Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PARASITOLOGI

Naegleria fowleri

OLEH :

Dewa Ayu Novi Puspasari (15.131.0627)

Dwi Sipriana (15.131.0629)

I Gusti Ayu Diana Oka (15.131.0631)

I Wayan Punia Atmaja (15.131.0637)

STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI


D3 ANALIS KESEHATAN
TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, Juni 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

1
Kata Pengantar...............................................................................................1

Daftar Isi........................................................................................................2

BAB I.............................................................................................................3

PENDAHULUAN.........................................................................................3

A. Latar Belakang...................................................................................3
B. Rumusan Masalah..............................................................................3
C. Tujuan................................................................................................3
D. Manfaat..............................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................5

A. Klasifikasi Ilmiah...............................................................................5
B. Morfologi...........................................................................................5
C. Epidemiologi......................................................................................7
D. Siklus Hidup.......................................................................................7
E. Patogenitas.........................................................................................7
F. Diagnosis............................................................................................8
G. Pengobatan.........................................................................................8

BAB III PENUTUP.......................................................................................9

A. Kesimpulan........................................................................................9
B. Saran..................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................10

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Genus Naegleria fowleri terdiri dari sekelompok amaebo-flagellates yang hidup
bebas dapat ditemukan di berbagai habitat di seluruh dunia. Lebih dari 30 spesies telah
diisolasi dari tanah dan air tapi hanya Naegleria fowleri (N.fowleri) telah dikaitkan
dengan penyakit manusia. Naegleria fowleri menyebabkan Primary Amebic
Meningoencephalitis (PAM), penyakit fatal pada sistem saraf pusat. Pathogenesis PAM
dan peran kekebalan host ke N.fowleri masih kurang dipahami. Strategi untuk menerangi
infeksi juga masih terbatas karena perkembangan penyakit berlangsung cepat dan
N.fowleri telah mengembangkan strategi untuk menghindari sistem kekebalan tubuh
(Anonim,2014).

Naegleria fowleri adalah amoeba termofilik yang dapat mentolerir suhu hingga
45C. Oleh karena itu, amuba ini berkembang biak selama bulan-bulan hangat pada tahun
ketika suhu lingkungan cenderung tinggi. Infeksi terjadi pada anak-anak dan dewasa
muda - kelompok usia yang lebih energik dalam kegiatan air dan dengan demikian
cenderung untuk dating ke kolam sehingga terjadi kontak dengan amuba di dalam air
(Anonim,2014).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana klasifikasi ilmiah Naegleria fowleri ?
2. Bagaimana Morfologi dan Siklus Hidup Naegleria fowleri ?
3. Bagaimana epidemiologi dan patogenitas Naegleria fowleri ?
4. Bagaimana diagnosis Naegleria fowleri ?
5. Bagaimana pengobatan infeksi Naegleria fowleri ?

C. Tujuan
1. Menjelaskan tentang klasifikasi ilmiah Naegleria fowleri
2. Menjelaskan tentang Morfologi dan Siklus Hidup Naegleria fowleri
3. Menjelaskan epidemiologi dan patogenitas Naegleria fowleri
4. Menjelaskan diagnosis Naegleria fowleri
5. Menjelaskan pengobatan infeksi Naegleria fowleri

D. Manfaat

3
Dapat mengetahui klasifikasi ilmiah, morfologi, siklus hidup, epidemiologi,
patogenitas, diagnosis dan pengobatan infeksi dari parasit Naegleria fowleri.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi Ilmiah

4
Domain: Eukaryota
Filum: Percolozoa
Kelas: Heterolobosea
Ordo: Schizopyrenida
Famili: Vahlkampfiidae
Genus: Naegleria
Spesies: fowleri
(Anonim,2014)

B. Morfologi
Seperti amuba lainnya,amuba dari spesies ini terdiri dari
endoplasma dan ektoplasma. Di dalam endoplasma terdapat satu inti vesikular dengan
kariosom yang besar dan membran inti yang penuh dengan butir kromatin, juga terdapat
vakuol kontraktil dan vakuol makanan (Prasetyo,2005).
Pada Naegleria ditemukan tiga stadium amuboid (trofozoit), kista, dan flagelata.

a. TROFOZOIT
Bentuk tidak teratur memanjang (lonjong).
Ukuran 10-227m.
Pseudopsi tunggal, yang dikeluarkan meluas ke satu
arah.
Tidak ditemukan sel dalam darah merah di dalam
endoplasmanya (Prasetyo,2005).

b. KISTA
Bulat atau lonjong, yang berukuran 10-14 m.
Mempunyai satu inti.
Dindingnya dilengkapi dengan lubang-lubang yang
digunakan untuk ekskistasi.
Cepat mati dengan pemanasan, tetapi dapat bertahan lama
bila keadaan lembab (Prasetyo,2005).

5
c. FLAGELATA
Berbentuk lonjong seperti buah pir.
Mempunyai satu inti vesikuler, satu vakuol kontraktil pada
bagian posterior, dan dua flagelata yang sama panjangnya.
Stadium ini hanya berlangsung beberapa jam saja,
kemudian berubah menjadi trofozoit lagi.
Stadium flagelata timbul terutama di air kolam yang
terkena hujan (Prasetyo,2005).
C. Epidemiologi
Karena Amoeba ini hidup di air tawar yang tergenang seperti di danau dan kolam,
dan dapat juga di tanah dan tinja, maka penyebarannya dapat di seluruh dunia dengan
keadaan tersebut di atas. Biasanya penderita ditemukan pada musim panas dibeberapa
tempat, maka kemungkinan penyakit timbul pada musim panas karena Amoeba ini
bersifat termofilik (Prasetyo,2006).

D. Siklus Hidup Naegleria


Parasit ini berkembang biak dengan belah pasang dan membentuk stadium kista
Naegleria, dapat juga berkembang dalam stadium flagelat bila berada dalam air, dan
bentuk flagelat ini menjadi trofozoit kembali sebelum enkistase.

Siklus hidup dari genus ini belum diketahui dengan jelas. Cara infeksi Naegleria
ini pada manusia diperkirakan melalui hidung waktu berenang pada air yang
mengandung parasite atau waktu berwuduk dengan air yang tercemar dengan parasit ini
(Rosdiana,2009).

6
(gambar siklus hidup Naegleria fowleri)

E. Patogenitas
Dalam hampir semua kasus, N fowleri memasuki tubuh karena inhaled atau
terhirup air melalui epitelium pernafasan. Dalam beberapa kasus, tidak ada pasien yang
kontak dengan air tawar, namun ternyata karena kontak penyakitnya oleh inhalin cyst-
sarat debu. Sel yang sustencular dari penciuman neuroepithelium mampu phagocytosis
aktif, dan ini terlihat pada mekanisme amebas menyerang tubuh. Perjalanan ameba yang
kemudian mendirikan jarak mesaxonal dan unmylinated penciuman syaraf ke otak.
Ruang subarachnoid yang merupakan rute dari penyebaran ke bagian sistem saraf pusat
(CSN). Gejala pernafasan pada beberapa pasien mungkin merupakan hasil dari
hypersensitivity atau reaksi alergi, atau mungkin mewakili subclinical infeksi
(Rosdiana,2009).

F. Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakan dengan menemukan Naegleria dalam cairan
serebropinal yang berupa eskudat yang purulent. Pada autopsy, Amoeba dapat ditemukan
dalam jaringan nekrotik Amoeba dapat ditemukan dalam jumlah yang cukup banyak
dalam jaringan otak. Dalam jaringan hanya ditemukan stadium trofozoit dan tidak pernah
ditemukan stadium kista (Rosdiana,2009).

G. Pengobatan

7
Pengobatan yang efektif adalah dengan amfoterisin B, dan dapat juga diberi
Sulfadiazine yang pernah dipakai dalam percobaan pada tikus percobaan yang dapat
melindungi Amoeba ini dari infeksi. Metronidazol, emetin, dan berbagai antibiotic tidak
efektif untuk pengobatan pada infeksi Naegleria (Rosdiana,2009).

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Naegleria fowleri adalah spesies yang patogen pada manusia. Hospes dan nama penyait
Naegleria fowleri hidup di dalam air tawar yag menggenang (kolam danau), di tanah dan tinja.

Pada genus Naegleria ditemukan tiga stadium yaitu stadium ameboid, flagella, dan kista.
Pencegahan yang harus dilakukan adalah menghindari genangan air dan tanah yang telah
terkontaminasi oleh limbah pabrik dan meminimalisir kebiasaan berenang.

B. SARAN

Sebagai saran kami dari penulis mengharapkan setelah membaca makalah ini kita dapat
mengetahui bahwa Naegleria fowleri sangat berbahaya dan merupakan pemakan otak yang dapat
langsung merenggut nyawa manusia oleh karena itu hindari tempat-tempat yang memungkinkan

8
adanya parasit Naegleri fowleri ini terutama yang berhubungan dengan air dan terkhusus pada
musim panas. Sebaiknya kita juga memanimalisir kebiasaan berenang.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim A. 2014. https://www.scribd.com/naegleria-fowleri/. Diakses pada tanggal 7 Juni 2016

Prasetyo, Heru. 2005. Protozoologi Kedokteran : cetakan pertama. Jakarta : PT. Gramedia

Prasetyo, Heru. 2006. Atlas Berwarna Protozoologi Kedokteran : Edisi 2. Jakarta : PT. Gramedia

Safar, Rosdiana. 2009. Parasitologi Kedokteran : cetakan pertama. Bandung : CV. Yrama Widya

Anda mungkin juga menyukai