Puji Syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa atas rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga makalah yang berjudul “ Asuhan Keperawatan Pada
Ny. Y Dengan Stroke di Wisma Dahlia Panti Sosial Pangudi Luhur Bekasi ” ini
dapat terselesaikan dengan tepat pada waktunya. Tujuan dibuatnya makalah ini,
kami harap dapat menambah pengetahuan kami lebih mendalam mengenai asuhan
keperawatan pada ny. y dengan stroke di wisma dahlia panti sosial pangudi luhur
bekasi, serta para pembaca dapat menambah pengetahuan.
Kami mengetahui bahwa makalah kami masih jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami harapkan adanya kritik dan saran. Semoga makalah ini dapat
memberikan kelancaran tugas kami selanjutnya dan dapat berguna bagi semua
pihak.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
BAB 4 PENUTUP...................................................................................................38
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Dimana penyakit stroke menempati urutan pertama diantara penyakit lain
seperti penyakit jantung, diabetes mellitus, maupun penyakit persendian, Studi
yang dilakukan oleh Tang et al menunjukkan bahwa faktor resiko yang
berhubungan dengan kematian akibat penyakit stroke meliputi jenis kelamin,
usia, tekanan darah yang tinggi, BMI, fungsi kognitif dan nutrisi. Beberapa
studi menunjukkan prevalensi usia penderita stroke berada dalam rentang usia
56-60 tahun dan faktor resiko utama yaitu hipertensi.
Meskipun faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin dan genetic merupakan
faktor yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor seperti hipertensi ataupun BMI
merupakan faktor yang dapat dikendalikan. Hipertensi dapat dikendalikan
dengan mengubah gaya hidup disertai dengan penatalaksanaan farmakologis
maupun non farmakologis. Agar seseorang dapat mengubah gaya hidup
ataupun perilaku kesehatannya menjadi lebih baik, salah satu tindakan yang
dapat dilakukan oleh perawat berupa edukasi atau pendidikan kesehatan.
Edukasi/pendidikan kesehatan merupakan salah satu tindakan mandiri
keperawatan yang dapat ditujukan pada individu, kelompok, maupun
komunitas untuk mengatasi masalah kesehatan ataupun mengubah perilaku
kesehatannya dengan tujuan menciptaan derajat kesehatan seoptimal mungkin.
Lansia yang tinggal dan dirawat di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW)
merupakan bagian dari kelompok yang ada di masyarakat. Usia lanjut
merupakan salah satu faktor resiko seseorang terkena stroke. Edukasi
kesehatan sangat diperlukan bagi lansia agar mereka dapat menerapkan gaya
hidup sehat dan perilaku kesehatan yang baik untuk mencegah terjadinya
penyakit stroke.
Berdasarkan data di atas kelompok kami ingin membuat makalah
keperawatan gerontik “Asuhan Keperawatan Pada Ny. Y Dengan Stroke di
Wisma Dahlia Panti Sosial Pangudi Luhur Bekasi”.
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Stroke ?
2. Apa Saja Klasifikasi Stroke ?
3. Apa Saja Etiologi Stroke ?
4. Apa Saja Manifestasi Klinis Stroke ?
5. Bagaimana Patofisiologi Stroke ?
6. Bagaimana Pathway Stroke ?
7. Apa Saja Pemeriksaan Penunjang Stroke ?
8. Bagaimana Penatalaksanaan Stroke ?
9. Apa Saja Komplikasi Stroke ?
10. Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Stroke ?
2. Tujuan Khusus
1. Untuk Mengetahui Definisi Stroke
2. Untuk Mengetahui Klasifikasi Stroke
3. Untuk Mengetahui Etiologi Stroke
4. Untuk Mengetahui Manifestasi Klinis Stroke
5. Untuk Mengetahui Patofisiologi Stroke
6. Untuk Mengetahui Pathway Stroke
7. Untuk Mengetahui Pemeriksaan Penunjang Stroke
8. Untuk Mengetahui Penatalaksanaan Stroke
9. Untuk Mengetahui Komplikasi Stroke
10. Untuk Mengetahui Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan
Stroke.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah
kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil (Furie et al.2019).
Stroke Iskemik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan jaringan otak
yang disebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga mengganggu
kebutuhan darah dan oksigen dijaringan otak (Caplan, 2020).
5
2.3 Etiologi Stroke
Penyebab stroke iskemik menurut Junaidi (Junaidi, 2011) adalah :
1) Ateroma
Pada stroke iskemik, Penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur arteri
yang menuju otak. Misalnya suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk
di dalam arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah.
Keadaan ini sangat serius karena setiap arteri karotis jalur utama
memberikan darah kesebagian besar otak.
2) Emboli
Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di
dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil. Emboli lemak
terbentuk jika lemak dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam
aliran darah dan akhirnya tersumbat didalam sebuah arteri.
3) Infeksi
Stroke juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan
menyempitnya pembuluh darah yang menuju ke otak. Selain peradangan
umum karena bakteri, peradangan juga bisa dipicu oleh asam urat
(penyebab rematik gout) yang berlebih dalam darah.
4) Obat-obatan
Obat obatan juga dapat menyebabkan stroke, seperti kokain, amfetamin,
epineprin, adrenalin, dan sebagainya dengan jalan mempersempit diameter
pembuluh darah di otak dan menyebabkan stroke. Fungsi obat obatan
diatas menyebabkan kontraksi arteri sehingga diameternya mengecil.
5) Hipotensi
Penurunan tekanan darah yang tiba tiba bisa menyebabkan berkurangnya
aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan.
Stroke bisa terjadi jika tekanan darah rendahnya berat dan menahun.
6
stroke ringan, sumbatan masih kecil dan belum menyebabkan kerusakan saraf
otak yang permanen. (Putra Agina Widyaswara Suwaryo, 2019). Gejala stroke
ringan bisa membaik dalam hitungan jam. Sedangkan pada stroke, sumbatan
yang terjadi sudah lebih besar atau parah, dan biasanya sudah ada kerusakan
pada saraf otak.
Gejala umum yang terjadi pada stroke yaitu wajah, tangan atau kaki yang
tiba tiba kaku atau mati rasa dan lemah, biasanya terjadi pada satu sisi tubuh.
Gejala lainnya yaitu pusing, kesulitan untuk berbicara atau mengerti
perkataan, kesulitan untuk melihat baik dengan satu mata maupun kedua mata,
kesulitan jalan, kehilangan keseimbangan dan koordinasi, pingsan atau
kehilangan kesadaran, dan sakit kepala yang berat dengan penyebab yang
tidak diketahui (Smeltzer C., 2002).
Gejala stroke iskemik tergantung pada bagian otak yang terpengaruh dan
biasanya muncul secara tiba-tiba. Beberapa gejala yang umum terjadi akibat
stroke iskemik adalah :
a. Lengan atau tungkai sulit diangkat, karena lemas atau mati rasa
b. Salah satu sisi wajah turun akibat otot wajah yang melemah
c. Gangguan bicara atau sulit memahami perkataan orang lain
d. Linglung, pusing, dan sakit kepala berat
e. Gangguan penglihatan pada salah satu atau kedua mata
f. Gangguan keseimbangan dan gerak tubuh
7
non hemoragik. Pembuluh darah menjadi kaku, menyebabkan pembuluh darah
mudah pecah dan mengakibatkan Stroke.
Dampak dari Stroke yaitu suplai darah ke jaringan serebral non adekuat
dan dampak dari Stroke terdapat peningkatan tekanan sistemik. Kedua
dampak ini menyebabkan perfusi jaringan cerebral tidak adekuat. Pasokan
Oksigen yang kurang membuat terjadinya vasospasme arteri serebral dan
aneurisma. Vasospasme arteri serebral adalah penyempitan pembuluh darah
arteri serebral yang kemungkinan akan terjadi gangguan hemisfer kanan dan
kiri dan terjadi pula infark/iskemik di arteri tersebut yang menimbulkan
masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik.
Aneurisma adalah pelebaran pembuluh darah yang disebabkan oleh otot
dinding di pembuluh darah yang melemah hal ini membuat di arachnoid
(ruang antara permukaan otak dan lapisan yang menutupi otak) dan terjadi
penumpukan darah di otak atau disebut hematoma kranial karena penumpukan
otak terlalu banyak, dan tekanan intrakranial menyebabkan jaringan otak
berpindah / bergeser yang dinamakan herniasi serebral. Pergeseran itu
mengakibatkan pasokan oksigen berkurang sehingga terjadi penurunan
kesadaran dan resiko jatuh. Pergeseran itu juga menyebabkan kerusakan otak
yang dapat membuat pola pernapasan tak normal (pernapasan cheynes stokes)
karena pusat pernapasan respon berlebihan terhadap CO2 yang mengakibatkan
pola napas tidak efektif dan resiko aspirasi (Amin, 2015).
8
2.6 Pathway Stroke
9
jaringan pada otak yang mengalami kerusakan karena perdarahan atau
stroke iskemik.
4. Elektrokardiografi
Pemeriksaan yang dilakukan guna mengetahui aktivitas listrik pada organ
jantung. Tes ini dapat membantu dokter menemukan kelainan detak
jantung, adanya indikasi penyakit jantung koroner yang bisa terjadi
bersama penyakit stroke.
5. Ekokardiografi
Pemeriksaan dilakukan guna mendeteksi sumber gumpalan pada jantung
sekaligus mengecek fungsi dari pompa jantung. Sebab, gumpalan dapat
bergeser dari pembuluh darah jantung ke bagian otak yang memicu
terjadinya stroke.
10
metabolisme otak. Perjalanan jalan nafas, pemberian oksigen,
penggunaan ventilator merupakan tindakan yang dapat dilakukan
sesuai hasil pemeriksaan analisa gas darah atau oksimetri.
2) Penatalaksanaan peningkatan Tekanan Intra Kranial (TIK), Peningkatan
intra kranial biasanya disebabkan karena edema serebri, oleh karena itu
pengurangan edema penting dilakukan misalnya dengan pemberian
manitol, control atau pengendalian tekanan darah.
Monitor fungsi pernafasan : analisa gas darah
Monitor jantung dan tanda-tanda vital, pemeriksaan EKG
Evaluasi status cairan dan elektrolit
Kontrol kejang jika ada dengan pemberian anto konvulsan, dan cegah
resiko injuri
3) Fase rehabilitasi
a. Pertahankan nutrisi yang adekuat, Program manajemen bladder dan
bowel, mempertahankan keseimbangan tubuh dan rentang gerak sendi
(ROM), Pertahankan integritas kulit, Pertahankan komunikasi yang
efektif, Pemenuhan kebutuhan sehari-hari, Persiapan pasien pulang.
b. Pembedahan
Dilakukan jika perdarahan serebrum diameter lebih dari 50 ml untuk
dikompresi atau pemasangan pintasan vertikuloperitoneal bila ada
hidrosefalus obstruksi akut
c. Terapi obat
Antihipertensi : katropil, antagonis kalsium
Diuretic : manitol 20%, furosemid
Antikolvusan : fenitoin
11
komorbiditas yang dapat meningkatkan risiko komplikasi medis sistemik
selama pemulihan stroke.
Komplikasi medis sering terjadi dalam beberapa minggu pertama serangan
stroke. Pencegahan, pengenalan dini, dan pengobatan terhadap komplikasi
pasca stroke merupakan aspek penting. Beberapa komplikasi stroke dapat
terjadi akibat langsung stroke itu sendiri, imobilisasi atau perawatan stroke.
Hal ini memiliki pengaruh besar pada luaran pasien stroke sehingga dapat
menghambat proses pemulihan neurologis dan meningkatkan lama hari rawat
inap di rumah sakit. Komplikasi jantung, pneumonia, tromboemboli vena,
demam, nyeri pasca stroke, disfagia, inkontinensia, dan depresi adalah
komplikasi sangat umum pada pasien stroke (Mutiarasari, 2019).
12
BAB 3
TINJAUAN KASUS
13
Pola aktivitas dan latihan dengan indeks katz didapatkan pasien masuk
kategori A (mandiri dalam adl), dengan bartel pasien masuk kategori
ketergantungan sebagian dengan total 90. Pada pengkajian tekanan darah pada
saat tidur 140/88 mmHg, duduk 130/80 mmHg, berdiri 125/98 mmHg.
Fungsi intelektual utuh, aspek kognitif fungsi mental baik, pasien
mengalami beresiko depresi dengan total nilai benar 7 dan salah 8. Pasien
tampak mampu bersosialisasi dengan baik sikap kepada teman tampak baik.
Tidak ada masalah dalam masalah emosional. Pasien mengatakan iya yakin
dan percaya kepada Allah dan pasien sering mengikuti pengkajian di panti
setiap hari Selasa dan Jumat.
Pemeriksaan fisik didapatkan ku baik, kesadaran kompos mentis dengan
GCS total 15, suhu 36,5 C, tekanan darah 130/80 mmHg denyut nadi 20 kali
per menit. Turgor kulit elastis udem tidak ada. Mobilits aktivitas harian
tampak pasien berjalan dengan alat bantu dan mobilitas sedikit terbatas.
Pada kepala tampak rambut mulai beruban, pendengaran menurun
penglihatan menurun kemampuan menelan masih baik tidak ada masalah
pembesaran kelenjar di leher. Tidak ada kelainan pada bunyi paru jantung,
abdomen dan genetalia.
14