TAHUN 2021
Oleh :
Kadek Sri Kusumawati
NIM:20089152013
2021
PROPOSAL STUDI KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “K” UMUR 29 TAHUN
DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN PUTU AGUSTINI S.ST. Keb
TAHUN 2021
Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Profesi Bidan (Bd)
Oleh :
Kadek Sri Kusumawati
NIM:20089152013
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang
Maha Esa karena berkat karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan studi kasus
ini dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny “K” Umur 29 Tahun
Di Praktik Mandiri Bidan Putu Agustini, S.ST.Keb Tahun 2021”, sebagai salah
satu syarat untuk meraih gelar profesi bidan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu menyelesaikan studi kasus ini. Ucapan terima kasih penulis
berikan kepada:
1. Dr. Ns. I Made Sundayana, S.Kep., M.Si., sebagai ketua STIKES Buleleng atas
segala fasilitas yang diberikan peneliti dalam menempuh perkuliahan.
2. Kadek Ayu Suarmini, S.ST.,M.Tr.Keb, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan STIKES Buleleng.
3. Putu Sukma Megaputri,S.ST.,M.Kes sebagai pembimbing utama yang telah
memberikan bimbingan sehingga dapat menyelesaikan studi kasus ini tepat
waktu.
4. Indrie Lutfiana, S.ST.,M.H, sebagai pembimbing pendamping yang telah
memberikan bimbingan sehingga dapat menyelesaikan studi kasus ini tepat
waktu.
5. Rekan-rekan Mahasiswa Jurusan profesi bidan Angkatan 2020 atas segala
dukungan, saran dan masukannya.
6. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan proposal ini dan
telah mendoakan demi suksesnya tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal studi kasus ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala kritik dan saran yang
dapat menyempurnakan proposal studi kasus ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
SAMPUL LUAR..................................................................................................................i
SAMPUL DALAM.............................................................................................................ii
HALAMAN PERSTUJUAN..............................................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................iv
KATA PENGANTAR.........................................................................................................v
DAFTAR ISI.....................................................................................................................vii
DAFTAR SINGKATAN..................................................................................................viii
DFTAR TABEL.................................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................4
1.3 Tujuan.......................................................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan.................................................................................................................7
2.2 Persalinan................................................................................................................21
2.3 Nifas........................................................................................................................32
2.4 Bayi Baru Lahir dan Neonatus................................................................................38
2.5 Keluarga Berencana................................................................................................45
2.6 Manajemen Kebidanan............................................................................................48
BAB III TEKNIK PENGAMBILAN KASUS
3.1 Tempat Pengambilan Kasus....................................................................................54
3.2 Waktu Pengambilan Kasus......................................................................................55
3.3 Subyek Studi Kasus.................................................................................................55
3.4 Metode Pengambilan Kasus....................................................................................55
3.5 Etika Pengambilan Kasus........................................................................................58
BAB IV TINJAUAN KASUS
4.1 Data Subyektif........................................................................................................59
4.2 Data Objektif..........................................................................................................64
4.3 Analisa...................................................................................................................66
4.4 Penatalaksanaan.....................................................................................................66
Catatan Perkembangan.................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran-Lampiran
DAFTAR SINGKATAN
BB = Berat Badan
IV = Intra Vena
KB = Keluarga Berencana
KN = Kunjungan Neonatus
KF = Kunjungan Nifas
TD = Tekanan Darah
TT = Tetanus Toksoid
UK = Usia Kehamialan
USG = Ultrasonografi
VT = Vaginal Toucher
BAB I
PENDAHULUAN
Kasus angka kematian ibu selama ini sudah menjadi perhatian badan
kesehatan dunia WHO karena angka kasusnya yang semakin hari terus
dampak negatif yang signifikan pada ibu hamil dan bayi. Hal ini ditemukan
dalam sebuah studi global. Studi yang diterbitkan dalam jurnal Lancent
menemukan, angka kasus bayi lahir dan kematian ibu meningkat hampir
sepertiga kali lipat. Hasil ini ditemukan berdasarkan tinjauan data dari 40
enam kali lipat kasus kehamilan ektopik sepanjang Januari 2020 – Januari 2021.
Kehamilan ektopik merupakan kondii saat sel telur yang dibuahi tumbuh di luar
yang mengancam jiwa, dan menjadi faktor peningkatan angka kematian ibu
(AKI) di dunia.
2021 sebagai negara dengan penduduk terbanyak berdasarkan Biro Sensus AS maupun
terjadinya kasus angka kematian ibu (AKI). Pada tahun 2020 tepatnya disaat pandemi
sedang berada pada kondisi darurat, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia terus
meningkat dibandingkan dengan tahun 2019 lalu yang jumlahnya rata-rata hanya 5
kasus per wilayah provinsi. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, Agus
Kristianto mengatakan bahwa penyebab angka kematian ibu hamil di tahun 2020 ini
metabolik, gangguan emboli atau masuknya cairan ketuban masuk ke pembuluh darah.
Selain faktor yang berhubungan dengan kesehatan ibu hamil itu sendiri,
faktor lain yang mempengaruhi adalah faktor ekonomi. Dimana selama pandemi
perekonomian Indonesia merosot sangat pesat, banyak kepala rumah tangga yang
Mirisnya ketika dalam rumah tangga tersebut terdapat ibu hamil yang mana perlu
penanganan secara insentif dari segi pemeriksaan kesehatan ibu dan anak, kebutuhan
konsumsi yang sesuai dengan saran bidan terkait, serta fasilitas lainnya. Dengan
termasuk Bali. Menurut Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan
Provinsi Bali Nyoman Wiradharma, bahwa dari bulan Januari-Mei 2020, angka
kematian ibu hamil di Bali sebanyak 30 orang. Dari jumlah tersebut, paling banyak
indikasikan karena tenaga kesehatan yang biasanya menangani ibu hamil ragu-ragu
karena menduga setiap pasien ke rumah sakit ada kaitan dengan covid-19. Berdasarkan
data yang diterima dari Dina Kesehatan Kabupaten Buleleng, pada tahun 2015, jumlah
kematian ibu hamil di Bali sebanyak 55 orang, 2016 sebanyak 50 orang, 2017
sebanyak 45 orang, 2018 sebanyak 35 orang, dan 2019 sebanyak 45 orang. Sedangkan
jumlah kematian ibu hamil tahun 2020 Januari – Mei sebanyak 30 orang.
pandemi yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti tertarik meneliti terkait asuhan
1.3 Tujuan
1. Bagi Peneliti
ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir dan kontrasepsi, melatih mahasiswa
agar dapat melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, bayi baru lahir dan kontrasepsi, menambah ilmu dan keterampilan
dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi
dengan asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru
2.1 Kehamilan
2.1.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuhan dari spermatozoa dan
ovum dilanjutkan dengan nidasi dan implantasi. Kehamilan terbagi dalam
3 trimester. Trimester I berlangsung 12 minggu (minggu 1-2), Trimester
II berlangsung 15 minggu (minggu 13-27), Trimester III berlangsung 13
minggu (minggu (28-40) (Rukiah, dkk, 2013).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin,
lamanya hamil normal adalah 280 adalah hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Rukiah, dkk, 2013).
2.1.2 Perubahan Fisik pada Masa Kehamilan
1. Sistem Reproduksi
a. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama karena
pengaruh estrogen dan progesteron yang meningkat. Pada
kehamilan 8 minggu uterus membesar. Minggu pertama istmus
rahim bertambah panjang dan hipermetropi sehingga terasa lebih
lunak (tanda hegar). Pada kehamilan 5 bulan rahim teraba seperti
berisi cairan ketuban, dinding rahim tipis sehingga bagian-bagian
anak dapat diraba melalui dinding perut, terbentuk segmen atas
rahim dan segmen bawah rahim. (Dartiwen, dkk, 2019)
Posisi rahim dalam kehamilan: awal kehamilan ante atau
retrofleksi akhir bulan kedua uterus teraba 1-2 jari di atas simpisis
pubis. Uterus sering berkontraksi tanpa rasa nyeri, konsistensi
lunak, kontraksi ini disebut braxtonhicks, kontraksi ini merupakan
9
3. Sistem Kekebalan
Imunisasi sebagai salah satu cara preventif untuk mencegah
penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh yang harus diberikan
secara terus menerus, menyeluruh, dan dilaksanakan sesuai standar
sehingga mampu memberikan perlindungan kesehatan dan memutus
mata rantai penularan. Pada hakikatnya, kekebalan tubuh dapat
memiliki secara aktif maupun pasif. Keduanya dapat diperoleh secara
alami maupun buatan. Kekebalan pasif yang didapatkan secara alami
adalah kekebalan yang didapatkan secara transplasenta, yaitu antibodi
yang diberikan ibu kandung secara pasif melalui plasenta kepada janin
yang di kandungannya. Semua bayi yang dilahirkan memiliki sedikit
atau banyak antibodi dari ibu kandungnya.
4. Sistem Perkemihan
Progesteron dengan efek relaksan pada serabut-serabut otot polos
menyebabkan terjadinya dilatasi, pemanjangan, dan penekukan ureter
Penumpukan urine terjadi dalam ureter bagian bawah dan penurunan
tonus kandung kemih dapat menimbulkan pengosongan kandung
kemih yang tidak tuntas sehingga sering terjadi pielonefritis (Dartiwen,
dkk, 2019).
Ketidakmampuan untuk mengendalikan aliran urine, khususnya
akibat desakan yang ditimbulkan oleh peningkatan tekanan intra
abdomen dapat terjadi menjelang akhir kehamilan. Keadaan ini
disebabkan oleh penurunan tonus otot pada dasar pangrgul (akibat
progesteron) dan peningkatan tekanan akibat penambahan isi uterus.
Akibat perubahan ini pada bulan-bulan pertama kehamilan, kandung
kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga timbul
sering kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan
bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul (Dartiwen, dkk, 2019).
Pada akhir kehamilan, bila kepala janin turun ke PAP, keluhan
sering kencing akan timbul kembali karena kandung kemih mulai
tertekan. Di samping sering kencing terdapat pula poliuria. Poliuria
disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada
kehamilan sehingga filtrasi di glomerulus juga meningkat sampai
Reabsorbsi di tubulus tidak berubah, sehingga lebih banyak dapat
dikeluarkan urea, glukosa, asam amino, asam folik dalam kehamilan
(Dartiwen, dkk, 2019).
5. Sistem Pencernaan
Pada bulan bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (
nause) sebagai akibat hormon estrogen yang meningkat dan
peningkatan kadar HCG dalam darah, tonus otot traktus digestivus
menurun sehunmotilitas juga berkurang yang merupakan akibat dari
jumlah progesteron yang besar dan menurunnya kadar montalin, suatu
peptida hormon yang diketahui mempunyai efek perangsangan otot-
otot polos. Makan lebih lama dalam lambung dan apa yang telah
dicerna lebih lama berada dalam usus. Hal ini baik untuk reabsorpsi
akan tetapi menimbulkan obstipasi yang memang merupakan salah
satu keluhan utama wanita hamil. Dijumpai pada bulan-bulan pertama
kehamilan gejala muntah lemes, yang biasanya terjadi pada pagi hari
dikenal dengan morning sickness (Dartiwen, dkk, 2019).
Nausea (mual) atau vomitus (muntah) yang terjadi pada awal bulan
kehamilan sering dijumpai dan biasanya ringan. Penyebab yang pasti
belum diketahui tetapi kemungkinan besar keadaan ini merupakan
reaksi terhadap peningkatan kadar hormon. Jika berlangsung melebihi
14 minggu atau bila terjadi hiperemesis, maka morningsickness ini
dianggap sebagai keadaan abnormal dan memerlukan tindakan aktif
(Dartiwen, dkk, 2019).
6. Sistem Muskuloskeletal
Lordosis progresif merupakan gambaran karakteristik pada
kehamilan normal. Untuk mengkompensasi posisi anterior uterus yang
membesar. Lordosis menggeser pusat gravitasi ke belakang pada
tungkai bawah mobilitas sendi sacroiliaka, sacrocoksigealdan sendi
pubis bertambah besar dan karena ini menyebabkan tidak nyaman pada
dinding bagian bawah, khususnya pada akhir kehamilan (Dartiwen,
dkk, 2019).
Berat uterus dan isinya menyebabkan perubahan pada titik pusat
gaya tarik bumi dan garis bentuk tubuh lengkung tulang belakang akan
berubah bentuk untuk mengimbang pembesaran abdomen dan
menjelang akhir kehamilan banyak wanita yang memperhatikan postur
tubuh yang khas (lordosis). Demikian juga jaringan ikat pada
persendian panggul akan melunak dalam mempersiapkan persalinan
(Dartiwen, dkk, 2019)
7. Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya
sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-
pembuluh darah yang membesar pula, mumu dan alat lain yang
memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Volume plasma
puteramulya mengatur pada saat usia kehamilan 10 minggu.
Peribahastata volume maternal berkisar antara 20%-100% selain itu
pada minulloutput akan meningkat dan perubahan terjadi pertandre.
Pada akhir trimester I terjadi palpitasi karena pembesaran ukuran terta
bertambahnya cardiacoutput (Dartiwen, dkk, 2019).
Pada usia kehamilan 16 minggu, menjadi model. Setelah 24 minggu
tekanan darah sedikit demi sedikit naik kembali sebelum aterm.
Perubahan auskultasi mengiring perubahan ukuran dan posisi jantung.
8. Sistem Integumen
Perubahan keseimbangan hormon dan peregangan mekanis
menyebabkan timbulnya beberapa perubahan dalam sistem integumen
selama masa kehamilan. Perubahan yang umum terjadi adalah
peningkatan ketebalan kulit dan lemak sub dermal, hiperpigmentasi,
pertumbuhan rambut dan kuku, percepatan aktivitas kelenjar keringat
dan kelenjar sebasea, peningkatan sirkulasi dan aktivitas. Jaringan
elastis kulit mudah pecah, menyebabkan striaegravidarum
(Dartiwen,dkk, 2019).
Akibat peningkatan kadar hormon estrogen dan progesterone, kadar
MSH pun meningkat, terjadi perubahan deposit pigmen dan
hiperpigmentasi karena pengaruh MSH dan pengaruh kelenjar
suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide
atau alba, areola mamae, papilla mammae, linea nigra, pipi (chloasma
gravidarum), setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang
(Dartiwen, dkk, 2019).
9. Metabolisme
Sistem metabolisme adalah istilah untuk menunjukkan perubah
perubahan kimawi yang terjadi di dalam tubuh untuk pelaksana untuk
pelaksanaan berbagai fungsi vitalnya. Dengan terjadinya kehamilan,
metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, di mana
kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan
memberi ASI.
2.2 Persalinan
2.2.1 Pengertian Persalinan
2. Kala II
Kala pengeluaran. Kala atau fase yang dimulai dari pembukaan
lengkap (10 cm) sampai dengan pengeluaran bayi. Setelah serviks
membuka lengkap janin akan segera keluar. His 2-3 X/ menit lamanya
40-90 detik. His sempurna dan efektif bila koordinasi gelombang
kontraksi sehingga kontraksi simetris dengan dominasi fundus,
mempunyai amplitude, 40-mm air raksa berlangsung 60-90 detik
dengan jangka waktu 2-4 menit dan tonus uterus saat relaksasi kurang
dari 12 mm air raksa. Karena biasanya dalam hal ini kepala sudah
masuk kedalam panggul, maka pada his diraakan tekanan pada otot
otot dasar panggul, yang secara reflokotoris menimbulkan rasa
mengedan. Juga dirasakan tekanan pada rectum dan hendak buang air
besar. Kemudian premium menonjol dan menjadi lebar dengan anus
membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala
janin tampak dalam vulva pada waktu his.
3. Kala III
Kala uri (Kala pengeluaran plasenta dan selaput ketuban).
Setelah bayi lahir, Uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas
pusat. Berapa menit kemudian uterus dan berkontraksi lagi untuk
melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6
sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan
tekanan fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan
pengeluaran darah.
4. Kala IV
Kala atau fase setelah plasenta dan selaput ketuban dilahirkan sampai
2.3 Nifas dengan 2 jam post partum.
2.5.3 Manfaat KB
Menurut Kemenkes RI tahun 2017, ada empat manfaat utama bagi
akseptor mengikuti program keluarga berencana. Manfaat KB untuk ibu
meliputi:
1) Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan karena sudah mempunyai
beberapa anak.
2) Mencegah setidaknya 1 dari 4 kematian ibu.
3) Menjaga kesehatan ibu.
4) Merencanakan kehamilan lebih terprogram. Selain manfaat KB untuk
ibu, KB juga bermanfaat untuk anak, yaitu:
a. Mengurangi resiko kematian bayi.
b. Mencegah bayi kekurangan gizi.
c. Kebutuhan ASI eksklusif selama 6 bulan relatif dapat terpenuhi.
d. Mendapatkan kualitas kasih sayang yang lebih maksimal.
Selain manfaat KB untuk ibu dan anak, KB juga bermanfaat untuk
keluarga, manfaatnya yaitu: Meningkatkan kesejahteraan keluarga dan
harmonisasi keluarga lebih terjaga.
1) Wawancara
Wawancara dilakukan langsung kepada ibu, suami dan orang tua ibu.
Pada kunjungan pertama kehamilan sebagai pengkajian data awal meliputi
biodata, keluhan ibu, riwayat kesehatan ibu dan keluarga, riwayat haid,
riwayat pernikahan, riwayat obstetri lalu dan sekarang, riwayat keluarga
berencana, pola kebiasaan sehari-hari, serta riwayat psiko, social dan
budaya.
2) Observasi
Observasi dilakukan bertujuan untuk mengetahui kondisi fisik secara
umum dari pasien ibu hamil yang akan diasuh secara komprehensif seperti
keadaan umum, suhu, nadi, respirasi, berat badan, lila serta tinggi badan
ibu. Observasi dilakukan pada setiap kunjungan dalam bentuk pemeriksaan
kepada ibu melalui inspeksi, palpasi, auskultasi maupun perkusi serta pada
kunjungan pertama kehamilan didukung dengan adanya pemeriksaan
penunjang yaitu pemeriksaan laboratorium seperti cek kadar Hb, reduksi
dan albumin.
a. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik digunakan untuk mengetahui keadaan fisik
pasien secara sistematis dengan cara :
a) Inspeksi adalah memeriksa dengan melihat dan mengingat.
Inspeksi merupakan metode observasi yang digunakan dalam
pemeriksaan fisik. Inspeksi yang merupakan langkah pertama
dalam memeriksa seorang pasien atau bagian tubuh meliputi
:“general survey” dari pasien. General survey merupakan bagian
penting dan dilakukan pada permulaan pemeriksaan fisik. Bahkan
ada beberapa pemeriksaan general survey yang dilakukan sebelum
anamnesis, seperti mengamati cara berjalan pasien, ekspresi wajah,
tingkat kesadaran dan lain-lain (Rahmawati, 2017).
b) Palpasi dilakukan untuk menentukan besarnya Rahim dengan
menetukan usia kehamilan serta menentukan letak anak dalam
Rahim. Pemeriksaan secara palpasi dilakukan dengan
menggunakan metode leopod, yakni leopod I digunakan untuk
menentukan usia kehamilan dan bagian apa yang ada di fundus,
leopod II digunakan untuk menentukan letak punggung anak dan
letak bagian kecil pada anak, leopod III digunakan untuk
menentukan bagian apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah
bagian anak sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul
dan leopod IV digunakan untuk menentukan apa yang menjadi
bagian bawah dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut ke
dalam rongga panggul ibu (Rahmawati, 2017).
c) Perkusi merupakan teknik pemeriksaan dengan mengetuk jari
bagian tubuh klien yang akan dikaji untuk membandingkan bagian
kiri dengan kanan.
d) Pada pemeriksaan fisik ibu hamil dengan cara auskultasi umumnya
menggunakan funduskup dan dopler untuk mendengarkan bunyi
jantung janin.
b. Alat Penunjang
a) Timbangan berat badan
b) Alat pengukur tinggi badan
c) Stetoskop
d) Thermometer
e) Metelin
f) Pita LILA
g) Funduskup atau Doppler
h) Sarung tangan
i) Jam tangan
3) Studi Dokumentasi
Peneliti mengumpulkan data dengan metode dokumenasi yaitu dengan
pengumpulan data berdasarkan dokumen-dokumen yang ada atau arsip-
arsip resmi. Dokumen yang dimaksud dapat berupa buku KIA, register ibu
hamil dan hasil pemeriksaan penunjang seperti hasil USG serta
pemeriksaan laboratorium.
Nama : Ny “K” JK :P
P:
Profile Kesehatan Provinsi Bali. (2019). Profile Kesehatan Provinsi Bali. Persepsi
Masyarakat Terhadap Perawatan Ortodontik Yang Dilakukan Oleh Pihak
Non Profesional, 53(9), 1689–1699.
Purnami, D. (2016). AKI Kehamilan. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2(2), 279–286.
Purwoastuti, M. dan. (2016). Pengertian Persalinan. Persalinan Normal Yang Terjadi
Pada Kehamilan Aterm.
Rahayu. (2016). Cara Kerja KB suntik 3 Bulan. Cara Kerja Pengguna KB Suntik
3 Bulan.
Rismalinda. (2015). Kunjungan Ante Natal Care. Standar Minimal Kunjungan
Ante Natal Care.
Rukiah, D. (2013). Masa Kehamilan. Penyatuhan Dari Spermatozoa Dan
Ovum Dilanjutkan Dengan Nidasi Dan Implantasi.
Sinta B. (2019). Standar Kunjungan Neonatus. Standar Minimal Kunjungan
Ulang Bayi Baru Lahir.
Sugeng Jitowiyono. (2019). Indikasi pada pengguna suntik DMPA. Yang
Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan.
Sukarni dan Margareth. (2013). Pengertian Masa Nfas. Kelahiran Bayi
Dan Pengeluaran Plasenta.
Sulistyawati. (2011). Pengukuran Tinggi Fundus Uteri. Pengukuran TFU Menurut
per 3 Jari.
Susiana, S. (2019). Angka Kematian Ibu : Faktor Penyebab Dan Upaya
Penanganannya. Kualitas Pelayanan 2 Kesehatan Ibu Yang Belum
Memadai, Kondisi Ibu Hamil Yang Tidak Sehat Dan Faktor Determinan
Lainnya.
Tresnawati. (2013). Pengertian KB. Pelayanan Kesehatan Preventif.
Varney. (1997). Manajemen Kebidanan. Pengambilan Suatu Keputusan
Yang Berfokus Pada Klien.
Walyani. (2015a). Pengukuran Tinggi rahim. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (Cm).
Walyani. (2015b). Perubahan Psikologis Pada Masa Nifas. Fase – Fase Yang Akan
Dialami Oleh Ibu Pada Masa Nifas.
Walyani. (2015c). Peubahan Fisik Pada Masa Nifas. Perubahan Fisiologis Masa
Nifas.
Walyani. (2017a). jadwal pelaksanaan neonatus dan nifas.
Walyani. (2017b). Standar Kunjungan Masa Nifas. 3 Kali Kunjungan Masa Nifas.
Walyani dan Purwoastuti. (2015). Pengertian Nifas. Pengertian Masa Nifas Dari
Keluarnya Plasenta Hingga Alat-Alat Reproduksi Pulih Kembali Seperti
Sebleum Hamil.
Yuliana. (2015). Pengertian Kehamilan. Proses Kehamilan Sampai Melahirkan
Dengan Aman Dan Nyaman.
Yulistiana. (2015). Pengertian Kehamilan. Federasi Obstetri Ginekologi
Internasional.