Anda di halaman 1dari 11

FAKTOR FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
DALAM KEPERAWATAN

NAMA: SITTI NADIA SULEMAN

KELAS: KEPERAWATAN B (2019)

NIM: C01419113
Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi dalam Pelayanan
Keperawatan
Menurut Perry dan Potter (1987), beberapa faktor yang
mempengaruhi  jalannya pengiriman dan penerimaan
pesan (komunikasi) dalam pelayanan keperawatan
antara lain:

a)      Persepsi
Merupakan cara seseorang menyerap tentang sesuatu yang
terjadi di sekelilingnya. Pada umumnya terkait dengan fungsi
pancaindra manusia yang mencakup proses penyerapan
rangsangan yang diorganisasikan dan diinterpretasikan dalam otak
kemudian dijadikan persepsi. Persepsi juga merupakan kerangka
tujuan yang diharapkan dan hasil setelah mengobservasi
lingkungan.
B) Isi Pesan
Pesan yang disampaikan hendaknya
mengandung isi yang bermanfaat bagi
kebutuhan klien atau yang dapat
memecahkan masalah klien.

C) Kesesuain dengan Kepentingan Sasaran


Pesan yang disampaikan harus berhubungan
dengan kepentingan sasaran. Karena itu
dalam berkomunikasi dengan klien perawat
harus memahami terlebih dahulu
permasalahan klien.
D) Kejelasan
Pesan yang tidak jelas akan membuat sasaran
bingung sehingga tidak terjadi perubahan perilaku
dan klien tidak melakukan pesan yang diberikan oleh
perawat.

E) Kesinambungan dan Konsistensi


Agar pesan yang disampaikan bisa konsisten dan
brkesinambungan, seorang perawat perlu membuat
perencanaan yang matang sebelum melakukan
intervensi atau berkomunikasi dengan klien.
Disamping itu perlu adanya pemahaman yang sama
antara tenaga kesehatan yang tergabung dalam tim
agar informasi yang diberikan kepada klien sama atau
konsisten agar terjadi perubahan perilaku klien.
F)   Saluran
Saluran terdapat dan berperan pada media. Media
yang digunakan harus disesuaikan dengan pesan
yang ingin disampaikan. Pemilihan media yang
tepat dapat meningkatkan pemahaman klien
sehingga perubahan yang diharapkan dapat
tercapai

G)   Kapabilitas Sasaran
Kapabilitas sasaran terdapat pada komunikan
dalam menyampaikan pesan, komunikator harus
memeperhitungkan kemampuan sasaran dalam
menerima pesan yang dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan, sosial ekonomi, sosial budaya dan
sebagainya.
Komunikasi dalam keperawatan
mencakup keseluruhan konsep-konsep
dasar komunikasi keperawatan serta
unsur-unsur komunikasi keperawatan
yang berkaitan langsung dengan proses
tindakan keperawatan dimana jika
keterampilan dalam berkomunikasi sudah
baik dan efektif maka bisa menciptakan
rasa nyaman bagi klien kita.
Contoh Kasus Kendala Komunikasi antara
Perawat dengan Klien
Perawat A, laki-laki berusia 24 tahun, suku jawa,
mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengan
salah satu kliennya, yakni Ny. S yang baru melakukan
mastektomi. Ny. S sering diam jika bertemu dengan
perawat A, bahkan memalingkan mukanya sebagai
tanda penolakan terhadap kedatangan perawat A. Jika
dilihat, perawat A dan Ny. S mendapatkan berbagai
hambatan sehingga proses komunikasi yang dilakukan
tidak berjalan dengan semestinya. Hubungan antara
perawat A dan Ny. S yang tidak baik dapat disebabkan
oleh berbagai faktor seperti kesenjangan antara
perawat dengan klien, sikap, serta adanya resisten dan
transferens pada diri klien
Analisis Kasus
Pada kasus Ny. S ini, beliau baru saja melakukan mastektomi
karena sebuah alasan medis. Pasca operasi, Ny. S belum terbiasa
dengan keadaan yang ada pada dirinya, apalagi beliau adalah
seorang wanita. Kemungkinan untuk terjadinya depresi atau
sejenisnya dapat terjadi. Selain itu, perbedaan jenis kelamin antara
klien dan perawat ternyata dapat menimbulkan hambatan
tersendiri. Ny. S mungkin malu jika dirawat oleh perawat A,
ditambah lagi masalah kesehatan yang dialamainya adalah hal yang
cukup krusial bagi seorang wanita. Kecanggungan, rasa malu, rasa
tertekan dan masih belum percaya dengan keadaan yang terjadi
membuat Ny. S akhirnya resisten dan cenderung transferens
terhadap perawat A. Hal ini ditunjukkan dengan sikap
penolakannya terhadap kehadiran perawat A. Ny. S juga
menunjukkan sikap ketidaksukaannya pada perawat A dengan diam
dan memalingkan muka jika bertemu dengan perawat tersebut. Hal
itu mungkin terjadi sebagai bentuk ekspresi dari rasa
ketidaksukaannya, rasa malu, dan tertekan.
Dalam kasus tersebut terdapat beberapa hal yang menyebabkan
kendala dalam berkomunikasi antara perawat dengan klien, yaitu:
•Resisten adalah upaya klien untuk tetap tidak menyadari aspek
penyebab kegelisahan yang dialaminya.
Dalam hal ini, perubahan akan persepsi sangat diperlukan klien.
Namun, klien tetap berusaha menjauh dari perawat dikarenakan
perawat di anggap memberikan tindakan yang tidak bermanfaat
(menurut klien) dan membuat malu klien.
•Transferens adalah respon tidak sadar dimana klien mengalami
perasaan dan sikap terhadap perawat yang pada dasarnya terkait
dengan tokoh dalam kehidupannya di masa lalu. Sifat yang paling
menonjol adalah ketidaktepatan respon klien dalam intensitas dan
penggunaan mekanisme pertahanan yang maladaptif.
Klien merasa tindakan yang petugas kesehatan dalam menangani
penyakitnya dulu tidak berdampak baik, sehingga klien harus
masektomi.
•Kesenjangan Antara Perawat dan Klien
Kesenjangan yang dimaksud di sini adalah berbagai perbedaan yang
ada antara diri perawat dengan klien yang dapat mengganggu
berjalannya proses komunikasi. Hal ini tentu berpengaruh besar
dikarenakan masalah yang dialami oleh klien sangat krusial untuk
wanita. Sehingga ketika perawat tersebut memiliki perbedaan
dalam hal jenis kelamin dan usia, hal itu juga berdampak dalam
persepsi klien terhadap tindakan yang dilakukan oleh perawat.
Dalam kasus ini, perawat A dituntut untuk sering
memberikan health educatian untuk klien. Seni perawat
untuk mengekspresikan perasaan yang sebenarnya secara
spontan juga harus baik. Di samping itu perawat juga harus
mampu menghargai klien dengan menerima klien apa
adanya. Menghargai dapat dikomunikasikan melalui duduk
bersama klien yang sedih, minta maaf atas hal yang tidak
disukai klien, dan menerima permintaan klien untuk tidak
menanyakan hal-hal tertentu. Memberi alternatif ide untuk
pemecahan masalah. Tepat dipakai pada fase kerja dan
tidak tepat pada fase awal hubungan dengan klien,
terutama pada pasien yang klien itu sendiri sudah tidak
merasa hidupnya berguna lagi.
Perawat A perlu menganalisa teknik komunikasi yang
tepat setiap kali ia berhubungan dengan klien.
Melalui  komunikasi verbal dapat diungkapkan informasi
yang akurat tetapi aspek emosi dan perasaan tidak dapat
diungkapkan seluruhnya secara verbal. Dengan mengerti
proses komunikasi dan menguasai berbagai keterampilan
berkomunikasi, diharapkan perawat dapat memakai dirinya
secara utuh (verbal dan non verbal) dan perbedaan
perbedaan persepsi dapat teratasi sehingga komunikasi
terapeutik kepada klien dapat terjalin.

Anda mungkin juga menyukai