Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Komunikasi dalam profesi keperawatan sangatlah penting sebab tanpa
komunikasi pelayanan keperawatan sulit untuk diaplikasikan. Dalam proses
asuhan keperawatan, komunikasi ditujukan untuk mengubah perilaku klien guna
mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Stuart, G.W, dalam Suryani, 005#.
$leh karena bertujuan untuk terapi, maka komunikasi dalam keperawatan disebut
komunikasi terapeutik. Jadi inti dari komunikasi terapeutik adalah komunikasi
yang dilaksanakan untuk tujuan terapi. &da beberapa pendapat para ahli tentang
arti komunikasi terapeutik yaitu komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau
keterampilan perawat untuk membantu klien beradaptasi terhadap stres, mengatasi
gangguan psikologis, dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain
(Northouse, ))*#. Sementara itu, menurut Stuart, G.W. ())*#
komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpersonal antara perawat dan
klien, dalam hubungan ini perawat dan klien memperoleh pengalaman belajar
bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional klien. Komunikasi
terapeutik juga diartikan oleh +ibdon S. (dalam Suryani, 005# sebagai
pendekatan konseling yang memungkinkan klien menemukan siapa dirinya, dan
ini merupakan fokus dari komunikasi terapeutik.
agi pasien dan keluarganya diagnosis yang berpotensi memperpendek
hidup merupakan prospek yang menakutkan. -asa depan untuk berbagi kisah dan
peristiwa penting dalam keluarga sekarang dikaburkan dengan bayangan
kehilangan. nter/ensi keperawatan dapat memliki pengaruh yang luar biasa pada
penyesuaian pasien terhadap perubahan pandangan akan masa depan. 0erawat
bekerja dalam berbagai keadaan dimana pasien berhubungan dengan penyakit
yang mengubah kehidupan dari perawat yang merawat pasien sebelum bypass
jantung sampai perawat di tempat perawatan penyakit ktitis yang membantu
pasien kritis dapat mencapai kesembuhan yang diharapkannya. 0erawat dapat
membuat proses mengatasi dan proses kehilangan menjadi lebih ringan bahkan
lebih bermakna bagi pasien dan keluarganya

1
1.2. Rumusan Masalah
. &pa definisi pasien kritis1
. &pa karakterisitik situasi kritis1
2. &pa fungsi komunikasi pada pasien kritis1
3. agaimana cara berkomunikasi dengan pasien kritis1
5. &pa saja prinsip komunikasi dengan pasien kritis1
4. 5ahap6tahap komunikasi dengan pasien kritis.

1.3 Tujuan
1. Dapat menjelaskan definisi pasien kritis.
. Dapat mengetahui apa saja karakteristik dari pasien kritis.
2. Dapat menjelaskan apa fungsi komunikasi pasien kritis.
3. Dapat menjelaskan bagaimana cara berkomunikasi dengan pasien kritis.
5. Dapat mengetahui apa saja prinsip komunikasi dengan pasien kritis.
4. Dapat mengetahui tahap6tahap komunikasi dengan pasien kritis.

BAB II
TINAUAN TEORI

2.1. Pengertian Pasien Kritis


Definisi pasien kritis adalah perubahan dalam proses yang mengindikasi
hasilnya sembuh atau mati, sedangkan dalam bahasa 7unani artinya berubah atau
berpisah.
0asie kritis adalah pasien yang memerlukan pemantauan yang canggih dan
terapi yang intensif (perawatan intensif#.
0erawatan intensif ialah perawatan yang menggabungkan teknologi tinggi
dengan keahlian khusus dalam bidang perawatan dan kedokteran gawat darurat
yang dibutuhkan untuk merawat pasien sakit kritis.

2.2. Karakteristik $ituasi Kritis

2
Secara umum karakter pasien dibedakan menjadi dua tipe. 7ang cenderung
ingin mencari informasi lebih jelas (information seeking# dan ada yang tidak
begitu mementingkan penjelasan dokter (non information seeking#.
Non information seeking, yang masih ada di pedesaan yang penduduknya
masih polos, kalangan yang latar pendidikannya kurang, para pasien yang sudah
terlampau percaya pada dokternya atau terlanjur menganggap terapi yang
diberikan dokter selalu cocok dengan segala macam gejala penyakit yang
dikeluhkan. -ereka tidak terlalu peduli apa nama penyakitya, bagaimana bisa
terjadi, bagaimana kemungkinan sembuh dan lain6lain.
nformation seeking, mereka belum merasa puas kalau dokter belum bisa
ataupun belum sempat menjawab pertanyaan mereka, banyak mengajukan
pertanyaan yang sama, lebih banyak mengungkapkan keluhan dibanding
mendengar informasi dokternya.
Seorang dokter yang tidak memiliki kompetensi yang cukup barangkali
akan merasa tertekan untuk menjelaskan apa apa yang ditanyakan oleh si pasien.
-enghadapi hal ini, solusinya adalah dengan memberikan penjelasan
kepada keluarga yang berpengaruh dan bisa berkomunikasi dengan keluarga
pasien yang lain. &tau bisa juga dengan mengumpulkan semua keluarga terlebih
dulu sebelum dokter memberikan penjelasan tentang kondisi si pasien.

2.3. K%munikasi Tera&eutik dengan Pasien Kritis


Komunikasi dengan pasien kritis merupakan suatu komunikasi dengan
menggunakan teknik komunikasi khusus8teurapetik dikarenakan fungsi sensorik
dan motorik pasien mengalami penurunan sehingga seringkali stimulus dari luar
tidak dapat diterima klien dan klien tidak dapat merespons kembali stimulus
tersebut. 0asien yang kritis atau yang sering kita sebut dengan koma, dengan
gangguan kesadaran merupakan suatu proses kerusakan fungsi otak yang berat
dan dapat membahayakan kehidupan. 0ada proses ini susunan saraf pusat
terganggu fungsi utamanya mempertahankan kesadaran. Gangguan kesadaran ini
dapat disebabkan oleh beragam penyebab, yaitu baik primer intrakranial ataupun
ekstrakranial, yang mengakibatkan kerusakan struktural atau metabolik di tingkat
korteks serebri, batang otak keduanya.
&da karakteristik komunikasi yang berbeda pada klien kritis ini, kita tidak
menemukan feed back (umpan balik#, salah satu elemen komunikasi.
ni

3
dikarenakan klien tidak dapat merespon kembali apa yang telah kita
komunikasikan sebab pasien sendiri tidak sadar.
9ntuk berkomunikasi dengan pasien kritis ini, ada baiknya kita
mengetahui keadaan psikologinya terlebih dahulu agar memudahkan kita untuk
berkomunikasi dengan pasien. 5idak hanya dengan pasiennya saja, tetapi
komunikasi antara perawat dan keluarga pasien pun harus tetap dilakukan. Karena
tidak hanya pasien yang membutuhkan dukungan secara psikologi, namun
keadaan keluarga yang cemas juga sangat membutuhkan suatu komunikasi
terapeutik dari perawat.
&. Keadaan 0sikologi 0asien Kritis
9mumnya pasien kritis mengalami stres terhadap sakit yang
dideritanya, karena stres tersebut merupakan bagian dari emosional tinggi
yang dirasakan oleh pasien sehingga penyakit yang diderita pasien cepat
menyebar ke seluruh tubuhnya atau semakin parah. :asa takut dan
kecemasan juga merupakan hal yang dirasakan oleh pasien karena dia
merasa penyakitnya sudah tidak bisa disembuhkan atau berfikir terlalu
negatif. Karena penyakit yang dideritanya seringkali membuat pasien tidak
nyaman dan gelisah.
. Keadaan 0sikologi 0ada Keluarga
Keadaan yang dialami keluarga pasien kritis, timbul rasa cemas.
Karena keluarga pasien merasa bahwa penyakit pasien jauh dari
kesembuhan dan cenderung berfikir negatif tentang kesehatan pasien.
-ereka memiliki rasa ketakutan yang berlebih karena takut akan
kehilangan si pasien. -asalah biaya pun seringkali menjadi beban pikiran
keluarga pasien.

2.(. )ungsi K%munikasi Tera&eutik dengan Pasien Kritis


-enurut 0astakyu (00#, komunikasi dengan klien dalam proses
keperawatan memiliki beberapa fungsi, yaitu;

a. -engendalikan 0erilaku
0ada klien yang tidak sadar, karakteristik pasien ini adalah tidak memiliki
respon dan klien tidak ada prilaku, jadi komunikasi dengan pasien ini tidak
berfungsi sebagai pengendali prilaku. Secara tepatnya pasien hanya memiliki satu

4
prilaku yaitu pasien hanya berbaring, imobilitas dan tidak melakukan suatu
gerakan yang berarti. Walaupun dengan berbaring ini pasien tetap memiliki
perilaku negatif yaitu tidak bisa mandiri.

b. 0erkembangan -oti/asi
0asien tidak sadar terganggu pada fungsi utama mempertahankan
kesadaran, tetapi klien masih dapat merasakan rangsangan pada pendengarannya.
0erawat dapat menggunakan kesempatan ini untuk berkomunikasi yang berfungsi
untuk pengembangan moti/asi pada klien. -oti/asi adalah pendorong pada setiap
klien, kekuatan dari diri klien untuk menjadi lebih maju dari keadaan yang sedang
ia alami. <ungsi ini akan terlihat pada akhir, karena kemajuan pasien tidak lepas
dari moti/asi kita sebagai perawat, perawat yang selalu ada di dekatnya selama 3
jam. -engkomunikasikan moti/asi tidak lain halnya dengan pasien yang
sadar, karena klien masih dapat mendengar apa yang dikatakan oleh perawat.

c. 0engungkapan =mosional
0ada pasien tidak sadar, pengungkapan emosional klien tidak ada,
sebaliknya perawat dapat melakukannya terhadap klien. 0erawat dapat
berinteraksi dengan klien. 0erawat dapat mengungkapan kegembiraan, kepuasan
terhadap peningkatan yang terjadi dan semua hal positif yang dapat perawat
katakan pada klien. 0ada setiap fase kita dituntut untuk tidak bersikap negatif
terhadap klien, karena itu akan berpengaruh secara tidak langsung atau langsung
terhadap klien. Sebaliknya perawat tidak akan mendapatkan pengungkapan positif
maupun negatif dari klien. 0erawat juga tidak boleh mengungkapkan kekecewaan
atau kesan negatif terhadap klien. 0asien ini berkarakteristik tidak sadar, perawat
tidak dapat menyimpulkan situasi yang sedang terjadi, apa yang dirasakan pada
klien pada saat itu. Kita dapat menyimpulkan apa yang dirasakan klien terhadap
apa yang selama ini kita komunikasikan pada klien bila klien telah sadar kembali
dan mengingat memori tentang apa yang telah kita lakukan terhadapnya.

d. nformasi

5
<ungsi ini sangat lekat dengan asuhan keperawatan pada proses
keperawatan yang akan kita lakukan. Setiap prosedur tindakan keperawatan harus
dikomunikasikan untuk menginformasikan pada klien karena itu merupakan hak
klien. Klien memiliki hak penuh untuk menerima dan menolak terhadap tindakan
yang akan kita berikan. 0ada pasien tidak sadar ini, kita dapat meminta
persetujuan terhadap keluarga, dan selanjutnya pada klien sendiri. 0asien berhak
mengetahui apa saja yang akan perawat lakukan pada klien. 0erawat dapat
memberitahu maksud tujuan dari tindakan tersebut, dan apa yang akan terjadi jika
kita tidak melakukan tindakan tersebut kepadanya.
+ampir dari semua interaksi komunikasi dalam proses keperawatan
menjalankan satu atau lebih dari ke empat fungsi di atas. Dengan kata lain, tujuan
perawat berkomunikasi dengan klien yaitu untuk menjalankan fungsi tersebut.
Dengan pasien tidak sadar sekalipun, komunikasi penting adanya. Walau, fungsi
yang dijalankan hanya salah satu dari fungsi di atas. Dibawah ini akan diuraikan
fungsi6fungsi berkomunikasi dengan klien, terhadap klien tidak sadar.
9ntuk dipertegas, walau seorang pasien tidak sadar sekali pun, ia
merupakan seorang pasien yang memiliki hak6hak sebagai pasien yang harus tetap
kita penuhi.
0erawat itu adalah manusia pilihan 5uhan, yang telah terpilih untuk
membantu sesama, memiliki rasa bahwa kita sesama saudara yang harus saling
membantu. 0erawat akan membantu siapapun walaupun ia seorang yang tidak
sadar sekalipun. Dengan tetap memperhatikan hak6haknya sebagai klien.
Komunikasi yang dilakukan perawat bertujuan untuk membentuk
hubungan saling percaya, empati, perhatian, autonomi dan mutualitas. 0ada
komunikasi dengan pasien tidak sadar kita tetap melakukan komunikasi untuk
meningkatkan dimensi ini sebagai hubungan membantu dalam komunikasi
terapeutik.

2. *. +ara Berk%munikasi dengan Pasien Kritis

-enurut 0astakyu (00#, >ara berkomunikasi dengan klien dalam proses


keperawatan adalah berkomunikasi terapeutik. 0ada klien tidak sadar perawat juga
menggunakan komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi

6
yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk
kesembuhan klien. Dalam berkomunikasi kita dapat menggunakan teknik6teknik
terapeutik, walaupun pada pasien tidak sadar ini kita tidak menggunakan
keseluruhan teknik. 5eknik terapeutik, perawat tetap dapat terapkan. &dapun
teknik yang dapat terapkan, meliputi;

. -enjelaskan
Dalam berkomunikasi perawat dapat menjelaskan apa yang akan
perawat lakukan terhadap klien. 0enjelasan itu dapat berupa inter/ensi
yang akan dilakukan kepada klien. Dengan menjelaskan pesan secara
spesifik, kemungkinan untuk dipahami menjadi lebih besar oleh klien.

. -emfokuskan
-emfokuskan berarti memusatkan informasi pada elemen
atau konsep kunci dari pesan yang dikirimkan. 0erawat memfokuskan
informasi yang akan diberikan pada klien untuk menghilangkan
ketidakjelasan dalam komunikasi.

2. -emberikan nformasi
<ungsi berkomunikasi dengan klien salah satunya adalah
memberikan informasi. Dalam interaksi berkomunikasi dengan klien,
perawat dapat memberi informasi kepada klien. nformasi itu dapat berupa
inter/ensi yang akan dilakukan maupun kemajuan dari status
kesehatannya, karena dengan keterbukaan yang dilakukan oleh perawat
dapat menumbuhkan kepercayaan klien dan pendorongnya untuk menjadi
lebih baik.

3. -empertahankan ketenangan
-empertahankan ketengan pada pasien tidak sadar, perawat dapat
menujukkan dengan kesabaran dalam merawat klien. Ketenagan yang
perawat berikan dapat membantu atau mendorong klien menjadi lebih
baik. Ketenagan perawat dapat ditunjukan kepada klien yang tidak sadar
dengan komunikasi non /erbal. Komunikasi non /erbal dapat berupa
sentuhan yang hangat. Sentuhan adalah transmisi pesan tanpa kata6kata,
merupakan salah satu cara yang terkuat bagi seseorang untuk mengirimkan

7
pasan kepada orang lain. Sentuhan adalah bagian yang penting dari
hubungan antara perawat dan klien.
0ada dasarnya komunikasi yang akan dilakukan pada pasien tidak
sadar adalah komunikasi satu arah. Komunikasi yang hanya dilakukan
oleh salah seorang sebagai pengirim dan diterima oleh penerima dengan
adanya saluran untuk komunikasi serta tanpa feed back pada penerima
yang dikarenakan karakteristik dari penerima sendiri, yaitu pada point ini
pasien tidak sadar. 9ntuk komunikasi yang efektif dengan kasus seperti
ini, keefektifan komunikasi lebih diutamakan kepada perawat sendiri,
karena perawat lah yang melakukan komunikasi satu arah tersebut.

2.6. Prinsi&-Prinsi& Berk%munikasi Dengan Pasien ang Tidak $adar


-enurut 0astakyu (00#, 0ada saat berkomunikasi dengan klien
yang tidak sadar, hal6hal berikut perlu diperhatikan, yaitu;
. erhati6hati melakukan pembicaraan /erbal di dekat klien, karena
ada keyakinan bahwa organ pendengaran merupakan organ terkhir yang
mengalami penurunan penerimaan, rangsangan pada klien yang tidak
sadar. Klien yang tidak sadar seringkali dapat mendengar suara dari
lingkungan walaupun klien tidak mampu meresponnya sama sekali.
. &mbil asumsi bahwa klien dapat mendengar pembicaraan
perawat. 9sahakan mengucapkan kata dan menggunakan nada normal dan
memperhatikan materi ucapan yang perawat sampaikan dekat klien.
3. 9capkan kata6kata sebelum menyentuh klien. Sentuhan diyakini dapat
menjadi salah satu bentuk komunikasi yang sangat efektif pada klien
dengan penurunan kesadaran.
3. 9payakan mempertahankan lingkungan setenang mungkin untuk
membantu klien fokus terhadap komunikasi yang perawat lakukan.

2./. Taha& k%munikasi dengan &asien tidak sadar


Komunikasi terapeutik terdiri atas 3 fase, yaitu fase pra interaksi, fase
orientasi, fase kerja dan fase terminasi. Setiap fase atau tahapan komunikasi
terapeutik mencerminkan uraian tugas dari petugas, yaitu

8
. <ase 0rainteraksi
0ada fase prainteraksi ini, petugas harus mengeksplorasi perasaan, fantasi
dan ketakutan sendiri. 0etugas juga perlu menganalisa kekuatan kelemahan
profesional diri. Selanjutnya mencari data tentang klien jika mungkin, dan
merencanakan pertemuan pertama dengan pasien.

. <ase $rientasi
<ase ini meliputi pengenalan dengan pasien, persetujuan komunikasi atau
kontrak komunikasi dengan pasien, serta penentuan program orientasi.
0rogram orientasi tersebut meliputi penentuan batas hubungan,
pengidentifikasian masalah, mengakaji tingkat kecemasan diri sendiri dan
pasien, serta mengkaji apa yang diharapkan dari komunikasi yang akan
dilakukan bersama antara petugas dan klien.5ugas petugas pada fase ini
adalah menentukan alasan klien minta pertolongan, kemudian membina rasa
percaya, penerimaan dan komunikasi terbuka. -erumuskan kontrak bersama
klien, mengeksplorasi pikiran, perasaan dan perbuatan klien sangat penting
dilakukan petugas pada tahap orientasi ini. Dengan demikian petugas dapat
mengidentifikasi masalah klien, dan selanjutnya merumuskan tujuan dengan
klien.

. <ase kerja 8 lanjutan


0ada fase kerja ini petugas perlu meningkatkan interaksi dan
mengembangkan faktor fungsional dari komunikasi terapeutik yang dilakukan.
-eningkatkan interaksi sosial dengan cara meningkatkan sikap penerimaan
satu sama lain untuk mengatasi kecemasan, atau dengan menggunakan teknik
komunikasi terapeutik sebagai cara pemecahan dan dalam mengembangkan
hubungan kerja sama. -engembangkan atau meningkatkan faktor fungsional
komunikasi terapeutik dengan melanjutkan pengkajian dan e/aluasi masalah
yang ada, meningkatkan komunikasi pasien dan mengurangi ketergantungan
pasien pada petugas, dan mempertahankan tujuan yang telah disepakati dan
mengambil tindakan berdasarkan masalah yang ada.5ugas petugas pada fase
kerja ini adalah mengeksplorasi stressor yang terjadi pada klien dengan tepat.
0etugas juga perlu mendorong perkembangan kesadaran diri klien dan

9
pemakaian mekanisme koping yang konstruktif, dan mengarahkan atau
mengatasi penolakan perilaku adaptif.

2. <ase terminasi
<ase terminasi ini merupakan fase persiapan mental untuk membuat
perencanaan tentang kesimpulan pengobatan yang telah didapatkan dan
mempertahankan batas hubungan yang telah ditentukan. 0etugas harus
mengantisipasi masalah yang akan timbul pada fase ini karena pasien mungkin
menjadi tergantung pada petugas. 0ada fase ini memungkinkan ingatan pasien
pada pengalaman perpisahan sebelumnya, sehingga pasien merasa sunyi,
menolak dan depresi. Diskusikan perasaan6perasaan tentang terminasi.
0ada fase terminasi tugas petugas adalah menciptakan realitas perpisahan.
0etugas juga dapat membicarakan proses terapi dan pencapaian tujuan. Saling
mengeksplorasi perasaan bersama klien tentang penolakan dan kehilangan,
sedih, marah dan perilaku lain, yang mungkin terjadi pada fase ini.

10
BAB III
APLIKA$I TEORI

3.1. Ber0iara dengan Pasien mengenai Penakit Kritisna

# Jelaskan mengenai penyakit dan pengobatannya, menggunakan penyedia


asuhan kesehatan lain untuk memberikan informasi dan menjawab
pertanyaan diluar bidang keperawatan.
# erikan cukup waktu bagi pasien untuk mendiskusikan pikiran, perasaan,
dan ketakutannya mengenai diagnosis dan pengobatan dan pengaruhnya
terhadap kehidupannya.
2# antu pasien mengeksplorasi sumber6sumber dukungan dan metode
mengatasi sebelumnya yang telah berhasil (misalnya, berbicara dengan
kerabat dekat, membaca mengenai penyakit atau mencari situs yang
berhubungan di internet, berbicara dengan ulama atau pendeta, bergabung
dengan kelompok pendukung, meditasi#.
3# ekerjalah dengan pasien dan keluarga dalam membuat keputusan
mengenai asuhan untuk meningkatkan rasa pengendalian mereka terhadap
situasi yang mungkin menakutkan.
5# &mati pasien adalah tanda6tanda munculnya pola mengatasi yang tidak
efektif dan8atau kelainan psikiatri (kecemasan, depresi, ide bunuh diri#
yang memerlukan penilaian, inter/ensi, atau rujukan lebih lanjut.
4# erikan umpan balik positif bagi penggunaan strategi mengatasi oleh
pasien yang bermanfaat.
7# 0erhatikan masalah pasien dalam mengontrol gejala; pereda nyeri dan
pengontrol mual, dengan inter/ensi yang mungkin jika muncul masalah.
*# Sarankan sumber informasi dan dukungan lain termasuk kelompok
pendukung, website, dan organisasi komunitas.

11
3.2. Ber0iara Dengan Keluarga Pasien Kritis

# erbicara sejujurnya tentang penyakit yang diderita oleh pasien.


# erbicara dengan keluarga pasien sebaiknya di tempat terpisah dari kamar
pasien.
2# -enjaga pri/asi pasien.
3# erbicara dengan nada yang tidak terlalu tinggi karena emosi kelurga
yang rentan.
5# ersikap empati.
4# -emberi moti/asi.

12
BAB I
PEMBAHA$AN

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi antara perawat kepada


pasiennya yang dilakukan untuk penyembuhan pasien tersebut.
5ujuan utama komunikasi terapeutik adalah untuk mengurangi beban
perasaan dan pikiran sehingga dapat mempercepat kesembuhan pasien.
Kita sebagai perawat tidak perlu menampakkan suatu penolakan ataupun
keraguan terhadap apa yang diungkapkan pasien karena itu dapat menghambat
komunikasi. 7ang perlu kita berikan adalah moti/asi dan dorongan kepada pasien
untuk memicu semangatnya sehingga kondisinya semakin lama akan semakin
membaik.
-enurut radley dan =dinberg ())0# cit 0otter dan 0erry (005# telah
mengidentifikasi kondisi dasar dimana penentraman secara /erbal dapat diberikan,
pasien dapat diyakinkan bahwa ;
. -asih ada harapan
. 0erawat selalu mendengarkan
2. 0engobatan tersedia
3. 0erubahan tertentu yang tidak diinginkan dapat terjadi
5. 0asien akan diperlakukan sebagai indi/idu
4. -asalah pasien telah dipahami
Kecemasan merupakan respon indi/idu terhadap suatu keadaan yang tidak
menyenangkan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang
mendalam dan berkelanjutan, dan dialami oleh semua mahluk hidup dalam
kehidupan sehari6hari.
5ugas kita sebagai perawat adalah untuk mempertahankan rasa kendali
terhadap situasi, mengurangi rasa tidak nyaman, dan mengurangi kecemasan yang
dapat menimbulkan stress.
Karakteristik dari seorang perawat yang dapat memfasilitasi tumbuhnya
hubungan yang terapeutik antara lain ;

13
a. Kejujuran (Trustworthy#.
Kejujuran merupakan modal utama agar dapat melakukan komunikasi
yang bernilai terapeutik, tanpa kejujuran mustahil dapat membina hubungan
saling percaya. Klien hanya akan terbuka dan jujur pula dalam memberikan
informasi yang benar hanya bila yakin bahwa perawat dapat dipercaya.

b. 5idak membingungkan dan cukup ekspresif.


Dalam berkomunikasi hendaknya perawat menggunakan kata6kata
yang mudah dimengerti oleh klien. Komunikasi non/erbal harus mendukung
komunikasi /erbal yang disampaikan. Ketidaksesuaian dapat menyebabkan
klien menjadi bingung.

c. ersikap positif
ersikap positif dapat ditunjukkan dengan sikap yang hangat, penuh
perhatian dan penghargaan terhadap klien. :oger menyatakan inti dari
hubungan terapeutik adalah kehangatan, ketulusan, pemahaman yang empati
dan sikap positif.

d. =mpati bukan simpati.


Sikap empati sangat diperlukan dalam asuhan keperawatan, karena
dengan sikap ini perawat akan mampu merasakan dan memikirkan
permasalahan klien seperti yang dirasakan dan dipikirkan oleh klien. Dengan
empati seorang perawat dapat memberikan alternatif pemecahan masalah bagi
klien, karena meskipun dia turut merasakan permasalahan yang dirasakan
kliennya, tetapi tidak larut dalam masalah tersebut sehingga perawat dapat
memikirkan masalah yang dihadapi klien secara objektif. Sikap simpati
membuat perawat tidak mampu melihat permasalahan secara objektif karena
dia terlibat secara emosional dan terlarut didalamnya.

e. -ampu melihat permasalahan klien dari kacamata klien.


Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat harus berorientasi
pada klien, (5aylor, dkk ,))7# dalam Suryani 005. 9ntuk itu agar dapat

14
membantu memecahkan masalah klien perawat harus memandang
permasalahan tersebut dari sudut pandang klien. 9ntuk itu perawat harus
menggunakan terkhnik acti/e listening dan kesabaran dalam mendengarkan
ungkapan klien. Jika perawat menyimpulkan secara tergesa6gesa dengan tidak
menyimak secara keseluruhan ungkapan klien akibatnya dapat fatal, karena
dapat saja diagnosa yang dirumuskan perawat tidak sesuai dengan masalah
klien dan akibatnya tindakan yang diberikan dapat tidak membantu bahkan
merusak klien.

f. -enerima klien apa adanya.


Jika seseorang diterima dengan tulus, seseorang akan merasa nyaman
dan aman dalam menjalin hubungan intim terapeutik. -emberikan penilaian
atau mengkritik klien berdasarkan nilai6nilai yang diyakini perawat
menunjukkan bahwa perawat tidak menerima klien apa adanya.

g. Sensitif terhadap perasaan klien.


5anpa kemampuan ini hubungan yang terapeutik sulit terjalin dengan
baik, karena jika tidak sensitif perawat dapat saja melakukan pelanggaran
batas, pri/asi dan menyinggung perasaan klien.

h. 5idak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien ataupun diri perawat
sendiri.
Seseorang yang selalu menyesali tentang apa yang telah terjadi pada
masa lalunya tidak akan mampu berbuat yang terbaik hari ini. Sangat sulit
bagi perawat untuk membantu klien, jika ia sendiri memiliki segudang
masalah dan ketidakpuasan dalam hidupnya.

15
BAB 
PENUTUP

*.1 Kesim&ulan
Definisi pasien kritis adalah perubahan dalam proses yang mengindikasi
hasilnya sembuh atau mati, sedangkan dalam bahasa 7unani artinya berubah atau
berpisah.
9mumnya pasien kritis mengalami stres terhadap sakit yang dideritanya,
karena stres tersebut merupakan bagian dari emosional tinggi yang dirasakan oleh
pasien sehingga penyakit yang diderita pasien cepat menyebar ke seluruh
tubuhnya atau semakin parah.
Dengan mengetahui kondisi pasien kritis, maka yang dapat dilakukan
perawat untuk meningkatkan keadaan pasien kritis adalah berkomunikasi
terapeutik pada pasien kritis.
Selain berkomunikasi dengan pasien kritis, berkomunikasi dengan
keluarga juga sangat penting dilakukan oleh perawat, karena keadaan psikologi
pada pasien dengan keluarganya saling berhubungan.

*.2 $aran
Sebaiknya perawat memiliki keahlian berkomunikasi terapeutik baik pada
pasien penyakit ringan sampai pasien penyakit kritis, sebab dengan komunikasi
terapeutik kondisi pasien dan keluarganya bisa menjadi lebih baik dan mereka
cenderung merasa lebih nyaman

16
BAB I
$KENARIO ROLE PLA

Di 9nit Gawat Darurat :umah Sakit slam Surabaya, datanglah seorang


kakak yang membawa adiknya yang mengalami kecelakaan.

Kakak ; Suster, Suster, tolong adik saya dia habis kecelakaan


0erawat  ; -ari saya bantu -bak untuk menempatkan adiknya
di
tempat tidur
0erawat  ; -bak silahkan tunggu di luar dulu ya. Kami
akan melakukan pemeriksaan terhadap kondisi adik -
bak. Dan sesegera mugkin kami akan memberitahu hasilnya
Kakak ; 7 a, S us
0erawat  @ Dokter ; (-emeriksa keadaan pasien#
Dokter ; Sus, pasien ini keadaannya kritis, harus segera kita
pindahkan ke ruang >9
0erawat  ; aik Dok, saya akan berbicara sebentar dengan
keluarganya
0erawat  ; (0erawat menemui keluarga#. 0ermisi -bak, boleh saya
berbicara sebentar1
Kakak ; ya Sus, ada apa ya1 agaimana kondisi adik saya1
0erawat  ; Sebelumnya perkenalkan nama saya Suster Aian, blh tau
nama -bak siapa1
Kakak ; Nama saya :ahmi, Sus. agaimana Sus keadaan
adik saya1 Saya cemas.
0erawat  ; Sabar -bak, jadi begini, keadaan adik mbak
sebenarnya sudah dalam tahap kritis karena telah terjadi
perdarahan hebat di otaknya sehingga sekarang ia tidak
sadarkan diri dan harus segera dipindah di ruang >9 agar
mendapatkan
penanganan yang intensif serta maksimal.
Kakak ; &staghfirullah, apa adik saya masih sembuh1
17
0erawat  ; -bak yang tenang, karena kami selaku tim medis
pasti akan berusaha semaksimal mungkin. 5etapi
kesembuhan adik -bak tetap di tangan &llah, jadi -bak
banyak berdoa ya. Kami akan berusaha yang terbaik.
Kakak ; 5erima kasih Sus. Kalau begitu segera pindahkan adik
saya di ruang >9 ya Sus.
0erawat ;  ya, - bak.

Di ruang >9...
0erawat  ; &ssalamuBalaikum -bak &de. Sebelumnya
perkenalkan nama saya Aian -bak. Saya perawat yang
akan membantu merawat -bak selama ada disini.
Sekarang sudah waktunya mandi. 0ermisi ya -bak.
0erawat  ; Sudah selesai -bak &de, sekarang -bak &de
sudah
bersih, dan sudah bisa beristirahat kembali. Saya tinggal
dulu, cepat sembuh ya -bak. &ssalamuBalaikum
Kakak ; Suster, apakah ada perkembangan kondisi pada adik saya1
0erawat  ; Sampai saat ini belum ada perkembangan, mbak
:ahmi. Kita tunggu Dokter 5iko dulu ya -bak untuk melakukan
pemeriksaan serta pengobatan lebih lanjut. -bak :ahmi
yang sabar dulu ya, sampai sejauh ini kami masih terus
melakukan semaksimal mungkin untuk mbak &de.
Kaka ; 5erima kasih ya Suster. -udah6mudahan &llah
cepat memberi kesembuhan untuk adik saya.
0erawat ; &aaamiiiiin, kalau begitu saya permisi dulu ya -bak
:ahmi. Sebentar lagi dokter 5iko akan segera datang.

 jam kemudian, dokter 5iko datang untuk melakukan pemeriksaan lebih


lanjut bersama dengan Suster Aian
Dokter ; &ssalamuBalaikum -bak &de. Saya Dokter 5iko,
permisi ya -bak, saya akan melakukan pemeriksaan.

18
Dokter ; (-elakukan pemeriksaan#
Dokter ; -bak, terima kasih saya sudah selesai memeriksa -
bak.
-bak &de yang kuat ya supaya cepat sembuh dan
bisa segera berkumpul bersama keluarga lagi. Saya
permisi dulu ya -bak, &ssalamuBalaikum.
Dokter ; Suster, yang saya lihat sampai saat ini kondisi -bak
&de semakin memburuk dan belum ada perkembangan ke
arah yang positif.
0erawat  ; ya Dok, saya juga sudah melakukan perawatan
yang semaksimal mungkin, tetapi saya sepemikiran dengan
dokter.
Dokter ; 7asudah Suster, walaupun begitu kita selaku tim medis
harus tetap berusaha yang terbaik untuk mencapai
kesembuhan -bak &de.
0erawat ;  ya, ok.
 D

Waktunya pergantian shift antara suster Aian dan suster Cinka


0erawat  @ 0erawat ; &ssalamuBalaikum -bak &de.
0erawat  ; -bak &de, ini saya suster Aian mau minta iin
untuk mengganti tugas dengan teman ssya. Karena jam
kerja saya sudah habis. Saya minta maaf jika selama
merawat -bak &de, ada yang tidak berkenan di hati -bak
&de. ni teman saya namanya suster Cinka, dia yang akan
menggantikan tugas sya. Kalau begitu saya tinggal dulu
ya -bak &de, sampai ketemu besok saya akan
berjaga lagi. &ssalamuBalaikum
0erawat  ; WaBalaikum salam
0erawat  ; -bak &de, saya suster Cinka. Saya yang akan merawat
-bak &de dari jam  siang sampai jam ) malam. Sekarang
saya akan mengganti cairan infus -bak &de, permisi ya
-bak. Sudah selesai -bak, saya permisi dulu
untuk

19
merawat pasien di kamar lainnya. Saya doakan semoga
-bak &de cpat sembuh. &ssalamuBalaikum

5iba6tiba terdengar suara monitor yang menunjukkan garis lurus .


Kakak ; (erteriak# Suster, suster, tolong
0erawat ; & da a bak1
 pa -
Kakak ; tu Sus (sambil menunjuk monitor#
0erawat  ; Sebentar -bak, saya panggil dokter 5iko dulu.
0erawat  ; Dokter, -bak &de sudah tidak ada denyut
nadinya. Dokter @ 0erawat  ; (erlari menuju ke ruangan pasien#
Dokter ; (-emeriksa kembali tanda6tanda /ital#
Dokter ; Suster, -bak &de sudah tidak bisa tertolong lagi.
ni sudah kehendak &llah
0erawat  ; -ari Dok, kita temui keluarga pasien untuk memberi
tahu hal ini
Dokter ; -bak :ahmi, kami selaku tim medis sudah
berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan yang
terbaik bagi
-bak &de. 5etapi karena perdarahan yang begitu parah
di otak sehingga ia tidak bisa tertolong lagi. Dan ni sudah
menjadi kehendak &llah. -bak yang sabar dan ikhlas ya.
-ungkin ini yang terbaik untuk mbak &de.
Kakak ; 5erima kasih, Dokter, Suster sudah merawat adik saya
selama disini.
0erawat  ; ya -bak :ahmi, sama6sama. Kami juga turut
berduka cita dan merasa kehilangan mbak &de.
Kakak ; ya sus, terima kasih banyak.
0erawat  ; S ama6sama

20
DA)TAR PU$TAKA

0riyanto,&.00).Komunikasi dan Konseling.Jakarta;Salemba -edika


http;88hasiholande/il.blogspot.com8088berkomunikasi6dengan6pasien6tidak6

sadar.html

21

Anda mungkin juga menyukai