Anda di halaman 1dari 33

Entomologi

A.Pengertian Entomologi
Entomologi adalah ilmu yang mempelajari tentang vector, kelainan dan penyakit yang disebabkan
oleh arthropoda.
( Parasitologo Kedokteran : 1998 )

Entomologi adalah ilmu yang mempelajari tentang serangg. Akan tetapi, arti ini sering diperluas
untuk mencakup ilmu yang mempelajari arthropoda ( hewan beruas ruas ), serta iuwing dan
kerabatnya ( Millepoda dan centipoda )
Istilah Entomologi berasal dari dua perkataan latin yaitu entomon yang berarti serangga dan logos
yang artinya ilmu pengetahuan.
( http : // id. Wikipedia. Org/ wiki/ Entomologi : 2008 )

B.Klasifikasi Serangga
Klasifikasi serangga bertujuan untuk mempermudah dalam melakukan identifikasi atau mengenali
jenis jenis serangga yang ada dilapanagan.
Dunia binatang ( animal kingdom ) terbagi menjadi beberapa golongan besar yang masing masing
disebut filum. Dari masing-masing filum tersebut dapat dibedakan lagi manjadi golongan-golongan
yang lebih kecil yang disebut klas. Dari klas ini kemudian digolongkan lagi menjadi ordo (bangsa)
kemudian famili (suku), genus (marga) dan spesies (jenis)
Beberapa filum yang anggotanya diketahui berpotensi sebagai hama tanaman adalah Aschelminthes
(nematode), Mollusca (siput),
Chordata (binatang bertulang belakang) dan arthropoda ( serangga )
(http:fp.uns.ac.id/~hamasains/ dasar perlintan-2 htm: 2008 )

Arthropoda adalah hewan yang mempunyai kaki bersendi-sendi


(beruas-ruas). Hewan ini banyak ditemukan di darat, air tawar, dan laut, serta di
dalam tanah. Hewan ini juga merupakan hewan yang paling banyak jenis atau macamspesiesnya,
lebih kurang 75% dari jumlah keseluruhan spesies hewan di dunia yang telah diketahui
(----------)

Dalam buku microbiology for the health Sciences , burton mengemukakan bahwa ada banyak
perbedaan kelas arthropoda, tetapi hanya ada tiga yang dipelajari diparasitologi yakni :
serangga( Kelas Insekta ), Arachnida ( kealas Arachnida ) dan Krustacea ( kelas Krustacea )
( Burtons Microbiology for the health sciences eights edition : 2007 )
Berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya, Arthropoda dikelompokkan menjadi 4 kelas,yaitu:

1. Kelas Crustacea (golongan udang).


Crustacea adalah hewan akuatik (air) yang terdapat di air laut dan air tawar. Kata Crustacea
berasal dari bahasabahasa latin yaitu kata Crusta yang berarti cangkang
yang keras
Berdasarkan ukuran tubuhnya Crustacea dikelompokkan sebagai berikut:
a) Entomostraca (udang tingkat rendah)
Hewan ini dikelompokkan menjadi empat ordo, yaitu:
1) Branchiopoda
2) Ostracoda
3) Copepoda
4) Cirripedia
b) Malakostraca (udang tingkat tinggi)
Hewan ini dikelompokkan dalam tiga ordo, yaitu:
1) Isopoda
2) Stomatopoda
3) Decapoda

2. Kelas Arachnida (golongan kalajengking dan laba-laba).


Anggota Arachnida meliputi kalajengking, laba-laba, tungau atau caplak. Kebanyakan hewan ini
bersifat parasit yang merugikan manusia, hewan dan tumbuhan. Arachnida bersifat karnivora
sekaligus predator. Tempat hidupnya adalah di darat

Klasifikasi Arachnida dibagi dalam 3 ordo, yaitu:


a). Scorpionida
contohnya: Kalajengking (Vejovis sp, Hadrurus sp, Centrurus sp)
Ketonggeng (Buthus)
Hewan ini memiliki perut beruas-ruas dan ruas terakhir berubah menjadi alat pembela diri.
b). Arachnoidea
Contohnya adalah segala macam laba-laba, antara lain :
- Laba-laba jaring kubah (terdapat di Bostwana, Afrika Selatan)
- Laba-laba primitif Liphistius (di rimba Asia Tenggara)
- Laba-laba penjerat (di Malaysia)
- Laba-laba pemburu (di Meksiko)
- Laba-laba srigala
- Laba-laba beracun Latrodectes natans dan Laxosceles reclusa
- Tarantula (Rhechostica hentz)

3. Kelas Myriapoda (golongan luwing).


Myriapoda adalah gabungan dari kelas Chilopoda dan Diplopoda dengan tubuh beruas-ruas dans
etiap ruas mempunyai satu pasang atau dua pasang kaki. Tubuh dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu kepala dan abdomen (perut). Hewan ini banyak dijumpai di daerah tropis dengan habitat di
darat terutama tempat yang banyak mengandung

`Klasifikasi (penggolongan Myriapoda)


Dalam penggolongannya Myriapoda merupakan gabungan dari dua kelas, yakni:
a). Kelas Chilopoda
Contoh: kelabang : Lithobius forticatus dan Scolopendra morsitans sampah, misal kebun dan di
bawah batu-batuan.
b). Kelas Diplopoda
Contoh: kaki seribu (Julus nomerensis)

4. Kelas Insecta (serangga)


Insecta sering disebut serangga atau heksapoda. Heksapoda berasal dari kata heksa berarti 6
(enam) dan kata podos berarti kaki. Heksapoda berarti hewan berkaki enam. Diperkirakan jumlah
insecta lebih dari 900.000 jenis yang terbagi dalam 25 ordo. Hal ini menunjukkan bahwa banyak
sekali variasi dalam kelas insecta baik bentuk maupun sifat dan kebiasaannya.

Klsifikasi (penggolongan) Insecta (serangga)


Berdasarkan metamorfisnya, serangga dibedakan atas dua kelompok, yaitu:
a)Hemimetabola
Hemimetabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna.
Kelompok Hemimetabola meliputi beberapa ordo, antara lain:
1). Achyptera atau Isoptera
Ciri-ciri ordo Archyptera::
- Metamorfosis tidak sempurna.
- Mempunyai satu pasang sayap yang hampir sama bentuknya. Kedua
sayap tipis seperti jaringan.
- Tipe mulut menggigit.
Contoh: Reticulitermis flavipes (rayap atau anai-anai)
2). Orthoptera
Ciri-ciri ordo Orthoptera::
- Memiliki satu pasang sayap, sayap depan lebih tebal dan sempit disebut
tegmina. Sayap belakang tipis berupa selaput. Sayap digunakan sebagai penggerak pada waktu
terbang, setelah meloncat dengan tungkai belakangnya yang lebih kuat dan besar.
- Hewan jantan mengerik dengan menggunakan tungkai belakangnya pada ujung sayap depan, untuk
menarik betina atau mengusir saingannya.
- Hewan betinanya mempunyai ovipositor pendek dan dapat digunakan untuk meletakkan telur.
- Tipe mulutnya menggigit.
Contoh : - Belalang (Dissostura sp)
- Belalang ranting (Bactrocoderma
- Belalang sembah (Stagmomantis sp)
- Kecoak (Blatta orientalis)
- Gangsir tanah (Gryllotalpa sp)
- Jangkrik (Gryllus sp)
3). Odonata
Ciri-ciri Odonata
- Mempunyai dua pasang sayap
- Tipe mulut mengunyah
- Metamorfosis tidak sempurna
- Terdapat sepasang mata majemuk yang besar
- Antenanya pendek
- Larva hidup di air
- Bersifat karnivora
Contohnya: - Capung (Aeshna sp)
- Capung besar (Epiophlebia)
4). Hemiptera
Ciri-ciri Hemiptera
- Mempunyai dua pasang sayap, sepasang tebal dan sepasang lagi seperti
selaput.
- Tipe mulut menusuk dan mengisap
- Metamorfosis tidak sempurna.
Contohnya: - Walang sangit (Leptocorixa acuta)
- Kumbang coklat (Podops vermiculata)
- Kutu busuk (Eimex lectularius)
- Kepinding air (Lethoverus sp)
5). Homoptera
Ciri-ciri Homoptera:
- Tipe mulut mengisap
- Mempunyai dua pasang sayap
- Sayap depan dan belakang sama, bentuk transparan.
- Metamorfosis tidak sempurna.
Contohnya: - Tonggeret (Dundubia manifera)
- Wereng hijau (Nephotetix apicalis)
- Wereng coklat (Nilapervata lugens)
- Kutu kepala (Pediculushumanus capitis)
- Kutu daun (Aphid sp)
b). Holometabola
Holometabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis sempurna.
Berdasarkan ciri sayap dan alat mulutnya, kelompok Holometabola ini meliputi 6 ordo, yaitu ordo:
1). Neuroptera
Ciri serangga ini adalah mulut menggigit, dan mempunyai dua pasang sayap
yang urat-uratnya berbentuk seperti jala.
Contoh: undur-undur metamorfosis sempurna (siklus hidupnya: telur, larva,pupa (kepompong),
imago)
2). Lepidoptera
Ciri-ciri ordo Lepidoptera:
- Mempunyai 2 pasang sayap yang dilapisi sisik.
- Metamorfosis sempurna, yaitu memiliki siklus hidup: telur larva
kepompong (pupa) imago
- Pupa pada Lepidoptera dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
Pupa mummi: bagian badan kepompong terlihat dari luar
Pupa kokon, bagian tubuh pupa terlindung kokon.
- Tipe mulut mengisap dengan alat penghisap berupa belalai yang dapat dijulurkan.

Ordo Lepidoptera dibagi menjadi 2 sub ordo:


Sub ordo Rhopalocera (kupu-kupu siang)
Contohnya: - Hama kelapa (Hidari irava)
- Hama daun pisang (Erlonata thrax)
- Kupu-kupu pastur (Papiliomemnon)
- Kupu sirama-rama (Attacus atlas)

Sub ordo Heterocera (kupu-kupu malam)


Sering juga disebut ngengat. Hidup aktif pada malam hari. Jika hinggap kedudukan sayap mendatar
membentuk otot.
Contohnya: - Ulat tanah (Agrotis ipsilon)
- Ulat jengkol (Plusia signata)
- Kupu ulat sutra (Bombyx mori)
3). Diptera
Ciri-ciri ordo Diptera
- Mempunyai sepasang sayap depan, dan satu pasang sayap belakang
berubah menjadi alat keseimbangan yang disebut halter.
- Mengalami metamorfosis sempurna.
- Tipe mulut ada yang menusuk dan mengisap atau menjilat dan mengisap, membentuk alat mulut
seperti belalai disebut probosis.
Contohnya: - Lalat (Musca domestica)
- Nyamuk biasa (Culex natigans)
- Nyamuk Anopheles
- Aedes (inang virus demam berdarah)
4). Coleoptera
Ciri-ciri ordo Coleoptera
- Mempunyai dua pasang sayap.
- Sayap depan keras, tebal dan mengandung zat tanduk disebut dengan
elitra, sayap belakang seperti selaput.
- Mengalami metamorfosis sempurna.
- Tipe mulut menggigit.
Contohnya: - Kumbang kelapa (Orytec rhynoceros) menyerang pucuk
kelapa, pakis, sagu, kelapa sawit dan lain-lain.
- Kumbang buas air (Dystisticus marginalis)
- Kumbang beras (Calandra oryzae)
5). Siphonoptera
Ciri-ciri ordo Siphonoptera:
- Serangga ini tidak bersayap, kaki sangat kuat dan berguna untuk meloncat.
- Mempunyai mata tunggal.
- Tipe mulut mengisap.
- Segmentasi tubuh tidak jelas (batasan antara kepala dada dan perut
tidak jelas)
- Metamorfosis sempurna
Contohnya: - Pinjal manusia (Pubex irritans)
- Pinjal anjing (Ctenocephalus canis)
- Pinjal kucing (Ctenocephalus felis)
- Pinjal tikus (Xenopsylla cheopis), pinjal pada tikus dapat
menularkan kuman pes / sampar.
6. Hymenoptera
Ciri-ciri ordo Hymenoptera:
- Mempunyai dua pasang sayap, tipis seperti selaput.
- Tipe mulut menggigit.
- Makanan umumnya madu.
Contohnya: - Lebah madu (Apis mellifera)
- Kumbang pengisap madu (Xylocopa) biasanya melubangi
kayu pada bangunan rumah
(----------------------)

C.Serangga Sebagai Vektor Penyakit


Menurut ukuran besarnya peran dalam ilmu kedokteran serangga dapat dibagi dalam golongan :
1.Yang menularkan penyakit ( vector dan hospes perantara )
2.Yang menyebabkan penyakit ( parasit )
3.Yang menimbulkan kelainan karena toksin yang dikeluarkan
4.Yang menyebabkan alergi pada orang yang rentan.
5.Yang menimbulkan entomofobia ( perasaan takut terhadap serangga, rasa takut disebabkan oleh
bentuknya atau karena gerakannya )
(Parasitilogi Kedokteran : 1998 )

Dari jenis jenis serangga yang ada ordo dipteri adalah jenis yang paling berperan sebagai vektor
penyakit. Banyak penyakit penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri ataupun mikroorganisme
lainnya yang menyebabkan penyakit, dibantu oleh serangga dalam penyebarannya khususnya ordo
dipteri yaitu nyamuk dan lalat.
( Pemberantasan Serangga dan binatang pengganggu : 1985 )

Serangga dapat menularkan penyakit melalui beberapa cara, yaitu ;


1.Penularan secara mekanik
berlangsung dari penderita ke orang lain dengan perantaraan bagian luar tubuh serangga.
misalnya : telur cacing, kista protozoa, dan bakteri usus dapat dipindahkan dari tinja ke makanan
melalu badan atau kaki serangga . serangga yang berperan biasanya adalah lalat
2. Penularan secara biologi
Berrlangsung setelah parasit atau agen yang dihisap serangga vektor mengalami proses biologi
dalam tubuh vektor seperti membelah diri ataupun bermutasi.
Misalnya : - yersinia petis dalam pijal tikus ( membelah diri )
- plasmodium valciparum dalam nyamuk anopheles (bermutasi dan membelah diri)
- wucheria banerofti dalam badan nyamuk culex ( bermutasi )
3.Pernularan secara transovarian
Berlangsung distadium muda vektor. Telur dalam tubuh vektor menerima infeksi dan induknya,
walaupun induknya telah mati me,pertahankan penyebab penyakit yang diperoleh selama
pertumbuhannya menjadi larva infektif dan kemudian menularkannya.
Misalkan :Ricketsia tsutsugamushi dalam larva infektif (chigger) leptotrombidium.
( Parasitologi Kedokteran : 1998 )

D.Pengenalian Vektor
Dalam buku Parasitologi kedokteran karya Arjatmo Tjokronegoro dikemukakan bahwa tujuan
pengendalian vektor adalah :
1.Mengurangi atau menekan populasi vektor serendah rendahnya sehingga tidak berarti lagi
sebagai penular penyakit.
2.Menghindarkan terjadinya kontak antara vektor dan manusia.

Pengendalian vektor dapat digolongkan dalam pengendalian alami (Natural control ) dan
pengendalian buatan ( Artifical applied control )

1.Pengendalian Secara Alami


Pengendalian ini yaitu berhubungan dengan faktor-faktor ekologi yang bukan merupakan tindakan
manusia. Faktor faktor tersebut diantaranya adalah topografi, ketinggian, iklim, dan musuh alami.

2.Pengendalian Secara Buatan


Cara pengendalian ini adalah cara pengendalian yang dilakukan atas usaha manusia dan dapat
dibagi menjadi :
a.Pengendalian Lingkungan ( Environment Control )
Pengendaliandilakukan dengan cara mengelola lingkungan ( environment management ) yaitu
memodifikasi atau memanipulaasi lingkungan, sehingga terbentuk lingkungan yang tidak cocok
( kurang baik ) yang dapat mencegah atau membatasi perkembangan vektor.
b.Pengendalian Kimiawi
Pengendalian ini menggunakan bahan kimia yang berkhasiat membunuh serangga ( insektisida ) atau
hanya untuk menghalau serangga.
c.Pengendalian Mekanik
Pengendalian ini dilakukan dengan cara menggunakn alat
Yang langsung dapat membunuh, menangkap atau menghalau serangga. Contohnya seperti
menggunakan baju pelindung, memasak kawat kasa dijendela merupakan cara untuk
menghindarkan hubungan ( kontak ) antara manusia dan vektor.
d.Pengendalian Fisik
Pengendalian ini menggunakan alat fisika untuk pemanasan, pembukuan dan penggunaan alat listrik
untuk pengadaan angin, penyinaran cahaya yang dapat membunuh atau untuk menggangu
kehidupan serangga.
e.Pengendalian Biologi
Dengan memperbanyak pemangsa dan parasit sebagai musuh alami bagi serangga, dapat dilakukan
pengendalian serangga yang menjadi vektor atau hospes perantara. Beberapa parasit dari golongan
nematoda, bakteri , protozoa, jamur dan virus dapat dipakai sebagai pengendali larva nyamuk.
Arthropoda juga dapat dipakai sebagai pengendali nyamuk dewaasa. Predator atau pemangsa yang
baik untuk pengendali larva nyamuk terdiri dari beberapa jenis ikan, larva nyamuk yang berukuran
lebih besar, juga larva capung dan crustaceae.
f.Pengendalian Genetika
Pengendalian tujuan mengganti populasi serangga yang berbahaya dengan populasi baru yang tidak
merugikan. Beberapa cara dalam pengendalian ini seperti mengubah kemampuan reproduksi dengan
jalan memandulkan serangga jantan. Pemandulan ini dapat dilakukan dengan menggunakan bahan
kimia.
( Parasitologi Kedokteran : 1998 )

E.Insektisida
Insektisida adalah bahan yang mengandung persenyawaan kimia yang digunakan untuk membunuh
serangga.
Menurut bentuknya insektisida dapat berupa bahan padat, larutan dan gas, sedangkan menurut cara
masuknya ke dalam serangga, insektisida dibagi dalam :
1.Racun Kontak
Insektisida masuk kedalam tubuh serangga dengan perantara tarsus ( jari- jari kaki ) pada waktu
istirahat dipermukaan yang mengandung residu insektisida. Pada umumnya dipakai intuk
memberantas serangga yang mempunyai bentuk mulut tusuk isap.
2.Racun Perut
Insektisida masuk kedalam badan serangga melalui mulut, jadi harus dimakan. Biasanya serangga
yang diberantas dengan menggunakan insektisida ini mempunyai bentuk bentuk mulut untuk
menggigit, lekat isap, karet isap dan bentuk menghisap.
3.Racun Pernafasan
Insektisida masuk melalui sistem pernafasan dan juga melalui permukaan badan serangga.
Insektisida ini dapat digunakan untuk memberantas semua jenis serangga tanpa harus
memperhatikan bentuk mulutnya. Penggunaan insektisida ini harus hati- hati sekali terutama bila
digunakan untuk memberantas serangga di ruang tertutup.
( Parasitilogi Kedokteran : 1998 )

Berikut beberapa Jenis jenis Ibsektisida


1.Fenitrotion 40 wp.
Digunakan untuk pengendalian vektor malaria ( Anopheles sp ), Bersifat sedikit menguap,
penggunaanya dengan penyemprotan residu di dinding rumah.
2.Temofos.
Digunakan untuk pengendalian larva Aedes Aegypti., nama dagangnya abate 1%. Penggunaannya
dengan cara ditaburkan pada tempat penampungan air atau bak mandi.
3.Malation.
Digunakan untuk memberantas Nyamuk dewasa, Penggunaanya dengan cara penyemprotan,
Biasanya digunakan untuk fogging.
4.Dieldrin.
Digunakan sebagai residual spray bersama-sama dengan DDT dan BHC untuk pemberantasan nyamuk
malaria, jika dalam penggunaanya kurang hati-hati dapat mengakibatkan terjadinya absorbsi
melalui kulit, Dieldrin digunakan untuk pemberantasan serangga yang telah resisten terhadap DDT,
yaitri lalat, nyamuk, lipas, semut dan juga triatoma.
5.Bediocarp.
Tergolong insektisia yang mempunyai efek bunuh yang cepat terhadap serangga, digunakan
terutama untuk pengendalian vektor malaria dan vektor penyakit Chages. Dapat pula digunakan
untuk penggendalian serangga lain seperti lalat, pinjal, sengkenit, lipas dan kutu busuk.
( Parasitologi Kedokteran : 1998 )

E.Resistensi Serangga Terhadap Insektisida.


Resistensi serangga adalah kemampuan suatu populasi serangga untuk bertahan terhadap pengaruh
insektisida yang biasanya mematikan.
Resistensi serangga dibagi menjadi 2, yaitu :
1.Resistensi Bawaan
Dari suatu populasi serangga ada anggota-anggota yang pada dasarnya sudah resisten terhadap
suatu insektisida. Sifat ini turun temurun sehingga selanjutnya terjadi populasi yang resisten
seluruhnya. Resisten bawaan juga terjadi karena perubahan gen yang menyebabkan mutasi.
2.Resistensi Yang Didapati
Dari suatu populasi serangga , anggota-anggota yang rentan menyesuaikan diri terhadap pengaruh
insektisida, sehingga tidak mati dan membentuk populasi yang resisten.
( Parasitologi Kedokteran : 1998 )

F.Penyakit Yang Disebabkan Oleh Arthropoda


1.Skabies ( penyakit Kudis )
Skabies atau penyakitr kudis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei varietas
hominis
Sarcoptes scabiei adalah tungau yang termasuk Sarcoptida, ordo acari, kelas Arachnida. Daur hidup
Sarcoptes Scabiei ini yaitu dilapisan kulit ( Stratum Corneum ) dengan membuat trowongan sambil
bertelur
Pengobatan
Preparat sulfur presipitatum 5-10%
Gama Benzena heksaklorida ( jangan digunakan pada anak dibawah 6 tahun karena neurotik )
Bentil Benzoat 20-25 %
Krotsmin
2.Demodiolisis
Demodiolisis adalah infeksi yang disebabkan oleh Demodex Folliculorum. Demodex adalah tungau
folikel rambut famili Demodicidae.
Pengobatan
- Salep linden atau salep yang mengandung sulfur.
3.Ftiriasis
Ftiriasis adalah gangguan pada daerah pubis yang disebabkan oleh tuma phthirus pubis.
Pengobatannya
- Benzen heksaklorida.

rthropoda (filum Arthropoda) adalah filum yang paling besar dalam dunia
hewan dan mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan mirip
lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku.

Empat dari lima bagian (yang hidup hari ini) dari spesies hewan adalah
arthropoda, dengan jumlah di atas satu juta spesies modern yang
ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal Cambrian. Arthropoda
biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, serta
termasuk berbagai bentuk simbiotis dan parasit.

Hampir dari 90% dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah
Arthropoda. Arthropoda dianggap berkerabat dekat dengan Annelida,
contohnya adalah Peripetus di Afrika Selatan.

A. Ciri-ciri Arthropoda

- Tubuh beruas-ruas terdiri atas kepala (caput), dada (toraks) dan perut
(abdomen).
- Bentuk tubuh bilateral simetris, triploblastik, terlindung oleh rangka
luar dari kitin.
- Alat pencernaan sempurna, pada mulut terdapat rahang lateral yang
beradap- tasi untuk mengunyah dan mengisap. Anus terdapat di bagian
ujung tubuh.
- Sistem peredaran darah terbuka dengan jantung terletak di daerah
dorsal (punggung) rongga tubuh.
- Sistem pernafasan:
Arthropoda yang hidup di air bernafas dengan insang, sedangkan yang
hidup di darat bernafas dengan paru-paru buku atau permukaan kulit dan
trakea.
- Sistem saraf berupa tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan
alat indera.
- Arthropoda memiliki alat indera seperti antena yang berfungsi sebagai
alat peraba, mata tunggal (ocellus) dan mata majemuk (facet), organ
pendengaran (pada insecta) dan statocyst (alat keseimbangan) pada
Curstacea.
- Alat eksresi berupa coxal atau kelenjar hijau, saluran Malpighi.
- Alat reproduksi, biasanya terpisah. Fertilisasi kebanyakan internal (di
dalam tubuh).

Klasifikasi (penggolongan) Arthoproda

Berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya, Arthropoda dikelompokkan


menjadi 4 kelas, yaitu:
1. Kelas Crustacea (golongan udang).
2. Kelas Arachnida (golongan kalajengking dan laba-laba).
3. Kelas Myriapoda (golongan luwing).
4. Kelas Insecta (serangga).
Untuk dapat memahami klasifikasi Arthropoda secara menyeluruh,
perhatikan bagan berikut ini.

Hewan-hewan kelompok Arthropoda

Perbedaan dari masing-masing kelas akan dijelaskan berikut ini.

CIRI KELAS
1. Crustacea 2. Arachnida 3. Myriapoda 4. Insecta
Tubuh a.Mempunyai rangka yang keras b.Terdiri atas 2 bagian : kepala-
dada dan perut

Terdiri atas 2 bagian : kepala-dada dan perut a. Chilopoda: kepala dan


badan gepeng (dorso ventra)
b. Diplopoda : kepala dan badan silindris

Terdiri atas kepala, dada dan abdomen (perut)


Kaki 1 pasang pada setiap segmen tubuh 4 pasang pada kepala - dada
1 pasang atau 2 pasang pada setiap ruas 3 pasang pada dada atau tidak
ada
Sayap Tidak ada Tidak ada Tidak ada 2 pasang atau tidak ada
Antena 2 pasang Tidak ada a. Chilopoda : 1 pasang dan panjang
b. Diplopoda : 1 pasang dan pendek

1 pasang
Organ Pernafasan Insang atau seluruh permukaan tubuh Paru-paru
buku Trakea Trakea
Tempat hidup Air tawar, air laut Di darat Di darat Di darat
1. Crustacea

Crustacea adalah hewan akuatik (air) yang terdapat di air laut dan air
tawar.
Ciri-ciri crustacea adalah sebagai berikut:
a. Struktur Tubuh

Tubuh Crustacea bersegmen (beruas) dan terdiri atas sefalotoraks


(kepala dan dada menjadi satu) serta abdomen (perut). Bagian anterior
(ujung depan) tubuh besar dan lebih lebar, sedangkan posterior (ujung
belakang)nya sempit.
Pada bagian kepala terdapat beberapa alat mulut, yaitu:1) 2 pasang
antena
2) 1 pasang mandibula, untuk menggigit mangsanya
3) 1 pasang maksilla
4) 1 pasang maksilliped

Maksilla dan maksiliped berfungsi untuk menyaring makanan dan


menghantarkan makanan ke mulut. Alat gerak berupa kaki (satu pasang
setiap ruas pada abdomen) dan berfungsi untuk berenang, merangkak
atau menempel di dasar perairan.
Struktur tubuh Crustacea

b. Sistem Organ

1) Sistem Pencernaan
Makanan Crustacea berupa bangkai hewan-hewan kecil dan tumbuhan.
Alat pencernaan berupa mulut terletak pada bagian anterior tubuhnya,
sedangkan esophagus, lambung, usus dan anus terletak di bagian
posterior. Hewan ini memiliki kelenjar pencernaan atau hati yang terletak
di kepala dada di kedua sisi abdomen. Sisa pencernaan selain dibuang
melalui anus, juga dibuang melalui alat eksresi disebut kelenjar hijau
yang terletak di dalam kepala.
2) Sistem Saraf
Susunan saraf Crustacea adalah tangga tali. Ganglion otak berhubungan
dengan alat indera yaitu antena (alat peraba), statocyst (alat
keseimbangan) dan mata majemuk (facet) yang bertangkai.
3) Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah Crustacea disebut peredaran darah terbuka.
Artinya darah beredar tanpa melalui pembuluh darah. Darah tidak
mengandung hemoglobin, melainkan hemosianin yang daya ikatnya
terhadap O2 (oksigen) rendah.
4) Sistem Pernafasan
Pada umumnya Crustacea bernafas dengan insang. Kecuali Crustacea
yang bertubuh sangat kecil bernafas dengan seluruh permukaan
tubuhnya.
5) Alat Reproduksi
Alat reproduksi pada umumnya terpisah, kecuali pada beberapa
Crustacea rendah. Alat kelamin betina terdapat pada pasangan kaki
ketiga. Sedangkan alat kelamin jantan terdapat pada pasangan kaki
kelima. Pembuahan terjadi secara eksternal (di luar tubuh).

Dalam pertumbuhannya, udang mengalami ekdisis atau pergantian


kulit. Udang dewasa melakukan ekdisis dua kali setahun, sedangkan
udang yang masih muda mengalami ekdisis dua minggu sekali. Selain itu
udang mampu melakukan autotomi (pemutusan sebagian anggota
tubuhnya). Misalnya: udang akan memutuskan sebagian pangkal kakinya,
bila kita menangkap udang pada bagian kakinya. Kemudian kaki tersebut
akan tumbuh kembali melalui proses regenerasi.
Struktur dalam Crustacea

c. Klasifikasi Crustacea
1) Entomostraca (udang tingkat rendah)
Hewan ini dikelompokkan menjadi empat ordo, yaitu:
a) Branchiopoda
b) Ostracoda
c) Copecoda
d) Cirripedia

2) Malakostraca (udang tingkat tinggi)


Hewan ini dikelompokkan dalam tiga ordo, yaitu:
a) Isopoda
b) Stomatopoda
c) Decapoda

Entomostraca (udang tingkat rendah)


Kelompok Entomostraca umumnya merupakan penyusun zooplankton,
adalah melayang-layang di dalam air dan merupakan makanan ikan.
Adapun pembagian ordo yang termasuk Entomostraca antara lain :

a) Branchiopoda
Contoh: Daphnia pulex dan Asellus aquaticus.
Hewan ini sering disebut kutu air dan merupakan salah satu penyusun
zooplankton. Pembiakan berlangsung secara parthenogenesis.

b) Ostracoda
Contoh: Cypris candida, Codona suburdana.
Hidup di air tawar dan laut sebagai plankton, tubuh kecil dan dapat
bergerak dengan antena.

c) Copepoda
Contoh: Argulus indicus, Cyclops.
Hidup di air laut dan air tawar, dan
merupakan plankton dan parasit,
segmentasi tubuhnya jelas.
d) Cirripedia

Contoh: Lepas atau Bernakel, Sacculina.


Tubuh dengan kepala dan dada ditutupi karapaks berbentuk cakram dan
hidup di laut melekat pada batu atau benda lain.
Cirripedia ada yang bersifat parasit
Cara hidup Cirripedia beraneka ragam. Salah satu diantaranya adalah
Bernakel yang terdapat pada dasar kapal, perahu dan tiang-tiang yang
terpancang di laut atau mengapung di laut.
Bernakel
Malakostraca (udang tingkat tinggi)

Hewan ini kebanyakan hidup di laut, adapula yang hidup di air tawar.
Tubuhnya terdiri atas sefalotoraks yaitu kepala dan dada yang bersatu
serta perut (abdomen). Malakostraca dibagi menjadi 3 ordo, yaitu
Isopoda, Stomatopoda dan Decapoda.

a) Isopoda
Tubuh pipih, dorsiventral, berkaki sama.
Contoh:
- Onicus asellus (kutu perahu)
- Limnoria lignorum
Keduanya adalah pengerek kayu.
b) Stomatopoda

Contoh: Squilla empusa (udang belalang).


Hidup di laut, bentuk tubuh mirip belalang sembah dan mempunyai
warna yang mencolok. Belakang kepala mempunyai karapaks. Kepala
dilengkapi dengan dua segmen anterior yang dapat bergerak, mata dan
antena.
c) Decapoda (si kaki sepuluh)

Yang termasuk ordo ini adalah udang dan ketam. Hewan ini mempunyai
sepuluh kaki dan merupakan kelompok udang yang sangat penting
peranannya bagi kehidupan manusia. Decapoda banyak digunakan
sebagai sumber makanan yang kaya dengan protein. Contohnya adalah
udang, kepiting, ketam dan rajungan. Kepala dada menjadi satu
(cephalothorax) yang ditutupi oleh karapaks. Tubuh mempunyai 5 pasang
kaki atau sepuluh kaki sehingga disebut juga hewan si kaki sepuluh.
Hidup di air tawar, dan beberapa yang hidup di laut.
Beberapa contoh Decapoda berikut uraiannya, yaitu:

- Udang
1. Penacus setiferus (udang windu), hidup di air payau, enak dimakan
dan banyak dibudidayakan.
2. Macrobrachium rasenbengi (udang galah), enak dimakan, hidup di air
tawar dan payau.
3. Cambarus virilis (udang air tawar)
4. Panulirus versicolor (udang karang), hidup di air laut dan tidak
memiliki kaki catut.
5. Palaemon carcinus (udang sotong)
- Ketam
1. Portunus sexdentatus (kepiting)
2. Neptunus peligicus (rajungan) / Pagurus sp.
3. Parathelpusa maculata (yuyu)
4. Scylla serrata (kepiting)
5. Birgus latro (ketam kenari)
Kelompok Malakostraca
d) Peran Crustacea bagi Kehidupan Manusia

Jenis Crustacea yang menguntungkan manusia dalam beberapa hal,


antara lain:
1) Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, misal udang, lobster
dan kepiting.
2) Dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong zooplankton menjadi
sumber makanan ikan, misal anggota Branchiopoda, Ostracoda dan
Copepoda.
Sedangkan beberapa Crustacea yang merugikan antara lain:
1) Merusak galangan kapal (perahu) oleh anggota Isopoda.
2) Parasit pada ikan, kura-kura, misal oleh anggota Cirripedia dan
Copepoda.
3) Merusak pematang sawah atau saluran irigasi misalnya ketam.

ANTROPODA SIFAT UMUM ANTROPODA


Untuk mengenal Arthropoda yang hidup di dalam gua yang perlu diperhatikan adalah ciri utama yang
membedakan dengan kelompok invertebrata lain. Asal kata Arthropoda adalah berasal dari dua kata
Yunani yaitu arthros yang berarti berbuku-buku atau beruas dan podos yang berarti kaki. Jadi secara
umum kelompok arthropoda dicirikan dengan kaki yang berbuku-buku atau beruas. Antara buku satu
dengan yang lainnya dihubungkan oleh lembaran yang elastis yang memudahkan pergerakan badan
dan kakinya.
Secara evolusi kelompok arthropoda merupakan hewan yang paling berhasil dalam mengembangkan
jenisnya. Hampir 75% hewan di bumi ini adalah arthropoda. Begitu juga di dalam gua, arthropoda
memgang peranan penting dan mempunyai keanekaragaman tinggi dan paling berhasil beradaptasi
dalam lingkungan gua. Arthropoda banyak ditemukan sebagi hewan yang khas dan teradaptasi
dengan lingkungan gua. Arthropoda menyumbang sekitar 80% hewan khas gua.
Secara morfologi Arthropoda dicirikan dengan badan yang beruas biasnya mencapai lebih dari 21
ruas, yang tiap ruasnya mempunyai sepasang anggota badan (appendages) namun sepasang
anggota badan ini ada yang mereduksi atau berubah bentuk dan fungsi sesuai dengan kebutuhan
masing-masing kelompok. Ciri penting lain adalah kelompok arthropoda tidak memunyai struktur
tulang di dalam tubuhnya. Arthropoda mempunyai struktur dinding badan keras yang menutupi tubuh
bagian luar untuk melindungi bagian dalam tubuh yang biasanya disebut eksosekeleton. Bagian
paling luar mempunyai struktur yang paling keras dan diperkuat oleh khitin. Meskipun keras namun
strukutur ini masih memungkinkan pergerakan di tiap ruas.

A. MORFOLOGI ANTROPODA

Perbedaan kenampakan morfologi lima kelas utama Arthropoda

Perbedaan Arachnida Crustacea Diplopoda Chilopoda Insecta


Pembagian Cepahalotorax Cephalothorax Kepala dan Kepala dan Kepala, thorax
badan dan abdomen dan abdomen badan badan dan abdomen
Bentuk badanpipih Bervariasi globular pipih Bervariasi
Kaki Empat pasang Banyak Banyak, Banyak, Tiga pasang
biasanya 5 biasanya dua sepasang tiap pada tiap
pasang atau pasang tiap segmen segmen di
lebih segmen bagian thorax
Antena Tidak ada 2 pasang sepasang sepasang sepasang
Alat mulut Chelicera dan mandibula mandibula mandibula mandibula
pedipalpus
Habitat terrestrial Kebanyakan di terrestrial terrestrail terrestrial
laut dan air
tawar, jarang
terrestrial

B. JENIS INFEKSI YANG DI SEBABKAN OLEH ANTROPODA

1. Arthropoda Sebagai Penyebab Penyakit


Arthropoda sebagai penyebab penyakit dimana arthropoda dapat menyebabkan penyakit
tanpa perantara penular penyakit dalam artian secara langsung, bisa berupa gangguan
langsung maupun tidak langsung serta kendala lainnya. Pada umumnya semua jenis
arthropoda dapat menyebabkan penyakit , salah satunya adalah entomophoby (rasa takut) ini
tergantung dari orang yang mengalami rasa takut terhadap jenis arhtropoda tertentu. Berikut
penyakit yang disebabkan oleh arthropoda tersebut, yaitu :
1) Entomophoby, yaitu rasa takut yang berlebihan terhadap arthropoda yang meskipun tak
berbahaya tetapi dapat menimbulkan suatu gangguan jiwa dan kadang-kadang halusinasi
sensoris
2) Annoyance, yaitu merasa terganggu oleh arthropoda
3) Kehilangan darah, yaitu disebabkan oleh gigitan arthropoda sehingga menimbulkan
kekurangan darah terutama pada hewan ternak
4) Kerusakan alat indera, disebabkan oleh arthropoda pada saat melakukan perjalanan
dengan kendaraan maka seringkali arthropoda masuk ke dalam indera kita terutama mata
sehingga akan menimbulkan luka pada mata
5) Racun serangga, yaitu manusia sering mengalami sengatan oleh arthropoda yang biasa
mengeluarkan bisanya
6) Dermathosis, yaitu dengan gigitannya akan menimbulkan iritasi pada kulit
7) Alergi, yaitu kepekaan yang berlebihan (hypersensitivitas) terhadap protein yang
berasal dari tubuh serangga/ produk yang dihasilkan oleh serangga
8) Miyasis, yaitu keberadaan larva serangga pada jaringan tubuh manusia.
1. Arthropoda Sebagai Vektor Penular Penyakit
Arthropoda sebagai vektor (penular) penyakit berarti arthropoda yang dapat memindahkan
suatu penyakit dari orang yang sakit terhadap orang yang sehat dimana dalam hal ini
arthropoda secara aktif menularkan mikroorganisme/ bibit penyakit seperti kuman, virus,
protozoa, cacing dsb dari penderita kepada orang yang sehat dan juga sebagai tuan rumah
perantara dari mikroorganisme tersebut, contoh arthropoda : nyamuk, lalat, kutu, kecoak dsb.
Penularan ini dapat terjadi secara biologik (langsung) dan mekanik (tidak langsung).
1) Penularan Penyakit Secara Langsung
Penularan ini disebut juga Biological Transmission. Bila di dalam arthropoda
mikroorganisme penyebab penyakit mengalami perubahan bentuk atau jumlah atau sifatnya
di dalam tubuh arthropoda, maka arthropoda bertindak sebagai vektor penyakit secara
biologi.
Terdapat 4 jenis penularan, yaitu :
(a) Propagative, hama penyakit berkembang biak dengan jalan membagi diri tanpa siklus,
contoh : penyakit DBD ditularkan nyamuk Aedes aegepty yang terdapat
sporozit(mikroorganisme) di dalamnya.
(b) Cyclo Propagative, hama penyakit berkembang biak selain dengan cara membagi diri
juga mengalami siklus hidup, contoh : nyamuk Anopheles sebagai vektor penyakit malaria.
(c) Development, Hama penyakit berkembang dengan cara membesar tanpa membagi-bagi
diri, contoh : nyamuk Culex membawa cacing filaria sebagai vektor penyakit filariasis.
(d) Hereditaria, Hama penyakit ditularkan kepada penderita lain dengan melalui telurnya
2) Penyakit yang ditimbulkan secara mekanik
Secara mekanik, penularan dapat ditimbulkan melalui kaki, muntahan, ludah atau bagian
tubuh yang nampak dari arthropoda dsb , contoh : bakteri penyebab penyakit Thypus
Abdominalis, bakteri penyebab penyakit kolera, dan bakteri e. coli penyebab penyakit
disentri.
Selain itu, Berikut adalah penjelasan singkat mengenai golongan penyakit berdasarkan faktor
kehidupannya, yaitu :
1) Penyakit dengan 2 faktor kehidupan (manusia-athropoda), keadaan ini disebut penyakit
yang diakibatkan oleh pengaruh langsung arthropoda terhadap manusia, contoh miyasis.
2) Penyakit dengan 3 faktor kehidupan (manusia-arthropoda vektor-
kuman(mikroorganisme lainnya)), keadaan ini merupakan gambaran umum penyakit pada
dasarnya merupakan tuan rumah dan arthropoda sebagai vektor bagi kuman, contoh :
penyakit DBD.
3) Penyakit dengan 4 faktor kehidupan (manusia-arthropodavektor-kuman-reservoir),
keadaan penyakit ini disebut dengan zoonosis yaitu penyakit yang pada awalnya ditularkan
kepada hewan selain arthropoda dan kemudian dapat ditularkan kepada manusia. demam
kuning (yellow fever) yang asal mulanya ditularkan pada kera dimana penyakit ini vektornya
nyamuk Aedes aegepty
1. Cara bibit Penyakit masuk ke dalam tubuh manusia
Adapun cara bibit penyakit masuk ke dalam tubuh manusia, diantaranya:
1) Bibit penyakit masuk melalui sekresi dan kelenjar saliva (ludah) pada waktu menggigit.
2) Bibit penyakit dapat masuk dari muntahan isi perut (abdomen).
3) Bibit penyakit dapat masuk melaui/berasal dari kotoran dan masuk melalui luka pada
waktu menggaruk.
4) Bibit penyakit dapat masuk melalui serangga yang tergaruk pada waktu menggigit.
Pengaruh arthropoda yang dapat menimbulkan penyakit seperti yang dijelaskan di atas, maka
kita perlu mengetahui jenis-jenis arthropoda yang dapat mengakibatkan hal tersebut lewat
identifikasi ciri-ciri, morfologi dan bibit penyakit yang dibawa oleh arthropoda yang
meliputi, kecoak, lalat, nyamuk, kutu dan pinjal. Selain itu, vektor hanya dapat membawa
bibit penyakit (protozoa, bakteri, cacing dsb) jika kualitas lingkungan kurang/ tidak sehat,
maka dalam aplikasinya lingkungan hidup perlu disehatkan oleh manusia.
http://inibloghafiz.wordpress.com/2011/03/29/serangga-entomology-d/
D. MACAM-MACAM ANTROPODA
A. Crustacea atau Udang-udangan
Ciri-ciri Crustacea
Pada kepalanya terdapat lima pasang alat gerak sebagai berikut:
Tiga pasang rahang yaitu, satu pasang Mandi Bula, satu pasang maksila petama, dan
satu pasang maksila kedua.
Dua pasang antena dengan alat-alat tambahan disekitarya yang bersifat tipikal
biramus (bercabang dua)
Peredaran darahnya terbuka dan tidak memiliki pembuluh darah kapilar
Sebagian besar anggotanya bernafas dengan insang, tetapi hewan yang ukuran
tubuhnya kecil bernapas dengan seluruh permukaan tubuhnya
Hewan ini dapat dibedakan antara hewan jantan dan hewan betina
Kakinya terdapat hampir di seluruh permukaan tubuhnya
Kepalanya terbentuk sebagai persatuan segmen.
Klasifikasi / Sistematika : Kelas insecta terbagi atas 2 subkelas yaitu:
1. Subkelas Malacostrata(udang tingkat tinggi) yang memiliki ciri-ciri sebagai brikut:
Tubuhya terdiri atas cephalothoraks
Cara perkembangbiakannya dengan telur hasil pembuahan yang menetas menjadi
larva yang disebut Nauplius
Bernafasnya dengan insang berbentuk bulu-bulu halus
Hewan ini tidak berwarna.
2. Klasifikasi Malacostrata
A. Subkelas Malacostrata dibagi menjadi 3 ordo sebagai berikut:
1. Ordo Isopoda
Pada umumnya hidup di laut, tetapi ada pula yang hidup di air tawar dan darat
Ada beberapa diantaranya yang menggerek kayu
2. Ordo Stomatopoda
Hidupnya di laut
Anggotanya terdiri atas crustacea yang bentuk tubuhnya seperti belalang sembah
Di belakang kepalanya terdapat karapaks yang merupakan rangka luar
Warna tubuhnya menyolok

3. Ordo Decapoda
Anggotanya meliputi udang, kepiting, dan ketam
Tiga pasang anggota gerak paling depan pada thoraksnya berubah fungsi menjadi
rahang
Lima pasang anggota gerak lainnya pada thoraks menjadi kaki sehinga disebut hewan
berkaki sepuluh
Kepala dan thoraksnya menjadi satu yang dilindungi oleh kaparaks.
Contoh :
1. Cabarus sp (udang air tawar)
2. Panulirus sp (udang laut lobster)
3. Penacus sp (udang windu / udang air payau

B. Subkelas Entomostraca (udang tingkat rendah) yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Merupakan mikroorganisme
Hidupnya sebagai plankton yang dapat bergerak bebas
Hewan ini tidak memiliki insang sehingga bernafas dengan seluruh permukaan
tubuhnya
Klasifikasi Entomostraca dibagi menjadi beberapa ordo sebagai berikut:
1. Ordo Branciopoda
Tubuhnya sangat kecil dan hidupnya di air tawar
Pada umumnya bertubuh pucat dan transparan.
Contoh:
1. Daphnia Pulex (kutu air)
2. Lepidurus
3. Notostraca
4. Estheria
5. Conthrostraca

2. Ordo Ostracoda
Hidupnya di air laut dan air tawar
Beberapa jenis diantaranya hidup sebagai plankton

3. Ordo Copepoda
Merupakan ordo terbesar di Enromostraca
Hidupnya di air laut, tawar dan hidup sebagai plankton
4. Ordo Cirripedia
Hidupnya di laut
Pada umumnya hidupnya melekat pada suatu tempat

System Organ Crustacea


System pernapasannya berupa insang kecuali yang bertubuh sangat kecil dengan
seluruh permukaan tubuh
System pencernaan terdiri atas 3 bagian yaitu: tembolok untuk menampung makanan,
lambung otot (ampela), dan lambung kelenjar.
Sistem reproduksinya diesis (berkelamin satu). Pembuahan terjadi secara eksternal.
Telur menetas menjadi larva yang sangat kecil, berkaki tiga pasang dan bersilia.

Habitat
Hewan ini sebagian besar hidup di air yaitu danau, laut, dan sungai.
Di laut hewan ini hidup mulai dari pantai hingga laut dalam.
Namun ada juga yang hidup di air tawar dan di darat.
Peranan Crustacea bagi kehidupan manusia
Crustacea menguntungkan bagi manusia dalam beberapa bidang seperti berikut ini:
1. Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, misalnya udang, lobster, dan kepiting.
2. Bidang Ekologi; Entomostraca yang berperan sebagai zooplankton menjadi sumber
makanan misalnya anggota Branchiopoda, Ostracoda, dan Copepoda

Crustacea yang merugikan antara lain:


Merusak lambung kapal (perahu), misalnya anggota Isopoda
Parasit pada ikan, kura-kura, dan sebagainya misalnya anggota Cirripedia dan
Copepoda.
Merusak pematang sawah atau saluran irigasi, misalnya ketam.
B. Insecta atau Serangga
Anggotanya sangat besar dan bervariasi sehingga dipelajari dalam cabang ilmu biologi
tersendiri yang disebut Entomologi (entomos = serangga, logos = ilmu), yaitu ilmu yang
mempelajari tentang serangga.
Ciri-ciri Insecta
Sebagian anggotanya hidup di darat dan sebagian kecil saja yang hidup di air tawar.
Jarang sekali hewan ini yang hidup di dalam air laut.
Ukuran tubuhnya bervariasi, ada yang bersifat mikroskopis sampai ada yang beberapa
sentimeter panjangnya.
Tubuhnya terdiri atas caput (kepala), thoraks (dada), dan abdomen (perut).
Pada abdomennya biasanya terdapat 6-11 segmen, dan satu ataupun dua sayap.
Alat pencenaan makanannya terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung depan,
lambung otot, lambung kelenjar, usus, usus akhir, dan anus.
Penghancuran makanan terjadi dalam lambung otot.
Pada kepalanya terdapat:Sepasang mata faset (mata majemuk) tetapi ada yang
bermata tunggal , Sepasang antena sebagai alat peraba dan Empat pasang alat mulut
Pada serangga betina terdapat ovipositor yang berguna untuk menyimpan telur.
Pada segmen pertama dari abomennya memiliki membran hympanum untuk
mendengar
Hewan ini tidak mempunyai zat warna merah, tetapi ada sel darah dan pembuluh
System saraf tangga tali.
Empat bentuk mulut, yaitu:
1. Alat mulut menggigit pada semut , belalang , ratap , jangkrik
2. Alat mulut menggigit dan menjilat pada lebah
3. Alat mulut mengisap pada kupu-kupu
4. Alat mulut menusuk dan mengisap pada nyamuk

Thoraks (dada) terbagi atas 3 segmen, yaitu:


1. Prothoraks (bagian depan), terdapat sepasang kaki jalan dan kadang-kadang ada
sepasang sayap
2. Mesothoraks (bagian tengah), terdapat sepasang kaki jalan dan kadang-kadang ada
sepasang sayap
3. Metathoraks (bagian belakang), terdapat sepasang kaki jalan.

Metamorfosis
Hewan ini mengalami metamorfosis (perubahan bentuk tubuh menuju kedewasaan)
sebagai berikut:
A. Metamorfosis sempurna
Telur larva kepompong (pupa) imago (dewasa).
Contoh: kupu-kupu, lalat, dan tawon.
B. Metamorfosis tidak sempurna Telur nimfa imago
Contoh : jangkrik . Lipas .Belalang
C. Tidak mengalami metamorfosis : dari telur Imago ( dewasa )
Contoh: Lepisma (kutu buku)

Klasifikasi / Sistematika
Kelas Insecta dibagi menjadi 2 subkelas sebagai berikut:Subkelas Apterygota yang memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
Tubuh berwarna perak dan tidak memiliki sayap
Tidak mengalami metamorfosis
Thoraks dan abdomen tidak memiliki batas yang jelas.

Klasifikasi Apterygota
Subkelas kelas Apterygota dibagi menjadi 2 ordo sebagai berikut:
1. Thysaruna, yaitu Apterygota yang memiliki antena panjang.
2. Contoh:Lepisma Saccharina (kutu buku) , Mempunyai kemampuan merusak buku
dan pakaian yang dikanji, Menghasilkan enzim selulosa yang berguna untuk mengubah
selulosa menjadi gula sederhana.

Collembola
Hidup di tanah terutama di hutan yang lembab
Antenanya berbuku-buku

Pterygota dibedakan antara Exopterygota dan Endopterygota.


Exopterygota, memiliki sayap yang merupakan tonjolan luar dari dinding tubuh dan
metamorfosisnya tidak sempurna.
Endopterygota, sayapnya berkembang dari penonjolan ke dalam dari dalam dinding
dan metamorfosisnya tidak sempurna.
Subkelas Pterygota dibagi menjadi 10 ordo sebagai berikut:
1. Ordo Archiptera atau Isoptera (bersayap asli)
Termasuk Exopterygota
Mempunyai dua pasang sayap yang tipis dan berukuran sama
Metamorfosisnya tidak sempurna
Aeshna (capung) dan Reticulitermis (anai-anai) , Rayap

Rayap
Rayap membentuk susunan masyarakat (polimorfisme), yaitu raja, ratu, prajurit
(tentara), dan pekerja (tidak bersayap)
Rayap prajurit dan pekerja mandul
Di dalam usus rayap terdapat flagellata yang mencerna selulosa.

2. Ordo Neuroptera (bersayap jala)


Termasuk Endopterygota
Mempunyai dua pasang sayap tipis seperti selaput dan pembuluh serupa jalan
Metamorfosisnya sempurna
Mempunyai alat mulut menggigit.
Contoh: Myrmeleon frontalis (undur-undur)

3. Ordo Orthoptera (bersayap lurus)


Termasuk Exopterygota
Mempunyai bagian sayap yang bagian depannya tebal dan bagian belakangnya tipis
Metamorfosisnya tidak sempurna
Mempunyai alat mulut menggigit
Contoh:
1. Blatta orientalis (kecoak)
2. Manthis religiosa (belalang sembah)
3. Gyrlius domestica (jangkrik)
4. Gyrllotalpa hirsute (anjing tanah/orong orong)
5. Branchytrupes (gangsir)
4. Ordo Rinchota
Ordo Rinchota dibagi menjadi dua familia sebagai berikut:
Hemiptera
Termasuk Exopterygota
Memiliki dua pasang sayap, sayap depannya seperti kulit dan sayap belakangnya
seperti selaput tipis
Mempunyai mulut menusuk dan mengisap
Metamorfosisnya tidak sempurna
Contoh:
1. Podops vermiculata (walang colelat)
2. Leptopcorisa acuta (wlang sangit)
3. Cymex rotundatus (kutu busuk)

Homoptera
Termasuk Expterygota
Memiliki dua pasang sayap yang keduanya merupakan selaput
Pada waktu istirahat sayap dilipat
Metamorfosisnya tidak sempurna
Contoh:
1. Nilaparvata lugegens (wereng
2. Pediculus capitis (kutu kepala)
3. Aphis medicaginis (kutu daun)
4. Coccidae (kutu perisai)

5. Ordo Coleoptera
Termasuk Endopterygota
Mempunyai dua pasang sayap, sayap depan disebut elytra yang tebal dan mengilap
karena zat tanduk
Sayap belakangnya tipis berupa selaput
Contoh:
1. Chrysochrosa fulminans (samber lilen)
2. Coccinella sp. (kepik emas)
3. Orhyctes rhinoceros (kumbang tanduk)
4. Hydrous picicornis (kepik)
5. Xylotropes gideon (kumbang kelapa)
6. Calandra oryzae (kumbang beras)
7. Lampryris (kunang-kunang)
6. Ordo Hymenoptera (bersayap selaput)
Termasuk Endopterygota
Mempunyai dua pasang sayap yang tidak sama
Mempunyai alat mulut menggigit dan menjilat
Contoh:
1. Apis indica (lebah madu)
2. Oechophylla smaragdina (semut rangrang)
3. Delichoderus bituberculatus (semut hitam)
LEBAH MADU (Apis indica)
Ada yang hidup menyendiri dan ada yang hidup berkelompok serta susunan masyakat
lebah , yaitu:
1. Lebah pekerja yang bertugas membuat sarang, mengumpulkan madu, serat mengurus
telur dan larva.
2. Lebah tentara
3. Lebah jantan
4. Lebah ratu

7. Ordo Diptera (bersayap dua)


Termasuk Endopterygota
Mempunyai dua pasang sayap tipis
Metamorfosisnya sempurna
Contoh:
1. Culex sp.
2. Aedes aegepty
3. Anopheles dudlowi
4. Glossina morsitans (lalat tse-tse)
5. Drosophila melanogaster (lalat buah)
6. Anopheles sundaicus (vector penyakit malaria)
7. Musca domestica (lalat rumah)
8. Mansonia sp
KARAKTERISTIK LALAT
ukuran tubuh hampir sama dengan Musca domestica.
memiliki warna tubuh hitam sampai kecoklatan dan mata berwarna mengkilap
Ukuran dewasa 7-8 mm dengan 4 dorsal garis-garis hitam membujur di dada, 2 garis-
garis tengah dipisahkan oleh daerah terkemuka dan perut pucat dengan daerah gelap hampir
bulat.
Kepalanya dengan belalai / puncak keras, ditarik, diproyeksikan ke depan dari bagian
bawah kepala.
Tipe mulutnya menghisap, yang digunakan untuk menghisap darah pada hewan
ternak.
Antena 3-tersegmentasi, kedua segmen dengan jahitan yang membujur (line printer),
segmen ketiga dengan seta (tepi) dan bulu di sisi dorsal saja.
Sayap dengan longitudinal keempat melengkung ke depan dan pembuluh darah
menuju vena k
sayap disimpan lebar saat istirahat,
ketika dia berpijak kepala menghadap ke atas dan menyentuh perut permukaan di
mana ia berpijak.
Sayapnya jernih.
Lalat jantan maupun betinanya menghisap darah (Tse tse) dan merupakan penerbang
yang kuat dan berumur panjang.
Aktif pada siang hari dan gigitannya menyakitkan.
Penyakit yang dapat ditularkan oleh lalat kandang antara lain Brucella abortus, B.
Militensis dan Bacillus antracis.
Lalat mengalami metamorfosis sempurna.
induk dari S. calcitrans (L) biasanya meletakkan telur di permukaan daun (biasanya
jerami) atau tempat-tempat yang terletak di atas permukaan air.
Larvanya bersifat akuatik, pada dewasa jantan sering terdapat pada bunga-bunga
untuk mengambil pollen/nectar
Larva dewasa, tanpa mata atau kaki rata dengan kepala besar dan bulat segmen
belakang, kepala diwakili oleh sepasang kait gelap.
Posterior spiracles (pernafasan pori-pori) daerah sedikit lebih tinggi dari spiracles
benar-benar halus dan gelap, dengan 3 lubang atau slot berbentuk espiraculares (berkelok-
kelok) dan khusus non-struktur dalam bentuk thread (tombol) di tengah.
Kepompong berwarna cokelat dengan ukuran 6-7 mm.
Proses metamorfosis dari telur sampai menjadi lalat dewasa, memerlukan waktu 3-4
minggu.

8. Ordo Siphonoptera
Termasuk Endopterygota
Tidak bersayap dan bermata tunggal
Metamorfosisnya sempurna
Mempunyai alat mulut menusuk dan mengisap
Contoh
1. Ctenocephalus cannis (kutu anjing)
2. Ctenocephalus felis (kutu kucing)
3. Pulex irritan (pinjal manusia)
4. Xenopsylla cheopsis (kutu tikus)

9. Ordo Lepidoptera
Termasuk Endopterygota
Mempunyai alat mulut mengisap
Metamorfosisnya sempurna
Mempunyai dua pasang sayap tipis beraneka ragam warna
Contoh:
1. Acharonitra lachesis (kupu-kupu tengkorak)
2. Bombyx mori (ngengat sutera)
3. Attacus atlas (kupu-kupu gajah)
4. Cricula trifenestrata (kupu-kupu kenari)
5. Hyblaea puera (kupu-kupu ulat jati)

System Organ Insecta


System pernapasan pada serangga disebut system trakea.
Pernapasan sistem trakea terdiri atas pembuluh-pembuluh yang bercabang-cabang ke
seluruh tubuh dan bermuara pada stigma atau spirakel.
Udara pernapasan keluar dan masuk ke dalam tubuh Insecta melalui stigma.
Stigma merupakan lubang yang terdapat di sepanjang sisi kiri dan kanan tubuh.

System pencernaan insecta


dimulai dari mulut yang terdiri atas bibir atas dan bawah, rahang serta gigi.
Dari mulut makanan masuk ke kerongkongan lalu ke tembolok.
Dari tembolok makanan yang telah disimpan beberapa waktu masuk ke empedal yang
berdinding gigi kitin.
Selanjutnya makanan masuk ke lambung.
Pada lambung terdapat enam pasang kelenjar pencernaan yang menghasilkan enzim.
Makanan yang telah dicerna menjadi sari-sari makanan diserap oleh usus dan
diedarkan keseluruh tubuh oleh hemolimfa.
Sisa pencernaan sementara disimpan di rectum berupa feses. Selanjutnya, dikeluarkan
melalui anus.

System reproduksi Insecta


kadang mengalami parthenogenesis maupun paedogenesis.
Partenogenesis adalah perkembangan embrio tanpa dibuahi oleh spermatozoid,
misalnya lebah.
Sedangkan paedogenesis adalah parthenogenesis yang berlangsung di tubuh larva.

Habitat
Hewan ini sebagian besar hidup di darat dan sebagian kecil saja yang hidup di air
tawar.
Namun, jarang sekali hewan ini yang hidup di air laut.
Peranan Insecta
Beberapa peranan Insecta yang menguntungkan, antara lain:
Untuk dimakan, misalnya laron, gangsir, dan larva lebah (tempayak = gana); serangga
ini
dapat diperoleh secara musiman.
Untuk obat-obatan tradisional, misalnya madu (Apis dorsata, Apis indica, Apis
melifera)
Untuk bahan pakaian sutera, misalnya kepompong Bombyx mori
Membantu proses penyerbukan berbagai macam tumbuhan (kupu-kupu, kumbang dan
lebah)
Di bidang Ekologi, Insecta merupakan rantai makanan yang sangat penting dari
berbagai konsumen
Berbagai Insecta tanah berperan sebagai traktor alami.

Beberapa peranan Insecta yang merugikan antara lain:


ebagai penular berbagai macam penyakit sepeti tifus, kolera dan disentri yang
disebabkan oleh lalat dan kecoa
Hama putih pada berbagai tanaman, misalnya oleh Pseudococcus cintri, Aspidiotus
perniciosus (dari ordo Rhynchota)
Parasit pada manusia (mengisap darah), misalnya nyamuk, kutu kepala dan kutu
busuk
Hama padi misalnya wereng dan walang sangit
Merusak tanaman budidaya, misalnya belalang, kumbang kelapa, sexava, dan
berbagai jenis ulat
merusak bahan makanan yang disimpan (tepung, kedelai) oleh berbagai Coloeoptera,
misalnya kepik.
C. Myriapoda
Ciri-ciri Myriopoda
Tubuh terdiri atas kepala (chepalo) dan perut (abdomen) tanpa dada (thoraks)
Dibagian kepala terdapat satu pasang antena sebagai alat peraba dan sepasang mata
tunggal (ocellus)
Penambahan jumlah segmen terjadi pada setiap pergantian kulit
Alat gerak pada kelompok hewan Chilopoda adalah satu pasang kaki di setiap segmen
perut kaki, sedangkan pada
Alat gerak pada kelompok hewan Diplopoda terdapat dua pasang kaki pada tiap
segmen perut, kecuali segmen terakhirnya.

Klasifikasi / Sistematika
Myriapoda terdiri atas 2 subkelas, yaitu:
1. Subkelas Chilopoda yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Mencakup berbagai macam lipan (kelabang) yang memiliki panjang hingga 26 cm
Chilopoda memangsa hewan kecil dengan cara melumpuhkannya dengan gigi yang
beracun.
Tubuh agak gepeng,
terdiri atas kepala dan badan yang beruas-ruas (15-173 ruas).
Tiap ruas memiliki satu pasang kaki, kecuali ruas (segmen) di belakang kepala dan
dua segmen terakhirnya.
Pada segmen di belakang kepala terdapat satu pasang taring bisa (maksiliped)
Maksiliped berfungsi untuk membunuh mangsanya.
Pada kepala terdapat sepasang antena panjang yang terdiri atas 12 segmen, dua
kelompok mata tunggal dan mulut.
Hewan ini memangsa hewan kecil berupa insecta, mollusca, cacing dan binatang kecil
lainnya, sehingga bersifat karnivora.
Alat pencernaan makanannya sudah sempurna artinya dari mulut sampai
anus. Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi.
Respirasi (pernafasan) dengan trakea yang bercabang-cabang dengan
lubang yang terbuka hampir pada setiap ruas.
Habitat di bawah batu-batuan/timbunan tumbuhan yang telah membusuk.
Kelas ini sering disebut Sentipedes.
2. Subkelas Diplopoda yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Mencakup berbagai macam lengkibang (luing) / kaki seribu
Diplopoda hidup di tempat-tempat lembab dan gelap
Makanan hewan ini berupa sayur-mayur, vegetasi yang sudah mati atau lumut.
Tubuh berbentuk silindris dan beruas-ruas (25 100 segmen) terdiriatas kepala dan
badan.
Setiap segmen (ruas) mempunyai dua pasang kaki, dantidak mempunyai taring bisa
(maksiliped).
Pada ruas ke tujuh, satu, ataukedua, kaki mengalami modifikasi sebagai organ
kopulasi.
Pada kepala terdapat sepasang antena yang pendek, dua kelompok mata
tunggal.
Hidup di tempat yang lembab dan gelap dan banyak mengandung tumbuhan
yang telah membusuk.
Respirasi dengan trakea yang tidak bercabang.
Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi.

Habitat
Hewan ini banyak dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat.
Terutama di tempat yang banyak mengandung sampah, misalnya di kebun dan di
bawah batu-batuan.

System Organ Myriapoda


System pernapasannya
berupa satu pasang trakea berspirakel yang terletak di kanan kiri setiap ruas,
kecuali pada Diplopoda terdapat dua pasang di tiap ruasnya.

System pencernaan
saluran pencernaanya lengkap dan mempunyai kelenjar ludah.
Chilopoda bersifat karnivor dengan gigi beracun pada segmen I,
sedangkan Diplopoda bersifat herbivor, pemakan sampah atau daun-daunan.

System reproduksi
secara seksual, yaitu dengan pertemuan ovum dan sperma (fertilasi internal).
Myriapoda ada yang vivipar dan ada yang ovipar

Peranan Myriapoda Bagi Kehidupan Manusia


Myriapoda dapat dikatakan tidak memberi keuntungan bagi kehidupan manusia.
Bahkan ada beberapa yang dianggap mengganggu meski tidak membahayakan.
Namun, Myriapoda ternyata mempunyai andil dalam memecah bahan-bahan organik
atau serasah untuk membentuk humus.

D. Arachnida atau Labah-labah

Ciri-ciri Arachnida
Pada umumnya hidup di darat, tetapi ada juga yang hidup dalam air
Ukuran tubuhnya mikroskopis sampai beberapa sentimeter panjangnya
Tubuhnya terdiri atas chepalothoraks dan abdomen serta tidak mempunyai antena
Jumlah matanya bervariasi dan biasanya mempunyai delapan mata sederhana
Pada bagian depan chepalothoraksnya terdapat mulut yang mempunyai enam pasang
alat tambahan, yaitu:
1. Sepasang pedipalpus (seperti kaki yang berakhir pada cakar) untuk memegang
mangsanya
2. Sepasang kelisera (berupa gunting dan capit) untuk melumpuhkan musuhnya
3. Empat pasang kaki untuk berjalan.
Bernafas dengan paru-paru buku atau trakea atau dengan kedua-duanya
Ada beberapa Arachnida yang tidak memiliki alat penapasan khusus.

Klasifikasi / Sistematika

Arachnida terdiri atas 3 ordo, yaitu:


1. Ordo Scorpionida
Mencakup segala macam kala, seperti kalajengking, kala buku dan kala labah-labah
Pedipalpusnya berbentuk seperti capit besar, sedangkan kelisera-keliseranya kecil
2. Ordo Arachnoida
Mencakup segala macam labah-labah
Setiap labah-labah paling tidak membuat tiga macam benang untuk fungsi yang
berlainan.

3. Ordo Acarina
Tubuhnya tidak berbuku-buku
Mencakup caplak dan tungau

Habitat
Pada umumnya Arachnida hidup di darat. Namun, ada juga yang hidup dalam air.

System Organ Arachnida


System pernapasan
berupa paru-paru buku yang terletak di daerah perut depan

Sistem pencernaan
dimulai dari mulut, perut, usus halus, usus besar, kantung, feses dan anus.
Alat pencernaan dilengkapi dengan lima pasang usus buntu yang terletak di bagian
depan dan hati di bagian abdomen.
System reproduksi
terjadi secara seksual, yaitu dengan persatuan ovum dan sperma yang terjadi di dalam
tubuh betinanya (fertilasi internal).
Hewan jantan dan hewan betina terpisah (diesis).
Ada ovipar, ovovivipar, dan vivipar.

Anda mungkin juga menyukai