Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN MINI PROJECT

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PADA PASIEN


HIPERTENSI DI PROLANIS HT RW 02 KELURAHAN CIPINANG MELAYU
KECAMATAN MAKASAR, JAKARTA TIMUR
BULAN DESEMBER TAHUN 2018

PENDAMPING :

dr. BEBY MUHRISA

DISUSUN OLEH :

dr. YESI YOLANDA PANDALA

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA KEMENTRIAN


KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PUSKESMAS
KELURAHAN CIPINANG MELAYU
JAKARTA TIMUR
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah–
Nyalah penulis dapat menyelesaikan Mini Project ini dalam rangka memenuhi
persyaratan dalam program Internsip di Puskesmas Kelurahan Cipinang Melayu
mengenai “Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Perilaku pada Pasien Hipertensi Di
Prolanis HT RW 02 Kelurahan Cipinang Melayu Bulan Desember Tahun 2018”.
Dalam penyusunan tugas dan materi ini, tidak sedikit hambatan yang dihadapi.
Namun, penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan semua pihak sehingga kendala-kendala yang
penulis hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. dr. Beby Muhrisa sebagai Kepala Puskesmas Kelurahan Cipinang Melayu
dan dokter pendamping dalam pembuatan Laporan Mini Project selama
menjalankan Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Kelurahan
Cipinang Melayu.
2. Seluruh karyawan dan dokter-dokter Puskesmas Kelurahan Cipinang
Melayu.
3. Rekan sejawat dokter internsip Puskesmas Kelurahan Cipinang Melayu
periode Agustus 2018-Januari 2019 yang telah membantu selama pembuatan
Laporan Mini Project ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan Laporan Mini Project ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak. Semoga Mini Project ini dapat bermanfaat dan
membantu teman sejawat.

Jakarta , Desember 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................
2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................
4
1.2 Data Geografis dan Demografis Puskesmas Kelurahan Cipinang Melayu.....................
5
1.3 Rumusan Masalah............................................................................................................
10
1.4 Tujuan..............................................................................................................................
10
1.5 Manfaat............................................................................................................................
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi dan Epidemiologi Hipertensi............................................................................
12
2.2 Klasifikasi Hipertensi.......................................................................................................
12
2.3 Patofisiologi Hipertensi...................................................................................................
13
2.4 Faktor Risiko Hipertensi..................................................................................................
14............................................................................................................................................
2.5 Diagnosis Hipertensi........................................................................................................
15............................................................................................................................................
2.6 Tatalaksana Hipertensi ....................................................................................................16
BAB III
3.1 Rancangan Mini Project..................................................................................................19
3.2 Waktu dan Tempat Mini Project.....................................................................................19

3
3.3 Populasi Mini Project......................................................................................................19
3.4 Subjek Mini Project.........................................................................................................19
3.5 Kriteria Inklusi….............................................................................................................19
3.6 Kriteria Eksklusi…..........................................................................................................19
3.7 Teknik Pengambilan Sampel...........................................................................................20
3.8 Definisi Operasional........................................................................................................20
3.9 Diagram Ishikawa (fish bone)..........................................................................................21
BAB IV HASIL ..................................................................................................................21
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................23
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia yang biasa disebut
sebagai silent killer. Hipertensi sering dijumpai tanpa gejala dan saat diketahui telah
menyebabkan gangguan organ. Hipertensi termasuk penyakit degeneratif yang
memiliki tingkat mortalitas tinggi dan banyak terjadi di masyarakat. Hipertensi dapat
menimbulkan komplikasi yang berbahaya, misalnya stroke, penyakit jantung koroner,
gagal ginjal, kerusakan saraf dan gangguan pada mata.
Menurut European Society of Cardiology (ESC), hipertensi adalah terjadinya
peningkatan tekanan sistolik di atas 140 mmHg dan/atau tekanan diastolik di atas 90
mmHg. Gejala dan tanda dari hipertensi antara lain pusing, sering terasa kaku pada
leher belakang, gangguan penglihatan, sulit berkonsentrasi, sulit tidur dan sering
gelisah, namun bisa tidak bergejala. Faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi
terdiri dari faktor yang tidak dapat dimodifikasi seperti genetik, usia, jenis kelamin;
dan faktor yang bisa dimodifikasi seperti asupan garam yang berlebihan, konsumsi
makanan yang mengandung kolesterol tinggi, obesitas, stres, merokok, konsumsi
kafein, kurang aktivitas fisik, dan kebiasaan mengkonsumsi alkohol.

4
Prevalensi hipertensi di dunia pada tahun 2000 menurut WHO di seluruh dunia
terdapat 972 juta orang atau 26,4% penduduk dunia mengalami hipertensi. Angka ini
kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Berdasarkan hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskedas) tahun 2018 prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai
34,1% dari total jumlah penduduk dewasa. Angka mortalitas pasien hipertensi di
dunia menurut WHO tahun 2013 mencapai 17 juta, dengan 45% meninggal karena
komplikasi di organ jantung dan 51% karena stroke.
Berdasarkan laporan tahunan Puskesmas Kelurahan Cipinang Melayu tahun
2017, hipertensi merupakan penyakit tidak menular dengan prevalensi tertinggi pada
pasien usia di atas 45 tahun. Fakta tersebut membuat peneliti tertarik untuk
mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku pasien hipertensi, dengan judul
“Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Perilaku pada Pasien Hipertensi di Prolanis
(Program Penanggulangan Penyakit Kronis) HT RW 02 Kelurahan Cipinang Melayu,
Kecamatan Makasar, Jakarta Timur Bulan Desember 2018”.

1.2 Data Geografis dan Demografis Puskesmas Kelurahan Cipinang Melayu


1.2.1 DATA GEOGRAFI
1.2.1.1 Gambaran Umum
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 1227
Tahun 1989 tentang Penyempurnaan Lampiran Keputusan Gubernur Prop. DKI
Jakarta tentang Pemecahan, Penyatuan, Penetapan Batas, Perubahan Nama
Kelurahan yang Kembar Nama dan Penetapan Luas Wilayah Kelurahan di DKI
Jakarta, ditetapkan bahwa Kelurahan Cipinang Melayu mempunyai luas +
252,79 Ha, dengan batas-batas sebagai berikut :
☼ Sebelah Utara : berbatasan dengan Saluran Jatiluhur Tarum Barat
☼ Sebelah Timur : berbatasan dengan Kali Curug dan Bekasi
☼ Sebelah Selatan : berbatasan dengan jalan untuk pendaratan
pesawat terbang dan pilar batas wilayah Propinsi DKI Jakarta - Jawa
Barat Nomor : 111 s/d 119, dan Kelurahan Halim Perdanakusuma.
☼ Sebelah Barat : berbatasan dengan Kali Cipinang Kelurahan
Kebon Pala.

Puskesmas Kelurahan Cipinang Melayu Mempunyai Luas 300 M2

5
1. Orbitasi / Jarak Wilayah dari Kelurahan :
 ke Kecamatan Makasar : 7 Km
 ke Walikota Jakarta Timur : 12 Km
 ke Balaikota DKI Jakarta : 15 Km
 ke Istana Presiden R.I. : 17 Km
 ke Dinas Kesehatan DKI Jakarta : 18 Km
2. Potensi Kelurahan Cipinang Melayu
a. Perumahan : 181,97 Ha
b. Industri / Pertanian : 39,46 Ha
c. Fasilitas Umum : 29,86 Ha

3. Status Tanah
a. Tanah Negara : 73,51 Ha
b. Tanah adat : 166,54 Ha
c. Tanah Wakaf : 3,35 Ha
d.Lain lain : 9,39 Ha

1.2.2 DATA DEMOGRAFI


1.2.2.1 Kependudukan
Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 1999
tentang Pedoman Penyelenggaraan Penduduk, dapat disampaikan proses dan
mobilisai penduduk sbb :

1.2.2.2 Data Penduduk


Data penduduk di wilayah kelurahan Cipinang Melayu Kota Administrasi
Jakarta Timur pada tahun 2017 berjumlah 50.183 orang.
a. Jumlah RT/RW
Jumlah RT dan RW di wilayah Kelurahan Cipinang Melayu dapat dilihat

sebagai berikut:

No RW RT Keterangan
1 01 12 Pemukiman
2 02 11 Pemukiman
3 03 14 Pemukiman (daerah banjir)

6
4 04 9 Pemukiman (daerah banjir)
5 05 11 Pemukiman tidak tertata
6 06 11 Perum Kodam Jaya (AD)
7 07 12 Perum Waringin Permai (AU)
8 08 9 Perum Curug Indah (AU)
9 09 9 Perumahan
10 010 7 Perumahan
11 011 9 Perumahan
12 012 12 Perumahan
13 013 9 Perumahan
135
( sumber data kantor lurah Cipinang Melayu )

b. Data Penduduk menurut Pekerjaan


No Jenis 2017
1 TNI POLRI/PNS/SWASTA 22.605
2 TANI 11
3 PEDAGANG 738
4 NELAYAN -
5 PENSIUNAN 1.090
6 PERTUKANGAN 126
7 PENGANGGURAN 3.256
8 FAKIR MISKIN 4.595
9 LAIN-LAIN 2.312

Jumlah 34.733
( sumber data kantor lurah Cipinang Melayu )

c. Data Penduduk menurut umur dan jenis kelamin


WNI WNA JUMLAH
No Umur
Pria Wanita Jumlah Pria Wanita Jumlah Seluruhnya
1 0-4 2.560 3.392 5.952 - - - 5.952
2 5-9 2.244 2.607 4.851 - - - 4.851
3 10-14 2.266 2.545 4.811 - - - 4.811
4 15-19 2.419 2.738 5.157 - - - 5.157
5 20-24 2.316 1.569 3.885 - - - 3.885
6 25-29 1.619 1.507 3.126 1 - 1 3.127
7 30-34 1.728 1.716 3.444 1 - 1 3.445
8 35-39 1.736 1.619 3.355 - - - 3.355

7
9 40-44 1.617 1.588 3.205 1 - 1 3.206
10 45-49 1.259 1.274 2.533 1 - 1 2.534
11 50-54 1.137 1.069 2.206 - - - 2.206
12 55-59 1.089 918 2.007 1 - 1 2.008
13 60-64 1.086 776 1.862 - - - 1.862
14 65-69 893 639 1.532 1 - 1 1.533
15 70-74 723 534 1.257 - - - 1.257
16 > 75 568 432 1000 - - - 1.000
Jumlah 25.200 24.923 50.183 6 - 6 50.183
( sumber data kantor lurah Cipinang Melayu )

d. Data penduduk menurut KK dan Jenis Kelamin


KK WNI
No RW Pria Wanita Jumlah Pria Wanita Jumlah

1 01 973 220 1.193 1.906 1.883 3.789


2 02 891 185 1.076 1.796 1.772 3.568
3 03 1.011 255 1.266 2.146 2.123 4.269
4 04 958 181 1.139 1.744 1.721 3.465
5 05 1.334 361 1.695 2.550 2.526 5.076
6 06 1.846 501 2.347 3.262 3.238 6.500
7 07 686 117 803 1.459 1.436 2.895
8 08 671 115 786 1.445 1.422 2.867
9 09 994 251 1.245 2.263 2.240 4.503
10 10 786 127 913 1.657 1.633 3.290
11 11 714 107 821 1.477 1.454 2.931
12 12 826 121 947 1.476 1.453 2.929
13 13 953 248 1.231 1.990 1.956 3.956
JUMLAH 12.673 2.789 15.462 25.171 24.867 50.138
( sumber data kantor lurah Cipinang Melayu )
Keterangan :
- Jumlah Penduduk Laki-laki : 25. 200 Orang
- Jumlah Penduduk Wanita : 24. 923 Orang
- Jumlah WNA : 06 Orang
- Jumlah Total Penduduk : 50.183 Orang

PETA KELURAHAN CIPINANG MELAYU, KECAMATAN MAKASAR

8
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

: Daerah Banjir

e. Prasarana dan Sarana Umum


 Sarana Kesehatan
No Jenis sarana kesehatan 2017

1 Rumah Sakit 1
2 Puskesmas 1
3 Klinik 24 jam 5
4 Rumah bersalin 2
5 Apotek -
6 Dokter Praktek 2
7 Bidan Swasta 8

Jumlah 19
( sumber data kantor lurah Cipinang Melayu )

 Pendidikan Negeri
Tingkat Jumlah
No
Pendidikan Gedung Guru Murid
1. TK - - -
2. SD 8 95 3728
3. SLTP 1 41 1008
4. SMU 1 42 749
5. Perg. Tinggi - - -
Jumlah 10 178 5.485
( sumber data kantor lurah Cipinang Melayu )

 Pendidikan Swasta
Tingkat Jumlah

9
No Pendidikan Sekolah Guru Murid
1. TK 17 66 632
2. SD 15 15 2338
3. SLTP 5 70 128
4. SMU 5 79 461
5. Perg. Tinggi 2 275 2300
Jumlah 21 505 5859
( sumber data kantor lurah Cipinang Melayu )

 Kegiatan sosial lainnya


 BKB ( Bina Keluarga Balita ) : 09 Kelompok
 PAUD : 09 Kelompok
 BKR ( Bina Keluarga Remaja ) : 1 Kelompok
 BKL ( Bina Keluarga Lansia ) : 10 Kelompok
 UP2KS : 4 Kelompok
 PSN : 15 Kelompok
 RW Siaga : 11 RW

 Kelembagaan Kelurahan
No Organisasi Anggota
1 Kader Pembangunan 25
2 Tim Penggerak PKK 35
3 Kader PKK 165
4 Kader Kesehatan 102
5 Kader PPKB RW 13
6 PKB Kelurahan 1
Jumlah 341

1.3 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, rumusan masalah yang dibuat oleh penulis adalah
“Bagaimana Gambaran tingkat pengetahuan dan perilaku pada pasien hipertensi di
prolanis HT RW 02 Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta
Timur Bulan Desember 2018?”

1.4 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada mini project ini, meliputi :
1. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan pada pasien hipertensi di Prolanis
HT RW 02 Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur
Bulan Desember 2018.
2. Mengetahui gambaran tingkat perilaku pada pasien hipertensi di Prolanis HT
RW 02 Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur Bulan

10
Desember 2018.
3. Melakukan intervensi pada pasien hipertensi sebagai bentuk pencegahan dan
pengontrol tekanan darah hingga tidak sampai terjadinya komplikasi.

1.5 Manfaat
1. Peneliti
Hasil penelitian ini memberikan manfaat untuk bagi peneliti yaitu menambah
pengalaman dalam melakukan penelitian di lapangan sekaligus mengaplikasikan
ilmu pengetahuan yang telah didapatkan terutama mengenai hipertensi.

2. Masyarakat
Manfaat bagi masyarakat adalah meningkatkan pengetahuan penderita hipertensi
di Prolanis HT RW 02, Kelurahan Cipinang Melayu, sehingga masyarakat dapat
melakukan pencegahan agar tidak terjadi komplikasi dari penyakit hipertensi.
3. Instansi
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai tingkat pengetahuan
dan perilaku pada pasien hipertensi sehingga menjadi bahan evaluasi untuk
meningkatkan kegiatan yang dapat mencegah hipertensi serta komplikasinya
melalui perilaku hidup sehat.

11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Epidemiologi Hipertensi


Berdasarkan seventh report of the Joint National Committee (JNC 7), definisi
dari hipertensi adalah tekanan darah sistolik yang mencapai 140 mmHg atau lebih
dan/atau tekanan darah diastolik yang mencapai 90 mmHg dihitung dari rerata dua
pemeriksaan atau lebih yang dilakukan sesuai standar pada dua atau lebih kunjungan
setelah skrining pertama.1 Pada pasien yang aktif menggunakan obat anti hipertensi juga
dapat dikatakan memiliki hipertensi tanpa melihat hasil pemeriksaan tekanan darahnya.2
Hipertensi kini menjadi epidemik dunia, data epidemiologik menunjukkan sekitar 927
juta penduduk di dunia mengalami hipertensi. 3 Angka tersebut diperkirakan akan terus
bertambah sehingga prevalensi pada tahun 2025 meningkat sebesar 29% seiring dengan
meningkatnya pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang.3 Di Indonesia,
berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, angka prevalensi
hipertensi pada masyarakat yang berusia lebih dari 18 tahun mencapi 26,5% dari seluruh
populasi.4 Sampai usia 45 tahun, persentasi laki-laki yang mengalami hipertensi lebih
tinggi daripada wanita. Pada usia 45 tahun hingga 64 tahun, persentasi laki-laki yang
mengalami hipertensi kurang lebih sama dengan persentasi wanita. Sedangkan pada usia
lebih dari 64 tahun, persentasi wanita yang mengalami hipertensi lebih tinggi dari laki-
laki.5

2.2. Klasifikasi hipertensi

12
Tekanan darah diklasifikasikan menjadi 4 kategori berdasarkan seventh report of
the Joint National Committee (JNC 7). Klasifikasi yang digunakan oleh JNC 7 tidak
mengalami perubahan pada eight report of the Joint National Committee (JNC 8).6
Klasifikasi ini digunakan pada dewasa berusia lebih dari 18 tahun. Keempat kategori
tersebut adalah tekanan darah normal, prehipertensi, hipertensi derajat I, dan hipertensi
derajat II. Tekanan darah normal apabila tekanan pembuluh darah sistolik kurang dari
120 mmHg dan tekanan pembuluh darah diastolik kurang dari 80 mmHg. Tekanan darah
prehipertensi apabila tekanan pembuluh darah sistolik antara 120 mmHg hingga 139
mmHg dan/atau tekanan pembuluh darah diastolik antara 80 mmHg hingga 89 mmHg.
Tekanan darah hipertensi derajat I apabila tekanan pembuluh darah sistolik antara 140
mmHg hingga 159 mmHg dan/atau tekanan pembuluh darah diastolik antara 90 mmHg
hingga 99 mmHg. Sedangkan tekanan darah hipertensi derajat II apabila tekanan
pembuluh darah sistolik lebih dari 160 mmHg atau tekanan pembuluh darah diastolik
lebih dari 100 mmHg.1 Rangkuman klasifikasi hipertensi berdasarkan JNC 7 dapat
dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1. Klasifikasi hipertensi berdasarkan JNC 7

2.3. Patofisiologi hipertensi


Mekanisme pengaturan tekanan pembuluh darah sangat dibutuhkan untuk
menjaga perfusi terhadap organ-organ tubuh. Secara umum tekanan pembuluh darah
ditentukan oleh persamaan berikut ini.6
Blood Pressure (BP) = Cardiac Output (CO) x Systemic Vascular Resistance (SVR)

Tekanan pembuluh darah dapat berubah sebagai reaksi terhadap lingkungan


untuk menjaga perfusi terhadap organ-organ tubuh tetap terjaga dalam berbagai kondisi.
Faktor utama yang menentukan tekanan pembuluh darah adalah sistem persarafan
simpatik, sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAAS), dan volume plasma (terutama

13
dimediasi oleh ginjal).6 Faktor-faktor yang memengaruhi tekanan pembuluh darah
lainnya seperti mediator humoral, reaktivitas vaskular, kaliber vaskular, viskositas darah,
dan elastisitas pembuluh darah.7
Hipertensi dapat dibagi menjadi dua berdasarkan etiologinya yaitu hipertensi
primer atau hipertensi esensial dan hipertensi sekunder. Patogenesis dari hipertensi
primer hingga saat ini masih belum jelas dipahami namun diduga akibat dari berbagai
faktor seperti genetik dan faktor lingkungan yang berefek pada struktur dan fungsi
sistem kardiovaskular serta ginjal. 6 Beberapa kemungkinan patogenesis dari hipertensi
primer antara lain predisposisi genetik, asupan garam yang berlebihan, dan tonus
adrenergik. Walaupun genetik dipercaya berkontribusi dalam mekanisme patogenesis
hipertensi primer, mekanisme pasti yang mendasari proses genetik dalam patogenesis
hipertensi primer belum diketahui.7
Sebuah hipotesis mengatakan bahwa kondisi prehipertensi diakibatkan oleh
oksidasi lemak seperti asam arakidonat yang membentuk formasi isoketal arau
isolevuglandin. Fromasi tersebut berfungi sebagai neoantigen yang mengakibatkan
aktivasi dan infiltrasi sel T pada organ ginjal dan pembuluh darah. Hal tersebut
mengakibatkan hipertensi dan kerusakan pada jaringan.8,9
Seiring berjalannya waktu, hipertensi yang terkadang muncul akan berkembang
menjadi hipertensi yang menetap. Hipertensi yang menetap akan memasuki periode
asimtomatik kemudian akan menjadi hipertensi dengan komplikasi pada organ-organ
seperti pembuluh darah besar dan kecil, jantung, ginjal, retina, dan sistem saraf pusat.
Progresi hipertensi akan berlangsung dengan tahapan berikut ini. Prehipertensi akan
dimulai pada usia muda sekitar 10-30 tahun ditandai dengan peningkatan kardiak output.
Hipertensi awal dimulai pada usia 20-30 tahun ditandai dengan meningkatnya resistensi
perifer. Hipertensi menetap muncul pada usia 30-50 tahun. Kemudian pada usia 40-60
tahun akan muncul hipertensi dengan komplikasi.7
Hipertensi dapat menimbulkan komplikasi salah satunya pada organ jantung.
Menurut studi Framingham, hipertensi merupakan penyebab seperempat kasus gagal
jantung. Pada populasi usia lanjut, 68% kasus gagal jantung diakibatkan oleh hipertensi.
Studi komunitas menunjukkan bahwa hipertensi berkontribusi dalam perkembangan
penyakit gagal jantung pada 50-60% pasien. Pada pasien dengan hipertensi, risiko gagal
jantung meningkat dua kali lipat pada pria dan tiga kali lipat pada wanita.10
Hipertensi lama yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan berbagai perubahan
pada struktur miokardial, pembuluh darah koroner, dan sistem konduksi pada jantung.

14
Perubahan-perubahan tersebut dapat menimbulkan hipertrofi ventrikel kiri, penyakit
jantung koroner, dan berbagai penyakit konduktivitas jantung. Secara klinis, komplikasi-
komplikasi tersebut muncul sebagai angina atau infark miokard, aritmia (terutama
fibrilasi atrial), dan gagal jantung kongestif.10

2.4. Faktor risiko hipertensi


Walaupun belum diketahui secara pasti etiologi yang mendasari terjadi hipertensi
primer, terdapat beberapa faktor risiko yang berpengaruh terhadap perkembangan
penyakitnya. Faktor-faktor risiko tersebut antara lain:6
 Usia
 Obesitas
 Riwayat keluarga
 Ras
 Berkurangnya jumlah nefron ginjal
 Diet tinggi garam
 Konsumsi alkohol berlebih
 Aktivitas fisik yang sedikit
 Diabetes dan dislipidemia
 Faktor emosi dan depresi
Sedangkan pada hipertensi sekunder, terdapat beberapa kondisi medis yang dapat
meningkatkan tekanan darah dan mengakibatkan hipertensi sekunder. Kondisi medis
tersebut antara lain:6
 Penggunaan obat-obatan seperti
o Kontrasepsi oral
o Obat-obatan NSAIDs
o Obat-obatan antidepresan
o Glukokortikoid
o Dekongestan
o Erytropietin
o Cyclosporine
o Stimulan seperti methylphenidate dan amfetamin
 Penyakit ginjal seperti gagal ginjal
 Aldosteronisme primer
 Hipertensi renovaskular
 Gangguan endokrin
 Cushing’s syndrome
 Koarkasio aorta

2.5. Diagnosis hipertensi

15
Untuk menegakkan diagnosis hipertensi, dapat digunakan algoritma yang telah
disusun oleh Perhimpunan Kardiologi Indonesia pada tahun 2015. Algoritma tersebut
dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Pada prinsipnya, penegakkan diagnosis
hipertensi dilakukan setelah dua kali kunjungan hipertensi kecuali jika terdapat
hipertensi emergensi atau kerusakan target organ. Kriteria hipertensi mengikuti kriteria
yang telah disusun oleh JNC 7.11

Gambar 2.
Algoritma
diagnosis hipertensi

2.6. Tatalaksana hipertensi


Tujuan utama dari penatalaksanaan hipertensi adalah mengontrol tekanan darah
sehingga memperlambat progresivitas penyakit dan mencegah munculnya kerusakan
target organ akibat hipertensi. Penatalaksanaan hipertensi secara umum dibagi menjadi
penatalaksanaan nonfarmakologis dan penatalaksanaan farmakologis. Penatalaksanaan
nonfarmakologis dilakukan pada semua pasien. Penatalaksanaan ini berupa modifikasi
gaya hidup dari pasien hipertensi. Penatalaksanaan farmakologis diberikan apabila
dengan penatalaksanaan nonfarmakologis tekanan darah pasien masih belum dapat
terkontrol. Penatalaksanaan ini dapat dilakukan dengan beberapa jenis obat
antihipertensi.7

16
Penatalaksanaan nonfarmakologis berupa modifikasi gaya hidup pasien mulai
dari mengurangi berat badan. Berat badan yang diharapkan pada pasien dengan
hipertensi adalah berada pada rentang indeks massa tubuh normal (18,5-24,8 kg/m2).
Sebuah studi menunjukkan bahwa penurunan berat badan sebesar 10 kg dapat
menurunkan tekanan darah sistolik 10-20 mmHg. Untuk menunjang hal tersebut, perlu
juga dilakukan program diet khusus pasien hipertensi. Program diet ini dinamakan
Approach to Stop Hypertension (DASH), pada prinsipnya diet pada program ini adalah
diet yang kaya akan buah dan sayur kemudian disertai konsumsi susu yang rendah
lemak. Selain itu, perlu juga dilakukan pembatasan konsumsi garam maksimal 6 gram
per hari. Untuk mencegah terjadinya defisiensi kalium yang dapat mengakibatkan
meningkatnya tekanan pembuluh darah dan penyakit kardiovaskular lainnya, maka
disarankan untuk mengonsumsi makanan yang tinggi kalium. Konsumsi alkohol pun
perlu dihentikan agar tekanan darah tetap terjaga. Aktivitas fisik pun perlu ditingkatkan
agar dapat menjaga tekanan darah tetap terkontrol. Aktivitas fisik yang disarankan
adalah dengan kegiatan aerobik selama minimal 30 menit per hari.7
Berdasarkan algoritma tatalaksana hipertensi dari PERKI tahun 2015,
penatalaksanaan farmakologis selalu dimulai pada pasien dengan hipertensi derajat II
atau pada pasien dengan kasus khusus seperti penyakit ginjal, diabetes, penyakit
koroner, riwayat stroke, dan gagal jantung. Penatalaksanaan farmakologis atau terapi
medikamentosa dapat dipertimbangkan untuk ditunda pada pasien dengan hipertensi
derajat I tanpa komplikasi. Perubahan gaya hidup harus dilakukan pada seluruh pasien.
Di bawah ini merupakan algoritma tatalaksana pasien hipertensi berdasarkan PERKI
tahun 2015.11
Gambar 3. Algoritma penatalaksanaan hipertensi11
Terapi medikamentosa pada pasien hipertensi dapat menggunakan 4 kelas obat
yaitu diuretik, simpatolitik, vasodilator, dan antagonis RAAS. Terapi medikamentosa
dirangkum pada tabel di bawah ini
Tabel 2. Obat Antihipertensi

17
BAB III
METODE MINI PROJECT

3.1. Rancangan Mini Project


Mini project ini dilakukan dengan pengumpulan data melalui pengisian data
kuesioner langsung oleh responden dan wawancara tatap muka dengan responden saat
program Prolanis HT RW 02 berlangsung.

3.2 Waktu dan Tempat Mini Project


Mini project ini dilaksanakan pada bulan Desember Tahun 2018 di aula serba
guna RW 02, Kelurahan Cipinang Melayu.

3.3 Populasi Mini Project


Populasi mini project adalah seluruh penderita hipertensi yang terdaftar dalam
program Prolanis HT RW 02.

3.4 Sampel Mini Project

Sampel mini project diambil dari Peserta Prolanis HT dan hadir saat proses
pengambilan data, serta memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

3.5 Kriteria Inklusi

18
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :
1. Pasien yang telah terdiagnosis hipertensi sebelumnya dan dengan atau tanpa
meminum obat anti-hipertensi.
2. Pasien baru yang dalam 2 kali pengukuran berturut turut (periode November
2018 dan Desember 2018) didapatkan tekanan sistolik di atas 140 mmHg
dan/atau tekanan diastolik di atas 90 mmHg saat kondisi istirahat.

3.6 Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :


1. Pasien Pasien dengan gangguan memori (e.g. Dementia, Alzheimer, etc).
sehingga data tidak dapat dilakukan pengumpulan data dengan valid.

2. Pasien menolak untuk menjadi subjek dalam penelitian ini (non-consent)

3.7 Teknik Pengambilan Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Dimana peneliti


mengambil data dari seluruh subjek yang masuk ke dalam kriteria inklusi dan hadir saat
pengambilan data berlangsung.

3.8 Definisi Operasional

1. Seluruh Pasien Prolanis yang hadir saat pengambilan data dilakukan.


2. Interpretasi tingkat pengetahuan pasien prolanis
a. Baik : Jawaban benar ≥ 5
b. Buruk : Jawaban benar < 5
3. Interpretasi tingkat perilaku pasien prolanis
a. Baik : Jawaban Ya < 3
b. Buruk : Jawaban Ya ≥ 3

19
20
3.9 Diagram Ishikawa (Fishbone)

MONEY INPUT
MATERIALS
Belum
Belum adanya
adanya anggaran
anggaran untuk
untuk
MAN membuat
membuat modifikasi program
modifikasi program
untuk
untuk meningkatkan
meningkatkan
pengetahuan
pengetahuan dan
dan perilaku
perilaku METHOD Kurangnya sarana dan
Pasien : pola hidup tidak sehat
sehat prasarana dalam
sehat dan tingkat
Kurangnya memodifikasi program
pendidikan rendah
modifikasi
program untuk
Tenaga Kesehatan : meningkatkan
Kurang Edukasi Pasien pengetahuan
Prolanis dan perilaku
sehat
Rendahnya tingkat
pengetahuan dan
perilaku pasien
ACTUATING hipertensi
Belum direncanakan Belum adanya sesi
program rutin untuk khusus edukasi saat
adanya edukasi prolanis
pengetahuan dan perilaku Belum adanya
hidup sehat bagi pasien penanggung jawab untuk
hipertensi mengedukasi pasien ACTUATING
Belum ada evaluasi
hipertensi mengenai program edukasi dan
pengetahuan dan perilaku aktivitas fisik bagi peserta
hidup sehat prolanis
PLANNING

ORGANIZING CONTROLLING

21
PROSES
BAB IV
HASIL MINI PROJECT

Berdasarkan hasil yang diperoleh didapatkan bahwa dari total kedatangan peserta
Prolanis HT di RW 02 yang menderita hipertensi sebanyak 19 orang.

Tabel 4.1 Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Peserta Prolanis HT di


RW 02 Terhadap Penyakit Hipertensi

Baik Buruk Jumlah


Pengetahuan 19 0 19
Perilaku 14 5 19

Berdasarkan tabel data diatas didapatkan bahwa peserta Prolanis HT di RW 02 yang


menderita hipertensi sebanyak 19 orang. Tingkat pengetahuan yang baik terhadap
penyakit hipertensi pada peserta Prolanis HT di RW 02 sebanyak 19 orang sedangkan
tingkat perilaku baik untuk mengurangi penyakit hipertensi sebanyak 14 orang dan
tingkat perilaku buruk sebanyak 5 orang.

Tabel 4.2 Gambaran Tingkat Pendidikan Peserta Prolanis HT di RW 02

Pendidikan Jumlah
Tidak Sekolah 3
SD 6
SMP 6
SMA 4
Perguruan TInggi 0

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan tingkat pendidikan tertinggi adalah SD dan


SMP pada peserta Prolanis HT RW 02 masing-masing sebanyak 6 orang, kemudian
SMA sebanyak 4 orang , dan tidak sekolah 3 orang.

Tabel 4.3 Gambaran Tingkat Pengetahuan Peserta Prolanis HT di RW 02


Terhadap Penyakit Hipertensi Berdasarkan Pertanyaan Kuesioner

22
Nomor Pertanyaan Benar Salah
1 17 2
2 16 3
3 19 0
4 18 1
5 19 0
6 16 3
7 16 3

Berdasarkan tabel di atas, pada beberapa pertanyaan yang terkait dengan


pengetahuan terhadap penyakit hipertensi di kuesioner ada yang terjawab salah oleh
peserta Prolanis HT RW 02, paling banyak pertanyaan yang dijawab salah adalah
pertanyaan nomor 2,6, dan 7 yaitu sebanyak 3 orang.

Tabel 4.4 Gambaran Tingkat Perilaku Peserta Prolanis HT di RW 02 Terhadap


Penyakit Hipertensi Berdasarkan Pertanyaan Kuesioner

Nomor Pertanyaan Ya Tidak


1 5 14
2 2 17
3 9 10
4 8 11
5 10 9

Berdasarkan tabel di atas, pertanyaan mengenai perilaku pasien tidak sehat yang
dilakukan oleh peserta Prolanis HT di RW 02 adalah pertanyaan nomor 5 dijawab “Ya”
sebanyak 10, artinya banyak peserta Prolanis yang masih melakukan perilaku tidak sehat
untuk pertanyaan nomor 5, yaitu tidak menjalankan olahraga.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

23
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, tingkat pengetahuan dan tingkat
perilaku pasien hipertensi pada peserta Prolanis HT di RW 02 adalah baik. Namun,
setelah ditelaah lebih lanjut, masih ada pengetahuan dan perilaku yang belum baik dari
pasien hipertensi di Prolanis HT RW 02 terkait data-data diatas. Oleh karena itu
diperlukan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku pasien hipertensi.

5.2 Saran
Untuk meningkatkan pengetahuan pasien hipertensi di RW 02, penulis
menyarankan untuk diadakannya program edukasi khusus saat berjalannya kegiatan
Prolanis. Selain itu, untuk meningkatkan perilaku hidup sehat pada pasien hipertensi,
penulis menyarankan diadakannya modifikasi program dari kegiatan aktivitas fisik
pasien hipertensi di Prolanis RW 02, yaitu dalam bentuk jalan sehat yang dilakukan rutin
2x dalam satu bulan dan diselingi kegiatan senam bersama 2x sebulan.

DAFTAR PUSTAKA

1. JNC 7. The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention,


Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. [serial on the

24
Internet]. 2004 [cited 2018 Nov 26]. Available from: NIH, NHLBI Web site:
https://www.nhlbi.nih.gov/files/docs/guidelines/jnc7full.pdf
2. Kearney PM, Whelton M, Reynolds K, Muntner P, Whelton PK, He J. Global
burden of hypertension: analysis of worldwide data. Lancet. 2005 Jan 15-21. 365
(9455):217-23.
3. Mozaffarian D, Benjamin EJ, Go AS, et al, for the American Heart Association
Statistics Committee and Stroke Statistics Subcommittee. Heart disease and
stroke statistics--2015 update: a report from the American Heart Association.
Circulation. 2015 Jan 27. 131 (4):e29-322.
4. Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Kemenkes RI.
2014
5. JNC 8. Guidelines for management of hypertension in adults. Am Fam
Physician. 2014 Oct 1;90(7):503-4
6. Basile J, Bloch MJ. Overview of hypertension in adults. [homepage on the
Internet]. 2017 [cited 2018 Nov 26]. Available from: UptoDate, Web site:
https://www.uptodate.com/contents/overview-of-hypertension-in-adults
7. Alexander MR, Yang EH. Hypertension. [homepage on the Internet]. 2017 [cited
2018 Nov 26]. Available from: Medscape, Web site:
http://emedicine.medscape.com/article/241381-overview
8. Harrison DG, Guzik TJ, Lob HE, et al. Inflammation, immunity, and
hypertension. Hypertension. 2011 Feb. 57(2):132-40.
9. Guzik TJ, Hoch NE, Brown KA, et al. Role of the T cell in the genesis of
angiotensin II induced hypertension and vascular dysfunction. J Exp Med. 2007
Oct 1. 204(10):2449-60.
10. Riaz K, Ali YS. Hypertensive Heart Disease. [homepage on the Internet]. 2014
[cited 2018 Nov 26]. Available from: Medscape, Web site:
http://emedicine.medscape.com/article/162449-overview#a1
11. PERKI. Pedoman tatalaksana hipertensi pada penyakit kardiovaskular. 3 rd ed.
PERKI, 2015.

LAMPIRAN

Leaflet, Foto-Foto Kegiatan, dan Kuesioner

25
26

Anda mungkin juga menyukai