TINJAUAN PUSTAKA
4
2.1.2 Tujuan STBM
Penyelenggaraan STBM bertujuan untuk mewujudkan perilakumasyarakat yang
higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya (Menkes RI, 2014).
5
2.1.5 Metode STBM
Implementasi STBM di masyarakat pada intinya adalah pemicuan setelahsebelumnya
dilakukan analisa partisipatif oleh masyarakat itu sendiri. Untuk memfasilitasi masyarakat
dalam menganalisa kondisinya, adabeberapa metode yang dapat diterapkan dalam
kegiatan STBM, seperti :
a) Pemetaan
Bertujuan untuk mengetahui / melihat peta wilayah BAB masyarakat sertasebagai alat
monitoring (pasca triggering, setelah ada mobilisasi masyarakat).
b) Transect Walk
Bertujuan untuk melihat dan mengetahui tempat yang paling sering dijadikan tempat
BAB. Dengan mengajak masyarakat berjalan dan berdiskusi di tempat tersebut,
diharapkan masyarakat akan merasa jijik dan bagi orang yang biasa BAB di tempat
tersebut diharapkan akan terpicu rasa malunya.
c) Alur Kontaminasi (Oral Fecal)
Bertujuan untuk mengajak masyarakat untuk melihat bagaimana kotoran manusia
dapat dimakan oleh manusia yang lainnya.
d) Simulasi air yang telah terkontaminasi
Bertujuan untuk mengetahui sejauh mana persepsi masyarakat terhadap air yang biasa
mereka gunakan sehari-hari.
e) Diskusi Kelompok (Focus Group Discussion)
Bersama-sama dengan masyarakat melihat kondisi yang ada dan menganalisanya
sehingga diharapkan dengan sendirinya masyarakat dapat merumuskan apa yang
sebaiknya dilakukan atau tidak dilakukan. (Menkes RI, 2014).
2.2 Jamban
2.2.1 Jenis Jamban
a. Jamban cemplung Adalah jamban yang penampungannya berupa lubang yang
berfungsi menyimpan dan meresapkan cairan kotoran/tinja ke dalam tanah dan
mengendapkan kotoran ke dasar lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada
penutup agar tidak berbau.
b. Jamban tangki septik/leher angsa Adalah jamban berbentuk leher angsa yang
penampungannya berupa tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah
proses penguraian/dekomposisi kotoran manusia yang dilengkapi dengan resapannya.
(Agus, 2016).
6
2.2.2 Cara Memilih Jenis Jamban
a. Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air.
b. Jamban tangki septik/leher angsa digunakan untuk:
1. Daerah yang cukup air
2. Daerah yang padat penduduk, karena dapat menggunakan “multiple latrine”
yaitu satu lubang penampungan tinja/tangki septik digunakan oleh beberapa
jamban (satu lubang dapat menampung kotoran/tinja dari 3-5 jamban)
3. Daerah pasang surut, tempat penampungan kotoran/tinja hendaknya ditinggikan
kurang lebih 60 cm dari permukaan air pasang. (Agus, 2016).
7
c. Bangunan bawah
Merupakan bangunan penampungan, pengolah dan pengurai kotoran/tinja yang
berfungsi mencegah terjadinya pencemaran atau kontaminasi dari tinja melalui
vektor pembawa penyakit, baik secara langsung maupun tidak langsung. Terdapat 2
(dua) macam bentuk bangunan bawah jamban yaitu tangki septic tank dan cubluk.
(Menkes RI, 2014).