Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi merupakan rangkaian proses
keperawatan. Proses keperawatan sebagai pendekatan dalam melaksanakan
asuhan keperawatan keluarga terdiri atas lima tahap. Tahap pertama dan kedua,
yaitu pengkajian dan diagnosis keperawatan keluarga.
Perencanaan keperawatan keluarga merupakan tahap ketiga dari proses
keperawatan. Setelah perawat merumuskan diagnosis keperawatan, langkah
berikutnya adalah menyusun perencanaan tindakan yang akan dilakukan untuk
menyelesaikan malasah klien dan keluarga. Tindakan keperawatan dapat
dilakukan oleh perawat dengan tim kesehatan lain atau secara mandiri.
Keterlibatan klien dan keluarga merupakan hal penting pada tahap pelaksanaan
tindakan. Tindakan keperawatan dinyatakan berhasil atau tidak, ditentukan pada
tahap evaluasi atau penilaian tindakan keperawatan.
Keperawatan kesehatan masyarakat pada dasarnya adalah pelayanan
keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan
masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat
dengan penekanan pada kelompok berisiko tinggi. Upaya pencapaian derajat
kesehatan optimal dilakukan melalui peningkatan kesehatan (promotif) dan
pencegahan penyakit (preventif) di semua tingkat pencegahan (levels of
prevention) dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang di
butuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (Depkes, 2006).
Keluarga yang sehat adalah keluarga yang membantu anggota keluarga untuk
mencapai tuntutan-tuntutan bagi perawatan diri, dan sejauh mana keluarga
memenuhi fungsi-fungsi keluarga dan menyelesaikan tugas-tugas yang sesuai
dengan tingkat perkembangan keluarga. (Friedman, 2002).
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),jumlah penderita asma
di dunia diperkirakan mencapai 300 juta orang dan diperkirakan meningkat
hingga 400 juta pada tahun 2025. Jumlah ini dapat saja lebih besar mengingat

1
asma merupakan penyakit yang underdiagnosed. ''Buruknya kualitas udara dan
berubahnya pola hidup masyarakat diperkirakan menjadi penyebab meningkatnya
penderita asma.
Menurut dinas kesehatan provinsi Jawa Tengah jumlah kasus asma bronkial
di Provinsi Jawa Tengah tahun 2005 sebanyak 127.078 kasus. Kasus tertinggi
adalah di Kabupaten Klaten yaitu sebesar 9.298 (7,54%), dan tertinggi kedua
adalah Kabupaten Sukoharjo yaitu 7.096 (5,61%). Sedangkan kasus paling
sedikit terjadi di Kabupeten Grobogan sebesar 1.040 (0,82%).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini mencakup :
a. Bagaimana konsep perencanaan dalam keperawatan keluarga?
b. Bagaimana menyusun perencanaan dalam keperawatan keluarga?
c. Bagaimana konsep evaluasi dalam keperawatan keluarga?
d. Bagaimana melaksanakan evaluasi dalam keperawatan keluarga?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa/ mahasiswi mampu menyusun perencanaan dan evaluasi
keperawatan keluarga.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa/mahasiswi mampu menjelaskan konsep perencanaan
keperawatan keluarga.
b. Agar mahasiswa/ mahasiswi mampu menyusun perencanaan
keperawatan keluarga.
c. Agar mahasiswa/ mahasiswi mampu menjelaskan konsep evaluasi
keperawatan keluarga.
d. Agar mahasiswa/ mahasiswi mampu melaksanakan evaluasi
keperawatan keluarga.
e.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perencanaan Keperawatan Keluarga

Perencanaan adalah tahapan yang penting dalam proses keperawatan, karena


menentukan tindakan apa yang akan dilakukan pada tahap pelaksanaan oleh
perawat. Penyusunan perancanaan keperawatan keluarga hendaknya dilaksanakan
bersama klien dan keluarga. Perawat dan keluarga yang dapat dimanfaatkan dalam
menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi (Widagdo,Wahyu 2016).

2.1.1 Definisi Perencanaan Keperawatan Keluarga

Perencanaan keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang


direncanakan oleh perawat untuk membantu keluarga dalam mengatasi
masalah keperawatan dengan melibatkan anggota keluarga.

Perencanaan keperawatan juga dapat diartikan sebagai suatu proses


penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk
mencegah, menurunkan, atau mengurangi masalah-masalah klien.
Perencanaan ini merupakan langkah ketiga dalam membuat suatu proses
keperawatan. Dalam menentukan tahap perencanaan bagi perawat
diperlukan berbagai pengetahuan dan keterampilan, di antaranya
pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan klien, nilai dan kepercayaan
klien, batasan praktik keperawatan, peran dari tenaga kesehatan lainnya,
kemampuan dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, menulis
tujuan, serta memilih dan membuat strategi keperawatan yang aman dalam
memenuhi tujuan, menulis instruksi keperawatan serta kemampuan dalam
melaksanakan kerja sama dengan tingkat kesehatan lain (Widagdo,Wahyu
2016).

Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menyususn perencanaan


keperawatan keluarga adalah sebagai berikut:

3
a. Rencana keperawatan harus didasarkan atas analisis data secara
menyeluruh tentang masalah atau situasi keluarga.
b. Rencana keperawatan harus realistik.
c. Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah instansi
kesehatan.
d. Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga.

2.1.2 Tujuan Perencanaan Keperawatan Keluarga

Perencanaan keperawatan memiliki tujuan sebagai berikut.

a. Alat komunikasi antar perawat dalam memberikan asuhan keperawatan


keluarga.
b. Meningkatkan kesinambungan asuhan keperawatan yang diberikan
pada keluarga.
c. Mendokumentasikan proses dan kriteria hasil sebagai pedoman bagi
perawat dalam melakukan tindakan kepada keluarga serta melakukan
evaluasi.
d. Mengidentifikasi fokus keperawatan kepada klien atau kelompok.
e. Membedakan tanggang jawab perawat dengan profesi kesehatan
lainnya.
f. Menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan evaluasi
keperawatan.
g. Menyediakan suatu pedoman dalam penulisan.
h. Menyediakan kriteria hasil (outcomes) sebagai pedoman dalam
melakukan evaluasi keperawatan keluarga.

2.1.3 Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga

Cara memprioritaskan masalah keperawatan keluarga adalah dengan


menggunakan skoring. Komponen dari prioritas masalah keperawatan
keluarga adalah kriteria, bobot, dan pembenaran.

Kriteria prioritas masalah keperawatan keluarga adalah berikut ini.

4
a. Sifat masalah. Kriteria sifat masalah ini dapat ditentukan dengan
melihat kategori diagnosis keperawatan. Adapun skornya adalah,
diagnosis keperawatan potensial/ keadaan sejahtera skor 1, diagnosis
keperawatan risiko skor 2, dan diagnosis keperawatan aktual dengan
skor 3.
b. Kriteria kedua, adalah kemungkinan masalah untuk diubah. Kriteria
ini dapat ditentukan dengan melihat pengetahuan, sumber daya
keluarga, sumber daya perawatan yang tersedia, dan dukungan
masyarakatnya. Kriteria kemungkinan untuk diubah ini skornya terdiri
atas, mudah dengan skor 2, sebagian dengan skor 1, dan tidak dapat
dengan skor 0.
c. Kriteria ketiga, adalah potensial untuk dicegah. Kriteria ini dapat
ditentukan dengan melihat kepelikan masalah, lamanya masalah, dan
tindakan yang sedang dilakukan. Skor dari kriteria ini terdiri atas,
tinggi dengan skor 3, cukup dengan skor 2, dan rendah dengan skor 1.
d. Kriteria terakhir adalah menonjolnya masalah. Kriteria ini dapat
ditentukan berdasarkan persepsi keluarga dalam melihat masalah.
Penilaian dari kriteria ini terdiri dari atas, segera dengan skor 2, tidak
perlu segera skornya 1, dan tidak dirasakan dengan skor 0.

Cara perhitungannya sebagai berikut.


a. Tentukan skor dari masing-masing kriteria untuk setiap masalah
keperawatan yang terjadi. Skor yang ditentukan akan dibagi dengan
nilai tertinggi, kemudian dikalikan bobot dari masing-masing kriteria.
Bobot merupakan nilai konstanta dari tiap kriteria dan tidak bisa diubah
(skor/angka tetringgi x bobot)
b. Jumlahkan skor dari masing-masing kriteria untuk tiap diagnosis
keperawatan keluarga.
c. Skor tertinggi yang diperoleh adalah diagnosis keperawatan keluarga
yang prioritas.

5
Skoring yang dilakukan di tiap-tiap kriteria harus diberikan pembenaran
sebagai justifikasi dari skor yang telah ditentukan oleh perawat, justifikasi
yang diberikan berdasarkan data yang ditemukan dari klien dan keluarga.

Contoh skoring prioritas masalah pada penderita diabetes melitus (DM).


Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ibu.P yang
merupakan keluarga bapak J, berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menderita diabetes
melitus. Hal tersebut dapat kita lihat pada matriks dibawah ini.

Tabel 1.1
Skoring Prioritas Masalah Pada Penderita Diabetes Melitus

Kriteria Skor Bobot Skoring Pembenaran

Masalah nutrisi kurang


dari kebutuhan tubuh
a. Sifat memang belum terjadi,
masalah: 2 1 2/3x1 = 2/3 tapi pada Ibu.P rata-rata
Risiko asupan kalori kurang
dari kebutuhan tubuh,
yaitu 920 kalori.
Ibu.P merasa makanan
yang telah dikonsumsi
b. Kemungki sudah cukup untuk
nan dirinya, meskipun Ibu.P
masalah mempunyai keinginan
1 2 1/2x2=1
dapat untuk sembuh dan ada
diubah: perawat yang
sebagian memberikan infornmasi
tentang diet untuk
penyakit kencing manis.
c. Potensi 3 1 3/3x1=1 Masalah lebih lanjut
masalah belum terjadi, adanya
untuk keinginan Ibu.P untuk

6
diubah: sembuh serta adanya
sebagian dukungan dari keluarga.
d. Menonjol
nya
Keluarga tidak
masalah:
0 1 0/2x1=0 merasakan sebagai
masalah
masalah
tidak
dirasakan
Total Skor 2 2/3

Berdasarkan matriks di atas, skor yang didapat adalah 2 2/3. Skoring


dilakukan untuk semua diagnosis keperawatan keluarga.

2.1.4 Perumusan Tujuan

Tujuan merupakan hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah


keperawatan yang terjadi pada klien. Dalam suatu tujuan terdapat kriteria
hasil yang mempunyai komponen sebagai berikut.
S (subjek), P (predikat), K (kriteria), K (kondisi), W (waktu) dengan
penjabaran sebagai berikut.
S : Perilaku pasien yang diamati.
P : Kondisi yang melengkapi pasien.
K : Kata kerja yang dapat diukur atau untuk menentukan tercapainya tujuan.
K : Sesuatu yang menyebabkan asuhan diberikan.
W : Waktu yang ingin dicapai.

Kriteria hasil (hasil yang diharapkan) adalah standar evaluasi yang


merupakan gambaran tentang faktor-faktor yang dapat memberi petunjuk
bahwa tujuan telah tercapai dan digunakan dalam membuat pertimbangan.
Kriteria hasil yang dibuat harus dapat diukur, dilihat, dan didengar.
Penulisan kriteria hasil, menggunakan kata-kata positif bukan menggunakan
kata negatif.
Perumusan tujuan dan kriteria hasil yang efektif dilakukan bersama
keluarga, karena keluarga bertanggung jawab terhadap kehidupannya dan

7
perawat perlu menghormati keyakinan keluarga. Tujuan yang dirumuskan
ada dua, yaitu tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
Contoh:
Tujuan jangka panjang setelah dilakukan tindakan keperawatan
dalam waktu 4 minggu, jalan nafas anak S dari keluarga Bapak X, efektif
kembali. Tujuan jangka pendek dibuat berdasarkan tugas keluarga yang
bermasalah. Setelah pertemuan 3 x 45 menit, keluarga dapat mengenal
masalah pneumonia dengan menjelaskan kembali pengertian ISPA,
penyebab, dan tanda serta gejalanya.

2.1.5 Penyusunan Rencana Tindakan Keperawatan Keluarga

Setelah merumuskan tujuan, langkah selanjutnya adalah menyusun


rencana tindakan. Rencana tindakan ini disesuaikan dengan tugas keluarga
yang terganggu. Tugas kesehatan keluarga tersebut adalah kemampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan, kemampuan keluarga mengambil
keputusan yang tepat, kemampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit, kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan
rumah yang sehat, dan kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada.
Berikut ini akan diuraikan rencana tindakan berdasarkan tugas
kesehatan keluarga adalah sebagai berikut.
1. Rencana tindakan untuk membantu keluarga dalam rangka
menstimulasi kesadaran dan penerimaan terhadap masalah keperawatan
keluarga adalah dengan memperluas dasar pengetahuan keluarga,
membantu keluarga untuk melihat dampak atau akibat dari situasi yang
ada, menghubungkan antara kebutuhan kesehatan dengan sasaran yang
telah ditentukan, dan mengembangkan sikap positif dalam menghadapi
masalah.
2. Rencana tindakan untuk membantu keluarga agar dapat menentukan
keputusan yang tepat, sehingga dapat menyelesaikan masalahnya, yaitu
berdiskusi dengan keluarga tentang, konsekuensi yang akan timbul jika
tidak melakukan tindakan, alternatif tindakan yang mungkin dapat

8
diambil, serta sumber-sumber yang diperlukan dan manfaat dari masing-
masing alternatif tindakan.
3. Rencana tindakan agar keluarga dapat meningkatkan kepercayaan diri
dalam memberikan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit.
Perawat dapat melakukan tindakan antara lain dengan
mendemonstrasikan tindakan yang diperlukan, memanfaatkan fasilitas
atau sarana yang ada di rumah, dan menghindari hal-hal yang merintangi
keberhasilan keluarga dalam merujuk klien atau mencari pertolongan
pada petugas kesehatan.
4. Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam menciptakan
lingkungan yang menunjang kesehatan, antara lain dengan membantu
keluarga mencari cara untuk menghindari adanya ancaman dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga, membantu keluarga
memperbaiki fasilitas fisik yang ada, menghindari ancaman psikologis
dengan memperbaiki pola komunikasi, memperjelas peran masing-
masing anggota keluarga, dan mengembangkan kesanggupan keluarga
untuk memenuhi kebutuhan psikososial.
5. Rencana tindakan berikutnya untuk membantu keluarga dalam
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Perawat harus mempunyai
pengetahuan yang luas dan tepat tentang sumber daya yang ada di
masyarakat dan cara memanfaatkannya.
Contoh penulisan perencanaan keperawatan keluarga adalah sebagai berikut.
Tujuan Kriteria evaluasi
Dx Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
1. Setelah Tujuan Diskusikan dengan
dilakukan khusus: keluarga:
tindakan Setelah a. Pengertian
keluarga melakukan perubahan
mampu kunjungan perfusi
merawat 5x60 menit jaringan
anggota keluarga perifer pada
keluarga dapat penderita DM
yang mencapai: b. Penyebab

9
Tuk 1:
Keluarga
mampu terjadinya
mengalami
mengenali perubahan
penurunan
masalah perfusi
aliran
perubahan jaringan
arterial
perfusi perifer
jaringan
perifer

2.2 Evaluasi Keperawatan Keluarga

Evaluasi keperawatan keluarga merupakan tahap kelima atau tahap terakhir


dari proses keperawatan. Tahap evaluasi ini akan menilai keberhasilan dari
tindakan yang telah dilaksanakan. Indikator evaluasi keperawatan adalah kriteria
hasil yang telah ditulis pada tujuan ketika perawat menyusun perencanaan
tindakan keperawatan. Evaluasi dikatakan berhasil apabila tujuan tercapai.

2.2.1 Definisi Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan untuk melengkapi proses keperawatan yang


menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai, meskipun tahap evaluasi diletakkan
pada akhir proses keperawatan. Evaluasi merupakan bagian integral pada
setiap tahap proses keperawatan.
Evaluasi didasarkan pada bagaimana efektifnya intervensi atau
tindakan yang dilakukan oleh keluarga, perawat dan yang lainnya.
Keefektifan ditentukan dengan melihat respon keluarga dan hasil, bukan
intervensi-intervensi yang diimplementasikan.

2.2.2 Tujuan Evaluasi

Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam


mencapai tujuan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan mengadakan hubungan

10
dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang
diberikan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan untuk:

a. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan


b. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan
c. Melanjutkan rencana tindakan keperawatan.

2.2.3 Proses Evaluasi

Mengukur pencapaian tujuan klien.

a. Kognitif (pengetahuan)
Untuk mengukur pemahaman klien dan keluarga setelah diajarkan
teknik-teknik perawatan tertentu. Metode yang dilakukan dengan
melakukan wawancara pada klien dan keluarga. Contoh, setelah
dilakukan pendidikan kesehatan tentang pencegahan TB Paru, klien
dan keluarga ditanya kembali tentang bagaimana cara pencegahan TB
Paru.
b. Afektif (status emosional)
Cenderung kepenilaian subjektif yang sangat sulit diukur. Metode
yang dapat dilakukan adalah observasi respon verbal dan non verbal
dai kliend an keluarga, serta mendapatkan masukan dari anggota
keluarga lainnya.
c. Psikomotor (tindakan yang dilakukan)
Mengukur kemampuan klien dan keluarga dalam melakukan tindakan
atau terjadinya perubahan perilaku pada klien dan keluarga. Contoh,
setelah perawat mengajarkan batuk efektif, klien diminta untuk
mempraktikan batuk efektif sesuai dengan yang telah dicontohkan.

2.2.4 Metode dan Sumber Data Evaluasi

a. Observasi
Melakukan pengamata terhadap perubah perilaku dari anggota keluarga
yang mempunai masalah kesehatan.
b. Memeriksa laporan atau dokumentasi keperawatan

11
Perawat perlu memeriksa kembali laporan catatan keperawatan yang
telah di tulis oleh tim keperawatan setelah melaksanakan intervensi
keperawatan.
c. Wawancara atau angket
Membuat daftar pertanyaan atau angket yang ditunjukkan pada keluarga
untuk mengetahui kemajuan kondisi kesehatannya. Pengambilan data
dilakukan dengan metode wawancara.
d. Latihan/simulasi/redemonstrasi
Perawat mengevaluasi kemampuan perawat dalam melakukan suatu
tindakan untuk merawat anggota keluarga yang sakit dengan meminta
keluarga melakukan kembali tindakan keperawatan yang telag
diajarkan. Contoh, perawat telah mengajarkan senam kaki diabetik,
klien diminta mengulang kembali senam kaki diabetik, seperti yang
telah diajarkan.

Hari/T
No Diagnosa Keperawatan Evaluasi
gl
1. Kerusakan integritas S: Senin,
kulit berhubungan 9
dengan  Keluarga dapat menjelaskan Maret

ketidaktahuan kembali perubahan jaringan 2020

keluarga merawat perifer.

anggota keluarga  Keluarga dapat menyebutkan

yang sakit. penyebab terjadinya perubahan


perfusi jaringan erifer dan
Perubahan perfusi penyebab dari perubahan perfusi
jaringan perifer pada jaringan perifer tersebut.
Tn.I dan Ny.Y  Keluarga dapat menjelaskan
keluarga Tn.I b/d kembali tentang manfaat rendam
ketidakmampuan kaki.
keluarga untuk  Keluarga dapat menjelaskan
merawat anggota kembali tentang cara rendam kaki

12
 Keluarga dapat menjelaskan
keluarga yang
tentang manfaat dari senam kaki
mengalami penurunan
 Keluarga dapat menjelaskan
aliran arterial.
urutan dari senam kaki untuk
penderita DM.

O:

 Keluarga memperlihatkan
penjelasan yang disampaikan dan
menanyakan penjelasan yang
belum jelas.
 Keluarga dapat mempraktekkan
senam kaki sesuai urutan yang
benar.

A:

Tujuan tidak tercapai

P:

 Berikan motivasi pada keluarga


untuk terus melakukan rendam
dan senam kaki setiap hari pagi
dan sore.

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

13
Perencanaan keperawatan keluarga merupakan tahap ketiga dari proses
keperawatan. Tahap ini mempunyai beberapa kegiatan mulai dari
memprioritaskan masalah keperawatan, merumuskan tujuan, dan menyusun
rencana tindakan keperawatan. Tahap ini merupakan tahap yang penting karena
sangat berkaitan dengan pelaksanaan tindakan keperawatan.
Setelah melakukan tindakan keperawatan keluarga, dilakukan penilaian
untuk melihat keberhasilannya. Evaluasi dilakukan sesuai dengan tujuan umum
dan khusus yang telah dirumuskan dan bila belum atau tidak berhasil perlu
disusun rencana baru yang sesuai.
Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu
kali kunjungan ke keluarga, untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai
dengan waktu dan kesediaan keluarga. Evaluasi dapat dilaksanakan secara
formatif dan sumatif.
Metode evaluasi yang digunakan hendaknya bervariasi, sesuai dengan
tindakan yang dilakukan. Hasil evaluasi dapat ditindaklanjuti dengan modifikasi
atau terminasi. Terminasi dilakukan jika keluarga telah mampu atau mandiri dan
terminasi harus benar-benar disepakati antara keluarga, perawat, dan tim
kesehatan lainnya.

3.2 Saran
Beberapa hal yang disarankan adalah:
1. Keperawatan Keluarga sebagai salah satu bidang keahlian khusus dalam
pelayanan keperawatan hendaknya mendapatkan perhatian dari para
pengambil kebijakan,
2. Bagi para pengelola institusi pendidikan keperawatan, agar meningkatkan
kemampuan baik dosen maupun instruktur klinik dalam bidang
keperawatan keluarga melalui pelatihan-pelatihan, seminar yang
berhubungan dengan Keperawatan Keluarga,
3. Bagi para mahasiswa dan tenaga keperawatan agar lebih meningkatkan
pengetahuan dan pengalaman dalam Asuhan Keperawatan Keluarga
melalui kegiatan penelitian, seminar baik regional, nasional maupun
internasional.

14
15

Anda mungkin juga menyukai