Pasal 5
Di dalam mnejalankan tugasnya Apoteker harus menjauhi diri usaha mencari keuntungan diri
semata yang bertentangan dengan martabat dan tadiri luhur jabatan kefarmasian
* dari skenario, seorang remaja datang membeli obat batuk sebanyak 30. Apoteker tidak memberi
sesuai, hanya memberi 6 bungkus.
Pasal 7
*Memberikan swamedikasi tentang obat gatal, asam mefenamat dan batuk serta konseling
penggunaan insulin, tetes mata dan pil kb
pasal 9
*telah melakukan kewajiban, dengan mengganti obat enoxaparin injeksi dengan fondaparinux
karena enoxaparin mengandung bahan yang tidak halal
pasal 13 dan 14
Pada skenario, remaja meminta 30bungkus. Maka dapt hanya memberi 6 bungkus, sesuai
dengan peraturan. Memberikan informasi indikasi, efek samping, kontraindikasi.
Mengandung dexto, jika melibihi dosis akan memberikan efek halusinansi
Pada skenario, suami ibu mengeluh gatal-gatal, apoteker merekomendasikan obat gatal sesuai
DOWA
Konseling
- Pembukaan, memperkenalkan diri kepda pasien dan memastikan identitas pasien, tujuan
konseling dan waktu yang digunakan untuk konseling
- Diskusi utuk megumpulkan informasi, pasien lama atau baru. Jika baru, apt harus
mengumpulkan informasi data pasie (nama, umur, perkejaan, jk, tinggi badan, bb). Pasien yang
meneruskan pengobatan, hanya memastikan setelah mendapat terapi ada perubahan atau tidak.
Mendiskusikan resep yang bar diterima, jika resep baru apt harus menjelaskan penggunaan onbat yang
baru atau ada penggunaan khusus
- Diskusi untuk mencegah atau memecahkan masalah dan mempelajari
- Memastikan pasien telah memahami informasi yang diterima
- Menutup diskusi, apakah ada pertanyaan atau mem[ertegas informasi agar pasein dapat
melaksanakan dan menerima
- Follow up, harus mendokumentasi
Kriteria pasien :
*kepatuhan rendah
*lansia
*pedatric
*yang mempunyai resep polifarmasi
Yang disampaikan
*Dalam pemilihan obat KB, medsacpe : untuk pil kombinasi, KI untuk ibu hamil/menyusui. POI
NAS : mini pil
Obat obat yang bisa digunakan dalam swamedikasi adalah obat bebas dan bebas terbatas. Harus
menyampaikan khasiat obat, kontra, ES, waktu pemakaina, dosis, dan cara penyimpanan obat.
Dala melakukan swamedikasi, apt dapt menyarankan penggunaan obat generik.
Menurut WHO
Pemilihan, dan penggunaan obat termasuk obat herbal, termasuk Obat tradisional
untuk individu, untuk merawat penyakit atau gejala penyakitya.
Dapat mengidentifikasi identitas pasien, memberi saran obat, dapat memberi edukasi (indikasi,
cp, es, dosis), edukasi resiko, mendokumentasikan apa yang telah diberikan selama
menjalankan swamedikasi.
Jurnal
Swamedikasi dapat dilakukan untuk penyakit ringan, demam , nyeri, pusing, batuk, flu,
maag, dan penyakit kulit
Harus tau kondisi pasien, ada atau tidak efek iteraksi, mengetahui obat yang digunakan,
mewaspadai efek samping (memberi informasi ES)
Kesimpulan :
Konseling :metode pengobatan secara tatap muka dengan dorongan sedemikian rupa, sehingga
pasien dapat memperoleh keyakinan sehingga dapat dipecahkan masalahnya.
Pasien
Swamedikasi : upaya pengobatan individu tanpa konsultasi dengan dokter tanpa menggunakan
resep
Pengobatan yang dilakukan dengan inisiatif sendiri (seorang remaja membeli obat
batuk, diberi swamedikasi tentang ES)
1. Pengadaan, bersumber dari industri farmasi atau PBF yang telah diberi wewenang, dimana apt
membuat surat permintaan. Pengadaan psikotropika bisa dari puskesmas lain, dengan catatan terjadi
kekosongan dan harus dilengkapi LPLPO
a. Nakotika, berisi 1 jenis obat
2. Penerimaan, apt harus memperhatikan kesesuain antara obat yang datang dengan faktur
pembelian
3. Penyimpanan, harus disimpan berpisah dengan obat-obat jenis lainnya. Dimana disimpan dalam
lemari berpisah, terdiri dari 2 pintu kuncinya dipegang apt/TTK yang bertanggungjawab. Harus
memperhatikan penamaan obat (LASA), dengan tidak berdekatan. Memperhatikan FIFO dan FEFO.
4. Penyerahan, hanya dapat diserahkan oleh apt jika pasien membawa resep asli. Jika salinan
resep, ditebus di tempat dibuatnya resep
5. Pengembalian, dicatat dalam kartu stok. Harus dibuatkan dokumen pengembalian yg memuat
jenis obatnya.
6. Pemusnahan, obat yang telah rusak
7. Pelaporan, sesuai dengan laporan yang diberikan. Dilakukan melalupelaporan online, yaitu
SIPNAP
Bab II (3)
Arus diedarkan memenuhi persyaratan keamanan mutu,
Penggolongan narkotika
Gol 1, 2, 3
2 & 3 : untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan pengobatan, gol.2 digunakan jika tidak alternatif
lain
3 , pengobatan
Pp 44 tahun 2010
Jenis ada tabel 1 dan 2. Tabel 1 ada 14, tabel 2 ada 9 jenis.
Jumlah golongan 1 : 147, golongan 2 : 91 (terkait skenario yaitu Fentanyl patch), golongan 3 : 15 .
Kesimpulan :
Ada 7 tahap
4. DOWA
Menurut permenkes RI
Dowa 1 : konrtasepsi (pil KB) diberi 1 siklus dengan resep dokter dan menunjukkan kartu, asam
mefenamat, obat kulit topikal
Dowa 2 :
Dowa 3 : ranitidin hanya dapat diberi max 10tab untuk dosis 150mg, obat tetes mata (jumlah max 5mL
dalam tube 5g. Atas dasar pengulangan dari dokter).
Kesimpulan :
Dowa 1, terdapat
5. Obat kusus
a. Sublingual
i. Minum air untuk melembabkan daerah mulut
ii. Letakkan tab dibawah lidah
iii. Ditutup mulut sampai obat melarut dengan sempurna
iv. Jangan makan, minum, dan merokok hingga obat melarut sempurna
v. Jangan lupa berkumur selama 15 menit setelah obat larut
b. Tetes mata
i. Ujung jangan disentuh, selalu ditutup rapat
ii. Untuk inflamasi harus diikuti
iii. Cuci tanga, kepala ditengadahkan, kelopak mata ditarik
iv. Diteteskan 1 kali, lalu ditutup mata
1. Cuci tangan
2. Hindari memegang ujung
3. Tarik kantung mata, lalu menengadah ke atas
4. Diteteskan lalu diberi
5. Jika digunakan lebih dari 1kali tets, maka ditunggu 5 menit lalu
diteteskan
c. Insulin
i. Cek nama insulin
ii. Diusap alkohohol
iii. Diputar sampai tdak mudah lepas
iv. Cek aliran insulin
v. Dosisnya sesuai unit
vi. Disuntikkan
Homogenkan, pasang jarum pen dan dites (arahkan ke atas dan tekan dan
keluarkan insulin), pilih bagian tubuh yang akan diinjeksikan, cubit dengan 2jari,
dan suntikkan dengan 90derajat, tunggu 5-10detik lalu dicabut, smpan kembali
jarum, tutup insulin agar tidak terkontaminasi, dan cuci tangan kembali.
Sistem 28 dan 28. Jika 28 dimunum terus menerus selama 28 hari. 21 diminum terus
menerus, berhenti jika haid.
e. Patch
i. Jangan totolkan pada kulit luka
ii. Jangan pada lipatan kulit
iii. Dan pindahkan pada setiap pemakaian
iv. Digunakan tangan yang bersih
v. Ditekan lalu digosok agar menempel
vi. Lepaskan dan ganti
f. Tetes telinga
i. Hangatkan
ii. Kepala dimiringkan ke samping
iii. Tarik daun telinga sehingga lubang terbuka
iv. Diteteskan
v. Gunakan kapas untuk menutup telinga
vi. Tidak terjadi reaksi terbakar
g.
Kesimpulan :
Obat khusus yaitu tablet sublingual (ISDN), obat tetes mata (naCl dan kalsium klorida), pil KB, insulin,
fentanyl patch
6. Polifarmasi
Kesimpulan :
Masalah terkait pemberian obat yang melebihi batas (5 macam obat). Dari skenario
terdapat resep muhammad idris terdapat 7 obat adanya interaksi antara aspirin
dengan insuli, aspirin dengan amlodipin, dan aspirin dengan enoxaparin
Kesimpulan :
Islam memperbolehkan namun untuk pencegahan yang berlaku sementara dan tidak karena
takut miskin dan takut rejekinya sedikit
Ada pengkajian resep, apt melihat adanya interaksi obat. Antara amlodipin dengn
asetosal, enoxaparin
Farmasi klinik
Pengkajian resep, dispending, PIO, konseling, home pharmacy care, PTO, dan MESO
Kesimpulan :
9. Obat merk dagang menjadi obat generik Permenkes no. 9 tahun 2017
51 tahun 2009
IAI tahun 2007
Apoteker telah berdiskusi kepada pasien tentang enoxaparin tentang bahan yang tidak halal
Kesimpulan :
Apoteker telah mengubungi dokter terlebih dahulu sebelum mengganti obat enoxaparin injeksi
menjadi fondaparinux injeksi