Anda di halaman 1dari 40

BABI

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

1. PENGERTIAN

Gangguan jiwa pada mulanya dianggap suatu yang gaib, sehingga

penangannya secara supranatural spiristik yaitu hal-hal yang berhubungan

dengan kekuatan gaib. Gangguan jiwa merupakan suatu gangguan yang

terjadi pada unsur jiwa padakesadaran,emosi,persepsi,dan intelegensi. Salah

satugangguanjiwatersebutadalah perilaku kekerasan.

Marah adalah perasaanjengkel yang timbul sebagai suatu respon

terhadap kecemasan yangdirasakan sebagaiancaman individu. Pengungkapan

kemarahan dengan langsung dan konstruktif pada saat terjadi dapat melegakan

individu dan membantu orang lain untuk mengerti perasaan yang sebenarnya

sehinga individu tidak mengalami kecemasan,stress,dan merasa bersalah dan

bahkan merusak diri sendiri,oranglain dan lingkungan. Dalam halini, peran

serta keluarga sangat penting, Namun perawat merupakan ujung tombak

dalam pelayanan kesehatan jiwa.

Berdasarkan penjelasan diataspenulis tertarik untuk membahas

masalah perilakukekerasan. Dalam pembahasan ini,akan membahas secara

mendetail pada bab-bab selanjutnya dengan mengangkat judul Asuhan

1
Keperawatan Jiwa Dengan Perilaku Kekerasan Pada Tn.H diRuang Belibis

Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Samarinda

B. TUJUAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN DASAR ( PKKD )

1. TUJUAN UMUM

Mengetahui tentang konsep teori dan asuhan keperawatan klien dengan

perilaku kekerasan

2. TUJUAN KHUSUS

a. Mengetahui pengertian dari perilaku kekerasan

b. Mengetahui penyebab dari perilaku kekerasan

c. Mengetahui tentang respon

d. Mengetahui tanda dan gejala perilaku kekerasan

e. Mengetahui akibat dari perilaku kekerasan

f. Mengetahui konsep asuhan keperawatan dari perilaku kekerasan

g. Mengetahui contoh kasus dari perilaku kekerasan

3. RUANG LINGKUP

Di RSJD.ATMA HUSADA MAHAKAM, kami melakukan praktik klinik

selama 2 minggu yaitu mulai tanggal 15 juni – 27 juni 2014. Dengan jam

praktik klinik pagi dimulai dari pukul 7.00 – 14.00 kami berpraktik

diberbagai ruangan yang terdiri dari :

2
a. IGD

b. Ruang Elang

c. Ruang Enggang

d. Ruang Upip/Picu

BAB II

GAMBARAN UMUM RSJD.ATMA HUSADA

A. SEJARAH SINGKAT RSJD.ATMA HUSADA

Rumah sakit jiwa Pusat (RSJP) samarinda didirikan pada tahun 1933

di atas tanah seluas 20.157 m2 yang dibiayai oleh kesultanan Kutai dan

merupakan Rumah Keperawatan Sakit Jiwa.

Tanggal 20 April 1949 No.558/IH-9-Fed,masalah pembiayaan Rumah

Sakit Umumdan Rumah Sakit Jiwa,Samarinda diserahkan oleh kesultanan

Kutai danKerajaan diKalimantan Timur.

Padatanggal 1 Januari 1951, pembiayaan diambil alih olehpemerintah

pusat. Berdasarkan Surat Keputusan bulan November 1951, kantor Rumah

Sakit Jiwa dipisahkan dari Rumah Sakit Umum.Struktur organisasi

berdasarkan SK Menkes No 135/Menkes/SK/IV/1978, Rumah Sakit

Jiwaditetapkan sebagai Rumah Sakit Jiwa kelas B.

3
Sejalan Dengan pelaksanaan otonomi Daerah UPTD, Rumah Sakit

Jiwa Pusat Samarinda dilimpahkan kepada pemerintah Daerah sesuai surat

Menkes No. 1732/Menkes-Kesos/XII/2000 tentang pengalihan UPTD ke

Pemerintah Kabupaten/kota dan surat revisi Depkes no.

196/Menkes-sos/III/2001, tanggal 7 Maret 2001 tentang revisi penentaan

UPTD kepada pemerintah provinsi, pengoperasian Rumah Sakit Jiwa

Samarinda dalam tahun 2001 di bawah pemerintah kota Samarinda.

Selanjutnya kedudukan Rumah Sakit Atma Husada Mahakan

ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kaltim no. 16 Tahun 2001

tanggal 24 Desember 2001 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja unit

pelaksanaan teknis pada dinas-dinas provinsi Kalimantan Timur.Pada tahun

2005, untuk menghilangkan stigma di masyarakat, Rumah Sakit Jiwa

Samarinda berubah nama menjadi Rumah Sakit Atma Husada Mahakam

dengan SuratKeputusan Gubernur no. 03 tahun 2005, tanggal 17 Januari tahun

2005.

Rumah Sakit Khusus Daerah Atma Husada Mahakam bertujuan untuk

memberi pelayanan kesehatan jiwa bagi seluruh masyarakat Kaltim yang

tersebar di 4 kotamadya dan 10 kabupaten.Rumah Sakit Khusus Daerah Atma

Husada Mahakam bekerja sama dengan instansi terkait seperti Fakultas

Kedokteran Universitas Mulawarman dan instansi pendidikan lainnya sebagai

fasilitas prevensi, promosi, kuratif dan rehabilitasi serta riset di bidang

kesehatan jiwa.

4
Rumah Sakit Khusus Daerah Atma Husada Mahakam melaksanakan

pelayanan kesehatan jiwa intra mural dan ekstra mural serta melakukan

pembinaan dan integrasi ke puskesmas dan Rumah Sakit Umum di Provinsi

Kalimantan Timur dengan cara mengirim psikiater ke puskesmas dan Rumah

Sakit Umum secara berkala.

B. PROFIL RSJD.ATMA HUSADA MAHAKAM :

1. Nama Rsjd : ATMA HUSADA MAHAKAM

2. Status : Milik pemerintah samarinda

3. Alamat : Jln.Kakap

4. Kelurahan : Selili

5. Kota : Samarinda, Kalimantan timur

6. Telpon : (0541)– 743364

C. VISI DAN MISI RSJD

1. VISI

Menjadikan Rumah Sakit Rujukan Pelayanan Kesehatan se-Kalimantan

Tahun 2018

2. MISI

a. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Jiwa yang Prima

b. Meningkatkan Kemudahan Akses Pelayanan Kesehatan Jiwa

5
D. JENIS PELAYANAN RSJD

1. Unit Pelayanan hypnoterapi

2. Unit Pelayanan poli klinik

3. Unit Pelayanan IGD

4. Unit Pelayanan NAPZA

5. Unit pelayanan farmasi

BAB III

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP TEORI PENYAKIT

1. PENGERTIAN

Amarah merupakan suatu emosi yang merentang dari sifat mudah

tersinggung hingga marah yang hebat yang dialami oleh semua orang, hal itu

merupakan suatu reaksi terhadap rangsangan yang tidak menyenangkan dan

mengancam (Kaplan & sodock,1998:135)

Kekerasan sering juga disebut gaduh gelisah atau amuk, yang ditandai

dengan menyentuh orang lain secara menakutkan, memberi kata-kata

ancaman disertai melukai pada tingkat ringan dan yang paling berat adalah

melukai atau merusak secara serius dank lien tidak bias mengendalikan diri

(FKUI,1999)

6
Tindakan kekerasan merupakan suatu agresi fisik dari orang seseorang

terhadap orang lain, agresi itu ditujukan terhadap diri sendiri, disebut sebagi

perilaku bunuh diri atau mutilasi diri(kaplan & sodock,1998)

Dapat disimpulkanperilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana

seseorang/individu melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan tiap

individu, namun perilaku yang dimanifestsikan oleh perasaan marah dapat

berfluktuasi sepanjang rentang adaftif dan maladaftif.

2. TANDA DAN GEJALA

a. Muka merah

b. Pandangan tajam

c. Otot tegang

d. Nada suara tinggi

e. Berdebat dan Nampak klien memaksakan khendak

f. Memukul jika tidak senang

 Proses kemarahan

Stress,cemas,harga diri rendah,dan bersalahdapat menimbulkan

kemarahan. Respon terhadapmarahdapatdiekspresikan secara

eksternalmaupun internal.

7
3. ETIOLOGI

Untuk menegaskan keterangan diatas, pada klien gangguan jiwa perilaku

kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri: harga diri adalah

penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa

jauh perilaku dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat

digambarkan sebagai perasaan negative terhadap diri sendiri, kehilangan

kepercayaan diri.

4. FAKTOR PREDISPOSISI DAN FAKTOR PRESIPITASI

a. Faktor predisposisi

Berbagai pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan factor

predisposisi, artinya mungkinkah terjadi perilaku kekerasan jika factor

berikut dialami oleh individu :

1) Psikologis

kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang

kemudian dapat timbul agresif atau amuk. Masa kanak-kanak yang

tidak menyenangkan yaitu perasaan ditolak,dihina,dianiaya,atau

saksi penganiayaan.

2) Perilaku

8
reinforcemenyang diterima pada saat melakukan kekerasan,

dirumah atau diluar rumah, semua aspek ini menstimulasi individu

mengadopsi perilaku kekerasan.

3) Social budaya

budaya tertutup dan membalas secara alam (positif agresif) dan

control social yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan

diterima.

4) Bioneutologi

Banyak pendapat bahwa kerusakan system limbic,lobus

frontal,lobus temporal,dan ketidakseimbangan neurotransmitter

turut berperan dalam terjadinya perilaku kekerasan.

a. Faktor presipitasi

Factor presipitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan

interaksi dengan orang lain. Kondisi klien seperti ini lemah

fisik(penyakit fisik), keputusan, ketidakberdayaan,percaya diri yang

kurang dapat menyebabkan terjadinya perilaku kekerasan. Demikian

pula dengan situasi lingkungan yang rebut,padat,keritikan yang

mengarah pada pennghinaan, kehilangan orang lain yang

dicintainya/pekerjaan dan kekerasan merupakan factor penyebab yang

9
lain. Interaksi yang Profokatif Dan konflik dapat pula memicu perilaku

kekerasan.

5. Penatalaksanaan

a. Farmakoterapi

1) Obat anti psikosis, phenotizin (CPZ/HLP)

2) Obat anti depresi, amitriptyline

3) Obat anti ansietas, diazepam, bromozepam, clobozam

b. Terapi modalitas

c. Terapi keluarga

Berfokus pada keluarga dimana keluarga memberikan perhatian:

1) BHSP

2) Jangan memancing emosi klien

3) Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan

keluarga

4) Memberikan kesempatan pada klien dalam mengemukakan

pendapat

5) Anjurkan pada klien untuk mengemukakan masalah yang

dialami

6) Mendengarkan keluhan klien

7) Membantu memecahkan masalah yang dialami oleh klien

10
8) Hindari penggunaan kata-kata yang menyinggung perasaan

klien

9) Jika klien melakukan kesalahan jangan langsung memvonis

d. Terapi kelompok

Berfokus pada dukungan dan perkembangan, ketrampilan

social atau aktivitas lai dengan berdiskusi dan bermain untuk

mengembalikan kesadaran klien karena masalah sebagian orang

merupakan perasaan dan tingkah laku pada orang lain.

e. Terapi music

Dengan Musicklien terhibur, rilek dan bermain untuk mengembalikan

kesadaran klien.

B. KONSEP TEORI ASKEP

1. Pengertian

Asuhan keperawatan adalah merupakan suatu hal yang tidak akan

terlepas dari pekerjaan seorang perawat dalam menjalankan tugas serta

kewajibannya serta peran fungsinya terhadap para pasiennya. Karena

itulah pentingnya kita mengetahui akan proses pemberian asuhan

keperawatan yang komprehensif.

Asuhan keperawatan adalah merupakan suatu tindakan kegiatan atau

proses dalam praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada

11
klien (pasien) untuk memenuhi kebutuhan objek klien, sehingga dapat

mengatasi masalah yang sedang dihadapinya, dan asuhan keperawatan

dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah ilmu keperawatan.

a. Pengkajian

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang

bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien,

agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah,

kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental,

sosial dan lingkungan (Effendy, 1995).

b. Implementasi

Impelentasiadalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah

rencana yang sudah disusunsecara matang dan terperinci.

Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaaan sudah

dianggap fix.

c. Intervensi

suatu tindakan untuk mengembangkan suasana interaksi

pembelajaran yang dirancang untuk mencapai tujuan

pembentukan  karakter dengan penerapan pengalaman belajar

terstruktur.

d. Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil

implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan

12
untuk melihat keberhasilannya. Dari evaluasi kemudian akan

tersedia informasi mengenai sejauh mana suatu kegiatan tertentu

telah dicapai sehingga bisa diketahui bila terdapat selisih antara

standar yang telah ditetapkan dengan hasil yang bisa dicapai.

BAB VI

TINJAUAN KASUS

A. BIODATA

Ruang rawat : Elang Tanggal dirawat : 13-06-2015

I. IDENTITAS KLIEN

Nama : Tn. H Tgl pengkajian: 20 juni 2015

Umur : 28 tahun No CM : 02.55.40

II. ALASAN MASUK

Berkelahi dengan orang tua, dan mengancam ingin membunuh orang

III. FAKTOR PREDISPOSISI

13
A. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu : Tidak pernah

B. Pengobatan sebelumnya : Tidak ada

C. Trauma : Tidak pernah mengalami trauma

D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : Tidak ada

E. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : pernah berkumpul

sama orang-orang pemakai narkoba

IV. PEMERIKSAAN FISIK

A. Tanda Vital : TD = 120/80 mmHg

N = 80x/menit

S =` 36,7 C

RR = 20x/menit

B. Ukur : BB = 73 kg

TB = 167 cm

C. Tidak/ada keluhan fisik : Tidak ada

V. PSIKOSOSIAL

A. Genogram (Tiga generasi)

14
Diabetes (2005)

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Pasien

B. Konsep diri

1. Gambaran diri : Klien tampak terlihat rapi

2. Identitas : klien adalah anak ketiga

15
3. Peran : Dirumah : klien sebagai anak

Di rumah sakit: Klien sebagai pasien

4. Ideal diri : klien mengatakan tidak mau pulang

5. Harga diri : klien mengatakan tidak pernah malu

dengan keadaanya yang seperti ini bahkan teman-temannya selalu

memberikan dukungan

6. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

C. Hubungan social

1. Orang paling berarti : Ibu

2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : klien tampak

terlihat sangat aktif dalam melakukan kegiatan

3. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain : Tidak ada

hambatan

D. Spiritual

1. Nilai dan keyakinan : klien mengatakan dirinya beragama islam

2. Kegiatan ibadah : klien mengatakan sering sholat namun tidak 5

waktu

VI. STATUS MENTAL

A. Penampilan

16
Penjelasan: Rapi, klien terlihat rapi dan memperhatikan

penampilannya

Masalah keperawatan: tidak ada masalah

B. Pembicaraan

Penjelasan: klien tampak berbicara lancar menggunakan bahasa

Indonesia

Masalah keperawatan: tidak ada masalah

C. Aktivitas Motorik

Penjelasan: klien berbicara agak cepat namun cukup jelas

Masalah keperawatan: Tidak ada masalah

D. Alam perasaan

Penjelasan: (Putus asa) klien mengatakan mungkinkah dia akan

sembuh jika dirawat disini

Masalah keperawatan: Tidak ada masalah

E. Afek

Sesuai,Emosilabil. Terkadang Marah dan sedih

F. Interaksi selama wawancara

17
Ketika wawancara klien tampak menatap lawan bicara, namun juga

terkadang sering menghindari kontak mata

G. Persepsi

Klien mengatakan sering sekali berkelahi dengan ayahnya terkadang

selalu mengancam ingin membunuh

Masalah keperawatan: Perilaku kekerasan

H. Isi pikir

Penjelasan: klien mengatakan sering mengancam akan membunuh jika

keinginannya tidak dipenuhi

Masalah keperawatan: Perilaku kekerasan

I. Arus pikir

Obsesi: pada waktu di ajak bicara, klien bicara dengan intonasi cukup

kecepatan spontan menjawab isi pemicaraan sesuai apa yang diajukan

Masalah keperawatan: tidak ada masalah

J. Tingkat kesadaran : orientasi waktu, tempat, orang, situasi baik

Penjelasan: klien menyadari bahwa dirinya sedang sakit dan ingin

berobat

18
Masalah keperawatan: tidak ada masalah

K. Memori

Tidak terdapat daya ingat yang cukup panjang terbukti klien mampu

menyebutkan nama,umur,alamat dan nama-nama keluarga klien

L. Tingkat kosentrasi dan berhitung klien baik

Penjelasan: mampu berhitung 1-20 dengan benar

Masalah keperawatan: tidak ada masalah

M. Kemampuan penilaian

Penjelasan: klien mengatakan jika waktunya sholat klien sholat tanpa

disuruh

Masalah keperawatan: tidak ada masalah

N. Daya Tilik diri

Klien mengatakan saat ini sedang sakit dan ingin sekali berhenti

memakai narkoba lalu minta maaf pada orang tuanya

Masalah keperawatan: tidak ada masalah.

19
VII. ANALISA DATA

Data problem Etiologi

Ds : klien mengatakan Resiko mencederai diri Perilaku kekerasan


sendiri, orang lain dan
sering sekali berkelahi
lingkungan.
dengan ayahnya

bahkan mengancam

ingin membunuh

Do: mata terlihat


menatap, ekspresi
wajah berubah-ubah

VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI PRIORITAS

1. Perilaku kekerasan yang menciderai diri sendiri, orang lain dan

lingkungan.

IX. RENCANA KEPERAWATAN

20
Nama : Tn.H No.Register :02.55.40

Umur : 21 tahun Alamat : Jl.Giri rejo

Tgl/Jam Diagnosa Tujuan & Intervensi Paraf


keperawatan Kriteria Hasil

22 Juni 2015 Perilaku kekerasan  Klien mau 1. Bersalam


09:30 membalas salam panggil nama
 Klien mau 2. Sebutkan nama
menjabat tangan perawat
 Klien mau 3. Jelaskan
menyebut nama maksud

 Klien mau hubungan


interaksi
tersenyum
4. Jelaskan
 Klien mau
kontrak yang
mengetahui
nama perawat akan dibahas

5. Beri rasa aman


dan simpati,
lakukan kontak
mata singkat
tapi sering

21
 Klien 1. Beri
mengungkapkan kesempatan
perasaannya untuk
 Klien dapat mengungkapk
nnya
mengungkapkan
2. Bantu klien
penyebab marah mengungkapk
dari lingkungan an penyebab
Perasaan
atau orang lain
jengkel/kesal

 Klien mampu 1. Anjurkan


mengungkapkan klien
perasaan saat ungkapkan
marah/jengkel apa yang

dialami dan
 Klien dapat
dirasakan saat
menyimpulkan
marah
tanda-tanda
2. Simpulkan
marah yang
bersama klien
dialami
tanda dan

gejala kesal

yang dialami

22
 Klien dapat 1. Anjurkan klien
untuk
mengungkapkan
mengungkapkn
perilaku perilaku
kekerasan yang kekerasan yang
biasa
biasa dilakukan
dilakukan klien
 Klien dapat

mengetahui cara 2. Bantu klien


bermain peran
yang biasa
sesuai dengan
dilakukan untuk perilaku
menyelesaikan kekerasan yang
biasa
masalah
dilakukan

3. Bicarakan
dengan klien
apakah dengan
cara yang
dilakukan klien
masalahnya
selesai.

23
 Klien dapat 1. Bicarakan
menyebutkan akibat cara
contoh yang dilakukan
pencegahan klien
perilaku
kekerasan secara 2. Bersama klien
Fisik : tarik nafas menyimpulkan
dalam, akibat cara
olahraga,memukul yang
bantal digunakan oleh
Verbal: klien
mengatakan
secara langung
dengan tidak 3. Tanya pada

menyakiti klien apakah ia


ingin
 Klien dapat
mempelajari
mendemonstrasik
cara baru dan
an cara
yang sehat
fisik(memukul
bantal) untuk
mencegah
perilaku
kekerasan

24
 Klien dapat 1. Bantu klien

menyebutkan obat- memilih cara

obat yang yang paling

diminum dan tepat untuk

kegunaannya klien

(jenis,waktu,dosis 2. Bantu klien

dan efek) mengidentifik

asi manfaat

cara yang

telah dipilih

3. Anjurkan

klien untuk

menggunakan

cara yang

dipelajari saat

jengkel atau

marah

25
 klien dapat minum 1. Diskusikan

obat sesuai manfaat

program umum obat

pengobatan dan kerugian

berhenti

minum obat

tanpa seijin

dokter

2. Anjurkan

klien minum

obat tepat

waktu

3. Beri pujian

jika klien

minum obat

dengan benar

X. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama klien : Tn.H
Ruangan : Belibis

26
Hari/tgl No Implementasi Evaluasi Paraf
Dx

Senin 1 Sp 1.
22 juni 1. Membina hubungan saling S : klien senang disapa oleh
2015 percaya perawat
2. Menyapa klien dengan
ramah, baik, verbal maupun
non verbal O :klien mau berjabat tangan

3. Memperkenalkan diri klien mau bercerita tentang

dengan sopan
4. Menanyakan nama klien dirinya.

dengan lengkap kontak mata cukup

5. Menjelaskan tujuan
pertemuan dengan sopan
A: klien mampu membina
6. Mengatakan dengan juur hubungan saling percaya, Sp.1
dan menepati janji tercapai
7. Menunjukkan rasa empati
dan menerima klien apa
P : Lanjut Sp.2
adanya klien dapat mengidentifikasi
8. Memberikan perhatian penyebab marah.
kepada klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien

Sp.2
2.
1. Mengkaji pengetahuan klien
tentang perilaku kekerasan
S : klien marah jika

27
dan penyebab keinginannya tidak dituruti
2. Memberikan kesempatan
kepada klien untuk
mengungkapkan perasaan O:

penyebab perilaku  Klien dapat


kekerasan mengungkapkan
3. Memberikan pujian perasaan marah dan
terhadap kemampuan klien kesal
mengungkapkan  Klien tampak tegang
perasaannya. dan tatapan mata tajam

A : klien mampu
mengungkapkan penyebab
marah atau kesal. Sp 2 tercapai

P : Lanjutkan Sp 3
klien diminta mencari penyebab
dan tanda marah yang belum
diungkapkan

3. Sp.3

1. Mendiskusikan bersama
Selasa klien tentang apa yang
23 juni dirasakan saat klien marah
S : klien mengatakan saat marah

28
2015 berbicara dengan suara nada
2. Mendiskusikan bersama tinggi.wajahnya tampak sedang
klien tentang tanda-tanda kesal dan matanya menatap
perilaku kekerasan tajam.

O: pasien menunjukkan tanda-


tanda.
a. nada suara tinggi
b. tampak muka kesal
c. matanya menatap tajam

A: klien mampu
mengidentifikasi tanda dan
gejala saat marah atau kesal.
Sp.3 tercapai

P: klien diminta untuk


mengidentifikasi perilaku
kekerasan yang sering
dilakukan
Sp.4
4.
1. Menganjurkan klien untuk
mengungkapkan perilaku
kekerasan yang biasa S : klien mengatakan akan
marah-marah apabila

29
dilakukan keinginannya tidak terpenuhi
dan sering ingin memukul
2. Membantu klien bermain ayahnya.
peran sesuai dengan
perilaku kekerasan

O : klien tampak tegang


3. Membicarakan dengan klien
apakah dengan cara yang
dilakukan oleh klien teratasi
A : klien mampu
mengungkapkan perilaku
kekerasan yang bisa dilakukan
Sp.4 tercapai

P: Lanjutkan Sp.5
Klien dapat mengungkapkan
perilaku yang sering dilakukan
saat marah.

5. Sp. 5

1. Membicarakan akibat atau


Rabu kerugian dan cara yang S: klien mengatakan menyesal
24 juni dilakukan klien pada saat dan ingin minta maaf kepada

30
2015 marah ayahnya setelah apa yang ia
perbuat pada ayahnya.
2. Menyimpulkan bersama
klien akibat dari cara yang
digunakan oleh klien O: klien tampak sedih dan ingin
menangis

3. Menanyakan kepada klien


apakah klien mau A: klien mampu
mempelajari cara-cara yang mengungkapkan akibat atau
baru dan sehat. kerugian dari perilaku
kekerasan yang dilakukannya,
Sp.5 tercapai

P: lanjutkan Sp.6
mengontrol perilaku yang
sering dilakukan saat marah.

Sp.6
6.
1. Melatih klien mengontrol S: klien mengatakan dalam

perilaku kekerasan dengan sehari sering sholat namun tidak

cara berdoa dan sholat 5 waktu

31
O: klien melaksanakan sholat
dan sering berdoa

A: Sp.6 tercapai
klien melaksanakan sholat dan
berdoa

P: Lanjutkan Sp.7
melatih klien mengontrol
perilaku kekerasan dengan cara
sholat dan berdoa

Sp.7

7. 1. Melatih klien minum obat


dengan teratur.
S: klien mengatakan minum
obat secara teratur setelah
2. Menganjurkan klien
memasukkan dalam jadwal

32
kegiatan makan

O: klien mau minum obat tanpa


paksaan perawat

A: Sp.7 tercapai

P: klien diminta untuk


mempertahankan apa yang telah
dilakukan tadi

XI. CATATAN PERKEMBANGAN


Nama klien : Tn.H
Ruangan : Belibis

33
Hari/Tgl No.Dx Evaluasi (SOAP) Paraf

Senin 1. S: klien mengatakan sering berkelahi dengan


22 juni orang tuanya dan mengancam apabila
2015 keinginannya tidak dituruti
O:
 Klien mau berjabat tangan
 Kontak mata kurang

A: perilaku kekerasan

P: klien dapat mengidentifikasi penyebab


marah

Selasa 2. S: klien akan marah-marah apabila


23 juni keinginannya tidak terpenuhi dan sering ingin
2015 memukul ayahnya

O: klien tampak tegang, mata menatap cukup


tajam

A: perilaku kekerasan

P: klien dapat mengungkapkan perilaku


kekerasan yang bisa dilakukannya

34
Rabu 3. S: klien mengatakan menyesal dan ingin
24 juni minta maaf kepada ayahnya setelah apa yang
2015 diperbuat pada ayahnya

O: klien tampak sedih dan ingin menangis

A: resiko perilaku kekerasan

P: klien mampu mengungkapkan akibat atau


kerugian dari perilaku kekerasan yang
dilakukannya

35
BAB V

PEMBAHASAN

Perilaku kekerasan merupakansuatu bentuk ekspresi kemarahan yang tidak

sesuai dimana seseorang melakukan tindakan-tindakan yang dapat

membahayakan/mencederai diri sendiri, orang lain bahkan dapat merusak

lingkungan. Seseorang yang mengalamimasalahini harus diberikan rencana dan

tindakan yang sesuai sehingga pola ekspresi kemarahannya dapat diubah menjadi

bentuk yang bisa diterima yaitu perilaku yang sesuai, yaitu ekspresi kemarahan.

Factor pencetus perilaku kekerasan dapat bersumberdari klien maupun lingkungan

itu sendiri. Klien berupa: kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan, kurang

percaya diri. Lingkungan berupa: kehilangan orang atau objek yang berharga, konflik

inetraksi social.

Freud berpendapatbahwa perilakumanusia dipengaruhi oleh duainsting. Yaitu

insting hidupyang diekspresikandengan seksualitas dan insting kematian yang

diekpresikan denganagresivitas. Frustation-agression theory: teori yang

dikembangkan oleh pengikut Freud ini berawal dari asumsi, bahwa bila usaha

seseorang untuk mencapai suatu tujuan mengalami hambatan maka akan timbul

dorongan agresif yang pada gilirannya akan memotivasi perilaku yang dirancang

untuk melukai orang atau objek yang menyebabkan frustasi. Jadi hampir semua orang

melakukan tindakan agresif mempunyai riwayat perilaku agresif Dari contoh kasus di

atas terlihat bahwa Tn.H melakukan perilaku kekerasan yang menciderai Lingkugan

36
dengan mengancam ayahnya bila keinginannya tidak terpenuhi hal ini terjadi

berhubungan dengan faktor psikologis yaitu berupa kegagalan yang di alami dapat

menimbulkan frustasi yang kemudian dapat timbul agresif atau amuk. Oleh karena

itu, klien perlu disadarkan tentang cara marah yang baik serta bagaimana

berkomunikasi merupakan cara yang efektif untuk mencegah terjadinya perilaku

kekerasan. Bahwamarah bukansuatu yang benar atau salah, harus di sadari oleh

klien. Sehingga klien dapat di berikan pemahaman untuk mencegah terjadinya

perilaku kekerasan berupa: Bantu klien mengidentifikasi marah, berikan kesempatan

untuk marah, Praktekkan ekspresi marah, Terapkan ekspresi marah dalam situasi

nyata, Identifikasi alternatif cara mengeksprasikan marah. Dengandiberikannya

pemahaman ini diharapkan tindakan perilaku kekerasan dapat teratasi, dukungan

keluarga juga sangat dibutuhkan dalam hal ini.

37
BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Selama berperaktik DiRSUD ATMA HUSADA MAHAKAM, saya mendapat

banyak pengalaman mengenai perawatan pasien gangguan jiwa.mulai dari

Memandikan pasien jiwa, pemenuhan nutrisi sampai dengan Komunikasi

terhadap pasien jiwa.DiRSUD juga saya dapat menemukan banyak penyakit

jiwa seperti kebanyakan penyakit jiwa yang terdapat di RSUD ATMA

HUSADA adalah halusinasi, Harga diri rendah, Isolasi social termasuk 1

kasus yang saya ambil yaitu Perilaku kekerasan kepada pasien Tn.H.

B. SARAN-SARAN

1. Bagi RSUD ATMA HUSADA MAHAKAM

Diharapkan dapat memperhatikan mutu pelayanan pada pasien dan

kenyamanan pasien selama proses penyembuhan ataupun pengobatan.

Serta menyiapkan alat-alat yang lengkap dan standar operasional.

2. Bagi Sekolah

Diharapkan Untuk memberi pelajaran lagi mengenai Askep, dan materi

lainnya agar mudah untuk memahaminya dan kemudian meperaktikannya

di lapangan

38
3. Bagi siswa

Diharapkan untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran disekolah

maupun dipuskesmas. Serta lebih aktif mengeluarkan pendapat dan

bertanya untuk mengetahui lebih jauh ilmu pengetahuan keperawatannya.

Serta dimohon lebih aktif dipelajaran non produktif, tidak hanya

dipelajaranproduktif saja. Serta lebih bisa memahami tindakan yang akan

dilakukan bukan hanya sekedar mengahafal.

39
DAFTAR PUSTAKA

Budi Anna Kelliat, 2005, “Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa”, Jakarta. EGC

http://nersjiwa.blogspot.com/2008/03/konsep-perilaku-kekerasan.html

http://asuhan-keperawatan-mandiri.blogspot.com/2011/12/askep-jiwa-perilaku-
kekerasan.html

http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/27/askep-perilaku-kekerasan/

Hidayat, A. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.


2007. p. 98, 124.

Keliat, Budi Anna, dan Akemat . Model Praktek Keperawatan Profesional Jiwa.
Jakarta: EGC; 2009. p. 98-108.

Rencana Asuhan dan Medikasi Psikotropik.Terjemahan dari Nursing Diagnosas in


Psychotropic Medications, oleh Devi Yulianti dan Ayura Yosef. 5th ed. Jakarta:
EGC; 2009. p. 3.

Terjemahan dari Nursing Process : Application of Conceptual Models, oleh Yuyun


Yuningsih.4th ed. Jakarta: EGC; 2009. p. 105, 271, 329, 329, 349.

40

Anda mungkin juga menyukai