PENDAHULUAN
1
asma merupakan penyakit yang underdiagnosed. ''Buruknya kualitas udara dan
berubahnya pola hidup masyarakat diperkirakan menjadi penyebab meningkatnya
penderita asma.
Menurut dinas kesehatan provinsi Jawa Tengah jumlah kasus asma bronkial
di Provinsi Jawa Tengah tahun 2005 sebanyak 127.078 kasus. Kasus tertinggi
adalah di Kabupaten Klaten yaitu sebesar 9.298 (7,54%), dan tertinggi kedua
adalah Kabupaten Sukoharjo yaitu 7.096 (5,61%). Sedangkan kasus paling
sedikit terjadi di Kabupeten Grobogan sebesar 1.040 (0,82%).
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa/ mahasiswi mampu menyusun perencanaan dan evaluasi
keperawatan keluarga.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa/mahasiswi mampu menjelaskan konsep perencanaan
keperawatan keluarga.
b. Agar mahasiswa/ mahasiswi mampu menyusun perencanaan
keperawatan keluarga.
c. Agar mahasiswa/ mahasiswi mampu menjelaskan konsep evaluasi
keperawatan keluarga.
d. Agar mahasiswa/ mahasiswi mampu melaksanakan evaluasi
keperawatan keluarga.
e.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
a. Rencana keperawatan harus didasarkan atas analisis data secara
menyeluruh tentang masalah atau situasi keluarga.
b. Rencana keperawatan harus realistik.
c. Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah instansi
kesehatan.
d. Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga.
4
a. Sifat masalah. Kriteria sifat masalah ini dapat ditentukan dengan
melihat kategori diagnosis keperawatan. Adapun skornya adalah,
diagnosis keperawatan potensial/ keadaan sejahtera skor 1, diagnosis
keperawatan risiko skor 2, dan diagnosis keperawatan aktual dengan
skor 3.
b. Kriteria kedua, adalah kemungkinan masalah untuk diubah. Kriteria
ini dapat ditentukan dengan melihat pengetahuan, sumber daya
keluarga, sumber daya perawatan yang tersedia, dan dukungan
masyarakatnya. Kriteria kemungkinan untuk diubah ini skornya terdiri
atas, mudah dengan skor 2, sebagian dengan skor 1, dan tidak dapat
dengan skor 0.
c. Kriteria ketiga, adalah potensial untuk dicegah. Kriteria ini dapat
ditentukan dengan melihat kepelikan masalah, lamanya masalah, dan
tindakan yang sedang dilakukan. Skor dari kriteria ini terdiri atas,
tinggi dengan skor 3, cukup dengan skor 2, dan rendah dengan skor 1.
d. Kriteria terakhir adalah menonjolnya masalah. Kriteria ini dapat
ditentukan berdasarkan persepsi keluarga dalam melihat masalah.
Penilaian dari kriteria ini terdiri dari atas, segera dengan skor 2, tidak
perlu segera skornya 1, dan tidak dirasakan dengan skor 0.
5
Skoring yang dilakukan di tiap-tiap kriteria harus diberikan pembenaran
sebagai justifikasi dari skor yang telah ditentukan oleh perawat, justifikasi
yang diberikan berdasarkan data yang ditemukan dari klien dan keluarga.
Tabel 1.1
Skoring Prioritas Masalah Pada Penderita Diabetes Melitus
6
diubah: sembuh serta adanya
sebagian dukungan dari keluarga.
d. Menonjol
nya
Keluarga tidak
masalah:
0 1 0/2x1=0 merasakan sebagai
masalah
masalah
tidak
dirasakan
Total Skor 2 2/3
7
perawat perlu menghormati keyakinan keluarga. Tujuan yang dirumuskan
ada dua, yaitu tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
Contoh:
Tujuan jangka panjang setelah dilakukan tindakan keperawatan
dalam waktu 4 minggu, jalan nafas anak S dari keluarga Bapak X, efektif
kembali. Tujuan jangka pendek dibuat berdasarkan tugas keluarga yang
bermasalah. Setelah pertemuan 3 x 45 menit, keluarga dapat mengenal
masalah pneumonia dengan menjelaskan kembali pengertian ISPA,
penyebab, dan tanda serta gejalanya.
8
diambil, serta sumber-sumber yang diperlukan dan manfaat dari masing-
masing alternatif tindakan.
3. Rencana tindakan agar keluarga dapat meningkatkan kepercayaan diri
dalam memberikan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit.
Perawat dapat melakukan tindakan antara lain dengan
mendemonstrasikan tindakan yang diperlukan, memanfaatkan fasilitas
atau sarana yang ada di rumah, dan menghindari hal-hal yang merintangi
keberhasilan keluarga dalam merujuk klien atau mencari pertolongan
pada petugas kesehatan.
4. Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam menciptakan
lingkungan yang menunjang kesehatan, antara lain dengan membantu
keluarga mencari cara untuk menghindari adanya ancaman dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga, membantu keluarga
memperbaiki fasilitas fisik yang ada, menghindari ancaman psikologis
dengan memperbaiki pola komunikasi, memperjelas peran masing-
masing anggota keluarga, dan mengembangkan kesanggupan keluarga
untuk memenuhi kebutuhan psikososial.
5. Rencana tindakan berikutnya untuk membantu keluarga dalam
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Perawat harus mempunyai
pengetahuan yang luas dan tepat tentang sumber daya yang ada di
masyarakat dan cara memanfaatkannya.
Contoh penulisan perencanaan keperawatan keluarga adalah sebagai berikut.
Tujuan Kriteria evaluasi
Dx Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
1. Setelah Tujuan Diskusikan dengan
dilakukan khusus: keluarga:
tindakan Setelah a. Pengertian
keluarga melakukan perubahan
mampu kunjungan perfusi
merawat 5x60 menit jaringan
anggota keluarga perifer pada
keluarga dapat penderita DM
yang mencapai: b. Penyebab
9
Tuk 1:
Keluarga
mampu terjadinya
mengalami
mengenali perubahan
penurunan
masalah perfusi
aliran
perubahan jaringan
arterial
perfusi perifer
jaringan
perifer
10
dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang
diberikan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan untuk:
a. Kognitif (pengetahuan)
Untuk mengukur pemahaman klien dan keluarga setelah diajarkan
teknik-teknik perawatan tertentu. Metode yang dilakukan dengan
melakukan wawancara pada klien dan keluarga. Contoh, setelah
dilakukan pendidikan kesehatan tentang pencegahan TB Paru, klien
dan keluarga ditanya kembali tentang bagaimana cara pencegahan TB
Paru.
b. Afektif (status emosional)
Cenderung kepenilaian subjektif yang sangat sulit diukur. Metode
yang dapat dilakukan adalah observasi respon verbal dan non verbal
dai kliend an keluarga, serta mendapatkan masukan dari anggota
keluarga lainnya.
c. Psikomotor (tindakan yang dilakukan)
Mengukur kemampuan klien dan keluarga dalam melakukan tindakan
atau terjadinya perubahan perilaku pada klien dan keluarga. Contoh,
setelah perawat mengajarkan batuk efektif, klien diminta untuk
mempraktikan batuk efektif sesuai dengan yang telah dicontohkan.
a. Observasi
Melakukan pengamata terhadap perubah perilaku dari anggota keluarga
yang mempunai masalah kesehatan.
b. Memeriksa laporan atau dokumentasi keperawatan
11
Perawat perlu memeriksa kembali laporan catatan keperawatan yang
telah di tulis oleh tim keperawatan setelah melaksanakan intervensi
keperawatan.
c. Wawancara atau angket
Membuat daftar pertanyaan atau angket yang ditunjukkan pada keluarga
untuk mengetahui kemajuan kondisi kesehatannya. Pengambilan data
dilakukan dengan metode wawancara.
d. Latihan/simulasi/redemonstrasi
Perawat mengevaluasi kemampuan perawat dalam melakukan suatu
tindakan untuk merawat anggota keluarga yang sakit dengan meminta
keluarga melakukan kembali tindakan keperawatan yang telag
diajarkan. Contoh, perawat telah mengajarkan senam kaki diabetik,
klien diminta mengulang kembali senam kaki diabetik, seperti yang
telah diajarkan.
Hari/T
No Diagnosa Keperawatan Evaluasi
gl
1. Kerusakan integritas S: Senin,
kulit berhubungan 9
dengan Keluarga dapat menjelaskan Maret
12
Keluarga dapat menjelaskan
keluarga yang
tentang manfaat dari senam kaki
mengalami penurunan
Keluarga dapat menjelaskan
aliran arterial.
urutan dari senam kaki untuk
penderita DM.
O:
Keluarga memperlihatkan
penjelasan yang disampaikan dan
menanyakan penjelasan yang
belum jelas.
Keluarga dapat mempraktekkan
senam kaki sesuai urutan yang
benar.
A:
P:
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
13
Perencanaan keperawatan keluarga merupakan tahap ketiga dari proses
keperawatan. Tahap ini mempunyai beberapa kegiatan mulai dari
memprioritaskan masalah keperawatan, merumuskan tujuan, dan menyusun
rencana tindakan keperawatan. Tahap ini merupakan tahap yang penting karena
sangat berkaitan dengan pelaksanaan tindakan keperawatan.
Setelah melakukan tindakan keperawatan keluarga, dilakukan penilaian
untuk melihat keberhasilannya. Evaluasi dilakukan sesuai dengan tujuan umum
dan khusus yang telah dirumuskan dan bila belum atau tidak berhasil perlu
disusun rencana baru yang sesuai.
Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu
kali kunjungan ke keluarga, untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai
dengan waktu dan kesediaan keluarga. Evaluasi dapat dilaksanakan secara
formatif dan sumatif.
Metode evaluasi yang digunakan hendaknya bervariasi, sesuai dengan
tindakan yang dilakukan. Hasil evaluasi dapat ditindaklanjuti dengan modifikasi
atau terminasi. Terminasi dilakukan jika keluarga telah mampu atau mandiri dan
terminasi harus benar-benar disepakati antara keluarga, perawat, dan tim
kesehatan lainnya.
3.2 Saran
Beberapa hal yang disarankan adalah:
1. Keperawatan Keluarga sebagai salah satu bidang keahlian khusus dalam
pelayanan keperawatan hendaknya mendapatkan perhatian dari para
pengambil kebijakan,
2. Bagi para pengelola institusi pendidikan keperawatan, agar meningkatkan
kemampuan baik dosen maupun instruktur klinik dalam bidang
keperawatan keluarga melalui pelatihan-pelatihan, seminar yang
berhubungan dengan Keperawatan Keluarga,
3. Bagi para mahasiswa dan tenaga keperawatan agar lebih meningkatkan
pengetahuan dan pengalaman dalam Asuhan Keperawatan Keluarga
melalui kegiatan penelitian, seminar baik regional, nasional maupun
internasional.
14
15