PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
. &pa definisi pasien kritis1
. &pa karakterisitik situasi kritis1
2. &pa fungsi komunikasi pada pasien kritis1
3. agaimana cara berkomunikasi dengan pasien kritis1
5. &pa saja prinsip komunikasi dengan pasien kritis1
4. 5ahap6tahap komunikasi dengan pasien kritis.
1.3 Tujuan
1. Dapat menjelaskan definisi pasien kritis.
. Dapat mengetahui apa saja karakteristik dari pasien kritis.
2. Dapat menjelaskan apa fungsi komunikasi pasien kritis.
3. Dapat menjelaskan bagaimana cara berkomunikasi dengan pasien kritis.
5. Dapat mengetahui apa saja prinsip komunikasi dengan pasien kritis.
4. Dapat mengetahui tahap6tahap komunikasi dengan pasien kritis.
BAB II
TINAUAN TEORI
2
Secara umum karakter pasien dibedakan menjadi dua tipe. 7ang cenderung
ingin mencari informasi lebih jelas (information seeking# dan ada yang tidak
begitu mementingkan penjelasan dokter (non information seeking#.
Non information seeking, yang masih ada di pedesaan yang penduduknya
masih polos, kalangan yang latar pendidikannya kurang, para pasien yang sudah
terlampau percaya pada dokternya atau terlanjur menganggap terapi yang
diberikan dokter selalu cocok dengan segala macam gejala penyakit yang
dikeluhkan. -ereka tidak terlalu peduli apa nama penyakitya, bagaimana bisa
terjadi, bagaimana kemungkinan sembuh dan lain6lain.
nformation seeking, mereka belum merasa puas kalau dokter belum bisa
ataupun belum sempat menjawab pertanyaan mereka, banyak mengajukan
pertanyaan yang sama, lebih banyak mengungkapkan keluhan dibanding
mendengar informasi dokternya.
Seorang dokter yang tidak memiliki kompetensi yang cukup barangkali
akan merasa tertekan untuk menjelaskan apa apa yang ditanyakan oleh si pasien.
-enghadapi hal ini, solusinya adalah dengan memberikan penjelasan
kepada keluarga yang berpengaruh dan bisa berkomunikasi dengan keluarga
pasien yang lain. &tau bisa juga dengan mengumpulkan semua keluarga terlebih
dulu sebelum dokter memberikan penjelasan tentang kondisi si pasien.
3
dikarenakan klien tidak dapat merespon kembali apa yang telah kita
komunikasikan sebab pasien sendiri tidak sadar.
9ntuk berkomunikasi dengan pasien kritis ini, ada baiknya kita
mengetahui keadaan psikologinya terlebih dahulu agar memudahkan kita untuk
berkomunikasi dengan pasien. 5idak hanya dengan pasiennya saja, tetapi
komunikasi antara perawat dan keluarga pasien pun harus tetap dilakukan. Karena
tidak hanya pasien yang membutuhkan dukungan secara psikologi, namun
keadaan keluarga yang cemas juga sangat membutuhkan suatu komunikasi
terapeutik dari perawat.
&. Keadaan 0sikologi 0asien Kritis
9mumnya pasien kritis mengalami stres terhadap sakit yang
dideritanya, karena stres tersebut merupakan bagian dari emosional tinggi
yang dirasakan oleh pasien sehingga penyakit yang diderita pasien cepat
menyebar ke seluruh tubuhnya atau semakin parah. :asa takut dan
kecemasan juga merupakan hal yang dirasakan oleh pasien karena dia
merasa penyakitnya sudah tidak bisa disembuhkan atau berfikir terlalu
negatif. Karena penyakit yang dideritanya seringkali membuat pasien tidak
nyaman dan gelisah.
. Keadaan 0sikologi 0ada Keluarga
Keadaan yang dialami keluarga pasien kritis, timbul rasa cemas.
Karena keluarga pasien merasa bahwa penyakit pasien jauh dari
kesembuhan dan cenderung berfikir negatif tentang kesehatan pasien.
-ereka memiliki rasa ketakutan yang berlebih karena takut akan
kehilangan si pasien. -asalah biaya pun seringkali menjadi beban pikiran
keluarga pasien.
a. -engendalikan 0erilaku
0ada klien yang tidak sadar, karakteristik pasien ini adalah tidak memiliki
respon dan klien tidak ada prilaku, jadi komunikasi dengan pasien ini tidak
berfungsi sebagai pengendali prilaku. Secara tepatnya pasien hanya memiliki satu
4
prilaku yaitu pasien hanya berbaring, imobilitas dan tidak melakukan suatu
gerakan yang berarti. Walaupun dengan berbaring ini pasien tetap memiliki
perilaku negatif yaitu tidak bisa mandiri.
b. 0erkembangan -oti/asi
0asien tidak sadar terganggu pada fungsi utama mempertahankan
kesadaran, tetapi klien masih dapat merasakan rangsangan pada pendengarannya.
0erawat dapat menggunakan kesempatan ini untuk berkomunikasi yang berfungsi
untuk pengembangan moti/asi pada klien. -oti/asi adalah pendorong pada setiap
klien, kekuatan dari diri klien untuk menjadi lebih maju dari keadaan yang sedang
ia alami. <ungsi ini akan terlihat pada akhir, karena kemajuan pasien tidak lepas
dari moti/asi kita sebagai perawat, perawat yang selalu ada di dekatnya selama 3
jam. -engkomunikasikan moti/asi tidak lain halnya dengan pasien yang
sadar, karena klien masih dapat mendengar apa yang dikatakan oleh perawat.
c. 0engungkapan =mosional
0ada pasien tidak sadar, pengungkapan emosional klien tidak ada,
sebaliknya perawat dapat melakukannya terhadap klien. 0erawat dapat
berinteraksi dengan klien. 0erawat dapat mengungkapan kegembiraan, kepuasan
terhadap peningkatan yang terjadi dan semua hal positif yang dapat perawat
katakan pada klien. 0ada setiap fase kita dituntut untuk tidak bersikap negatif
terhadap klien, karena itu akan berpengaruh secara tidak langsung atau langsung
terhadap klien. Sebaliknya perawat tidak akan mendapatkan pengungkapan positif
maupun negatif dari klien. 0erawat juga tidak boleh mengungkapkan kekecewaan
atau kesan negatif terhadap klien. 0asien ini berkarakteristik tidak sadar, perawat
tidak dapat menyimpulkan situasi yang sedang terjadi, apa yang dirasakan pada
klien pada saat itu. Kita dapat menyimpulkan apa yang dirasakan klien terhadap
apa yang selama ini kita komunikasikan pada klien bila klien telah sadar kembali
dan mengingat memori tentang apa yang telah kita lakukan terhadapnya.
d. nformasi
5
<ungsi ini sangat lekat dengan asuhan keperawatan pada proses
keperawatan yang akan kita lakukan. Setiap prosedur tindakan keperawatan harus
dikomunikasikan untuk menginformasikan pada klien karena itu merupakan hak
klien. Klien memiliki hak penuh untuk menerima dan menolak terhadap tindakan
yang akan kita berikan. 0ada pasien tidak sadar ini, kita dapat meminta
persetujuan terhadap keluarga, dan selanjutnya pada klien sendiri. 0asien berhak
mengetahui apa saja yang akan perawat lakukan pada klien. 0erawat dapat
memberitahu maksud tujuan dari tindakan tersebut, dan apa yang akan terjadi jika
kita tidak melakukan tindakan tersebut kepadanya.
+ampir dari semua interaksi komunikasi dalam proses keperawatan
menjalankan satu atau lebih dari ke empat fungsi di atas. Dengan kata lain, tujuan
perawat berkomunikasi dengan klien yaitu untuk menjalankan fungsi tersebut.
Dengan pasien tidak sadar sekalipun, komunikasi penting adanya. Walau, fungsi
yang dijalankan hanya salah satu dari fungsi di atas. Dibawah ini akan diuraikan
fungsi6fungsi berkomunikasi dengan klien, terhadap klien tidak sadar.
9ntuk dipertegas, walau seorang pasien tidak sadar sekali pun, ia
merupakan seorang pasien yang memiliki hak6hak sebagai pasien yang harus tetap
kita penuhi.
0erawat itu adalah manusia pilihan 5uhan, yang telah terpilih untuk
membantu sesama, memiliki rasa bahwa kita sesama saudara yang harus saling
membantu. 0erawat akan membantu siapapun walaupun ia seorang yang tidak
sadar sekalipun. Dengan tetap memperhatikan hak6haknya sebagai klien.
Komunikasi yang dilakukan perawat bertujuan untuk membentuk
hubungan saling percaya, empati, perhatian, autonomi dan mutualitas. 0ada
komunikasi dengan pasien tidak sadar kita tetap melakukan komunikasi untuk
meningkatkan dimensi ini sebagai hubungan membantu dalam komunikasi
terapeutik.
6
yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk
kesembuhan klien. Dalam berkomunikasi kita dapat menggunakan teknik6teknik
terapeutik, walaupun pada pasien tidak sadar ini kita tidak menggunakan
keseluruhan teknik. 5eknik terapeutik, perawat tetap dapat terapkan. &dapun
teknik yang dapat terapkan, meliputi;
. -enjelaskan
Dalam berkomunikasi perawat dapat menjelaskan apa yang akan
perawat lakukan terhadap klien. 0enjelasan itu dapat berupa inter/ensi
yang akan dilakukan kepada klien. Dengan menjelaskan pesan secara
spesifik, kemungkinan untuk dipahami menjadi lebih besar oleh klien.
. -emfokuskan
-emfokuskan berarti memusatkan informasi pada elemen
atau konsep kunci dari pesan yang dikirimkan. 0erawat memfokuskan
informasi yang akan diberikan pada klien untuk menghilangkan
ketidakjelasan dalam komunikasi.
2. -emberikan nformasi
<ungsi berkomunikasi dengan klien salah satunya adalah
memberikan informasi. Dalam interaksi berkomunikasi dengan klien,
perawat dapat memberi informasi kepada klien. nformasi itu dapat berupa
inter/ensi yang akan dilakukan maupun kemajuan dari status
kesehatannya, karena dengan keterbukaan yang dilakukan oleh perawat
dapat menumbuhkan kepercayaan klien dan pendorongnya untuk menjadi
lebih baik.
3. -empertahankan ketenangan
-empertahankan ketengan pada pasien tidak sadar, perawat dapat
menujukkan dengan kesabaran dalam merawat klien. Ketenagan yang
perawat berikan dapat membantu atau mendorong klien menjadi lebih
baik. Ketenagan perawat dapat ditunjukan kepada klien yang tidak sadar
dengan komunikasi non /erbal. Komunikasi non /erbal dapat berupa
sentuhan yang hangat. Sentuhan adalah transmisi pesan tanpa kata6kata,
merupakan salah satu cara yang terkuat bagi seseorang untuk mengirimkan
7
pasan kepada orang lain. Sentuhan adalah bagian yang penting dari
hubungan antara perawat dan klien.
0ada dasarnya komunikasi yang akan dilakukan pada pasien tidak
sadar adalah komunikasi satu arah. Komunikasi yang hanya dilakukan
oleh salah seorang sebagai pengirim dan diterima oleh penerima dengan
adanya saluran untuk komunikasi serta tanpa feed back pada penerima
yang dikarenakan karakteristik dari penerima sendiri, yaitu pada point ini
pasien tidak sadar. 9ntuk komunikasi yang efektif dengan kasus seperti
ini, keefektifan komunikasi lebih diutamakan kepada perawat sendiri,
karena perawat lah yang melakukan komunikasi satu arah tersebut.
8
. <ase 0rainteraksi
0ada fase prainteraksi ini, petugas harus mengeksplorasi perasaan, fantasi
dan ketakutan sendiri. 0etugas juga perlu menganalisa kekuatan kelemahan
profesional diri. Selanjutnya mencari data tentang klien jika mungkin, dan
merencanakan pertemuan pertama dengan pasien.
. <ase $rientasi
<ase ini meliputi pengenalan dengan pasien, persetujuan komunikasi atau
kontrak komunikasi dengan pasien, serta penentuan program orientasi.
0rogram orientasi tersebut meliputi penentuan batas hubungan,
pengidentifikasian masalah, mengakaji tingkat kecemasan diri sendiri dan
pasien, serta mengkaji apa yang diharapkan dari komunikasi yang akan
dilakukan bersama antara petugas dan klien.5ugas petugas pada fase ini
adalah menentukan alasan klien minta pertolongan, kemudian membina rasa
percaya, penerimaan dan komunikasi terbuka. -erumuskan kontrak bersama
klien, mengeksplorasi pikiran, perasaan dan perbuatan klien sangat penting
dilakukan petugas pada tahap orientasi ini. Dengan demikian petugas dapat
mengidentifikasi masalah klien, dan selanjutnya merumuskan tujuan dengan
klien.
9
pemakaian mekanisme koping yang konstruktif, dan mengarahkan atau
mengatasi penolakan perilaku adaptif.
2. <ase terminasi
<ase terminasi ini merupakan fase persiapan mental untuk membuat
perencanaan tentang kesimpulan pengobatan yang telah didapatkan dan
mempertahankan batas hubungan yang telah ditentukan. 0etugas harus
mengantisipasi masalah yang akan timbul pada fase ini karena pasien mungkin
menjadi tergantung pada petugas. 0ada fase ini memungkinkan ingatan pasien
pada pengalaman perpisahan sebelumnya, sehingga pasien merasa sunyi,
menolak dan depresi. Diskusikan perasaan6perasaan tentang terminasi.
0ada fase terminasi tugas petugas adalah menciptakan realitas perpisahan.
0etugas juga dapat membicarakan proses terapi dan pencapaian tujuan. Saling
mengeksplorasi perasaan bersama klien tentang penolakan dan kehilangan,
sedih, marah dan perilaku lain, yang mungkin terjadi pada fase ini.
10
BAB III
APLIKA$I TEORI
11
3.2. Ber0iara Dengan Keluarga Pasien Kritis
12
BAB I
PEMBAHA$AN
13
a. Kejujuran (Trustworthy#.
Kejujuran merupakan modal utama agar dapat melakukan komunikasi
yang bernilai terapeutik, tanpa kejujuran mustahil dapat membina hubungan
saling percaya. Klien hanya akan terbuka dan jujur pula dalam memberikan
informasi yang benar hanya bila yakin bahwa perawat dapat dipercaya.
c. ersikap positif
ersikap positif dapat ditunjukkan dengan sikap yang hangat, penuh
perhatian dan penghargaan terhadap klien. :oger menyatakan inti dari
hubungan terapeutik adalah kehangatan, ketulusan, pemahaman yang empati
dan sikap positif.
14
membantu memecahkan masalah klien perawat harus memandang
permasalahan tersebut dari sudut pandang klien. 9ntuk itu perawat harus
menggunakan terkhnik acti/e listening dan kesabaran dalam mendengarkan
ungkapan klien. Jika perawat menyimpulkan secara tergesa6gesa dengan tidak
menyimak secara keseluruhan ungkapan klien akibatnya dapat fatal, karena
dapat saja diagnosa yang dirumuskan perawat tidak sesuai dengan masalah
klien dan akibatnya tindakan yang diberikan dapat tidak membantu bahkan
merusak klien.
h. 5idak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien ataupun diri perawat
sendiri.
Seseorang yang selalu menyesali tentang apa yang telah terjadi pada
masa lalunya tidak akan mampu berbuat yang terbaik hari ini. Sangat sulit
bagi perawat untuk membantu klien, jika ia sendiri memiliki segudang
masalah dan ketidakpuasan dalam hidupnya.
15
BAB
PENUTUP
*.1 Kesim&ulan
Definisi pasien kritis adalah perubahan dalam proses yang mengindikasi
hasilnya sembuh atau mati, sedangkan dalam bahasa 7unani artinya berubah atau
berpisah.
9mumnya pasien kritis mengalami stres terhadap sakit yang dideritanya,
karena stres tersebut merupakan bagian dari emosional tinggi yang dirasakan oleh
pasien sehingga penyakit yang diderita pasien cepat menyebar ke seluruh
tubuhnya atau semakin parah.
Dengan mengetahui kondisi pasien kritis, maka yang dapat dilakukan
perawat untuk meningkatkan keadaan pasien kritis adalah berkomunikasi
terapeutik pada pasien kritis.
Selain berkomunikasi dengan pasien kritis, berkomunikasi dengan
keluarga juga sangat penting dilakukan oleh perawat, karena keadaan psikologi
pada pasien dengan keluarganya saling berhubungan.
*.2 $aran
Sebaiknya perawat memiliki keahlian berkomunikasi terapeutik baik pada
pasien penyakit ringan sampai pasien penyakit kritis, sebab dengan komunikasi
terapeutik kondisi pasien dan keluarganya bisa menjadi lebih baik dan mereka
cenderung merasa lebih nyaman
16
BAB I
$KENARIO ROLE PLA
Di ruang >9...
0erawat ; &ssalamuBalaikum -bak &de. Sebelumnya
perkenalkan nama saya Aian -bak. Saya perawat yang
akan membantu merawat -bak selama ada disini.
Sekarang sudah waktunya mandi. 0ermisi ya -bak.
0erawat ; Sudah selesai -bak &de, sekarang -bak &de
sudah
bersih, dan sudah bisa beristirahat kembali. Saya tinggal
dulu, cepat sembuh ya -bak. &ssalamuBalaikum
Kakak ; Suster, apakah ada perkembangan kondisi pada adik saya1
0erawat ; Sampai saat ini belum ada perkembangan, mbak
:ahmi. Kita tunggu Dokter 5iko dulu ya -bak untuk melakukan
pemeriksaan serta pengobatan lebih lanjut. -bak :ahmi
yang sabar dulu ya, sampai sejauh ini kami masih terus
melakukan semaksimal mungkin untuk mbak &de.
Kaka ; 5erima kasih ya Suster. -udah6mudahan &llah
cepat memberi kesembuhan untuk adik saya.
0erawat ; &aaamiiiiin, kalau begitu saya permisi dulu ya -bak
:ahmi. Sebentar lagi dokter 5iko akan segera datang.
18
Dokter ; (-elakukan pemeriksaan#
Dokter ; -bak, terima kasih saya sudah selesai memeriksa -
bak.
-bak &de yang kuat ya supaya cepat sembuh dan
bisa segera berkumpul bersama keluarga lagi. Saya
permisi dulu ya -bak, &ssalamuBalaikum.
Dokter ; Suster, yang saya lihat sampai saat ini kondisi -bak
&de semakin memburuk dan belum ada perkembangan ke
arah yang positif.
0erawat ; ya Dok, saya juga sudah melakukan perawatan
yang semaksimal mungkin, tetapi saya sepemikiran dengan
dokter.
Dokter ; 7asudah Suster, walaupun begitu kita selaku tim medis
harus tetap berusaha yang terbaik untuk mencapai
kesembuhan -bak &de.
0erawat ; ya, ok.
D
19
merawat pasien di kamar lainnya. Saya doakan semoga
-bak &de cpat sembuh. &ssalamuBalaikum
20
DA)TAR PU$TAKA
sadar.html
21