Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

“ ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. Y DENGAN STROKE DI


WISMA DAHLIA PANTI SOSIAL PANGUDI LUHUR BEKASI “
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik
Dosen Pengampu : Ns. Musripah, M.Kep.

DI SUSUN OLEH TINGKAT 3A DAN 3B :


KELOMPOK 1
1. Adilah Sal Sabilah (21006)
2. Aditya Sofia Syarif (21008)
3. Andri Apriansyah (21005)
4. Aldi Rohman (21010)
5. Angel Oktavia Simamora (21015)
6. Angelica Theresia Manalu (21016)
7. Artalena Simatupang (21025)
8. Dewa Ayu Putu Deviacita (21031)
9. Diana Pungky (21032)
10.Elly Ekawati (21035)
11.Ervinia Margaretha (21038)
12.Fajrin Nihaya (21040)
13.Fania Nur Azhani (21041)
14.Fanny Yuliana (21042)
15.Iin Dwi Mawarni (21050)
16.Ikasa Nandes Yonanda (21051)
17.Maria Novianti (21124)
18.Nashanda Octavionita (21066)
19.Olivia Alviyani (21069)
20.Reza Muliyana (21078)
21.Sofi Nurulhaq (21086)
22.Tsaniya Meysa Azalia (21097)
23.Vera Listiani (21098)
24.Vhiona Mayang Satriana (21099)
25.Wisnu Dwi Dharmawan (21100)
26.Yarfa Darajati Alamsyah (21101)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


INSTITUT KESEHATAN HERMINA
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa atas rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga makalah yang berjudul “ Asuhan Keperawatan Pada
Ny. Y Dengan Stroke di Wisma Dahlia Panti Sosial Pangudi Luhur Bekasi ” ini
dapat terselesaikan dengan tepat pada waktunya. Tujuan dibuatnya makalah ini,
kami harap dapat menambah pengetahuan kami lebih mendalam mengenai asuhan
keperawatan pada ny. y dengan stroke di wisma dahlia panti sosial pangudi luhur
bekasi, serta para pembaca dapat menambah pengetahuan.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak dapat kami


selesaikan tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Kami
sampaikan rasa syukur dan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu.

Kami ucapkan banyak terimakasih kepada :


1. Ns. Musripah, M.Kep, Selaku Dosen Koordinator dan Dosen Pembimbing
Praktik Mata Kuliah Keperawatan Gerontik.
2. Ns. Edi Gunawan, M.Kep, Selaku Dosen Pembimbing Praktik Keperawatan
Gerontik.

Kami mengetahui bahwa makalah kami masih jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami harapkan adanya kritik dan saran. Semoga makalah ini dapat
memberikan kelancaran tugas kami selanjutnya dan dapat berguna bagi semua
pihak.

Jakarta, 18 Desember 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................i

DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1


1.2 Tujuan Penulisan............................................................................................3
1.3 Manfaat Penulisan..........................................................................................3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4

2.1 Definisi Stroke...............................................................................................4


2.2 Klasifikasi Stroke..........................................................................................5
2.3 Etiologi Stroke...............................................................................................6
2.4 Manifestasi Klinis Stroke..............................................................................6
2.5 Patofisiologi Stroke.......................................................................................7
2.6 Pathway Stroke..............................................................................................9
2.7 Pemeriksaan Penunjang Stroke.....................................................................9
2.8 Penatalaksanaan Stroke................................................................................10
2.9 Komplikasi Stroke........................................................................................11

BAB 3 TINJAUAN KASUS...................................................................................13

3.1 Ilustrasi Kasus...............................................................................................13


3.2 Asuhan Keperawatan.....................................................................................15

BAB 4 PENUTUP...................................................................................................38

4.1 Kesimpulan ...................................................................................................38


4.2 Saran .............................................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................40

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Stroke diketahui sebagai penyebab kematian tertinggi kedua di seluruh
dunia dan penyebab ketiga terjadinya kecacatan. Setiap tahun lima belas juta
orang di dunia mengalami stroke dimana terdapat lima juta orang meninggal
dan lima juta orang mengalami disabilitas. Di Indonesia, berdasarkan data
Riskesdas 2018 prevalensi stroke tertinggi berada di Provinsi Sulawesi Utara
(14,2%) dan terendah berada di Provinsi Papua (4,1%).
Sementara itu di Provinsi Jambi prevalensi stroke sebesar (6,8%). Jika
dilihat dari kelompok umur terhadap kontrol stroke ke fasilitas pelayanan
kesehatan : > 75 tahun sebesar 29,4%, 65-74 tahun sebesar 39,7%, 55-64
tahun sebesar 42,3%. Jika melihat dari data Riskesdas 2018, proporsi kontrol
stroke ke fasilitas kesehatan pada kelompok umur 55-64 tahun mencapai
42,3% dan usia 65-74 tahun mencapai 39,7%. Jika dilihat dari data kelompok
umur di atas penderita stroke mayoritas berada di rentang usia 55 tahun ke
atas.
Dimana menurut Undang-Undang No 13 Tahun 1998 yang termasuk ke
dalam kategori lansia adalah yang berusia 60 tahun ke atas. Studi yang
dilakukan Bejot et al menunjukkan bahwa semakin bertambahnya usia pada
lansia angka kejadian stroke semakin tinggi. Penyakit stroke merupakan
penyebab ketiga kecacatan di dunia akibat gangguan fungsi syaraf yang terjadi
seperti gangguan penglihatan, bicara pelo, gangguan mobilitas, serta
kelumpuhan pada wajah maupun ekstremitas.
Kondisi seperti ini yang menyebabkan penderita stroke memiliki
ketergantungan yang tinggi dalam melakukan aktivitas sehari-hari pada orang
lain. Permasalahan ini tidak hanya berdampak terhadap status kesehatan tetapi
akan mempengaruhi kualitas hidup penderita tersebut dan menambah beban
ekonomi keluarga maupun negara. Jika dilihat dari tingkat ketergantungan
penduduk umur ≥ 60 tahun penyakit stroke memiliki tingkat ketergantungan
sedang (7,10%), tingkat ketergantungan berat (9,43%) dan tingkat
ketergantungan total (13,88%).

1
Dimana penyakit stroke menempati urutan pertama diantara penyakit lain
seperti penyakit jantung, diabetes mellitus, maupun penyakit persendian, Studi
yang dilakukan oleh Tang et al menunjukkan bahwa faktor resiko yang
berhubungan dengan kematian akibat penyakit stroke meliputi jenis kelamin,
usia, tekanan darah yang tinggi, BMI, fungsi kognitif dan nutrisi. Beberapa
studi menunjukkan prevalensi usia penderita stroke berada dalam rentang usia
56-60 tahun dan faktor resiko utama yaitu hipertensi.
Meskipun faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin dan genetic merupakan
faktor yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor seperti hipertensi ataupun BMI
merupakan faktor yang dapat dikendalikan. Hipertensi dapat dikendalikan
dengan mengubah gaya hidup disertai dengan penatalaksanaan farmakologis
maupun non farmakologis. Agar seseorang dapat mengubah gaya hidup
ataupun perilaku kesehatannya menjadi lebih baik, salah satu tindakan yang
dapat dilakukan oleh perawat berupa edukasi atau pendidikan kesehatan.
Edukasi/pendidikan kesehatan merupakan salah satu tindakan mandiri
keperawatan yang dapat ditujukan pada individu, kelompok, maupun
komunitas untuk mengatasi masalah kesehatan ataupun mengubah perilaku
kesehatannya dengan tujuan menciptaan derajat kesehatan seoptimal mungkin.
Lansia yang tinggal dan dirawat di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW)
merupakan bagian dari kelompok yang ada di masyarakat. Usia lanjut
merupakan salah satu faktor resiko seseorang terkena stroke. Edukasi
kesehatan sangat diperlukan bagi lansia agar mereka dapat menerapkan gaya
hidup sehat dan perilaku kesehatan yang baik untuk mencegah terjadinya
penyakit stroke.
Berdasarkan data di atas kelompok kami ingin membuat makalah
keperawatan gerontik “Asuhan Keperawatan Pada Ny. Y Dengan Stroke di
Wisma Dahlia Panti Sosial Pangudi Luhur Bekasi”.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Stroke ?
2. Apa Saja Klasifikasi Stroke ?
3. Apa Saja Etiologi Stroke ?
4. Apa Saja Manifestasi Klinis Stroke ?
5. Bagaimana Patofisiologi Stroke ?
6. Bagaimana Pathway Stroke ?
7. Apa Saja Pemeriksaan Penunjang Stroke ?
8. Bagaimana Penatalaksanaan Stroke ?
9. Apa Saja Komplikasi Stroke ?
10. Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Stroke ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan
mengenai Asuhan Keperawatan Pada Ny. Y Dengan Stroke di Wisma
Dahlia Panti Sosial Pangudi Luhur Bekasi.

2. Tujuan Khusus
1. Untuk Mengetahui Definisi Stroke
2. Untuk Mengetahui Klasifikasi Stroke
3. Untuk Mengetahui Etiologi Stroke
4. Untuk Mengetahui Manifestasi Klinis Stroke
5. Untuk Mengetahui Patofisiologi Stroke
6. Untuk Mengetahui Pathway Stroke
7. Untuk Mengetahui Pemeriksaan Penunjang Stroke
8. Untuk Mengetahui Penatalaksanaan Stroke
9. Untuk Mengetahui Komplikasi Stroke
10. Untuk Mengetahui Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan
Stroke.

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Stroke


Stroke adalah gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak
dengan tanda klinis fokal atau global yang berlangsung lebih dari 24 jam tanpa
tanda-tanda penyebab non vaskuler, termasuk didalamnya tanda-tanda
perdarahan subarakhnoid, perdarahan intraserebral, iskemik atau infark serebri
(Mutiarasari, 2019).
Sedangkan menurut (Hariyanti et al., 2020) stroke atau sering disebut
CVA (Cerebro-Vascular Accident) merupakan penyakit/gangguan fungsi saraf
yang terjadi secara mendadak yang disebabkan oleh terganggunya aliran darah
dalam otak. Jadi stroke adalah gangguan fungsi saraf pada otak yang terjadi
secara mendadak dengan tanda klinis yang berkembang secara cepat yang
disebabkan oleh terganggunya aliran darah dalam otak.
Stroke iskemik/stroke non hemoragik biasanya juga dikenal sebagai infark
serebral karena penyumbatan arteri. Sekitar 80 persen dari stroke adalah
iskemik, karena gangguan pasokan darah. Biasanya disebabkan oleh
penyumbatan pembuluh darah (arteri) di otak. Jika arteri tersumbat, sel-sel
otak tidak bisa mendapatkan oksigen dan nutrisi dan akhirnya akan berhenti
bekerja. Jika arteri tetap tersumbat lebih dari beberapa menit, sel-sel otak
mungkin mati (Silva, dkk. 2014).
Stroke iskemia merupakan akibat yang ditimbulkan secara umum oleh
aterotrombosis pembuluh darah serebral, baik yang besar maupun kecil. Pada
stroke iskemia, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah
arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteri karotis
interna dan dua arteri vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari
lengkung aorta jantung. Suatu ateroma (endapan lemak) terbentuk di dalam
pembuluh darah arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran
darah. Keadaan ini sangat serius karena setiap pembuluh darah arteri karotis
dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak. Endapan

4
lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah
kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil (Furie et al.2019).
Stroke Iskemik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan jaringan otak
yang disebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga mengganggu
kebutuhan darah dan oksigen dijaringan otak (Caplan, 2020).

2.2 Klasifikasi Stroke


Stroke dapat diklasifikasikan/digolongkan menjadi dua jenis, yaitu stroke
iskemik dan stroke hemoragik (Annisa et al., 2022)
1) Stroke Iskemik
Stroke iskemik terdiri dari 3 jenis yaitu :
a. Stroke Trombotik Yaitu jenis stroke yang disebabkan terbentuknya
trombus yang menyebabkan terjadinya penggumpalan.
b. Stroke Embolik Yaitu jenis stroke yang disebabkan oleh karena
tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
c. Hipoperfusion Sistemik Yaitu jenis stroke yang disebabkan
berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya
gangguan denyut jantung.
2) Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik dapat dibagi menjadi dua jenis menurut letaknya, yaitu :
a. Hemoragik intraserebral
Yaitu perdarahan terjadi di dalam jaringan otak. Pendarahan ini
biasanya disebabkan hipertensi yang menyebabkan terjadinya
kerusakan pada dinding pembuluh darah.
b. Hemoragik subaraknoid
Yaitu perdarahan terjadi di ruang subaraknoid (ruang sempit antara
permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak)
(Agromedia, 2013)

5
2.3 Etiologi Stroke
Penyebab stroke iskemik menurut Junaidi (Junaidi, 2011) adalah :
1) Ateroma
Pada stroke iskemik, Penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur arteri
yang menuju otak. Misalnya suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk
di dalam arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah.
Keadaan ini sangat serius karena setiap arteri karotis jalur utama
memberikan darah kesebagian besar otak.
2) Emboli
Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di
dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil. Emboli lemak
terbentuk jika lemak dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam
aliran darah dan akhirnya tersumbat didalam sebuah arteri.
3) Infeksi
Stroke juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan
menyempitnya pembuluh darah yang menuju ke otak. Selain peradangan
umum karena bakteri, peradangan juga bisa dipicu oleh asam urat
(penyebab rematik gout) yang berlebih dalam darah.
4) Obat-obatan
Obat obatan juga dapat menyebabkan stroke, seperti kokain, amfetamin,
epineprin, adrenalin, dan sebagainya dengan jalan mempersempit diameter
pembuluh darah di otak dan menyebabkan stroke. Fungsi obat obatan
diatas menyebabkan kontraksi arteri sehingga diameternya mengecil.
5) Hipotensi
Penurunan tekanan darah yang tiba tiba bisa menyebabkan berkurangnya
aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan.
Stroke bisa terjadi jika tekanan darah rendahnya berat dan menahun.

2.4 Manifestasi Klinis Stroke


Gejala stroke untuk pertama kalinya biasa disebut dengan stroke ringan.
Perbedaan mendasar antara stroke ringan dengan stroke adalah ukuran atau
tingkat keparahan sumbatan yang menghalangi aliran darah ke otak. Pada

6
stroke ringan, sumbatan masih kecil dan belum menyebabkan kerusakan saraf
otak yang permanen. (Putra Agina Widyaswara Suwaryo, 2019). Gejala stroke
ringan bisa membaik dalam hitungan jam. Sedangkan pada stroke, sumbatan
yang terjadi sudah lebih besar atau parah, dan biasanya sudah ada kerusakan
pada saraf otak.
Gejala umum yang terjadi pada stroke yaitu wajah, tangan atau kaki yang
tiba tiba kaku atau mati rasa dan lemah, biasanya terjadi pada satu sisi tubuh.
Gejala lainnya yaitu pusing, kesulitan untuk berbicara atau mengerti
perkataan, kesulitan untuk melihat baik dengan satu mata maupun kedua mata,
kesulitan jalan, kehilangan keseimbangan dan koordinasi, pingsan atau
kehilangan kesadaran, dan sakit kepala yang berat dengan penyebab yang
tidak diketahui (Smeltzer C., 2002).
Gejala stroke iskemik tergantung pada bagian otak yang terpengaruh dan
biasanya muncul secara tiba-tiba. Beberapa gejala yang umum terjadi akibat
stroke iskemik adalah :
a. Lengan atau tungkai sulit diangkat, karena lemas atau mati rasa
b. Salah satu sisi wajah turun akibat otot wajah yang melemah
c. Gangguan bicara atau sulit memahami perkataan orang lain
d. Linglung, pusing, dan sakit kepala berat
e. Gangguan penglihatan pada salah satu atau kedua mata
f. Gangguan keseimbangan dan gerak tubuh

2.5 Patofisiologi Stroke


Faktor pencetus dari Stroke seperti hipertensi,Dm,penyakit jantung dan
beberapa faktor lain seperti merokok, stress, gaya hidup yang tidak baik dan
beberapa faktor seperti obesitas dan kolesterol yang meningkat dalam darah
dapat menyebabkan penimbunan lemak atau kolesterol yang meningkat dalam
darah dikarenakan ada penimbunan tersebut, pembuluh darah menjadi infark
dan iskemik. Dimana infark adalah kematian jaringan dan iskemik adalah
kekurangan suplai O2. Hal tersebut dapat menyebabkan aterosklerosis dan
pembuluh darah menjadi kaku. Aterosklerosis adalah penyempitan pembuluh
darah yang mengakibatkan pembekuan darah di serebral dan terjadi lah Stroke

7
non hemoragik. Pembuluh darah menjadi kaku, menyebabkan pembuluh darah
mudah pecah dan mengakibatkan Stroke.
Dampak dari Stroke yaitu suplai darah ke jaringan serebral non adekuat
dan dampak dari Stroke terdapat peningkatan tekanan sistemik. Kedua
dampak ini menyebabkan perfusi jaringan cerebral tidak adekuat. Pasokan
Oksigen yang kurang membuat terjadinya vasospasme arteri serebral dan
aneurisma. Vasospasme arteri serebral adalah penyempitan pembuluh darah
arteri serebral yang kemungkinan akan terjadi gangguan hemisfer kanan dan
kiri dan terjadi pula infark/iskemik di arteri tersebut yang menimbulkan
masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik.
Aneurisma adalah pelebaran pembuluh darah yang disebabkan oleh otot
dinding di pembuluh darah yang melemah hal ini membuat di arachnoid
(ruang antara permukaan otak dan lapisan yang menutupi otak) dan terjadi
penumpukan darah di otak atau disebut hematoma kranial karena penumpukan
otak terlalu banyak, dan tekanan intrakranial menyebabkan jaringan otak
berpindah / bergeser yang dinamakan herniasi serebral. Pergeseran itu
mengakibatkan pasokan oksigen berkurang sehingga terjadi penurunan
kesadaran dan resiko jatuh. Pergeseran itu juga menyebabkan kerusakan otak
yang dapat membuat pola pernapasan tak normal (pernapasan cheynes stokes)
karena pusat pernapasan respon berlebihan terhadap CO2 yang mengakibatkan
pola napas tidak efektif dan resiko aspirasi (Amin, 2015).

8
2.6 Pathway Stroke

2.7 Pemeriksaan Penunjang Stroke


Pemeriksaan penunjang seperti :
1. Pemeriksaan darah
Tes ini dilakukan untuk mengecek ada atau tidaknya infeksi, kadar gula
darah, risiko pembekuan darah, dan mengetahui keseimbangan elektrolit
dalam darah.
2. CT scan
Untuk mengetahui kondisi otak lebih detail. Selain itu, CT scan juga
membantu dokter mengetahui ada atau tidaknya tumor atau perdarahan
pada otak.
3. MRI
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui gambaran otak pengidap
secara lebih mendetail. Tes ini juga bisa membantu dokter menemukan

9
jaringan pada otak yang mengalami kerusakan karena perdarahan atau
stroke iskemik.
4. Elektrokardiografi
Pemeriksaan yang dilakukan guna mengetahui aktivitas listrik pada organ
jantung. Tes ini dapat membantu dokter menemukan kelainan detak
jantung, adanya indikasi penyakit jantung koroner yang bisa terjadi
bersama penyakit stroke.
5. Ekokardiografi
Pemeriksaan dilakukan guna mendeteksi sumber gumpalan pada jantung
sekaligus mengecek fungsi dari pompa jantung. Sebab, gumpalan dapat
bergeser dari pembuluh darah jantung ke bagian otak yang memicu
terjadinya stroke.

6. USG doppler karotis


Pemeriksaan dilakukan dengan memanfaatkan gelombang suara untuk
menghasilkan gambar aliran darah, di dalam pembuluh arteri karotis di
leher secara lebih mendetail. Tujuannya yaitu mendeteksi adanya plak
atau penumpukan lemak dan keadaan di dalam aliran darah tersebut.

2.8 Penatalaksanaan Stroke


Menurut Tarwoto (2013) penatalaksanaan stroke terbagi atas :
1) Penatalaksanaan umum
a. Pada fase akut
1. Terapi cairan, stroke beresiko terjadinya dehidrasi karena
penurunan kesadaran atau mengalami disfagia. Terapi cairan ini
penting untuk mempertahankan sirkulasi darah dan tekanan darah.
Segera setelah stroke hemodinamik stabil, Setelah fase akut stroke,
larutan rumatan bisa diberikan untuk memelihara hemoestasis
elektrolit, khususnya kalium dan natrium.
2. Terapi oksigen
Pasien stroke iskemik dan hemoragik mengalami gangguan aliran
darah ke otak. Sehingga kebutuhan oksigen sangat penting untuk
mengurangi hipoksia dan juga untuk mempertahankan

10
metabolisme otak. Perjalanan jalan nafas, pemberian oksigen,
penggunaan ventilator merupakan tindakan yang dapat dilakukan
sesuai hasil pemeriksaan analisa gas darah atau oksimetri.
2) Penatalaksanaan peningkatan Tekanan Intra Kranial (TIK), Peningkatan
intra kranial biasanya disebabkan karena edema serebri, oleh karena itu
pengurangan edema penting dilakukan misalnya dengan pemberian
manitol, control atau pengendalian tekanan darah.
 Monitor fungsi pernafasan : analisa gas darah
 Monitor jantung dan tanda-tanda vital, pemeriksaan EKG
 Evaluasi status cairan dan elektrolit
 Kontrol kejang jika ada dengan pemberian anto konvulsan, dan cegah
resiko injuri
3) Fase rehabilitasi
a. Pertahankan nutrisi yang adekuat, Program manajemen bladder dan
bowel, mempertahankan keseimbangan tubuh dan rentang gerak sendi
(ROM), Pertahankan integritas kulit, Pertahankan komunikasi yang
efektif, Pemenuhan kebutuhan sehari-hari, Persiapan pasien pulang.
b. Pembedahan
Dilakukan jika perdarahan serebrum diameter lebih dari 50 ml untuk
dikompresi atau pemasangan pintasan vertikuloperitoneal bila ada
hidrosefalus obstruksi akut
c. Terapi obat
Antihipertensi : katropil, antagonis kalsium
Diuretic : manitol 20%, furosemid
Antikolvusan : fenitoin

2.9 Komplikasi Stroke


Stroke merupakan penyakit yang mempunyai risiko tinggi terjadinya
komplikasi medis, adanya kerusakan jaringan saraf pusat yang terjadi secara
dini pada stroke, sering diperlihatkan adanya gangguan kognitif, fungsional,
dan defisit sensorik. Pada umumnya pasien pasca stroke memiliki

11
komorbiditas yang dapat meningkatkan risiko komplikasi medis sistemik
selama pemulihan stroke.
Komplikasi medis sering terjadi dalam beberapa minggu pertama serangan
stroke. Pencegahan, pengenalan dini, dan pengobatan terhadap komplikasi
pasca stroke merupakan aspek penting. Beberapa komplikasi stroke dapat
terjadi akibat langsung stroke itu sendiri, imobilisasi atau perawatan stroke.
Hal ini memiliki pengaruh besar pada luaran pasien stroke sehingga dapat
menghambat proses pemulihan neurologis dan meningkatkan lama hari rawat
inap di rumah sakit. Komplikasi jantung, pneumonia, tromboemboli vena,
demam, nyeri pasca stroke, disfagia, inkontinensia, dan depresi adalah
komplikasi sangat umum pada pasien stroke (Mutiarasari, 2019).

12
BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1 Ilustrasi Kasus


Ny. Y usia 65 tahun sekarang ini tinggal di panti sosial sentra terpadu PL 1
wisma dahlia. Alamat tinggal pasien di Kramat gang Sentiong pasar Senen.
Alasan masuk panti karena pasien mengatakan semua keluarganya sudah
meninggal, pasien mengatakan sudah bercerai dengan suaminya sehingga
pasien hanya sendiri tidak ada yang mengurus.
Ny. Y mempunyai keluhan saat ini pasien mengatakan saat berjalan jauh
merasa pusing, pasien mengatakan kaki kiri sulit untuk digerakkan. Pasien
mengatakan pasien pernah mengalami stroke kurang lebih 5 tahun yang lalu,
pasien mengatakan jatuh di kamar mandi sehingga kaki kiri sulit digerakkan
dan bicara menjadi sedikit pelo.
Pasien mengatakan mempunyai riwayat hipertensi sejak usia 40 tahun.
pasien juga mengatakan pernah dioperasi katarak pada mata sebelah kiri.
Pasien mengatakan saat ini ia mengkonsumsi amlodipin, hipertensinya
terkontrol minum obat rutin. Pasien mengatakan pernah merokok sejak usia 13
tahun sampai 30 tahun. Pasien mengatakan ibu pasien memiliki riwayat
hipertensi dan ayah pasien mengalami diabetes melitus.
Saat pengkajian didapatkan pasien berpendidikan terakhir SD, masuk panti
pada tanggal 19 September 2021, pasien merupakan suku Sunda dengan
agama Islam dan status perkawinan cerai.
Pasien tampak mengetahui tentang masalah kesehatannya dengan cara
mengurangi konsumsi garam dan minum obat rutin amlodipin setiap hari serta
memeriksa keadaannya di klinik yang ada di panti. Nafsu makan pasien baik,
pasien mengatakan biasa makan 3 kali sehari habis 1 porsi. Pasien mengatakan
minum kurang lebih 1,5 liter sehari. Bab pasien tidak ada masalah dengan
frekuensi satu kali sehari konsistensi padat warna kuning kecoklatan. Pola bak
pasien baik tidak ada keluhan warna urine kuning jernih. Pasien mengatakan
tidak ada masalah mengompol namun pasien pernah sesekali bangun malam
hari untuk bak.

13
Pola aktivitas dan latihan dengan indeks katz didapatkan pasien masuk
kategori A (mandiri dalam adl), dengan bartel pasien masuk kategori
ketergantungan sebagian dengan total 90. Pada pengkajian tekanan darah pada
saat tidur 140/88 mmHg, duduk 130/80 mmHg, berdiri 125/98 mmHg.
Fungsi intelektual utuh, aspek kognitif fungsi mental baik, pasien
mengalami beresiko depresi dengan total nilai benar 7 dan salah 8. Pasien
tampak mampu bersosialisasi dengan baik sikap kepada teman tampak baik.
Tidak ada masalah dalam masalah emosional. Pasien mengatakan iya yakin
dan percaya kepada Allah dan pasien sering mengikuti pengkajian di panti
setiap hari Selasa dan Jumat.
Pemeriksaan fisik didapatkan ku baik, kesadaran kompos mentis dengan
GCS total 15, suhu 36,5 C, tekanan darah 130/80 mmHg denyut nadi 20 kali
per menit. Turgor kulit elastis udem tidak ada. Mobilits aktivitas harian
tampak pasien berjalan dengan alat bantu dan mobilitas sedikit terbatas.
Pada kepala tampak rambut mulai beruban, pendengaran menurun
penglihatan menurun kemampuan menelan masih baik tidak ada masalah
pembesaran kelenjar di leher. Tidak ada kelainan pada bunyi paru jantung,
abdomen dan genetalia.

14

Anda mungkin juga menyukai