Anda di halaman 1dari 8

RUMAH SAKIT PRIMA KOTA TERNATE

Jl. Raya ManggaDua RT02 RW001


Telp. 0821 9101 1124 E-Mail: rsprimaternate@gmail.com
KodePos97717 Ternate

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA KOTA TERNATE


NOMOR: XXXX.XX.XX /KPTS/RSP /1/2018
TENTANG
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN PASIEN TERHADAP KEKERASAN FISIK
DI RUMAH SAKIT PRIMA

MENIMBANG :
1. Bahwa Rumah sakit bertanggung jawab melindungi pasien darikekerasan fisik oleh
pengunjung, pasien lain dan staf rumah sakit.
2. Bahwa Tanggung jawab ini terutama bagi bayi, anak-anak, lanjut usia dan lainnya
yang tidak mampu melindungi dirinya atau memberi tanda untuk minta bantuan.
3. Bahwa untuk maksud tersebut huruf (1) dan (2) perlu ditetapkan kebijakan
perlindungan pasien dari kekerasan fisik di Rumah Sakit Prima.

MENGINGAT :
1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : HK.07.06/III/2371/09 tentang Ijin
Penyelenggaraan Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN :
KESATU :Kebijakan Perlindungan Pasien dari kekerasan Fisik di Rumah Sakit Prima
sebagaimana terlampir dalam keputusan ini.
KEDUA :Kepada seluruh staf Rumah Sakit Prima dalam memberikan pelayanan
terkait perlindungan dari Kekerasan Fisik di Rumah Sakit Prima mengacu
pada kebijakan yang tersebut dalam lampiran.
KETIGA :Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dan kesalahan
dalam keputusan ini maka akan diadakan adanya perubahan dan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di: Ternate


Tanggal:
Direktur

dr. M Taha Albaar Sp. PD


PANDUAN
PERLINDUNGAN PASIEN TERHADAP KEKERASAN FISIK

A. DEFINISI
1. Kekerasan Fisik adalah ekspresi dari apa baik yang di lakukan secara fisik yang
mencerminkan tindakan agresi dan penyerangan pada kebebasan atau martabat
seseorang. Kekerasan fisik dapat dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang.
2. Perlindungan Pasien Terhadap Kekerasan Fisik adalah suatu upaya rumah sakit untuk
melindungi pasien dari kekerasan fisik oleh pengunjung, pasien lain atau staf rumah
sakit.
3. Anak – Anak adalah masa yang dimulai dari periode bayi sampai masa pubertas yaitu
13-14 tahun.
4. Lansia (Lanjut Usia) adalah periode dalam kehidupan yang ditandai dengan
menurunnya kemampuan fisik dan psikologis. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59
tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia
sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
5. Orang Dengan Gangguan Jiwa adalah orang yang mengalami suatu perubahan pada
fungsi kejiwaan. Keadaan ini ditandai dengan adanya gangguan pada fungsi jiwa,
yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam
melaksanakan peran sosial.
6. Perempuan adalah seorang manusia yang mempunyai vagina, dapat menstruasi,
hamil, melahirkan dan menyusui anak. Kekerasan Pada Perempuan adalah segala
bentuk kekerasan berbasis gender yang berakibat menyakiti secara fisik,seksual,
mental atau penderitaan terhadap perempuan.
7. Koma dalam istilah kedokteran adalah suatu kondisi tidak sadar yang sangat dalam,
sehingga tidak memberikan respons atas rangsangan rasa sakit atau rangsangan
cahaya.
8. Pasien Koma adalah pasien yang tidak dapat dibangunkan, tidak memberikan respons
normal terhadap rasa sakit atau rangsangan cahaya, tidak memiliki siklus tidur-
bangun, dan tidak dapat melakukan tindakan sukarela. Koma dapat timbul karena
berbagai kondisi, termasuk keracunan, keabnormalan metabolik, penyakit sistem saraf
pusat, serta luka neorologis akut seperti stroke dan hipoksia, gegar otak karena
kecelakaan berat terkena kepala dan terjadi pendarahaan di dalam tempurung kepala.
Koma juga dapat secara sengaja ditimbulkan oleh agen farmasentika untuk
mempertahankan fungsi otak setelah timbulnya trauma otak lain.

B. RUANG LINGKUP
Kekerasan Fisik Di Rumah Sakit Dapat Dialami Oleh:
1. Bayi baru lahir (Neonatus) dan Anak – Anak
Kekerasan terhadap bayimeliputi semua bentuk tindakan/perlakuan menyakitkan
secara fisik,pelayanan medis yang tidak standar seperti inkubator yang tidak layak
pakai, penculikan, bayi tertukar dan penelantaran bayi.
Menurut data dari Kementrian Kesehatan Kasus penculikan bayi menujukkan
peningkatan dari 72 kasus di tahun 2011 menjadi 102 di tahun 2012, diantaranya 25%
terjadi di rumah sakit, rumah bersalin, dan puskesmas.

2. Kekerasan pada anak (child abuse)di rumah sakit adalah perlakuan kasar yang dapat
menimbulkan penderitaan, kesengsaraan, penganiayaan fisik, seksual, penelantara
(ditinggal oleh orangtuanya di rumah sakit), maupun emosional, yang diperoleh dari
orang dewasayang ada dilingkungan rumah sakit. Hal tersebut mungkin dilakukan
oleh orang tuanya sendiri, pasien lain atau pengunjung atau oleh staf rumah sakit.
Terjadinya kekerasan fisik adalah dengan penggunaan kekuasaan atau otoritasnya,
terhadap anak yang tidak berdaya yang seharusnya diberikan perlindungan.

3. Lansia
Dalam kehidupan sosial, kita mengenal adanya kelompok rentan, yaitu semua orang
yang menghadapi hambatan atau keterbatasan dalam menikmati standar kehidupan
yang layak bagi kemanusiaan dan berlaku umum bagi suatu masyarakat yang
berperadaban. Salah satu contoh kelompok rentan tersebut adalah orang - orang lanjut
usia (lansia).
Ternyata, walau sudah memiliki keterbatasan, lansia juga rentan terhadap kekerasan.
Menurut statistik, lebih dari dua juta lansia mengalami kekerasan setiap tahunnya.
Kekerasan pada lansia adalah suatu kondisi ketika seorang lansia mengalami
kekerasan oleh orang lain. Dalam banyak kasus, kekerasan fisik dating dari orang-
orang yang mereka percayai. Karenanya, mencegah kekerasan pada lansia dan
meningkatkan kesadaran akan hal ini, menjadi suatu tugas yang sulit.
StatistikdariDinasPelayanan di New Zealand menunjukkanbahwakebanyakan, orang-
orang yang melakukan kekerasan terhadap lansia, merupakan anggota keluarga atau
orang yang berada pada posisi yang mereka percayai, seperti: pasangan hidup, anak,
menantu, saudara, cucu, ataupun perawat.
Kekerasan fisik pada lansia di rumah sakit, yaitu bias berupa perkosaan, pemukulan,
dipermalukan/ diancam seperti anak kecil, diabaikan / diterlantarkan, atau
mendapatkan perawatan yang tidak standar.

4. Kekerasan pada Perempuan


Kekerasan di rumah sakit dapat berupa perkosaan, yaitu hubungan seksual yang
dilakukan seseorang atau lebih tanpa persetujuan korbannya. Namun perkosaan tidak
semata-mata sebuah serangan seksual akibat pelampiasan dari rasa marah, bisa juga
disebabkan karena godaan yang timbul sesaat seperti melihat bagian tubuh pasien
wanita yang tidak ditutupi pakaian atau selimut, mengintip pasien pada saat mandi
dan sebagainya.

5. Orang dengan gangguan jiwa


Pasien dengan gangguan jiwa terkadang tidak bisa mengendalikan perilakunya,
sehingga pasien tersebut perlu dilakukan tindakan pembatasan gerak (restraint) atau
menempatkan pasien di kamar isolasi. Tindakan ini bertujuan agar pasien dibatasi
pergerakannya karena dapat mencederai orang lain atau dicederai orang lain,Bila
tindakan isolasi tidak bermanfaat dan perilaku pasien tetap berbahaya, berpotensi
melukai diri sendiri atau orang lain maka alternatif lain adalah dengan melakukan
pengekangan/pengikatan fisik (restraint).
Kekerasan fisik pada pasien jiwa yang dilakukan restrain di rumah sakit, bisa
disebabkan oleh tindakan restrain yang tidak sesuai prosedur, atau menggunakan
pengikat yang tidak standar. Selain itu, pasien jiwa yang dilakukan restrain mudah
menerima kekerasan fisik, baik dari pengunjung lain, sesama pasien jiwa, maupun
oleh tenaga medis. Hal ini disebabkan oleh karena kondisi pasien yang “ terikat “
sehingga mudah mendapatkan serangan

6. Pasien koma
Kekerasan fisik bagi pasien yang koma di rumah sakit, bisa disebabkan oleh
pemberian asuhan medis yang tidak standar, penelantaran oleh perawat, diperlakukan
secara kasar oleh tenaga kesehatan yang bertugas sampai pada menghentikan bantuan
hidup dasar pada pasien tanpa persetujuan keluarga/wali.

C. TATA LAKSANA
1. Cara Rumah Sakit PRIMA melindungi pasien & keluarganya dari kekerasan fisik
terutama pada pasien yang tidak mampu melindungi dirinya seperti bayi, anak –
anak, manula, perempuan, pasien jiwa, pasien koma, penyandang cacat dan lain
sebagainya.
a. Pengawasan terhadap lokasi pelayanan yang terpencil dan terisolasi, seperti
pada:
 UGD
 Poliklinik
 Rawat Inap

b. Pengawasan ketat terhadap ruang perawatan bayi dan anak-anak untuk


mencegah penculikan dan perdagangan pada bayi dan anak - anak, seperti
pada :
 UGD
 Ruang Rawat Inap

c. Semua pengunjung yang masuk ke Rumah Sakit PRIMA harus memakai


identitas yang dapat dikeluarkan oleh Security. Pengunjung yang
mencurigakan diperiksa dan diinvestigasi oleh petugas.
d. Semua pengunjung diluar jam kunjungan rumah sakit, baik di luar jam
kantor, di luar jam pelayanan maupun di luar jam besuk didaftarkan dan
dicatat oleh security.
e. Membatasi jumlah pengunjung pasien yang masuk keruang perawatan
dengan menerapkan ketentuan hanya mereka yang menggunakan ID Card
yang boleh memasuki ruang perawatan.
f. Pada ruang perawatan wanita, pendamping pasien harus berjenis kelamin
wanita.

2. Cara Rumah Sakit PRIMA melindungi pasien dari kesalahan asuhan medis
 Memberikan asuhan medis sesuai panduan praktek klinis dan clinical
pathway.
 Mengupayakan sarana prasarana yang safety untuk asuhan medik dan
keperawatan.
 Melakukan sosialisasi kepada semua tenaga kesehatan yang bertugas

D. DOKUMENTASI
1. Prosedur Menerima Pengunjung Rumah Sakit
2. Prosedur Perlindungan Terhadap Ancaman
3. Prosedur Pemantauan Terhadap Lingkungan Terpencil
4. Prosedur Perlindungan Terhadap Penculikan Bayi dan Anak
SPO
PROSEDUR MENERIMA PENGUNJUNG
RUMAH SAKIT PRIMA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

XX / XX / XX / XX 00 6/8

TanggalTerbit : Ditetapkandi Ternate


PadaTanggal:
Direktur RS Prima Kota Ternate
SPO

dr. M. TahaAlbaar, Sp.PD

PENGERTIAN Tata cara menerima pengunjung yang datang ke Rumah Sakit Prima

Melindungi pasien atau keluarga pasien serta seluruh staf pelayanan Rumah Sakit
TUJUAN Prima dari kekerasan fisik

Peraturan Direktur Rumah Sakit Prima No xxxx/xxxxxx/xxx/2018 tentang kebijakan


KEBIJAKAN pelayanan Rumah Sakit

1. Periksa setiap pengunjung yang dating ke Rumah Sakit Prima


2. Batasi hanya 2 pengunjung yang membesuk pasien
3. Minta tanda pengenal (KTP/SIM) untuk ditukar dengan ID Card pengunjung
4. Antar pengunjung ketempat yang dituju
5. Batasi waktu berkunjung (sesuai kebijakan rumah sakit)
PROSEDUR 6. Mintakembali ID Card dan kembalikan tanda pengenal (KTP/SIM) pengunjung

1. Security
UNIT TERKAIT 2. Semua unit pelayanan
DOKUMEN Panduan Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik
TERKAIT
SPO
PERLINDUNGAN BAYI, ANAK, PEREMPUAN DAN LANJUT USIA
TERHADAP KEKERASAN FISIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman

XX / XX / XX / XX 00 7/8

TanggalTerbit : Ditetapkan di Ternate


PadaTanggal:
Direktur RS Prima Kota Ternate
SPO

dr. M. TahaAlbaar, Sp.PD

Pelayanan kepada pasien terkait pencegahan dan penanganan kekerasan fisik yang
PENGERTIAN terjadi pada pasien bayi, anak, dan manusia lanjut usia.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :


1. Menciptakan rasa aman dan nyaman bagi pasien
TUJUAN
2. Mencegah terjadinya kekerasan fisik pada pasien

Kebijakan Direktur Rumah Sakit nomor ..../UN3.24/2018 tentang perlindungan


KEBIJAKAN terhadap kekerasan fisik.
Persiapan
1. Ada ketentuan jadwal besuk bagi pasien.
2. Kebijakan terkait kunjungan di luar jam besuk.
3. Skrining pasien-pasien yang beresiko mengalami kekerasan fisik.
4. Adanyakeamanan yang mengontrol (Security)
5. Terdapat nomor darurat terkait kejadian kekerasan fisik.
6. Adanya alat pemantau CCTV pada area-area yang rawan.
Prosedur Kerja
1. Identifikasi pasien beresiko terhadap kekerasan dimulai dari UGD
UNIT TERKAIT 2. Permintaan perlindungan dari kekerasan fisik bisa dilakukan atas permintaan
keluarga pasien atau lembaga tertentu.
3. Di Unit Rawat Inap segera merespon bila pasien butuh bantuan
dengankoordinasi dengan pihak terkait.
4. Instalasi Keamanan dan Ketertiban Lingkungan (Kamtibling) melaksanakan
penjagaan khusus terkait ancaman kekerasan fisik.
5. Penunggu pasien mendapatkan kartu penunggu dan pembesuk menunjukan
identitas dan harus seizin dari penunggu pasien.
6. Lokasi terpencil dan terisolasi dilakukan penjagaan dan pengawasan dengan
kamera CCTV.
1. Unit gawat darurat
2. Unit rawat jalan
UNIT TERKAIT
3. Unit rawat inap
DAFTAR PENGUNJUNG DI LUAR JAM KUNJUNGAN
DI RUMAH SAKIT PRIMA

KamarR
Umur NamaPengun Umur AlamatPengun MaksudKunju
No. NamaPasien AlamatPasien awatPas
jung jung ngan
L P ien L P

RUMAH SAKIT PRIMA

Ternate,

Petugas

Anda mungkin juga menyukai