1. Identitas Pasien
Nama : Ny. B
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 73 tahun
Status Perkawinan : Menikah (Janda)
Alamat : Manggung, Wukirsari
Pekerjaan :-
Tanggal Periksa : 07/01/2019
c. Memori jangka menengah : Pasien ingat kejadian beberapa bulan yang lalu
(saat mengunjungi cucunya).
3. Diagnosis
Diagnosis Banding : F41.2 Gangguan Anxietas-Depresi
Diagnosis Multiaxial
AXIS I : F34.1 Distimia
AXIS II : tidak ada
AXIS III : DM, Jantung
AXIS IV : Masalah interpersonal keluarga
AXIS V : GAF 90-81 gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari
masalah harian biasa.
4. Penatalaksanaan
Farmakoterapi : Fluoxetin tab 20 mg 1x1
Non Farmakoterapi : Psikoterapi & Edukasi
Psikoterapi yang diberikan pasien adalah psikoterapi suportif, psikoterapi reedukatif,
dan terapi kognitif-perilaku.
- Psikoterapi suportif bertujuan untuk memperkuat mekanisme defens (pertahanan)
pasien terhadap stres. Hal ini dilakukan mengingat toleransi (kemampuan) pasien
mengahadapi stres (tekanan, kecewa, frustasi) menjadi rendah pada 7 tahun terakhir.
Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien sehingga dapat membantu
pasien dalam memahami penyakitnya dan cara menghadapinya. Dalam terapi ini,
pasien diberi motivasi, semangat dan dorongan agar pasien tidak merasa putus asa dan
diberi keyakinan serta kepercayaan diri bahwa ia mampu menghadapi stressor
pekerjaan yang dihadapi. Diberikan juga penjelasan manfaat pengobatan, cara
pengobatan dan efek samping yang mungkin muncul selama pengobatan.
- Terhadap keluarga pasien diberikan informasi mengenai penyebab penyakit yang
dialami pasien sehingga keluarga dapat membantu dalam proses pengobatan pasien
yaitu dengan cara memberi motivasi kepada pasien untuk sembuh dan membantu
menghilangkan stres yang di alami pasien serta membantu mengontrol kepatuhan
pasien minum obat.
- Menyarankan kepada keluarga untuk pentingnya dukungan kepada pasien, ajak
pasien bergembira, kurangi hal-hal yang dapat meningkatkan stresor.
- Berdiskusi terhadap pentingnya pasien untuk teratur minum obat dan kontrol,
kembali melakukan hal-hal yang menyenangkan, jangan menyimpan emosi, bila
mungkin bisa kontrol ke psikiater.