Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Hendrik L Blum, derajat kesehatan seseorang ataupun masyarakat
dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu lingkungan 45%, perilaku 30%, pelayanan
kesehatan 20% dan keturunan 5%. Status kesehatan akan tercapai secara optimal bila
keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal
(Notoadmodjo, 2011).
Kondisi Kesehatan di Indonesia masih didominasi oleh penyakit berbasis lingkungan
khususnya penyakit yang dibawa oleh air (water borne diseases), seperti DBD, Diare,
Kecacingan dan Polio. Penyebab utama tingginya penyakit-penyakit tersebut adalah
perilaku hidup yang belum bersih dan sehat, terutama masih banyak masyarakat yang
buang air besar di tempat terbuka (open defecation), seperti di kebun, sungai dan
sebagainya (Murwati, 2012).
Hasil studi di Indonesia Sanitation  Sector Development Program (ISSDP)
2006 menunjukan 47% masyarakat masih berperilaku buang air di sembarang tempat
(BABS) ke sungai, sawah, kolam, kebun dan tempat terbuka. Kondisi tersebut
berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian penyakit berbasis lingkungan di
Indonesia (Menkes RI, 2014).
Pemerintah terus berusaha untuk mengatasi masalah sanitasi, terutama akses
penduduk terhadap jamban sehat. Pada tahun 2008 Kementerian Kesehatan RI
mengeluarkan Kepmenkes RI nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang kemudian diperkuat dengan Permenkes
RI nomor 3 tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (Menkes RI, 2014).
Di Indonesia sendiri pada tahun 2012, terdapat 39-40 juta orang yang masih buang air
besar sembarangan, dan itu termasuk orang yang mempunyai WC namun masih
membuang kotorannya kesungai. Sedangkan untuk provinsi lampung sendiri, masih
terdapat 47% masyarakat yang buang air besar sembarangan, baik di jamban cemplung, di
sungai, ataupun di tempat lain selain di WC. Sedangkan di wilayah kerja puskesmas Pasar
Ambon Provinsi lampung, dari 32.377 penduduk yang terdapat di lingkungan puskesmas
Pasar Ambon terdapat 7.352 jumlah penduduk yang belum mempunyai akses terhadap
fasilitas sanitasi Jamban sehat (Dinkes Provinsi Lampung, 2009).

1
Berdasarkan hasil penilaian kinerja Puskesmas Pasar Ambon Program Kesehatan
Lingkungan pada tahun 2020 indikator penyehatan air 100%, hygiene dan sanitasi
makanan dan minuman 100%, penyehatan lingkungan pemukiman dan jamban keluarga
100%, sanitasi berbasis masyarakat (STBM) 60% pada jumlah kelurahan ODF.
Berdasarkan data tersebut pada program sanitasi total berbasis masyarakat ada
beberapa kelurahan yang belum ODF (open defecation free) di wilayah kerja Puskesmas
Pasar Ambon pada tahun 2020. Sehingga perlu dilakukan evaluasi program untuk
mengidentifikasi penyebab dan mencari solusi yang tepat agar dapat memenuhi target
pada tahun berikutnya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:
a. Mengapa masih ada kelurahan yang belum ODF (open defecation free) di wilayah
kerja Puskesmas Pasar Ambon tahun 2020?
b. Bagaimana solusi agar tercapainya target kelurahan yang ODF (open defecation
free) di wilayah kerja Puskesmas Pasar Ambon pada tahun berikutnya?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan ini memiliki tujuan umum dan khusus sebagai berikut:
a. Tujuan umum
Mengevaluasi cakupan kelurahan yang belum ODF (open defecation free) di wilayah
kerja Puskesmas Pasar Ambon pada tahun 2020.

b. Tujuan khusus
1. Mengetahui permasalahan dari cakupan kelurahan yang belum ODF (open
defecation free) di wilayah kerja Puskesmas Pasar Ambon.
2. Mengetahui kemungkinan penyebab masalah dari cakupan kelurahan yang belum
ODF (open defecation free) di wilayah kerja Puskesmas Pasar Ambon.
3. Merumuskan alternatif pemecahan masalah cakupan kelurahan yang belum ODF
(open defecation free) di wilayah kerja Puskesmas Pasar Ambon.

2
1.4 Manfaat Penulisan
a. Bagi penulis (evaluator)
1. Menerapkan ilmu kedokteran komunitas yang telah diperoleh semasa kuliah.
2. Mengetahui dan menganalisa kendala yang mungkin akan dihadapi dalam
menjalankan suatu program kesehatan dan menentukan langkah yang harus
dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Memperdalam ilmu kedokteran komunitas mengenai STBM dalam cakupan
kelurahan yang belum ODF (open defecation free) di wilayah kerja Puskesmas
Pasar Ambon.

b. Bagi puskesmas yang dievaluasi


1. Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam pelayanan kesehatan
lingkungan di wilayah kerjanya.
2. Memperoleh masukan sebagai umpan balik agar keberhasilan program di masa
mendatang dapat tercapai secara optimal.

c. Bagi masyarakat
1. Terciptanya pelayanan kesehatan yang bermutu khususnya bagi masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Pasar Ambon

Anda mungkin juga menyukai