PROPOSAL PENELITIAN
TANTI NIATI
NIM. P0722020035
PROPOSAL
PENELITIAN
Disusun dan diajukan oleh:
TANTI NIATI
NIM P0722020035
Ns. Parellangi, S. Kep., M. Kep., MH. Ns. Edi Purwanto, SST., M.Kes.
NIP. 197512152002121004 NIP. 198104142003121002
Mengetahui,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL PENELITIAN
Disusun dan diajukan oleh:
TANTI NIATI
NIM P07220214014
Penguji I
Hj. Umi Kalsum,S.Pd. M.Kes
(NIP. 196508251985032001) ..............................................
Penguji II
Ns. Parrellangi, S.Kep., M.Kep., M.H.
(NIP. 197512152002121004) ..............................................
Penguji III
Ns. Edi Purwanto, SST., M. Kes
(NIP. 198104142003121002) ..............................................
Mengetahui,
III
SURAT PERNYATAAN
Tanti Niati
KATA PENGANTAR
IV
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan proposal penelitian ini. Penulisan proposal ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk melakukan penelitian.
Proposal ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. DR. H. Supriadi, S.Kep., M.Kep selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kaltim.
2. dr.Nurul Fathoni,M.Kes selaku Direktur Utama PT.Kaltim Medika Utama.
3. dr.Dina Lailani selaku Direktur RS Pupuk kaltim Bontang.
4. Umi Kalsum, S.Pd.,M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Kaltim dan selaku ketua tim penguji.
5. Ns. Parellangi, S.Kep,. M.Kep,. MH selaku Ketua Program Studi D-IV Keperawatan
dan selaku Dosen Pembimbing pertama yang telah memberikan bimbingan dan arahan
pada penulis dalam penyelesaian proposal penelitian.
6. Ns. Edi Purwanto,SST,.M.Kes selaku Dosen Pembimbing kedua yang telah
memberikan bimbingan dan perbaikan sehubungan dengan penulisan proposal
penelitian.
7. Agus Indra selaku Kasi Rawat Jalan RS Pupuk Kaltim Bontang.
8. Staf dosen dan staf pendidikan Poltekkes Kemenkes Kaltim.
9. Kepada seluruh staf perpustakaan Poltekkes Kemenkes Kaltim yang telah memberikan
bantuan baik secara langsung atau tidak, sehingga penulisan proposal ini dapat
diselesaikan.
10. Kepada orang tua, suami dan anak-anak karena do’a dan semangat yang mereka
berikan sehingga penulis dapat melakukan aktivitas termasuk penyusunan dan
penulisan proposal ini dapat terselesaikan.
11. Kepada seluruh sahabat saya yang telah memberikan support sehingga proposal ini
dapat terselesaikan.
Penulisan proposal ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis membutuhkan
kritik yang membangun demi kesempurnaan proposal ini.
V
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Proposal ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu berikutnya.
Tanti Niati
VI
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................................iii
SURAT PERNYATAAN................................................................................................iv
KATA PENGANTAR......................................................................................................v
DAFTAR ISI..................................................................................................................vii
DAFTAR TABEL...........................................................................................................ix
BAGAN.............................................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................5
D. Manfaat Penelitian...............................................................................................6
E. Keaslian Penelitian...............................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................10
A Konsep Lansia....................................................................................................10
B Hipertensi............................................................................................................16
C Kepatuhan Minum Obat....................................................................................37
D Motivasi( pengertian-Pengukuran)...................................................................45
E Dukungan Keluarga...........................................................................................50
F Kerangka Teori..................................................................................................57
G Kerangka konsep................................................................................................58
H Hipotesis Penelitian............................................................................................58
BAB III METODE PENELITIAN................................................................................60
A. Rancangan Penelitian.........................................................................................60
B. Populasi dan Sampel..........................................................................................60
C. Waktu dan Tempat Penelitian...........................................................................62
D. Definisi Operasional...........................................................................................62
E. Instrumen Penelitian..........................................................................................64
F. Uji Validitas dan Realibilitas.............................................................................66
G. Teknik Pengumpulan Data...............................................................................66
H. Teknik Analisa Data...........................................................................................68
I. Jalannya Penelitian............................................................................................72
VII
J. Etika penelitian...................................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................79
VIII
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
IX
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
X
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lansia (lanjut usia) merupakan bagian dari proses tumbuh kembang dari
bayi, anak-anak, dewasa, dan menjadi tua, hal ini normal, dengan perubahan fisik
dan tingkah laku yang dapat dilihat pada saat mencapai tahap perkembangan
proses alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan menjadi tahap akhir
dalam siklus hidup manusia (Lilik, 2011). Lansia akan mengalami penurunan
fungsi tubuh akibat perubahan fisik, psikososial, kultural, dan spiritual (Herlinah,
berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya (Ariyani, 2013). Lansia
akan mengalami perubahan pada fungsi tubuh yang menyebabkan perubahan pada
pembuluh darah. Lansia yang tidak bisa mengalami perubahan secara fisiologis
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan diastolik lebih dari 90 mmHg yang terjadi karena menurunnya elastisitas arteri
pada proses menua, pada dua kali pengukuran selang waktu lima menit dalam
1
2
mengemukakan bahwa Hipertensi terjadi bila tekanan darah lebih dari 160/95
persisten (Hairunisa, 2013). Hipertensi merupakan penyakit kronis yang tidak bisa
jangka panjang, untuk itu kepatuhan dalam mengkonsumsi obat sangat penting
tujuannya untuk menjaga tekanan darah tetap terkontrol (Mursiany et al., 2013).
dalam pengobatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan (Hairunisa et al., 2013).
Kepatuhan minum obat anti Hipertensi dilihat dari pasien Hipertensi yang
(Triguna & Sudhana, 2013). Tujuan pemberian obat anti Hipertensi secara rutin
agar obat ini selalu berada dalam sirkulasi darah untuk melakukan fungsinya yaitu
Gunawan, 2016). Untuk mencapai target tekanan darah pada pasien Hipertensi
seseorang akan melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu . Segala
3
sesuatu yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan pengobatan, salah satunya
terhadap penderita yang sakit. Faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat
keluarga berhubungan dengan kepatuhan pasien dalam minum obat dan tekanan
1,13 Miliar orang di dunia menyandang Hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia
tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena
Hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 10,44 juta orang meninggal akibat
pada tahun 2013. Terdapat 76 kejadian Hipertensi yaitu 34,1%. Angka tersebut
lebih tinggi dibandingkan tahun 2013 yang menyentuh angka prevalensi 25,8%.
penduduk usia ≥18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di Kalimantan Selatan (44.1%),
Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54
yang terdiagnosis Hipertensi tidak minum obat serta 32,3% tidak rutin minum
obat.
Menurut hasil sensus penduduk di Indonesia tahun 2014 jumlah lansia ada
18.781.000 jiwa. Jumlah lansia di Kalimantan Timur tahun 2015 berdasarkan data
BPS sebesar 3.983.203 jiwa. Jumlah lansia di Kota Bontang tahun 2015
berdasarkan data BPS sebanyak 98.121 jiwa. Jumlah lansia dengan Hipertensi
tahun 2020 sebanyak 98 lansia. Dari pengamatan penulis dan wawancara langsung
dengan pasien, 6 dari 10 pasien mengatakan tidak rutin mengonsumsi obat karena
kurangnya perhatian dari keluarga dan keluarga tidak mengingatkan waktu minum
obat.
banyaknya penderita Hipertensi lansia yang tidak minum obat secara teratur, maka
dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat Pasien Hipertensi Pada
B. Rumusan Masalah
hubungan antara motivasi dan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat
pasien Hipertensi pada lansia di Unit Rawat Jalan RS Pupuk Kaltim Bontang? ”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
kepatuhan minum obat penderita Hipertensi pada lansia di Unit Rawat Jalan
RS Pupuk Kaltim.
2. Tujuan Khusus
dan lama pengobatan) pasien Hipertensi pada lansia di Unit Rawat Jalan
Hipertensi pada lansia di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Pupuk Kaltim.
pasien Hipertensi pada lansia di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Pupuk
Kaltim.
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
dengan kasus Hipertensi dan sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya
2. Praktis
b. Responden
c. Peneliti Selanjutnya
d. Keluarga
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Lansia
1. Pengertian
Lansia adalah seseorang yang memiliki usia lebih dari atau sama
dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan.
Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui
tiga tahap kehidupan yaitu anak, dewasa dan tua (Nugroho, 2006 dalam
Kholifah, 2016).
Lansia merupakan tahap akhir dari proses penuaan. Proses menjadi tua
akan dialami oleh setiap orang. Masa tua merupakan masa hidup manusia
yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang akan mengalami kemunduran
10
fisik, mental dan social secara bertahap sehingga tidak dapat melakukan
kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang
(Kholifah, 2016)
2. Batasan Lansia
e. Lansia sangat tua (very old), yaitu kelompok usia lebih dari 90 tahun.
khas atau unik. Bahkan pada sisi tertentu sering tidak mudah dikenali
Namun demikian, studi gerontology juga melihat aspek psikologi dan sosial,
seperti Indonesia. Hanya ada sebagian dari puskesmas yang memiliki layanan
pada lansia dalam bentuk klinik geriatri atau posyandu lansia. Padahal jumlah
tinggi, kolesterol dan gula di atas normal, dan radang persendian merupakan
manusia, tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan, sosial
a. Perubahan Fisik
terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang
tidak jelas, sulit dimengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas 60
tahun.
2) Sistem Intergumen
dan berkerut. Kulit akan kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan
3) Sistem Muskuloskeletal
4) Kartilago
5) Tulang
6) Otot
7) Sendi
ikat.
kapasitas total paru tetap, tetapi volume cadangan paru bertambah untuk
4) Sistem perkemihan
5) Sistem saraf
15
6) Sistem reproduksi
ovary dan uterus. Terjadi atropi payudara. Pada laki-laki testis masih
berangsur-angsur.
7) Perubahan Kognitif
b) IQ (Intellegent Quocient)
g) Kebijaksanaan (Wisdom)
h) Kinerja (Performance)
i) Motivasi
Menurut peneliti, lansia adalah seseorang yang telah berumur diatas 60 tahun
dan telah mengalami penurunan beberapa fungsi tubuh. Fungsi Kognitif dapat
didefinisikan sebagai suatu proses dimana semua masukan sensoris (taktil, visual
16
dan auditorik) akan diubah, diolah, disimpan dan selanjutnya digunakan untuk
kualitas pengetahuan yang dimiliki seseorang. Modalitas dari kognitif terdiri dari
dan mengulang kembali informasi yang diperoleh yang terdiri dari 3 tahap. Tahap
suatu catatan permanen dari informasi yang telah dilakukan encoding. Tahap yang
ketiga yaitu retrieval merupakan suatu fungsi memanggil kembali informasi yang
telah disimpan untuk interpretasi dari suatu aktivitas (Satyanegara et al, 2010).
Neurology fungsi memori secara garis besar dibagi menjadi 3 kategori yaitu, short
baru misalnya pada saat kita mengingat nomor telepon baru. Kategori kedua
adalah long term memory adalah kemampuan seseorang dalam mengingat perihal
yang pernah kita pelajari atau dapat pada masa lampau, misalnya kemampuan
17
mengingat nama teman masa kecil. Kategori ketiga adalah working memory yaitu
fungsi pengerjaan dua aktivitas secara sekaligus misalnya saat kita melakukan
penghitungan terhadap pembagian angka, kita harus menyimpan satu angka hasil
dan pada waktu yang bersamaan kita melakukan penghitungan terhadap angka
yang lain. Ketiga fungsi memori tersebut akan terpengaruhi fungsinya pada proses
berkomunikasi antara satu orang dengan yang lainnya. Bila terdapat gangguan
dalam hal ini, akan mengakibatkan hambatan yang cukup besar bagi penderita.
(serak), disprosodi (gangguan irama bicara), apraksia oral, afasia, aleksia atau
orientasi seseorang terhadap orang lain, waktu, dan tempat (Satyanegara et al,
yang dihadapi, dapat diperiksa dengan mengulangi 7 angka yang kita pilih secara
acak untuk diucapkan kembali atau mengetukkan jari diatas meja sesuai angka
salah satu fungsi kognitif yang penting, dimana seseorang memiliki kemampuan
untuk mengambil keputusan, misalnya untuk menentukan tindakan apa yang perlu
mampu menginterpretasi pepatah ada gula ada semut, atau kemampuan seseorang
19
2010).
B. Hipertensi
1. Pengertian
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari
jantung dan memompa keseluruh jaringan dan organ–organ tubuh secara terus–
menerus lebih dari suatu periode (Irianto, 2014). Hal ini terjadi bila arteriol–
sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg
manula, Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik 160 mmHg dan
Paru dan Darah memperkirakan separuh orang yang menderita Hipertensi tidak
sadar akan kondisinya. Penyakit Hipertensi ini diderita, tekanan darah pasien
peningkatan tekanan darah sistol diatas 140 mmHg dan diastole diatas 90
mmHg.
2. Etiologi
1) Genetik
beresiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini. Faktor genetik ini tidak
darah tinggi.
darah meningkat faktor ini tidak dapat dikendalikan serta jenis kelamin
3) Diet
Hipertensi, diabetes, serta orang dengan usia yang tua karena jika garam
akan menahan cairan lebih banyak dari pada yang seharusnya didalam
volume darah seseorang atau dengan kata lain pembuluh darah membawa
Tekanan darah yang besar dan kuat ini menyebabkan seseorang menderita
Hipertensi.
2000 mg atau setara dengan satu sendok teh. Perlu diingat bahwa
sejak dini akan membebaskan anda dari komplikasi yang bisa terjadi.
4) Berat badan
Hipertensi.
5) Gaya hidup
23
hidup sehat dengan menghindari faktor pemicu Hipertensi itu terjadi yaitu
dalam waktu sehari dan dapat menghabiskan berapa putung rokok dan
darah pasien dalam batas stabil dan pelihara gaya hidup sehat penting
b. Hipertensi sekunder
darah karena suatu kondisi fisik yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal
(renal hypertension).
pembuluh darah utama penyuplai darah ke kedua organ ginjal. Bila pasokan
24
meningkatkan tekanan darah serta ganguan yang terjadi pada tiroid juga
volume intravaskuler, luka bakar, danstress karena stres bisa memicu sistem
pembuluh darah.
3. Klasifikasi
Menurut WHO (2013), batas normal tekanan darah adalah tekanan darah
sistolik kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik kurang dari 80
mmHg. Seseorang yang dikatakan Hipertensi bila tekanan darah sistolik lebih
dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Berdasarkan The
dan Hipertensi sekunder (Smeltzer dan Bare, 2012, Udjianti, 2010). Hipertensi
Dari 90% kasus Hipertensi merupakan Hipertensi primer. Beberapa faktor yang
jenis kelamin, usia, diet, berat badan, gaya hidup. Hipertensi sekunder adalah
peningkatan tekanan darah karena suatu kondisi fisik yang ada sebelumnya
seperti penyakit ginjal atau gangguan tiroid. Dari 10% kasus Hipertensi
4. Patofisiologi
26
terletak di vasomotor, pada medulla diotak. Pusat vasomotor ini bermula jaras
saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna
dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Padila, 2013). Meski etiologi
Hipertensi masih belum jelas, banyak faktor diduga memegang peranan dalam
genesis Hipertensi seperti yang sudah dijelaskan dan faktor psikis, sistem saraf,
(Padila, 2013).
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
5. Penatalaksanaan Hipertensi
a. Pengaturan diet
tersebut. Meningkatkan konsumsi ikan, terutama ikan yang masih segar yang
(Syamsudin, 2011).
tetapi tidak mengontrol dan merubah gaya hidup menjadi lebih baik maka
badan ideal dengan munggurangi asupan lemak berlebih atau kalori total.
mengontrol tekanan darah dalam batas normal. Perbanyak buah dan sayuran
c. Menejemen Stres
dengan olahraga teratur membuat badan lebih rileks dan sering melakukan
1) Scan tubuh.
2) Meditasi pernafasan.
3) Meditasi kesadaran.
5) Senam yoga.
7) Olahraga.
8) Terapi musik.
d. Mengontrol kesehatan
untuk rutin memeriksakan diri sebelum timbul komplikasi lebih lanjut. Obat
penting untuk menjaga tekanan darah pasien dalam batas normal dan untuk
e. Olahraga teratur
bersifat isometris (latihan berat) latihan yang dimaksud yaitu latihan ringan
d) Mulai pengobatan dengan suatu obat dosis rendah (jika tekanan darah
antiHipertensi.
e) Mulai dengan satu obat juga bisa mengobati dan atau tidak
mengganggu suatu kondisi yang ada contoh obat yang bisa digunakan
diltiazem, nifedipin).
f) Tambahkan obat kedua dari kelas obat yang berbeda (pelengkap) jika
tambahan.
32
h) Gunakan terapi diuretik jika ada dua obat yang digunakan, berlaku
i) Gunakan diuretik tiazid hanya dengan dosis rendah 25mg/ hari untuk
mendesak.
awal.
m)Satu atau dua obat akan mengendalikan tekanan darah pada 90%
a) Diuretik
mereabsorpsi sedikit sodium akan memberi efek yang lebih kecil bila
(2011):
b) Penyekat α (α - Blocker)
d) ACE Inhibitor
36
darah, nyeri, dan stres. Pada sistem RAA, kerja ACE inhibitor adalah
pelepasan renin.
Terdapat dua tipe reseptor yaitu AT1 dan AT2 dengan efek
f) Antagonis Kalsium
memiliki efek bervariasi pada otot jantung, nodus, SA, konduksi AV,
otot polos dan rangka, serta tampilan jantung normal dan sakit.
pada tegangan (tipe I). Ada dua macam kanal ion kalsium pada
terhadap antagonis kalsium dan terdapat pada otak, jantung, otot polos,
serta otot rangka.Kanal L terdiri atas lima subunit yaitu α1, α2,β,γ dan
6. Komplikasi
a. Payah Jantung
mampu lagi memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini terjadi
b. Stroke
tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah yang
sudah lemah menjadi pecah. Bila hal ini terjadi pada pembuluh darah otak,
maka terjadi pendarahan otak yang dapat berakibat kematian. Stroke juga
dapat terjadi akibat sumbatan dari gumpalan darah yang macet dipembuluh
c. Kerusakan ginjal
d. Kerusakan penglihatan
yang terjadi pada bagaian otak, jantung, ginjal dan juga mata yang
jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh darah besar. Hipertensi adalah
1. Pengertian
dokter yang mengobatinya dan mengunakan obat sesuai anjuran yang sudah
atau oleh tim medis lainnya. Perilaku pasien yang mentaati semua nasihat dan
petunjuk yang dianjurkan oleh kalangan tenaga medis. Segala sesuatu yang
pengobatan mengikuti diet dan atau melaksanakan gaya hidup sesuai dengan
mengikuti diet dan merubah gaya hidup yang sesuai dengan petunjuk medis
(Natoatmojo, 2012).
Annisa, Wahiduddin, dan Jumriani (2013), Ekarini (2011), Evadewi dan Luh
a. Pengetahuan
tentang penyakit Hipertensi seperti akibat dari penyakit tersebut jika tidak
42
minum obat atau tidak terkontrol tekanan darah secara rutin maka akan
dimiliki oleh penderit tersebut, maka semakin tinggi pula kesadaran atau
keinginan untuk bisa sembuh dengan cara patuh kontrol dan datang berobat
kembali.
b. Usia
atau tuanya mereka. Penyakit yang diderita berdasakan usia mereka dan
disaat usia 45 tahun hingga 59 tahun ini merupakan awal mula individu bisa
diderita biasanya penyakit kronis yang mengancam jiwa. Salah satu penyakit
kronis yang bisa dialami pada usia 45 tahun hingga 59 tahun salah satunya
adalah Hipertensi. Tidak hanya penyakit Hipertensi pada usia ini juga bisa
yang bisa terjadi dan menjaga tekanan darah dalam keadaan stabil. Usia
yang dimaksud adalah keterjangkauan yang dilihat dari segi jarak, waktu
jaringannya terkait dengan kendala pada keterbatasan sumber daya serta pola
jarak rumah pasien dari tempat pelayanan kesehatan yang tersedia dan
d. Motivasi
tinggi dalam menjalani pengobatan. Hal ini dapat disebabkan karena adanya
kebutuhan dari klien untuk mencapai suatu tujuan yaitu agar sembuh dari
44
sakitnya. Adanya motivasi yang tinggi dari klien Hipertensi berarti ada suatu
keinginan dari dalam diri klien untuk menjalani pengobatan secara teratur.
pengobatan.
yang tidak sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan
pasien Hipertensi. Hal ini disebabkan karena ada berbagai masalah yang
minum obat.
f. Dukungan Keluarga
motivasi pasien untuk memulai dan menjaga perilaku minum obat selama
b. Interaksi antara pasien dan dokter dan komunikasi medis antara kedua
obat).
c. Kebijakan dan praktek pengobatan dipublik yang dibuat oleh pihak yang
komunikasi lainnya.
penyembuhan.
3. Pengukuran Kepatuhan
mengendalikan dirinya untuk tetap minum obat (Morisky & Muntner, 2010).
D. Motivasi
1. Pengertian
yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkannya dan
tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan (Sobur,2016). Karena itu,
tujuan.
2. Teori-Teori Motivasi
a. Teori Kebutuhan
yang paling menonjol atau paling kuat bagi mereka pada waktu
tertentu.
2) Teori ERG
maslow yaitu harga diri dan aktualisasi diri. Teori ERG menyatakan
terpuaskan.
Teori ini dikenal dengan teori dua faktor dari motivasi, yaitu faktor
b. Teori Keadilan
c. Teori Harapan
d. Teori Penguatan
3. Jenis-Jenis Motivasi
a. Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri individu
rutin Hipertensi karena adanya dorongan dari orang lain baik dari
E. Dukungan Keluarga
1. Pengertian
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang yang hidup dalam satu
(Andarmoyo, 2012).
perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama
dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal
2. Tipe keluarga
1) Nuclear family atau keluarga inti adalah suatu rumah tangga yang
terdiri dari suami, istri dan anak kandung atau anak adopsi.
54
3) Dyad family adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang
4) Single parent family adalah suatu keluarga yang terdiri dari satu
orang tua dan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat
5) Single adult adalah satu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
dewasa.
6) Keluarga usia lanjut adalah keluarga yang terdiri dari suami dan
2) Orang tua (ayah, ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak,
3) Homo seksual dan lesbian adalah dia individu sejenis yang hidup
3. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Biologis
b. Fungsi Psikologis
c. Fungsi sosialisasi
perkembangan anak.
d. Fungsi Ekonomi
keluarga.
kebutuhan keluarga.
56
dan sebagainya.
e. Fungsi Pendidikan
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimiliki.
2. Dukungan Keluarga
a. Pengertian
dan bantuan yang nyata. Dukungan keluarga dapat diperoleh dari anggota
keluarga (suami, istri, anak, dan kerabat), teman dekat atau relasi.
(Karunia, 2016)
(Friedman, 2013).
1) Dukungan emosional
2) Dukungan penghargaan
3) Dukungan instrumental
yaitu berupa uang, peluang, waktu, dan lain-lain. Bentuk dukungan ini
4) Dukungan informasi
diderita individu.
F. Kerangka Teori
F . Kerangka konsep
G. Hipotesis Penelitian
Kaltim.
Kaltim.
Kaltim.
Kaltim.
62
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
diteliti secara langsung atau tidak langsung tanpa ada perlakuan maupun
dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien Hipertensi pada lansia.
1. Populasi
2. Sampel
sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang
N
n=
1+ Ne2
98
n=
1+ 98(0,01)
98
n=
1+0,98
98
n=
1,98
n=49
terjadinya bias pada hasil penelitian. Adapun kriteria sampel penelitian ini
a. Kriteria inklusi
Kaltim Bontang.
b. Kriteria eksklusi
D. Definisi Operasional
nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah
(Sugiono, 2015).
Bontang.
3 Kepatuhan Kepatuhan pasien Kuesioner 1. Kepatuhan tinggi > 6 Ordinal
Minum Obat Hipertensi dalam kepatuhan 2. Kepatuhan rendah < 6
minum obat anti
Hipertensi (Morisky et al,2009 dalam
menggunakan Sinuraya, dkk, 2018)
metode (MMAS-8)
di unit Rawat Jalan
RS Pupuk Kaltim
Bontang.
E. Instrumen Penelitian
tentang karakteristik responden seperti umur, jenis kelamin dan lama pengobatan.
Data tersebut akan sangat membantu peneliti dalam pembahasaan jika sewaktu-
tulisan, pada jenis pengukuran ini peneliti mengumpulkan data secara formal
dukungan keluarga yang diambil dalam penelitian yang dilakukan oleh Yani
Arnoldus Taulasik (2019). Skala yang di pakai adalah skala likert dengan
Dengan hasil perhitungan skor yang dibagi menjadi 3 kriteria yaitu 76-100%
2. Kuesioner Motivasi
pertanyaan yang sangat sesuai (SS) = 4, sesuai (S) = 3, tidak sesuai (TS) = 2,
Skor maksimum : 4 x 20 = 80
a. Motivasi kurang : 20 – 40
b. Motivasi cukup : 41 - 60
68
c. Motivasi tinggi : 61 - 80
untuk menilai kepatuhan minum obat yang karena sudah baku dan sudah
pertanyaan memiliki pilihan jawaban ya & tidak. Pada item pertanyaan 1-4 dan
6-8 nilainya 1 bila jawabannya “tidak” dan 0 jika jawabannya “ya”. Sedangkan
jawabannya “tidak”. Interpretasi dari kuesioner ini adalah > 6 dinyatakan patuh,
dengan skor apabila jawaban “ya” : 1 dan apabila jawaban “tidak” : 0. Dengan
(Giswena, 2019).
69
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik.
Pada penelitian ini uji validitas dan realibilitas kepatuhan minum obat, dukungan
keluarga dan motivasi menggunakan kuesioner yang telah diuji validitasnya oleh
peneliti sebelumnya.
Pada penelitian ini tidak dilakukan uji validitas dan reabilitas karena
Scale- 8 (MMAS-8).
data sekunder:
1. Data Primer
kuesioner. Data primer ini adalah lembar jawaban responden atau kuesioner
8.
2. Data Sekunder
Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari data kunjungan pasien
pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada subyek pasien lansia
penelitian. Setelah memperoleh izin dari Kepala Seksi Rawat Jalan RS PKT,
1. Editing
terjawab dengan lengkap, apakah catatan sudah jelas dan mudah dibaca, dan
2. Koding
responden. .
3. Entering
Data entering adalah memindahkan data yang telah diubah menjadi kode
untuk mengolah data adalah SPSS (Statistical Package for Social Science)
4. Cleaning
5. Tabulasi
a. Analisa Univariat
distribusi dan presentase dari tiap variabel. Tujuan analisis ini adalah
f
P= x 100
n
Keterangan :
2. Analisa Bivariat
penelitian ini dilakukan dengan uji Sapiro-Wilk karena jumlah data < 50.
2 ( O−E )2
x =∑
E
Keterangan :
O= observasi
b= Jumlah baris
k= Jumlah kolom
Keputusan uji :
2 2
1) Jika X hitung ≥ X tabel maka H0 ditolak artinya ada
hubungan
2 2
2) Jika X hitung ≤ X tabel maka H0 diterima artinya tidak ada
hubungan
75
Dalam penelitian ini jika syarat uji Chi Square tidak terpenuhi maka
( A +B ) ! (C +D ) ! ( A +C ) ! ( B+D ) !
P( a, b , c , d )=
N ! ( A ) ! ( B ) !(C )!( D )!
I. Jalannya Penelitian
sebanyak empat judul selanjutnya satu judul yang diterima sebagai judul
2. Menyusun proposal penelitian yang terdiri dari tiga bab berdasarkan literatur
dari berbagai sumber, studi pendahuluan dan penelitian lain yang terkait
6. Setelah mendapat izin peneliti datang ke rawat jalan RS PKT Bontang untuk
J. Etika penelitian
1. Informed consent
informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian,
ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
3. Kerahasiaan (confidentiality)
77
K. Alur penelitian
Informed
Consent
Tidak Setuju
Setuju
Lembar
Lembar Stop
Observasi
Observasi
Length of Stay
triase
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk :
Isilah lembar kuisioner ini sesuai dengan keadaan anda yang
sebenarnya. Seluruh jawaban akan berlaku sangat rahasia, data akan disimpan
dan dipergunakan hanya untuk penelitian.
Identitas responden
Nama (Inisial) :
Jenis kelamin :
Umur :
Pekerjaan :
Lama pengobatan
Alamat :
I. KUESONER MOTIVASI
No Pernyataan SS S TD STS
1 Saya merasa akan segera sembuh dari penyakit ini
2 Dalam menanggapi pembicaraan saya, perawat
berusaha mendebat atau merubah pikiran saya
3 Saya harus segera sembuh dari penyakit ini
4 Saya harus selalu optimis untuk segera sembuh
5 Saya merasa penyakit yang saya idap terlalu parah
6 Saya merasa penyakit yang saya idap tidak kunjung
sembuh
N Pertanyaan Ya Tidak
O
1 Apakah anda tahu hari ini hari apa ?
2 Apakah anda tahu tahun ini tahun berapa ?
3 Apakah anda tahu presiden pertama Indonesia ?
4 Apakah anda bisa membaca dan menulis ?
5 Apakah anda bisa sebutkan nama orang yang sesuai
dengan huruf awalnya “R” ?
6 Apakah anda bisa menggambar seperti segitiga,
segiempat dan lingkaran ?
7 Apakah anda mempunyai sahabat saat sekolah dulu ?
8 Apakah ada kejadian saat ini yang mengingatkan anda
terhadap pengalaman masa lalu ?
9 Apakah anda ingat apa yang anda bicarakan saat anda
berkomunikasi dengan orang lain ?
10 Apakah anda bisa berhitung 1-100 ?
83
79
80