Anda di halaman 1dari 22

“TERAPI PARUTAN KUNYIT DAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN

HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO


RW 4 STEBA KOTA PADANG”

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Keperawatan Gerontik

OLEH
KELOMPOK A

7. Resti
1. Agung Yanda
Pratama
2. Annisa 8. Wetri Putri
Gustina Yuvita Sari
9. Yelvi
3. Azharia Desriani
Syafira
10. Yolanda
4. Azra Anna Stasia Yusman
5. Dea Orta11. Yurlaylan
Permata Sari
6. Indah Mayang Sari 1.

Pembimbing Akademik
Pembimbing Akademik

Ns. Nurleny, M.Kep Ns. Yusriana, M.Kep, Sp.Kep.Kom

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MERCUBAKTIJAYA PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
dengan ini kami ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Satuan Acara Penyuluhan
(SAP) ini.
Adapun makalah Satuan Acara Penyuluhan (SAP) ini dengan topic penyuluhan,
“Terapi Parutan Kunyit dan senam Lansia Terhadap Penurunan Hipertensi Pada Lansia di
Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo RW 4 Steba Kota Padang” ini telah kami upayakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat
memperlancar proses pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, kami juga ingin menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam proses pembuatan makalah ini. Karena atas bantuan yang diberikan makalah ini dapat
diselesaikan dengan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah diberikan.
      Akhirnya penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Selain itu, kritik dan saran dari pembaca kami tunggu untuk perbaikan makalah ini untuk
kedepannya.

Padang, 21 Desember 2022

Kelompok A
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................2
1.3 Tujuan ................................................................................................3

BAB II SOLUSI PERMASALAHAN.........................................................4

2.1 Solusi ..................................................................................................4


2.2 Target .................................................................................................4

BAB III METODE PELAKSANAAN........................................................5

3.1 Metode................................................................................................5
3.2 Pengorganisasian.................................................................................5
3.3 Uraian Tugas.......................................................................................5
3.4 Kegiatan Penyuluhan..........................................................................6
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................9

LAMPIRAN................................................................................................10
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lansia merupakan seseorang yang menginjak usia 60 tahun keatas, pada usia
ini seseorang akan mengalami penurunan baik dalam factor fisik maupun psikisnya
dan semakin bertambahnya usia semakin besar juga resiko terjadinya hipertensi
disebabkan oleh perubahan struktur pembuluh darah seperti penyempitan lumen,
(Tyas & Zulfikar, 2021). Semakin meningkatnya usia maka akan lebih beresiko
meningkatnya tekanan darah tinggi pada lansia. Dan lansia juga merupakan salah satu
kelompok atau populasi beresiko (populasi at risk) yang makin meningkat jumlahnya.
Populasi lansia meningkat sangat cepat, pada tahun 2020 jumlah lansia di prediksi
sudah menyamai jumlah balita. Sebelas persen dari 6,9 milyar penduduk dunia adalah
lansia. Lansia identic dengan berbagai penurunan status Kesehatan terutama status
ksehatan fisik. Status Kesehatan lansia yang menurun seiring dengan bertambahnya
usia akan mempengaruhi kualitas hidup lansia, (Kiik et al., 2018).

Menurut (WHO 2019) angka kehidupan lansia di dunia akan terus meningkat,
proporsi penduduk lansia di dunia tahun 2019 mencapai 13,4% dan diperkiraan akan
meningkat menjadi 25,3% dari total penduduk. Dan menurut (Kemenkes, 2019) di
Indonesia juga mengalami penuaan penduduk dan pada tahun 2019 jumlah lansia
meningkat menjadi 27,5 juta atau 10,3% dan 57,0 juta jiwa atau 17,9% pada tahun
2045, dalam jurnal (Putri, 2021). Menurut proyeksi Badan Statistik pada 2018
ptoporsi penduduk usia 60 tahun keatas sebesar 24.754.500 jiwa (9,34%) dari total
populasi.
Berdasarkan hasil data Riskesdas jumlah hipetensi terbanyak pada usia 55-64
tahun dengan jumlah 55,2% penderita hipertensi sedangkan pada usia 65-74 tahun
sebanyak 63,2% dan pada usia 75 keatas sebesar 69,5% penderita hipertensi,(Yustinus
Hardianto, Rama Nur Kurniawan, 2021). Menurut (Dinkes kota padang, 2020)
presentase usia 15-59 tahun sebanyak 219.037 jiwa di kota padang. Dan pada lansia
usia 60 tahun ke atas pada tahun 2020 sebanyak 28.508 jiwa.
Hipertensi yang biasa dikenal dengan tekanan darah tinggi merupakan
meningkatnya kontraksi pembuluh darah arteri secara kronis yang dapat
menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah dan memberi gejala
berlanjut pada suatu organ tubuh. Hipertensi juga di sebut sebagai silent killer karena
termasuk penyakit yang mematikan. Hipertensi juga dapat didefenisikan sebagai suatu
ketidak normalan pada tekanan pembuluh darah arterial. Hipertensi dapat di tandai
pada nilai tekanaan darah sistolik >130 mmHg dan tekanan diastolic >80 mmHg,
(Batmaro et al., 2019)

Menurut Data Healt Organization (WHO) tahun 2019 dalam (Riskesdas, 2018)
menunjukkan sekitar 1,13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artin ya 1
dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus
meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang
yang akan terkena penyakit hipertensi, Dan di perkirakan setiap tahunnya 9,4 Juta
orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya, (DA Amira et al., 2021).
Di Indonesia, prevelensi hipertensi terus meningkat dari tahun ke tahun. Hasil
Riset Kesehatan Dasar ( Riskesdas 2018) menyimpulkan bahwa prevelensi hipertensi
pada tahun 2018 pada penduduk usia 18 keatas sebesar 34,1%, tertinggi di
Kalimantan Selatan (44,1%), sedangkan yang terendah di Papua sebesar (22,2%).
Estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang, sedangkan
angka kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian.
Prevelensi Hipertensi di Provinsi Sumatera Barat menunjukkan sudah
mencapai 60,7%. Data dari Dinas Kesehatan Sumatera Barat tahun 2020 hipertensi
merupakan penyakit terbanyak yang diderita oleh masyarakat dengan jumlah
penderita 84,345 orang. Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2020 menunjukkan
bahwa hipertensi merupakan penyakit terbanyak urutan pertama dengan jumlah
penderita 49,512 orang, (Dinkes,2020).

Hipertensi yang dialami lansia terus menerus dan tidak dikelola dengan baik
dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah. Apabila tekanan darah tinggi yang
terus menerus dapat menyebabkan jantung seseorang bekerja lebih keras, akhirnya
kondisi ini menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan
mata. Bahkan, penyakit hipertensi dapat menyebabkan strock, diabetes melitus.
Menurut Kemenkes dalam jurnal (Rahmawati et al., 2020) Gejala yang timbul pada
penderita hipertensi berbeda-beda diantaranya pusing, nyeri di tengkuk leher, muncul
vertigo, Lelah, pandangan kabur, telinga yang berdenging, nyeri dada, berdebar-
debar serta kesemutan pada tangan dan kaki.

Penatalaksanaan non farmakologi atau obat tradisional yang dapat digunakan


untuk menurunkan hipertensi. Menurut Hidayati (2019) mengatakan bahwa fenomena
back to nature telah melanda masyarakat dunia sehingga tren permintaan masyarakat
terhadap konsumsi pangan, minuman kesehatan dan obat dari bahan alam terus
meningkat. Penggunaan obat tradisional karena dirasa lebih aman dibandingkan obat
kimia (46,2%).

Menurut Wardana(2018) dalam Hidayati (2019) mengungkapkan bahwa


alasan menggunakan obat tradisional karena mudah didapat (44%). Salah satu jenis
temu-temuan yang paling banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional
adalah kunyit. Kunyit memiliki kandungan yang bermanfaat bagi tubuh seperti zat
kuning kurkumin, minyak astiri, mineral tinggi seperti kalium, kalsium, zat besi dan
magnesium. Kalium merupakan suatu komponen penting dari sel dan cairan tubuh
yang membantu untuk mengontrol detak jantung dan tekanan darah. Kurkumin yang
dimiliki oleh kunyit merupakan zat anti oksidan karena kunyit tidak mengandung
kolesterol dan kaya akan serat, kandungan tersebut yang akan mengendalikan low
density lipoprotein (LDL) dalam darah.

Kunyit banyak digunakan untuk meningkatkan nafsu makan, memperbaiki


fungsi pencernaan, menurunkan lemak RT Muti│ Pengaruh Parutan Kunyit pada
Penurunan Hipertensi Pada Lansia di Kelurahan Berkoh Kecamatan Purwokerto
Selatan Kabupaten Banyumas MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol
15 No 2, AGUSTUS 2017 | Halaman 86 darah (kolesterol), sebagai antioksidan dan
membantu menghambat penggumpal darah.

Oleh karena itu melihat fonemena yang terjadi, maka kami mengangkat topik
untuk penyuluhan kami yaitu terapi seduhan parutan kunyit.

1.1 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka rumusan masalahnya
yaitu:
1. Apa pengertian Hipertensi?
2. Apa penyebab Hipertensi?
3. Apa tanda dan gejala Hipertensi?
4. Bagaimana cara penanganan Hipertensi dengan parutan kunyit ?
5. Apa saja manfaat komsumsi parutan kunyit?
6. Apa saja prosedur pembuatan parutan kunyit?
7. Bagaimana Langkah senam Lansia?

1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah diatas, makalah ini
bertujuan sebagai berikut :
1. Mampu mengetahui dan memahami tentang pengertian Hipertensi.
2. Mampu mengetahui dan memahami tentang penyebab Hipertensi.
3. Mampu mengetahui dan memahami tentang tanda dan gejala Hipertensi.
4. Mampu mengetahui dan memahami tentang cara penanganan Hipertensi dengan
parutan kunyit.
5. Mampu mengetahui dan memahami tentang manfaat komsumsi parutan kunyit.
6. Mampu mengetahui dan memahami tentang prosedur pembuatan parutan kunyit.
7. Mampu mengetahui dan memahami tentang Langkah senam Lansia.
BAB II

SOLUSI PERMASALAHAN

2.1 Solusi
Solusi dari masalah adalah memberikan edukasi kepada Lansia berkaitan
dengan manfaat terapi seduhan parutan kunyit terhadap penurunan hipertensi pada
Lansia.

2.2 Target Luaran


1. Evaluasi Struktur
a) 100% audiens dapat hadir dalam kegiatan penyuluhan
b) Media dan alat tersedia sesuai dengan topik kegiatan penyuluhan
c) Peran dan fungsi masing-masing sesuai dengan rencana
d) Setting tempat sesuai dengan rencana

2. Evaluasi Proses
a) Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan
b) Pasien dapat mengikuti kegiatan penyuluhan dengan aktif
c) Audiens tidak ada yang meninggalkan tempat selama proses penyuluhan
d) 80% dari audiens dapat antusias selama kegiatan berlangsung.

3. Evaluasi Hasil
a) Minimal 80% audiens dapat mengikuti penyuluhan dan dapat menjelaskan
pengertian Hipertensi.
b) Minimal 80% audiens dapat mengikuti penyuluhan dan dapat menyebutkan
penyebab Hipertensi
c) Minimal 80% audiens dapat mengikuti penyuluhan dan dapat menyebutkan
tanda dan gejala Hipertensi.
d) Minimal 80% audiens dapat mengikuti penyuluhan dan dapat menyebutkan
manfaat komsumsi parutan kunyit.
e) Minimal 80% audiens dapat menyebutkan kembali prosedur pembuatan
parutan kunyit.
f) Minimal 80% audiens dapat mendemostrasikan senam Lansia
BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Metode Pelaksanaan


Dilakukan secara offline dengan menggunakan leaflet, dan PPT.

3.2 A. Pengorganisasian
1. Moderator : Dea Orta Permata Sari
2. Presentator : Azharia Syafira
3. Fasilitator : -Yolanda Yusman
- Indah Mayang Sari
- Yelvi Desriani
- Azra Anna Stasia
- Annisa Gustina Putri
- Agung Pratama
- Resti Yanda
4. Observer : - Annisa Gustina Putri
- Yurlaylan
B. Alat dan bahan
1. Kunyit
2. Air
3. Parutan
4. Infocus
3.3 Uraian Tugas
1. Moderator : Mengontrol jalannya acara, memberikan kesempatan peserta untuk
bertanya, dan menyimpulkan materi.
2. Presentator : Memaparkan materi pada peserta, menggali pengetahuan peserta
terhadap materi, mengapresiasikan peserta yang sudah ingin mengemukakan
pendapatnya.
3. Fasilitator : Memfasilitasi keperluan yang dibutuhkan pada saat kegiatan
berlangsung, menjawab pertanyaan dari peserta.
4. Observer : Mengamati jalannya acara penyuluhan dari awal hingga akhir acara.

3.4 Rancangan Kegiatan

1. Meminta waktu untuk menyampaikan penyuluhan kepada sasaran

2. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan sopan

3. Tanya jawab antara penyuluh dengan sasaran

3.5 Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 5 Menit Pembukaan :
a. Membuka/memulai a. Menjawab Salam
kegiatan dengan
mengucapkan salam b. Mendengarkan

b. Memperkenalkan diri,
anggota kelompok dan
c. Menjawab
pembimbing
pertanyaan
c. Evaluasi validasi
d. Mendengarkan
d. Menjelaskan tujuan dari
Penyuluhan
e. Mendengarkan &
e. Menyebutkan materi
memperhatikan
penyuluhan
f. Menyepakati
f. Mengontrak tempat,
tempat, waktu dan
waktu dan bahasa yang
bahasa
digunakan selama
penyuluhan
2. 30 Menit Pelaksanaan :
Penyampaian Materi : a. Menjawab
a. Menggali pengetahuan pertanyaan
peserta tentang
pengertian Hipertensi.
b. Memberikan refoncement b. Peserta merasa

positif kepada peserta senang

yang bertanya
c. Menjelaskan tentang c. Mendengarkan
pengertian Hipertensi.
d. Menggali pengetahuan d. Menjawab
peserta tentang penyebab pertanyaan
Hipertensi.
e. Memberikan refoncement e. Peserta merasa

positif kepada peserta senang

yang bertanya
f. Menjelaskan tentang f. Mendengarkan

penyebab Hipertensi.
g. Menjawab
g. Menggali pengetahuan
pertanyaan
peserta tentang tanda dan
gejala Hipertensi.
h. Peserta merasa
h. Memberikan refoncement
senang
positif kepada peserta
yang bertanya
i. Mendengarkan
i. Menjelaskan tanda dan
gejala Hipertensi.
j. Menjawab
j. Menggali pengetahuan
pertanyaan
peserta tentang parutan
kunyit.
k. Peserta merasa
k. Memberikan refoncement
senang
positif kepada peserta
l. Mendengarkan
yang bertanya
m. Menjawab
l. Menjelaskan manfaat
pertanyaan
parutan kunyit.
n. Peserta merasa
m. Menjelaskan prosedur
senang
pembuatan parutan
o. Mendengarkan
kunyitikan
n. Mendemostrasikan senam
Lansia
3. 5 Menit Evaluasi :
a. Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk a. Peserta bertanya
bertanya
b. Memberikan refoncement b. Peserta merasa
positif kepada peserta senang
yang bertanya
c. Menjawab pertanyaan c. Peserta menyimak

dari peserta jawaban yang

d. Meminta beberapa disampaikan.

peserta untuk
mendemostrasikan
Kembali senam Lansia

4. 5 Menit Terminasi :
a. Menyimpulkan materi a. Mendengarkan
yang sudah disampaikan
b. Mengucapkan b. Menjawab Salam

terimakasih atas peran


peserta
c. Mengucapkan salam
penutup

Lampiran

MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan pada
dinding pembuluh darah yang mengalami peningkatan
tekanan darah sehingga mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi tidak
bisa sampai ke jaringan yang membutuhkannya. Hal tersebut
mengakibatkan jantung harus bekerja lebih keras untuk memenuhi
kebutuhan oksigen. Apabila kondisi tersebut berlangsung dalam waktu
yang lama dan menetap akan menimbulkan penyakit hipertensi (Hastuti,
2022).
Seseorang dapat dikatakan hipertensi apabila tekanan darah
melebihi batas normal yaitu 140 mmHg untuk sistol dan 90 mmHg untuk
diastol yang dilakukan sebanyak dua kali pemeriksaan dalam selang
waktu 5 menit, serta dalam kondisi yng rileks. Tekanan darah sistolik
merupakan kondisi ketika jantung berkontaksi/berdetak memompa darah.
sedangkan tekanan darah diastol merupakan kondisi dimana jantung sedang rileksasi
(Sari, 2017).

2. Etiologi Hipertensi
Menurut Junaedi, Yulianti & Rinata (2013) penyebab hipertensi dibagi
menjadi dua faktor sebagai berikut :

a. faktor yang tidak bisa diubah


1) Ras
Di Amerika Serikat, orang berkulit hitam keturunan Afrika- Amerika paling
banyak mengalami hipertensi dibandingkan dengan kelompok ras lainnya. Penyebab
pasti belum diketahui, namun pada orang berkulit hitam terdapat kadar renin yang
lebih rendah dan sensivitas terhadap vasoprenin lebih besar.

2) Umur
Pertambahan umur mampu meningkatkan risiko terjadinya hipertensi yang
disebabkan oleh perubahan alami pada jantung, pembuluh darah, dan kadar hormon.
Walaupun hipertensi dapat terjadi pada segala umur, namun paling banyak menyerang
pada orang dewasa yang berusia 35 tahun atau lebih.

3) Keturunan
Riwayat keluarga menjadi salah satu faktor risiko yang cukup
besar dalam terjadinya hipertensi pada seseorang yaitu sebesar
25%. Jika kedua orang tua menderita hipertensi, maka risiko
terkena hipertensi menjadi semakin besar yaitu 60%.
4) Jenis Kelamin
Diantara orang dewasa dan setengah baya, kaum laki- laki
berisiko lebih tinggi menderita hipertensi. Namun, ketika
memasuki usia 55 tahun hipertensi paling banyak terjadi pada
perempuan dimana sebagian besar telah mengalami menopause.

b. faktor yang bisa di ubah


1) Obesitas
Obesitas berpengaruh dalam terjadinya hipertensi. Semakin
besar masa tubuh seseorang, maka akan semakin banyak darah
yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan nutrisi ke sel
ataupun jaringan yang membutuhkan. Obesitas dapat
memperpanjang pembuluh darah sehingga resistensi darah
meningkat dan tidak mampu menempuh jarak lebih jauh.
Peningkatan resistensi ini dapat meningkatkan tekanan darah
menjadi lebih tinggi. Selain itu, kondisi ini dapat diperparah
akibat sel-sel lemak yang menghasilkan senyawa yang
merugikan kerja pembuluh darah dan jantung.

2) Kurang Gerak
Aktivitas fisik yang kurang mampu meningkatkan tekanan darah
me njadi lebih tinggi. Hal ini berkaitan dengan obesitas dan
orang yang memiliki kecenderungan kurang gerak memiliki
frekuensi denyut jantung lenih tinggi, sehingga otot jantung
harus bekerja lebih keras ketika berkontraksi.

3) Merokok
Kandungan nikotin dalam rokok dapat merusak lapisan dalam
dinding arteri, akibatnya rentang terjadi penumpukan plak. Hal
ini dapat memperberat kerja jantung karena pembuluh darah
menyempit sehingga meningkatkan frekuensi denyut jantung
dan tekanan darah.

4) Sensivitas Natrium dan Kadar Kalium yang Rendah


Asupan natrium dan garam berpengaru terhadap kenaikan
tekanan darah. Sedangkan kalium berfungsi untuk
menyeimbangkan jumlah natrium dalam cairan sel. Jika
makanan yang dikonsumsi kurang mengandung kalium atau
tidak mampu mempertahankannya dalam tubuh, maka jumlah
natrium akan meningkat, sehingga tekanan darah akan ikut
meningkat.

5) Konsumsi Alkohol Berlebih


Hampir 20% terjadinya hipertensi diperkirakan terjadi akibat
konsumsi alcohol yang berlebih. Konsumsi dua sampai tiga
gelas alkohol perhari dapat meningkatkan 2x lipat terkena
hipertensi.

6) Stress
Aktivitas saraf simpatik dapat meningkatkan tekanan darah
secara intermitten (berselang), sehingga ketika seseorang
mengalami stress berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan
darah tinggi yang menentu.

3. Klasifikasi Hipertensi
Menurut Joint National Commite 8 mengklasifikasikan hipertensi menjadi beberapa
jenis yaitu:
- Normal : <120/80 mmHg
- Pre hipertensi : 120/80 – 139/89 mmHg
- Stadium I : 140/90-150/99 mmHg
- Stadium II : > 160/100 mmHg
(Sumber : Hastuti, 2022)
4. Tanda dan gajala Hipertensi
Menurut Hasututi (2022), tanda dan gejala hipertensi antara lain sebagai berikut:
a. Sakit kepala
b. Jantung berdebar-debar
c. Sesak napas setelah aktivitas berat
d. Mudah Lelah
e. Penglihatan kabur
f. Wajah memerah
g. Hidung berdarah
h. Sering buang air kecil, terutama malam hari
i. Telinga berdenging
j. Dunia terasa berputar-putar (vertigo)
k. Tengkuk terasa berat
l. Sulit tidur
m. Cepat marah
n. Mata berkunang-kunang

5. Makanan yang boeh dan yang tidak boleh di makan penderita Hipertensi

a. Yang boleh di makan

1.Sayuran hijau. Sayuran hijau seperti bayam, kale, lobak hijau, sawi, dan
selada, mengandung kalium, magnesium, dan serat sehingga cocok sebagai
makanan untuk pengidap darah tinggi.

2.Buah-buahan.

3. Yoghurt.

4. Susu skim.

5.Kentang.

6. Oatmeal.

7. Ikan.

8. Kacang lima.

b. Yang tidak boleh di makan

1.Garam
Makanan utama yang perlu dijadikan “musuh” oleh pengidap darah tinggi adalah
garam atau natrium. Hal ini karena garam dapat mengikat cairan, sehingga
meningkatkan volume darah. Akibatnya, tekanan darah jadi meningkat. Jika kamu
mengidap darah tinggi, asupan garam perlu dibatasi, yaitu maksimal 1.500 miligram
per hari, atau setara dengan 1 sendok the

2.Acar

Karena terdiri dari potongan sayuran, seperti timun dan wortel, kamu mungkin
mengira bahwa acar menyehatkan. Namun, acar biasanya diberi tambahan garam agar
awet, sehingga tidak baik bagi pengidap darah tinggi. Tambahan garam dalam acar
dapat mengendap dalam mentimun, bagaikan spons yang menyerap air. 

3.Makanan yang Digoreng

Salah satu proses memasak yang banyak digemari adalah menggoreng. Namun,
makanan yang digoreng dapat menjadi pantangan bagi pengidap darah tinggi, karena
dapat mengandung lemak trans. 

4.Kulit Ayam

Mungkin kamu tak menyangka, tetapi kulit ayam juga merupakan salah satu makanan
yang sebaiknya dihindari pengidap darah tinggi. Alasannya karena kulit ayam banyak
mengandung lemak jenuh dan lemak trans. Terlebih jika diolah dengan cara digoreng. 

5. Daging Olahan

Aneka daging olahan seperti sosis, sering kali dikemas dengan natrium, agar awet
dan kaya rasa. Jika dicampurkan dengan makanan tinggi garam lainnya, seperti keju,
berbagai bumbu, dan acar, tentu asupan garam dalam tubuh jadi berlebihan. 

6. Sup dan Tomat Kalengan

Makanan kalengan seringkali jadi solusi praktis saat menyiapkan makanan.


Namun, makanan seperti sup dan tomat kalengan nyatanya tinggi natrium,
sehingga tidak baik bagi pengidap darah tinggi.  Sekaleng sup ayam dan sayur
mengandung sekitar 2.140 miligram natrium, sedangkan satu porsi (135 gram) saus
marinara mengandung 566 miligram natrium. Makanan dengan kalori ekstra dan
tinggi gula dapat menyebabkan berat badan bertambah dengan cepat. Kelebihan
berat badan atau obesitas dapat menjadi pemicu tekanan darah tinggi.  Hal ini
karena tumpukan lemak dalam tubuh dapat membuat jantung bekerja ekstra
menyempitkan pembuluh darah sehingga terjadilah darah tinggi.

7. Margarin

Margarin mengandung lemak trans yang berbahaya bagi pengidap darah


tinggi. Namun, ada beberapa produk margarin yang tidak mengandung lemak trans.
Jadi, baca label kemasan dengan teliti, karena sangat penting untuk selalu
menghindari lemak trans dari manapun sumbernya.

8. Alkohol

Sering mengonsumsi alkohol dapat menyebabkan tekanan darah meningkat.


Hal ini juga dapat merusak dinding pembuluh darah, serta meningkatkan risiko
komplikasi lebih lanjut.

9. Cara penanganan Hipertensi dengan parutan kunyit


Kunyit merupakan tanaman dari family jahe dengan nama latin curcuma domestica
val atau curcuma longa linn. Rimpang dari tanaman ini biasanya banyak digunakan
sebagai bahan baku bumbu dapur, pewarna, dan obat tradisional. Untuk obat tradisional,
kunyit bisa digunakan sebagai obat luar maupun dalam (Wibowo, 2019).
Kunyit merupakan jenis tanaman obat yang banyak digunakan oleh masyarakat
sebagai bahan baku obat herbal karena kunyit memiliki banyak manfaat, mudah
didapatkan, dan cara pembudayaannya juga mudah, tanaman kunyit tidak memerlukan
banyak lahan karena bisa ditanam dihalaman rumah, juga dapat ditanam di pot berukuran
sedang hingga besar, penyiraman tanaman kunyit juga tidak perlu terlalu sering (Wibowo,
2019).

10. Manfaat parutan kunyit terhadap Hipertensi


Pemberian air seduhan kunyit mampu memberikan efek penurunan tekanan
darah, karena kunyit merupakan tanaman herbal yang kaya akan kalium (Wibowo,
2019). Mekanisme kerja kalium dalam menurunkan tekanan darah yaitu kalium dapat
mengurangi sekresi rennin yang menyebabkan penurunan angiotensin II sehingga
vasokontriksi pembuluh darah berkurang dan menurunnya aldesteron sehingga
reabsorpsi natrium dan air ke dalam berkurang. Kalium juga mempunyai efek dalam
pompa Na-K yaitu kalium dipompa dari cairan ekstra selular ke dalam sel, dan
natrium dipompa keluar kemudian disekresikan ke luar tubuh, sehingga kalium dapat
menurunkan tekanan darah (Guyton & Hall, 2019). Selain kandungan mineral kalium,
tanaman herbal kunyit juga kaya akan kandungan kurkumin yang merupakan zat anti
oksidan karena kunyit tidak mengandung kolesterol dan kaya akan serat, kandungan
tersebut akan mengendalikan low density lipoprotein (LDL) dalam darah sehingga
penyempit- an pembuluh darah akibat penimbunan kolesterol pada pembuluh darah
dapat diatasi (Muti, 2017).
Pemberian air seduhan parutan kunyit merupakan salah intervensi yang dapat
dilakukan untuk mengontrol tekanan darah pada penderita hipertensi, dimana kunyit
merupakan tanaman herbal yang kaya akan kalium, sedangkan kalium merupakan
mineral yang berfungsi untuk menurunkan tekanan darah dengan memberikan efek
dalam pompa Na-K yaitu kalium dipompa dari cairan ekstra selular ke dalam sel, dan
natrium dipompa keluar kemudian disekresikan ke luar tubuh, sehingga kadar natrium
darah dapat diturunkan. Selain itu kunyit juga kaya akan kurkumin yang bersifat anti
oksidan serta tinggi serat, kondisi ini akan mengendalikan konsentrasi LDL dalam
darah sehingga mampu menetralisir kelebihan kolesterol yang merupakan salah satu
pencetus peningkatan tekanan darah. Maka pemberian seduhan kunyit efektif terhadap
penurunan tekanan darah pada lansia hipertensi dengan menyeimbangkan kadar
natrium dan mengendalikan kadar kolesterol darah (Muti, 2017).

11. Prosedur senduhan kunyit


Alat dan bahan
1. Kunyit 200 gr
2. Air 400ml
3. Parutan
Cara membuat :
1.Cuci bersih kunyit dengan air yang mengalir hingga benar-benar bersih

2.Kemudian direbus dengan 400 ml aquades hingga mencapai 200 ml. perebusan
dilakukan dengan 100.
9. Pengertian Senam Lansia

Senam lansia adalah serangkaian gerak atau latihan fisik yang dilakukan
oleh orang lanjut usia untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya. Jenis
aktivitas ini memiliki gerakan yang teratur, terarah, dan terencana, yang
disesuaikan dengan berbagai perubahan tubuh pada lansia.

10. Manfaat Senam Lansia

a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur.


b. Mengontrol kadar gula darah, sehingga bisa terhindar dari diabetes.
c. Membangun kekuatan otot dan tulang, sehingga bisa mencegah
osteoporosis.
d. Meningkatkan kelenturan tubuh.
e. Menjaga keseimbangan dan koordinasi gerak tubuh.
f. Meningkatkan energi.
g. Mengurangi ketegangan dan kecemasan.
h. Meningkatkan kemampuan kognitif.
i. Mencegah depresi.
j. Meningkatkan hubungan sosial

DAFTAR PUSTAKA

Kusyanti., Hasanuddin., & Djufri. (2016). Pemanfaatan Tumbuhan Obat Hipertensi dan
Diabetes mellitus pada Masyarakat Rundeng Kota Subulussalam. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala 1(1), 85-94.

Aliftitah, S., & Oktavianisya, N. (2020). Pengaruh Jalan Kaki 30 Menit Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Sistolik pada Kelompok Lansia di Desa Errabu. Jurnal
KesehatanMesencephalon, 6(1), 11–16
Sumartini, Zulkifli & Adhitya. (2019). Pengaruh senam hipertensi lansia terhadap tekanan
darah lansia dengan hipertensi di Wilayah kerja Puskesmas Cakranegara kelurahan Turida
tahun 2019. Jurnal Keperawatan .

Anda mungkin juga menyukai