A. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan data penelitian dan pembahasan mengenai Hubungan
Kontak Erat penderita TBC Dengan Angka Kejadian TBC Anak Di Wilayah
B. Analisa Univariat
variabel, baik variabel independen (kontak erat) maupun variabel dependen (kejadian
TBC anak).
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Kontak Erat dengan Penderita TBC pada anak
PKM Tanjungkerta 2020
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat 90 % Anak yang menderita TBC telah
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Hasil BTA (+) Pada Dewasa
PKM Tanjungkerta 2020
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat 86,7 % hasil BTA (+) pada dewasa yang
positif.
C. Analisa Bivariat
Pada analisa bivariat terlebih dahulu dilakukan tabulasi silang data antara variabel
independen dan variabel dependen, dengan menggunakan uji statistik Chi Square.
Tabel 4.3
Hubungan Kontak Erat penderita TBC dengan angka kejadian TBC anak di wilayah
puskesmas tanjungkerta tahun 2020
Kejadian TBC Anak Di Wilayah Puskesmas Tanjungkerta Tahun 2020., 82 % ada kontak erat
Dari hasil statistik didapatkan bahwa nilai uji Chi Square dengan nilai P-Value = 0,004
dengan alpha 0,05 berarti P-value < dari alpha sehingga dapat disimpulkan ada Hubungan
Kontak Erat penderita TBC Dengan Angka Kejadian TBC Anak Di Wilayah Puskesmas
D. Pembahasan
a. Analisa Univariat
penderita (Notoatmodjo,1993).
Dari hasil analisis univariat penelitian ini sejalan dengan journal indah
anak dapat dipengaruhi juga oleh riwayat kontak dengan penderita TB dewasa
yang selalu berhubungan dengan anak baik langsung maupun tidak langsung
batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan
dahak . penularan didefinisikan identik sebagai strain TB, terjadi lebih sering
pada individu yang tinggal serumah, ditemukan 55% rumah tangga setidaknya
ada satu individu yang memiliki strain yang tidak dimiliki oleh anggota rumah
tangga lain, ini menunjukkan bahwa penularan dari luar rumah. Penelitian
memiliki risiko 42 kali lebih besar untuk terinfeksi TB dibanding dengan yang
b. Analisa Bivariat
Didapatkan dari hasil analisa data tentang Kontak Erat penderita TBC Dengan
Dari hasil statistik didapatkan bahwa nilai uji Chi Square dengan nilai P-Value
= 0,004 dengan alpha 0,05 berarti P-value < dari alpha sehingga dapat disimpulkan ada
Hubungan Kontak Erat penderita TBC Dengan Angka Kejadian TBC Anak Di Wilayah
Hasil penelitian ini sejalan dengan jounal Indah Purnamaningsih (2018) bahwa
anak yang memiliki riwayat kontak erat dengan penderita TBC BTA+ memiliki resiko
15 kali lebih besar untuk terkena TBC di bandingkan dengan yang tidak memiliki
kontak erat dengan penderita TBC, dari hasil analis bivariate didapat P-Value 0,001
sehingga ada hubungan yang bermaksa kontak erat dengan kejadian TBC pada anak.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan (Febrian,2015) Riwayat kontak adalah
dipengaruhi juga oleh riwayat kontak dengan penderita TB dewasa yang selalu
berhubungan dengan anak baik langsung maupun tidak langsung Sumber penulara
adalah pasien TB BTA positif , pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan
kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak penularan didefinisikan identik sebagai
strain TB, terjadi lebih sering pada individu yang tinggal serumah, ditemukan 55%
rumah tangga setidaknya ada satu individu yang memiliki strain yang tidak dimiliki oleh
anggota rumah tangga lain, ini menunjukkan bahwa penularan dari luar rumah.
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang memiliki nkontak dengan TB dewasa aktif
memiliki risiko 42 kali lebih besar untuk terinfeksi TB dibanding dengan yang tidak
Penelitian lain juga menyatakan bahwa anak yang pernah kontak dengan orang
dewasa yang menderita TB BTA positif atau suspek yang diduga menjadi sumber
penular mempunyai risiko 3,91 kali lebih besar menderita TB, dibandingkan dengan
memiliki risiko TB, akan memiliki risiko sama tingginya untuk mengidap TB.
penderita TB dewasa dan orang dewasa yang menderita TB paru dengan kavitas (lubang
pada paru-paru). Kasus seperti ini sangat infeksius dan dapat menularkan penyakit
melalui batuk, bersi dan percakapan. Semakin sering dan lama kontak, makin besar pula
kemungkinan terjadi penularan. Sumber penularan bagi bayi dan anak yang disebut
kontak erat adalah orang tuanya , orang serumah atau orang yang sering berkunjunng
dahaknya. Pada waktu batuk atau bersin , pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk percikan dahak (droplet nuclei/percikan renik). Infeksi terjadi apabila seseorang
menghirup udara yang mengandung percikan dahak yang infeksius. Sekali batuk dapat
menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak yang mengandung kuman sebanyak 0-3500
Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang
di keluarkan dari parunya. Semakin tinggi derajad positif hasil pemeriksaan dahak,
maka makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif maka
ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut
(Depkes RI, 2003). Ahli lain mengatakan bahwa transmisi dari bakteri penyebab TB
tersebut adalah dari manusia ke manusia ( kecuali pada M. Bovis). Bentuk kontaminasi
lain yang lebih jarang terjadi adalah kontaminasi pada petugaslaboratorium yang
menangani biakan bakteri dari sputum penderita, selain itu pada beberapa kasus juga
dan anak (TB milier ). TB anak adalah Penyakit TB yang terjadi pada umur 0-14 tahun
bakteri TB. Anak-anak paling sering terinfeksi TB oleh kontak terdekat, seperti anggota
keluarga. Anak-anak dapat menularkan penyakit TB pada semua tingkat usia. Usia
yang paling sering terjangkit penyakit TB adalah antara 1 sampai 4 tahun. Anak bisa
mengalami sakit TB segera setelah terinfeksi bakteri TB atau di kemudian hari ketika
berkembangbiak di dalam tuuh. Jika tidak iobati kuman TB akan terus menetap di
dalam tubuh seumur hidu dan memungkinkan untuk menginfeksi anak-anak mereka