Anda di halaman 1dari 79

GANGGUAN ORIENTASI

REALITAS
( GOR )

Psychiatric Nursing Department


Definisi

• Ketidakmampuan klien menilai dan berespon terhadap


realitas
• Ketidakmampuan membedakan rangsangan internal dan
eksternal
• Ketidamampuan membedakan lamunan dan kenyaataan

Muncul perilaku yang sukar dimengerti dan mungkin


menakutkan
Rentang Respon
Respons Adaptif Respons Maladaptif

-Pikiran logis - Kadang-kadang -Gangguan Proses


proses pikir terganggu pikir / waham
Persepsi akurat - Ilusi - Halusinasi
Emosi konsisten - Emosi berlebihan/ - Tidak mampu
dengan pengalaman kurang. mengalami emosi
-Perilaku cocok -Perilaku yang - Perilaku tidak
tidak biasa terorganisir
-Hubungan sosial - Menarik diri - Isolasi sosial
positif

Rentang Respons Neurobiologik (dikutip dari stuart dan


sundeen 1995, h. 477).
Pengkajian
• Faktor predisposisi
• Faktor presipitasi
• Mekanisme koping
• Respons koping
- Fungsi kognitif / proses pikir
- Fungsi persepsi
- Fungsi emosi
- Fungsi motorik
- Fungsi sosial
Faktor Predisposisi
1. Biologis
 Gangguan perkembangan otak frontal dan temporal
 Lesi pada korteks frontal, temporal, dan limbik
 Gangguan tumbang pada prenatal, perinatal, neonatal, dan
anak-anak.
2. Psikologis.
 Ibu/pengaruh yang cemas/overprotektif, dingin, tidak
sensisitif
 Hubungan dengan ayah yang tidak dekat/perhatian yang
berlebihan.
 Konflik pernikahan
 Koping dalam menghadapi stres tidak konstruktif atau
tidak adaptif
 Gangguan identitas
 Ketidakmampuan menggapai cinta.
lanjutan…….

FAKTOR PREDISPOSISI

3. Sosial budaya
- Kemiskinan
- Ketidakharmonisan sosial budaya
- Hidup terisolasi
- Stres yang menumpuk
- Tinggal di ibu kota
Faktor Presipitasi
Stress :
• Sumber : Biologi, psikologis, sosial budaya
• Asal (original) : Diri klien atau lingkungan eksternal
• Waktu : Lama dan frekuansi stimulus
• Jumlah : Stimulus yang dialami

Mekanisme Koping
Regresi
supresi
Respon Koping

Gangguan fungsi otak :


• Fungsi kognitif / proses pikir
• Fungsi persepsi
• Fungsi emosi
• Fungsi motorik
• Fungsi sosial

Muncul respons neurologik yang maladaptif


I. FUNGSI KOGNITIF
Adaptif
- Cara berpikir logis
- Cara berpikir koheren

Maladaptif
- Perendaran neurotransmiter terlalu cepat
- Perendaran neurotransmiter terlalu lambat
- Perendaran neurotransmiter terhalang.

Dikaji melalui :
- Daya ingat
- Perhatian
- Bentuk dan pengorganisasian bicara
- Isi pikir
II. FUNGSI PERSEPSI
Adaptif
Persepsi adalah respons dari respons sensoris
Terhadap stimulasi eksternal juga pengenalan dan
pemahaman terhadap sensasi sehingga individu dapat
mengindentifikasi dan menginterpretasikan stimulus
yang diterima.

Maladaptif
• Ilusi
• Halusinasi
III. FUNGSI EMOSI

Masalah emosi pada klien skizofrenia


• “Alexithemia” : Kesulitan menentukan dan menjelaskan
emosi
• Apatis : Kurangnya perasaan, emosi, minat, dan
perhatian
• Anhedonia :Ketidakmampuan kurangnya kemampuan
mengalami perasaan puas, senang,
intim, dan akrab.
IV. Fungsi Motorik
Aktivitas motorik merupakan manifestasi fungsi kognitif,
persepsi, dan afektif secara simultan.
Aktivitas motorik dapat terlihat melalui aktivitas fisik
klien

Perubahan motorik yang maladaptif dimanifestasikan


dalam :
• Peningkatan / penurunan tingkat aktivitas motorik
• Impulsif
• Stereotipi
• Kataton
• Parkinson (Gejala-grjala ekstrapiramidal)
• Gerakan mata abnormal
• Grimasen
• Cara berjalan abnormal
V. Fungsi Sosial
Adaptif
Sosialisasi merupakan kemampuan untuk membentuk
hubungan kerjasama dan saling ketergantungan.

Maladaptif dimanifestasikan berupa perilaku :


Tidak ada motivasi
• Isolasi sosial
• Harga diri rendah
• Ketidakmampuan berkomunikasi secara koheren
• Kemunduran keterampilan sosial
• Defisit perawatan diri
• “paranoid”
Asuhan Keperawatan Pada Klien
Halusinasi
PENGERTIAN
• Pencerapan panca indra tanpa rangsang dari
luar(Maramis, 1998).
• Penghayatan yang dialami seperti suatu
persepsi melalui panca indera tanpa
stimulus eksternal; persepsi palsu (Lubis,
1993).
• Distorsi persepsi yang muncul dari berbagai
indera (Stuart & Laraia, 2001)
• Perubahan persepsi terhadap stimulasibaik
internal maupuneksternal yg disertai dgn
respon yg berkurang, berlebihan atau
terdistorsi (PPNI 2018)
Penyebab :
• Gangguan Penglihatan
• Gannguan Pendengaran
• Gannguan Penghiduan
• Gangguan Perabaan
• Hipoksia Serebral
• Penyalahgunaan zat
• Usia Lanjut
• Pemajanan toksin lingkungan
Gejala dan tanda mayor

Subjektif
•Merasakan sesuatu melalui indera
perabaan, penciumam, perabaan dan
pengecapan
•Mendengar suara bisikan atau melihat
bayangan
Objektif
•Distorsi sensori
•Respon tdk sesuai
•Bersikap seolah melihat, mendengar,
mengecap, meraba dan mencium sesuatu
Gejala dan tanda minor
Subjektif
•Menyatakan kesal
Objektif
•Menyendiri dan melamun
•Konsentrasi buruk
•Disorientasi wkt, tempat, orang atau situasi
•Curiga
•Melihat kesatu arah
•Mondar mandir
•Bicara sendiri
Jenis Halusinasi

• Halusinasi pendengaran (70%)


• Halusinasi penglihatan (20%)
• Halusinasi penghidu
• Halusinasi pengecapan
• Halusinasi perabaan 10%
Uraian
Halusinasi Pendengaaran
Klien mendengar suara dan bunyi yang tidak berhubungan
dengan stimulus nyata dan orang lain tidak mendengarnya.

Halusinasi Penglihatan
Klien melihat gambaran yang jelas atau samar-samar tanpa
stimulasi yang nyata dan orang lain tidak melihatnya.

Halusinasi Penghidu / penciuman


Klien mencium bau yang muncul dari sumber tertentu tanpa
stimulus yang nyata dan orang lain tidak menciumnya.
lanjutan……………
Halusinasi Pengecapan
Klien merasakan makan sesuatu yang tidak nyata. Biasanya
merasakan rasa makanan yang tidak enak.

Halusinasi Perabaan
Klien merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa stimulasi yang nyata
Tanda & Gejala
Jenis halusinasi Data Obyektif Data Subyektif
Halusinasi Dengar Bicara atau tertawa sendiri Mendengar suara-suara atau
Marah-marah tanpa sebab kegaduhan.
Menyedengkan telinga ke Mendengar suara yang
arah tertentu mengajak bercakap-cakap.
Menutup telinga Mendengar suara menyuruh
melakukan sesuatu yang
berbahaya.
Halusinasi Penglihatan Menunjuk-nunjuk ke arah Melihat bayangan, sinar,
tertentu bentuk geometris, bentuk
Ketakutan dengan pada kartoon, melihat hantu atau
sesuatu yang tidak jelas. monster
Halusinasi Penghidu Mengisap-isap seperti sedang Membaui bau-bauan seperti
membaui bau-bauan tertentu. bau darah, urin, feses,
Menutup hidung. kadang-kadang bau itu
menyenangkan.
Halusinasi Pengecapan Sering meludah Merasakan rasa seperti
Muntah darah, urin atau feses
Halusinasi Perabaan Menggaruk-garuk Mengatakan ada serangga di
permukaan kulit permukaan kulit
Merasa seperti tersengat
listrik
Intensitas dan Proses Terjadinya Halusinasi

Level Karakteristik Perilaku Klien


Tahap I
• Memberi rasa • Mengalami ansietas, • Tersenyum/tertawa
nyaman kesepian, rasa sendiri.
• Tingkat Ansietas bersalah, dan • Menggerakkan bibir
sedang ketakutan tanpa suara
• Secara umum • Mencoba berfokus • Pergerakan mata
halusinasi/pengalama pada pikiran yang yang cepat
n sensori merupakan dapat menghilangkan • Respon verbal yang
suatu kesenangan ansietas lambat
• Pikiran dan • Diam dan
pengalaman sensori berkonsentrasi.
masih ada dalam
kontrol kesadaran.
NON PSIKOTIK
Tahap II
•Menyalahkan •Pengalaman sensori • Peningkatan SSO;
•Tingkat ansietas menakutkan tanda-tanda ansietas
berat •Mulai rasa peningkatan denyut
•Secara umum kehilangan kontrol jantung, pernapasan,
halusinasi/ •Merasa dilecehkan dan tekanan darah.
pengalaman sensori oleh pengalaman • Rentang perhatian
menyebabkan rasa sensori tersebut menyempit
antipati. •Menarik diri dari • Konsentrasi dengan
orang lain pengalaman sensori
• Kehilangan kemampuan
NON PSIKOTIK membedakan
halusinasi dari
realita .
Tahap III

• Mengontrol • Menyerah dan • Perintah halusinasi


• Tingkat ansietas menerima halusinasi/ ditaati
berat pengalaman • Sulit berhubungan
• Halusinasi tidak sensorisnya. dengan orang lain
dapat ditolak lagi • Isi halusinasi • Rentang perhatian
menjadi atraktif hanya beberapa
• Kesepian bila detik/menit
halusinasi / • Gejala fisik
pengalaman ansietas:
sensorisnya berakhir berkeringat, tremor,
tidak mampu
PSIKOTIK mengikuti perintah.
Tahap IV.
• Menguasai • Halusinasi / • Perilaku panik
• Tingkat ansietas Pengalaman sensori • Resiko tinggi untuk
panik menjadi ancaman bunuh diri atau
• Secara umum diatur • Halusinasi/ membunuh orang
dan dipengaruhi oleh Pengalaman lain
halusinasi sensori dapat • Tidak kekerasan,
/pengalaman berlangsung agitasi, menarik diri
sensorinya selama beberapa atau ketakutan
jam / hari (jika • Tidak mampu
tidak diintervensi) berespons terhadap
perintah yang
PSIKOTIK kompleks.
• Tidak mampu
berespons terhadap
lebih dari satu orang
Proses Keperawatan
Halusinasi

Pengkajian

Implementasi/ Dx Keperawatan
evaluasi

Perencanaan
Isi halusinasi:
• Mendengar atau melihat apa?
• Suaranya berkata apa?

Waktu terjadinya halusinasi:


• Kapan halusinasi terjadi?
Pengkajian

Frekuensi halusinasi:
• Seberapa sering halusinasi muncul?
• Berapa kali dalam sehari?

Situasi pencetus:
• Dalam situasi seperti apa halusinasi muncul?
Respon thd halusinasi:
• Bgm perasaan pasien kalau ada halusinasi?
• Apa yg dilakukan jika halusinasi muncul?
7. Persepsi
Halusinasi
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penghidu
Jelaskan:
 Isi halusinasi :
…………………………………………………………….
 Waktu terjadinya:
………………………………………………………….
 Frekuensi halusinasi:
………………………………………………………
 Respon pasien:
…………………………………………………………….
 Masalah keperawatan:
…………………………………………………………….
Pohon masalah
R.Perilaku kekerasan

Ggn persepsi sensori :Halusinasi….

Isolasi sosial
Diagnosis keperawatan

Gangguan persepsi sensori


: halusinasi ........ (D.0085)
Standar Luaran ( L.09083 )
• Verbalisasi mendengar bisikan menurun
• Verbalisasi melihat bayangan menurun
• Verbalisasi merasakan sesuatu melalui
indra perabaan menurun
• Verbalisasi merasakan sesuatu melalui
indra penciuman menurun
• Verbalisasi merasakan sesuatu melalui
indra perabaan menurun
• Distorsi sensori menurun
• Prilaku Halusinasi spt menarik diri,
melamun, curiga dan mondar mandir
• Respon sesuai stimulus spt konsentrasi
dan orientasi membaik
Manajemen Halusinasi ( I.09288 )
Tindakan
A.Observasi
1. Monitor perilaku yg mengindikasi
halusinasi
2. Monitor dan sesuaikan tingkat aktivitas
dan stimulasi lingk
3. Monitor isi halusinasi
B. Terapeutik
1. Pertahankan lingk yg aman
2. Lakukan tind keselamatan Ketika tdk
dpt mengontrol perilaku
3. Diskusikan perasaan dan respon terhdp
halusinasi
4. Hindari perdebatan ttg validasi halusinasi
C. Edukasi
1. Anjurkan memonitor sendiri situasi terjadinya
halusinasi.
2. Anjurkan bicara pd org yg dipercaya utk
memberi umban balik korektif terhdp halusinasi
3. Anjurkan melakukan distraksi
4. Anjarkan pasien dan keluarga cara mengontrol
halusinasi
D. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat
TUJUAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
Untuk pasien:
• Pasien mengenali halusinasinya
• Pasien dapat mengontrol
halusinasi
• Pasien mengikuti program
pengobatan secara optimal
TINDAKAN
KEPERAWATAN UNTUK
PASIEN
• Bina hubungan saling percaya
• Bantu pasien mengenali
halusinasi
• Latih klien mengontrol
halusinasi.
• Fasilitasi klien menggunakan
obat
Membina Hubungan
saling Percaya
• Mengucap salam
• Berkenalan dg klien
• Buat kontrak asuhan
yang jelas
• Dengarkan ungkapan
klien dg empati
• Mendengar keluhan
• Tdk membantah atau
menyokong
• Segera menolong jika
pasien membutuhkan
perawat
Bantu mengenal
halusinasi
• Jika klien tdk sedang mengalami
halusinasi:
• Diskusikan isi, waktu, frekuensi
• Diskusikan hal yg menimbulkan
atau tdk menimbulkan halusinasi
• Jika pasien sedang halusinasi:
• Tanyakan apa yg didengar atau
dilihat
• Katakan perawat tdk dengar
atau lihat hal serupa
• Diskusikan apa yg dilakukan jika
halusinasi timbul
• Diskusikan dampak jika klien
menikmati halusinasi
• Diskusikan perasaan klien saat
mengalami halusinasi
Melatih klien
mengontrol halusinasi
• Identifikasi cara yg dilakukan klien
untuk mengendalikan halusinasi
• Diskusikan cara yg digunakan, bila
adaptif berikan pujian
• Diskusikan cara mengendalikan
halusinasi
• Menghardik halusinasi
• Berbincang dg orang lain
• Mengatur jadwal aktivitas
• Menggunakan obat secara teratur
Menghardik halusinasi
• Dilakukan saat
sedang mengalami
halusinasi.
• Katakan pada diri
“Saya tak mau
dengar/ lihat kamu”
• Untuk meningkatkan
kendali diri; tidak
mengikuti isi
halusinasi
Tindakan:

• Jelaskan cara menghardik


• Memperagakan cara
menghardik
• Meminta pasien memperagakan
ulang
• Memantau penerapan cara ini
Berbincang dg orang
lain
• Dilakukan menjelang
halusinasi muncul
(tanda-tanda awal
halusinasi)
• Berbicara dg org lain
memaparkan pada
stimulus eksternal.
• Menurunkan fokus
perhatian pada
stimulus internal
(halusinasi)
Mengatur jadwal
aktivitas
• Halusinasi terjadi
karena banyak
waktu luang.
• Mengatur jadwal
aktivitas;
meminimalisasi
waktu luang
• Membuat jadwal
harian, menepati
jadwal.
Tindakan:

• Jelaskan pentingnya aktivitas


teratur
• Diskusikan aktivitas yang biasa
dilakukan
• Melatih pasien melakukan
aktivitas
• Menyusun jadwal aktivitas
• Memantau pelaksanaan aktivitas
Melatih pasien
menggunakan obat
secara teratur
• Jelaskan pentingnya
penggunaan obat.
• Jelaskan akibat bila tdk
menggunakan obat sesuai
program
• Jeaskan akibat putus obat
• Jelaskan cara
mendapatkan obat
• Jelaskan 5 benar cara
menggunakan obat
Untuk keluarga:
• Keluarga dapat merawat di rumah
dan menjadi sistem pendukung yg
efektif
Tindakan Keperawatan:
• Tahap I: menjelaskan masalah
• Tahap II: melatih merawat
• Tahap III: melatih merawat
langsung
Penkes Keluarga untuk
Merawat Klien
Halusinasi
• Buat kontrak
• Jelaskan:
• Pengertian
halusinasi?
• Tanda dan gejala
halusinasi
• Proses terjadinya
• Cara merawat pasien:
• Komunikasi
• Pemberian obat
• Aktivitas
• Sumber-sumber
pelayanan kesehatan
Psikofarmakoterapi
• Anti psikotik:
• Chlorpromazine (Promactile, Largactile)
• Haloperidol (Haldol, Serenace, Lodomer)
• Stelazine
• Clozapine (Clozaril)
• Risperidone (Risperdal)
• Anti parkinson:
• Trihexyphenidile
• Arthan
EVALUASI
• Untuk pasien:
• Percaya dengan perawat
• Menyadari halusinasinya
• Mampu mengontrol halusinasi
• Untuk Keluarga:
• Menjelaskan masalah halusinasi
• Menjelaskan cara merawat
• Memperagakan cara merawat
• Menjelaskan fasilitas kesehatan
• Melaporkan keberhasilan merawat
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN
WAHAM

Tim Keperawatan Jiwa


Tujuan Pembelajaran
1. Mampu mengkaji data masalah
waham
2. Mampu menetapkan diagnosa
keperawatan
3. Mampu melakukan tindakan
keperawatan kepada pasien
4. Mampu melakukan tindakan
keperawatan kepada keluarga
5. Mampu mengevaluasi kemampuan
pasien dan keluarga
6. Mampu mendokumentasikan tindakan
keperawatan yang telah dilakukan
WAHAM
Definisi
• Kepercayaan yang salah terhadap obyek dan tidak
konsisten dengan latar belakang intelektual dan
budaya (Rawli, 1993)
• Suatu sistem kepercayaan yang tidak dapat
divalidasi/dipertemukan dengan realitas (Haber, 1982)
• Keyakinan yang salah yang tidak dapat diubah dengan
alasan logis/kejadian nyata (Cook dan Fontaine, 1987).
• Keyakinan yg keliruttg isi pikiranyg dipertahankan
secara kuat atau terus menerus namun tdk sesuai dgn
kenyataan (PPNI 2018)
WAHAM
Proses Terjadinya
Perasaan diancam oleh lingkungan, cemas merasa
sesuatu yang tidak menyenangkan

Mencoba mengingkari ancaman dari persepsi diri atau


obyek realitas dengan menyalahartikan kesan terhadap
kejadian

Individu memproyeksikan pikiran dan perasaan internal


pada lingkungan sehingga perasaan, pikiran, dan
keinginan negatif/tidak dapat diterima menjadi bagian
eksternal.

Individu mencoba memberi pembenaran/rasional/alasan


interpretasi personal tentang realita pada diri sendiri atau
orang lain.
PENGKAJIAN

• Faktor predisposisi
• Faktor Presipitasi
• Mekanisme Koping
• Perilaku
Faktor Predisposisi
• Genetis; diturunkan
• Neurobiologis; adanya gangguan pada
korteks pre frontal dan kosteks limbik
• Neurotransmiter; abnormalitas pada
dopamin, serotonin, dan glutamat
• Virus: paparan virus influenza pd
trimester III
• Psikologis: ibu pencemas, terlalu
melindungi, ayah tdk peduli
Faktor Presipitasi

• Proses pengolahan informasi


yang berlebihan
• Mekanisme penghantaran listrik
yang abnormal
• Adanya gejala pemicu
Pengkajian
Tanda dan Gejala waham:

1. Meyakini memiliki kebesaran atau kekuasaan


khusus, diucapkan berulangkali tetapi tidak
sesuai kenyataan.

2. Meyakini ada seseorang atau kelompok yang


berusaha merugikan/mencederai dirinya,
diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai
kenyataan
Pengkajian

3. Memiliki keyakinan terhadap suatu agama


secara berlebihan, diucapkan berulang kali
tetapi tidak sesuai kenyataan

4. Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya


terganggu/terserang penyakit, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.

5. Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di


dunia/meninggal,
diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai
kenyataan.
Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif
•Mengungkapkan isi waham
Objektif
•Menunjukkan perilaku sesuai isi
waham
•Isi pikir tdk sesuai realita
•Isi pembicaraan sulit dimengerti
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
•Merasa sulit berkonstrasi
•Merasa khawatir
Objektif
•Curiga berlebihan
•Waspada berlebihan
•Bicara berlebihan
•Sikap menentang atau permusuhan
•Wajah tegang
•Pola tidur berubah
•Tdk mampu mengambil keputusan
•Fligt of idea dan menarik diri
•Produktifitas kerja menurun, tdk mampu
merawat diri.
Pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengkaji waham :
• Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-
ulang diungkapkan dan menetap?
• Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi
tertentu, atau apakah pasien cemas secara berlebihan
tentang tubuh atau kesehatannya?
• Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda
disekitarnya aneh dan tidak nyata?
• Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada
diluar tubuhnya?
• Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan
oleh orang lain?
• Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya
dikontrol oleh orang lain atau kekuatan dari luar?
• Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan
fisik atau kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain
dapat membaca pikirannya?
Perhatian!

• Selama pengkajian saudara harus


mendengarkan dan memperhatikan
semua informasi yang diberikan oleh
pasien tentang wahamnya,
• Untuk mempertahankan hubungan
saling percaya yang telah terbina
jangan menyangkal dan menolak
keyakinan pasien.
Pohon masalah

Kerusakan komunikasi verbal

Ggn proses pikir: Waham…

Ggn konsep diri: Harga diri rendah


Bila diperoleh salah satu
data diatas maka diagnosis
keperawatan yang dapat
ditetapkan adalah:

GANGGUAN PROSES
PIKIR: WAHAM…(D.0105)
Luaran Status orienrasi ( L.09090 )

• Verbalisasi waham menurun


• Perilaku waham spt curiga, sikap
bermusuhan, tegang, menarik diri menurun
• Perilaku sesuai realita membaik
• Isi piker sesuai realita membaik
• Pembicaraan membaik
• Konsentrasi, pola tidur, proses piker dan
perawatan diri membaik
• Kemampuan mengambil keputusan
membaik
Manajemen Waham ( I.09295 )
Tindakan
A.Observaasi
1. Monitor waham yg isinya membahayakan
2. Monitor efek terpeutik
3. Monitor efek samping obat
B. Terapeutik
1. Bina hubungan interpersonal saling
percaya
2. Tunjukkan sikap tdk menghakimi secara
Konsisten
3. Diskusikan waham dgn berfokus pd
perasaan yg mendasari waham spt rasa
takut
4. Hindari perdebatan ttg keyakinan yg
keliru
5. Hindari memperkuat gagasan waham
6. Sediakan link aman dan nyaman
7. Berikan aktivitas rekreasi dan pengalihan
sesuai kebutuhan
8. Lakukan intervensi pengontrolan perilaku
waham
C. Edukasi
1. Anjurkan mengungkapkan dan memvalidasi
waham (uji realitas ) dgn org yg dipercaya
2. Anjurkan melakukan rutinitas harian sec.
konsisten
3. Latih manajemen stress
4. Jelaskan ttg waham serta penyakit
terkait ( spt delirium ) cara mengatasi
dan obat yg diberikan
D. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat sesuai
indikasi
TINDAKAN KEPERAWATAN

• Untuk pasien, bertujuan:


1. Pasien dapat berorientasi kpd
realita secara bertahap
2. Pasien mampu berorientasi
dengan orang lain dan lingkungan
3. Pasien dapat memenuhi
kebutuhannya melalui aktifitas
4. Pasien dapat menggunakan obat
dengan prinsip 5 benar
TINDAKAN
KEPERAWATAN
• Untuk pasien
1. Bina hubungan saling percaya
a). Mengucapkan salam terapeutik
b). Berjabat tangan
c). Menjelaskan tujuan interaksi
d). Membuat kontrak topik,waktu dan tempat
setiap kali bertemu pasien
TINDAKAN KEPERAWATAN
2.Tidak mendukung dan membantah waham pasien
3.Yakinkan pasien dalam keadaan aman
4.Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-
hari
5.Diskusikan kebutuhan psikologi/ emosional yg tdk
terpenuhi
6.Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya
dengarkan tanpa memberikan dukungan dan
menyangkal sampai pasien berhenti membicarakannya
7.Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien
sesuai dengan realitas
lanjutan …….

8. Diskusikan kemampuan realistis yang dimiliki


9. Anjurkan melakukan aktivitas sesuai kemampuan yang dimilikinya.
10.Tingkatkan aktifitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional
11.Berbicara dalam konteks realitas
12. Beri pujian bila mampu memperlihatkan kemampuan positifnya
13. Jelaskan pada pasien tentang program pengobatannya
(manfaat, dosis obat, jenis, dan efek samping obat yang
diminum serta cara meminum obat yang benar)
14. Diskusikan akibat bila berhenti minum obat
TINDAKAN
KEPERAWATAN
Untuk Keluarga, bertujuan:
1. Keluarga dapat mengidentifikasi waham
pasien
2. Keluarga dapat memfasilitasi pasien
untuk memenuhi kebutuhan yang
dipenuhi oleh wahamnya.
3. Keluarga dapat mempertahankan
program pengobatan pasien secara
optimal
TINDAKAN KEPERAWATAN
UTK KELUARGA
1. Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang
dialami pasien
2. Diskusikan dengan keluarga tentang :
a) Cara merawat pasien waham dirumah
b) Follow up dan keteraturan
pengobatan
c) Lingkungan yang tepat untuk pasien.
3. Diskusikan ttg obat pasien
4. Diskusikan kondisi pasien yg perlu konsultasi segera
EVALUASI
Kemampuan yang diharapkan dari pasien :
a. Pasien dapat mengungkapkan
keyakinannya sesuai dengan kenyataan
b. Pasien dapat berkomunikasi sesuai
kenyataan
c. Pasien dapat menggunakan obat dengan
benar
EVALUASI
Kemampuan yang diharapkan dari keluarga :
a. Keluarga membantu pasien untuk
mengungkapkan keyakinannya sesuai
kenyataan
b. Membantu pasien melakukan kegiatan-
kegiatan sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhan pasien
c. Keluarga membantu pasien menggunakan
obat dengan benar
DOKUMENTASI
Latihan :
• Berikut ini adalah contoh pendokumentasian pasien waham.
• Coba saudara dokumentasikan pengkajian dan diagnosa
keperawatan pasien waham menggunakan format yang sudah
disediakan
• Proses pikir
[ ] Sirkumstansial [ ] Tangensial
[ ] Flight of ideas [ ] Blocking
[ ] Kehilangan assosiasi [ ] Pengulangan bicara
• Isi pikir
[ ] Obsesi [ ] Fobia
[ ] Depersonalisasi [ ] Ide terkait
[ ] Hipokondria [ ] Pikiran magis
• Waham
[ ] Agama [ ] Somatic [ ] Kebesaran [ ]
Curiga
[ ] Nihilistik [ ] Sisip pikir [ ] Siar pikir [ ]
Kontrol pikir
Thank You

&

Good Luck

Anda mungkin juga menyukai