Anda di halaman 1dari 14

mu n i k a s i dan

m b an gan ko
Peng e
m k e b i da na n
on s el in g d ala
k

Dosen pengajar :
Prof. Dr. Atie Rachmiati, M.si

Disusun oleh:
SITI ASEANTI ( 4007200014)

1
Click icon to add chart

ADD A FOOTER 2
Click
ic on to a
d d pictu
re

TO H KAS US
CON
Contoh Kasus Kendala Komunikasi antara Perawat dengan Klien

Perawat A, laki-laki berusia 24 tahun, suku jawa, mengalami


kesulitan untuk berkomunikasi dengan salah satu kliennya, yakni
Ny. S yang baru melakukan mastektomi. Ny. S sering diam jika
bertemu dengan perawat A, bahkan memalingkan mukanya sebagai
tanda penolakan terhadap kedatangan perawat A. Jika dilihat,
perawat A dan Ny. S mendapatkan berbagai hambatan sehingga
proses komunikasi yang dilakukan tidak berjalan dengan
semestinya. Hubungan antara perawat A dan Ny. S yang tidak baik
dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kesenjangan antara
perawat dengan klien, sikap, serta adanya resisten dan transferens 3
pada diri klien.
s kas us
Analisi
Pada kasus Ny. S ini, beliau baru saja melakukan mastektomi karena

sebuah alasan medis. Pasca operasi, Ny. S belum terbiasa dengan

keadaan yang ada pada dirinya, apalagi beliau adalah seorang wanita.

Kemungkinan untuk terjadinya depresi atau sejenisnya dapat terjadi.

Selain itu, perbedaan jenis kelamin antara klien dan perawat ternyata

dapat menimbulkan hambatan tersendiri. Ny. S mungkin malu jika dirawat

oleh perawat A, ditambah lagi masalah kesehatan yang dialamainya adalah

hal yang cukup krusial bagi seorang wanita. Kecanggungan, rasa malu,

rasa tertekan dan masih belum percaya dengan keadaan yang terjadi

membuat Ny. S akhirnya resisten dan cenderung transferens terhadap

perawat A. Hal ini ditunjukkan dengan sikap penolakannya terhadap

kehadiran perawat A. Ny. S juga menunjukkan sikap ketidaksukaannya

pada perawat A dengan diam dan memalingkan muka jika bertemu dengan

perawat tersebut. Hal itu mungkin terjadi sebagai bentuk ekspresi dari
ADD A FOOTER 4
rasa ketidaksukaannya, rasa malu, dan tertekan.
la n juta n
Dalam kasus tersebut terdapat beberapa hal yang menyebabkan

kendala dalam berkomunikasi antara perawat dengan klien, yaitu:

Resisten adalah upaya klien untuk tetap tidak menyadari aspek

penyebab kegelisahan yang dialaminya.

Dalam hal ini, perubahan akan persepsi sangat diperlukan klien. Namun,

klien tetap berusaha menjauh dari perawat dikarenakan perawat di

anggap memberikan tindakan yang tidak bermanfaat (menurut klien)

dan membuat malu klien.

Transferens adalah respon tidak sadar dimana klien mengalami

perasaan dan sikap terhadap perawat yang pada dasarnya terkait

dengan tokoh dalam kehidupannya di masa lalu. Sifat yang paling

menonjol adalah ketidaktepatan respon klien dalam intensitas dan

penggunaan mekanisme pertahanan yang maladaptif.


ADD A FOOTER 5
La nju ta n
Kesenjangan Antara Perawat dan Klien
Kesenjangan yang dimaksud di sini adalah berbagai perbedaan
yang ada antara diri perawat dengan klien yang dapat
mengganggu berjalannya proses komunikasi. Hal ini tentu
berpengaruh besar dikarenakan masalah yang dialami oleh
klien sangat krusial untuk wanita. Sehingga ketika perawat
tersebut memiliki perbedaan dalam hal jenis kelamin dan usia,
hal itu juga berdampak dalam persepsi klien terhadap
tindakan yang dilakukan oleh perawat. 
Dalam kasus ini, perawat A dituntut untuk sering memberikan
health educatian untuk klien. Seni perawat untuk
mengekspresikan perasaan yang sebenarnya secara spontan
juga harus baik. Di samping itu perawat juga harus mampu
menghargai klien dengan menerima klien apa
adanya. Menghargai dapat dikomunikasikan melalui duduk
bersama klien yang sedih, minta maaf atas hal yang tidak
disukai klien, dan menerima permintaan klien untuk tidak
menanyakan hal-hal tertentu. Memberi alternatif ide untuk
pemecahan masalah. Tepat dipakai pada fase kerja dan tidak
tepat pada fase awal hubungan dengan klien, terutama pada
pasien yang klien itu sendiri sudah tidak merasa hidupnya
berguna lagi.
 
• ADD A FOOTER 6
N ex t...

Perawat A perlu menganalisa teknik komunikasi yang


tepat setiap kali ia berhubungan dengan klien.
Melalui  komunikasi verbal dapat diungkapkan informasi
yang akurat tetapi aspek emosi dan perasaan tidak dapat
diungkapkan seluruhnya secara verbal. Dengan mengerti
proses komunikasi dan menguasai berbagai keterampilan
berkomunikasi, diharapkan perawat dapat memakai
dirinya secara utuh (verbal dan non verbal) dan
perbedaan perbedaan persepsi dapat teratasi sehingga
komunikasi terapeutik kepada klien dapat terjalin.

7
k a su s 2
Contoh
Seorang siswi SMP beriniasil AU menjadi korban
pengeroyokan oleh 12 siswa SMA di Pontianak.
Kasus ini berawal dari masalah percintaan dan
komentar di media social,
Siswi SMP yang baru saja berumur 14 tahun ini kini
sedang menjalani perawatan intensif di rumah sakit
akibat luka yang sedang dideritanya. Kasus
pengeroyokan ini kini telah ditangani oleh pihak
kepolisian setempat dan masih terus dikembangkan
dalam proses penyelidikannya oleh pihak kepolisian
Diduga pengeroyokan ini dilakukan oleh siswa
berasal dari berbagai SMA yang ada di Kota
Pontianak. Bahkan saat ini sedang dilakukan
pemerikaan pada bagian tengkorak kepala dan dada
korban untuk mengetahui trauma yang diakibatkan
dari pengeroyokan tersebutDari contoh kasus
diatas seorang siswi SMP tersebut akan mengalami 8
ADD A FOOTER
gangguan pada mentalnya yang akan menyebabkan
klien mengalami trauma.
k a su s 2
Contoh
Sehingga disini bidan melakukan pendekatan dengan
tujuan untuk memulihkan kmbali trauma yang
dirasakan oleh korban dengan komunikasi
terapeutik ketika selama proses berlangsung
terjadi sentuhan kontak mata yang membuat
korban merasa jauh lebih tenang saat bidan
melakukan pendekatan dengan komunikasi
terapeutik.

ADD A FOOTER 9
Analisis
Komunikasi berorientasi pada penyembuhan. Saat
konselor berkomunikasi dengan klient, maka komunikasi
ini diorientasikan bagaimana konselor memperoleh
pengetahuan mengenai klient untuk memutuskan
tindakan apa yang harus dilakukan. Seringkali seseorang
dihadapi pada rasa takut yang berlebihan akan keadaan
yang dialaminya. 

Komunikasi terstruktur dan direncanakan. Konselor yang


akan melakukan komunikasi dengan klient sudah
merencanakan cara yang akan dilakukan atau hal hal yang
akan dibutuhkan dalam mendukung berjalannya proses
komunikasi yang diharapkan.  10
Analisis
Terjadi dalam Konteks Topik, Ruang dan Waktu. Saat
berkomunikasi, konselor membahas topik yang sesuai
dengan apa yang dibutuhkan klient atau yang dikeluhkan
oleh klient. Komunikasi memperhatikan kerangka
pengalaman klient.
Tingkat pengalaman klient akan berpengaruh dengan
seberapa besar pemahaman klient terhadap pesan  yang
akan disampaikan oleh konselor.
Sebagaimana tujuan dari komunikasi, adalah mencapai
kesepahaman antara klien dan konselor sehingga dapat
mempercepat proses penyembuhan Memerlukan
keterlibatan maksimal dari klient dan keluarga. Dalam diri
seseorang mengandung sisi internal yang dipegaruhi oleh
lingkungan keluarga, serta lingkungan dimana ia tinggal
11
analisis
Keluhan pertama sebagai pijakan utama dalam

komunikasi. Keakuratan konselor untuk menentukan

sikap dan tindakan pada klient tergantung pada

pernyataan klient atas keluhan yang

disampaikan selain komunikasi terapeutik, emapti

juga menjadi salah satu proses yang membantu

klient mempercepat proses penyembuhan pada

klient yang mengalami trauma dalam kasus

pembulian yang dilakukan 12 siswi SMA


ADD A FOOTER 12
an g
k ur k
d i a e u t i
e
m ter ap
ap a si
g
en unik a
a n m m
as k o
Al t unk
Komunikasi terapeutik dimaknai sebagai bentuk komunikasi yang
tepa
direncanakan secara sadar, mempunyai tujuan dan kegiatan yang
dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Pada dasarnya komunikasi
terapeutik merupakan komunikasi interpersonal yang profesional
yang mengarah pada tujuan kesembuhan pasien dengan titik tolak
saling memberikan pengertian antara tenaga medis dan pasien
tanpa melalui perantara atau media karena selama proses
komunikasi terapeutik berlangsung disana akan ada empatik dgn
sentuhan kontak mata yang akan membuat pasien akan jauh lebih
baik

13

Anda mungkin juga menyukai