dan trofozoit membentuk koloni di usus besar (3).
Trofozoit menetap dalam lumen usus besar manusia dan hewan dan memperbanyak
diri dengan belah pasang transversal dan konjugasi (4). Trofozoit mengalami
enkistasi untuk menghasilkan kista infektif (5). Beberapa trofozoit masuk ke dalam
dinding usus besar dan bereplikasi, beberapa kembali ke lumen dan hancur, kista
Epidemiologi
Kosmopolit, paling banyak pada daerah dengan iklim panas. Pada manusia
frekuensi rendah, pada babi (63-91%). Menurut Neva F.A dan Brown H.W (1994)
terdapat dua spesies yang berbeda, Balantidium coli yang dapat ditularkan pada
Gejala penyakit
Asimptomatik dan dapat sembuh sendiri, secara klinis dibagi menjadi infeksi
mual, muntah. Feses encer mengandung lendir, nanah dan darah, defekasi
- Infeksi kronik
Diare hilang timbul disertai konstipasi, nyeri pada kolon dan anemia
Menemukan parasit dalam feses, bentuk trofozoit pada feses encer dan kista
pada feses padat. Sigmoidoskopi dapat dilakukan untuk melihat ulkus (parasit jarang
terdapat pada isi ulkus, terdapat pada dinding dan dasar ulkus). Pengobatan dengan Di-
Giardiasis
Habitat : Duodenum, jejunum bagian atas, saluran empedu, kandung empedu. Parasit
melekat pada mukosa usus, terjadi inflamasi ringan. Kegiatan mekanik dan toksik
Bentuk trofozoit
Bagian anterior merupakan batil isap, inti dua buah, Flagel 4 pasang (2 aksostil
Dalam endoplasma tampak sisa organel yang terdapat pada bentuk vegetative
Siklus hidup
Gambar 2.14. Siklus hidup Giardia lamblia
Sumber: http://pathmicro.med.sc.edu/parasitology/intest-protozoa.htm
Gejala klinik
biasanya terjadi pada anak-anak, terjadi enteritis akut dan kronis. Pada diare kronik
feses berlemak (steatorrhea) diselingi obstipasi kadang-kadang encer, sakit perut, ulu
hati, perut kembung, feses berlendir dan mengandung darah. Pada orang dewasa
Dengan cara pembuatan Wet mount menggunakan larutan garam fisiologis atau
hematoksilin, trikrom. Spesimen feses harus diperiksa sebelum satu jam setelah
Coccidiosis
Habitat : usus halus, tetapi tidak diketahui tempat yang tepat. Ookista Isospora belli
pernah di dapat di jejunum dan duodenum, parasit ini belum dapat dibiakan.
Jarang terjadi pada manusia, penularan melalui makanan dan minuman yang
Cryptosporidiosis
Cryptosporidium spp yang hidup di tanah, air dan makanan, penularan dapat terjadi
dengan menelan parasit. Gejala klinik yang timbul selain diare yang encer, diikuti
oleh dehidrasi, kehilangan berat badan, sakit perut, demam, mual dan muntah. Pada
umumnya orang yang terinfeksi tidak memerlukan pengobatan, kecuali pada orang
dengan penyakit system imun yang lemah seperti pada AIDS. Untuk pencegahan
infeksi dengan hygiene perorangan yang baik, mencuci tangan sebelum makan
di lingkungan dan spesimen hewan, akan tetapi dapat pula dilakukan pemeriksaan
langsung.
igure 9
Secara makroskopis
Lendir (mucus) lebih sedikit dibandingkan disentri basiler dan tidak terlalu
lengket
Dapat disertai darah (pada feses padat kadang tidak disertai darah)
Secara mikroskopis
Akan banyak ditemukan banyak bakteri, pada Entamoeba histolytica yang
1. Wet Preparation
a) Tujuan : untuk melakukan pemeriksaan secara cepat, bentuk trofozoit dan kista
c) Reagen :
d) Cara kerja:
Dengan menggunakan lidi, feses diambil sebesar kacang polong dan diletakkan di
atas kaca objek yang bersih dan kering, Dibubuhi larutan NaCl 0.85%, eosin 2%
atau lugol, diratakan menggunakan lidi, kemudian ditutup dengan kaca penutup,
2. Pewarnaan Trikrom
Sumber : Ash, Lawarence dan Thomas Orihel. Atlas of Human Parasitology. ASCP. 4th.Ed
1997.
Prinsip pemeriksaan:
Dengan pewarnaan permanen pada spesimen feses ntuk mendeteksi protozoa usus.
Protozoa yang berukuran kecil yang tidak dapat dilihat pada pemeriksaan wet mount
dapat dilihat dengan teknik pewarnaan teknik Trikrom Wheatley untuk spesimen
Spesimen
Feses segar atau diberi pengawet PVA/MIF, formalin 10%. Dibuat preparat di atas
Reagen
iodine kristal ke dalam alkohol sampai didapat warna gelap. Apabila akan
2. Alkohol 70%
6. Xilol
Cara Kerja:
menit
9) Kemudian tempelkan
Interpretasi
kromatoid, eritrosit dan bakteri berwarna merah atau merah lembayung. Latar
Reagen
Larutan I Larutan II
Aquadest 250 ml Lugol 5% harus baru (tidak boleh
Tincture of mertiolat (thimerosal) 200 ml disimpan lebih dari 3 minggu)
Cara kerja:
3. Disaring dengan dua lapis kain kassa, dimasukkan ke dalam tabung sentrifuge
5. Tabung di tutup rapat dengan sumbat karet dan dikocok keras-keras sampai
objek
dan dikocok keras selama 1 menit, kemudian disentrifuge 2000 rpm selama 2 menit
kemudian dibiarkan tenang. Supernatan dibuang kemudian sisa endapan dikocok dan