Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan

pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah

sesuai dengan yang tertuang dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara.

Dalam UU No. 5 Tahun 2014 disebutkan bahwa dalam rangka mewujudkan

pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara, perlu dibangun ASN

yang memiliki integritas, profesional, netral, dan bebas dari intervensi politik, bersih

dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan

publik bagi masyarakat, serta mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat

pemersatu bangsa dan kesatuan Negara Republik Indonesia yang berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

Masyarakat membutuhkan sosok ASN yang profesional, yaitu ASN yang

mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga mampu melaksakan tugas

jaatannya secara efekti dan efisien. Nilai-nilai dasar yang dibutuhkan dalam

menjalankan tugas jabatan profesi ASN secara profesional meliputi : Akuntabilitas,

Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang selanjutnya

diakronimkan menjadi ANEKA. ASN dituntut untuk dapat menjalankan aktivitas

kinerjanya dengan berpedoman pada nila-nilai dasar tersebut. Salah satu instansi

untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar tersebut adalah Pusat Kesehatan

Masyarakat (puskesmas).
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan

lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. (Permenkes RI No.75,

2014).

Dokter adalah seseorang yang ahli dalam hal penyakit dan pengobatan serta

dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien sehingga dapat dimanfaatkan

sebesar-besarnya bagi kemanusiaan, peningkatan kesejahteraan rakyat,

pengembangan pribadi Warga Negara Republik Indonesia untuk mewujudkan

masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

1945.

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin

dibawah 11 gr% pada trimester I dan III, atau <10,5 gr% pada trimester II. Anemia

pada ibu hamil disebabkan oleh kekurangan zat besi, kekurangan asam folat, infeksi,

dan kelainan darah.

Kehamilan dengan anemia merupakan salah satu penyebab tidak langsung

AKI di Indonesia . Selain itu anemia dalam kehamilan disebut potential danger to

mother and child, oleh karena itu anemia memerlukan perhatian serius dari semua

pihak baik dari tenaga kesehatan maupun masyarakat. Dilihat dari bahaya anemia

pada kehamilan, maka upaya pencegahhan sangat penting dilakukan.

Dalam rancangan ini terdapat beberapa isu-isu yang terdapat di Puskesmas

Garum Kabupaten Blitar. Isu tersebut, kemudian dianalisis dengan matriks USG

(Urgency, Seriousness, Growth).

1) Urgency, mendesak untuk dibahas dikaitkan dengan waktu.


2) Seriousness, seberapa serius dikaitakan dengan akibat yang muncul bila

penyebab isu tidak dipecahkan dan masalah yang akan timbul akan lebih

serius dari masalah pokok.

3) Growth, seberapa akan berkembang dikaitkan dengan kemungkinan

masalah akan makin memburuk bila dibiarkan.

Tabel 1.1 Identifikasi Isu

No. Identifikasi Isu U S G Total Peringkat


1 Belum berjalannya monitoring untuk 5 5 5 15 1
kasus anemia pada ibu hamil pada
saat pemeriksaan ANC terpadu
2 Kurangnya monitoring pasien 4 4 4 12 3
hipertensi untuk kontrol rutin di
Puskemas Garum
3 Kurangnya privasi antar pasien 3 3 4 10 4
disebabkan minimnya partisi/
penyekat dalam ruang poli umum
4 Kurangnya pemahaman ibu balita 4 5 4 13 2
terhadap tumbuh kembang balita,
karena masih banyak kasus gizi
kurang sampai gizi buruk di wilayah
Puskesmas Garum

Berdasarkan hasil Analisa USG diatas, didapatkan isu terpilih yaitu “Belum

berjalannya monitoring untuk kasus anemia pada ibu hamil pada saat pemeriksaan ANC

terpadu”. Isu ini dipilih dikarenakan dampak anemia pada kehamilan yang sangat

membahayakan untuk ibu maupun janin yang di kandung yaitu dari keluhan yang sangat

ringan hingga terjadinya kelangsungan kehamilan abortus, partus imatur/prematur, gangguan

proses persalinan (perdarahan), gangguan masa nifas (daya tahan terhadap infeksi dan stres

kurang produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi,

cacat bawaan, BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain).

B. Tujuan dan Manfaat Aktualisasi

1. Tujuan Aktualisasi
 Optimalisasi pemantauan untuk ibu hamil dengan anemia di Puskesmas

Garum Kabupaten Blitar

 Menurunkan kasus anemia pada ibu hamil di Puskesmas Garum

 Menerapkan nilai-nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika

Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) guna mewujudkan

ASN yang profesional sesuai tupoksi dokter

2. Manfaat Aktualisasi

Adapun manfaat dari rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS adalah

sebagai berikut:

a. Penulis

Mengimplementasikan nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu

Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi

untuk meningkatkan kompetensi sebagai ASN pada umumnya, khususnya

dalam upaya optimalisasi pemantauan anemia pada ibu hamil di Puskesmas

Garum

b. Puskesmas Garum

 Mendukung terwujudnya visi dan misi Puskesmas Garum

 Meningkatkan mutu layanan yang berkualitas.

c. Masyarakat

 Mendapatkan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan.

 Terjalinnya hubungan yang baik antara masyarakat khususnya pasien

dengan petugas medis.

C. Ruang Lingkup Aktualisasi

Ruang lingkup rancangan kegiatan aktualisasi ini untuk mengoptimalkan

pemantauan anemia untuk ibu hamil melalui pembuatan leaflet, informasi dengan
media digital. Dalam hal ini proses dilaksanakan di Puskesmas Garum Kabupaten

Blitar.

Anda mungkin juga menyukai