Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Keperawatan, Volume XIII, No.

2, Oktober 2017 ISSN 1907 - 0357

PENELITIAN
PENANGANAN AWAL KEJADIAN PREEKLAMSIA BERAT
DAN EKLAMPSIA SALAH SATU RUMAH SAKIT DI
PROVINSI LAMPUNG
Ajeng Dwi Imelda*, Yeyen Putriana**
*
Alumnus Jurusan Kebidanan Potekkes Tanjungkarang
**
Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjugkarang

Preeklampsia berat dan eklampsia merupakan komplikasi dalam kehamilan dan persalinan yang
meningkatkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi. Peningkatan gejala dan tanda tersebut jika
tidak cepat ditangani akan dapat membahayakan keadaan ibu dan bayi. Hasil pre survey di pada tahun
2016 di RSUD H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung sebanyak 46 kasus kematian ibu di sebabkan oleh
eklamsia. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penanganan awal kejadian preeklampsia
berat dan eklampsia. Rancangan Penelitian ini deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pada
penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling yang populasi seluruh ibu
bersalin yang mengalami Preeklmpsia Berat dan Eklamsia pada Tahun 2017. Pengumpulan data
menggunakan chek list dengan analisa univariat. Populasi yang di dapatkan saat penelitian berjumlah 25
responden. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Ruangan Kebidanan RSUD. Dr. Hi Abdul
Moeloek tahun 2017 diperoleh bahwa diantara yang mengalami preeklampsia berat 17 responden,
terdapat 14 (82.4%) responden yang mendapatkan penatalaksanaan sesuai protap, sedangkan 3 (17.6%)
responden tidak mendapatkan penatalaksanaan sesuai protap. Dan yang mengalami eklampsia 8
responden, terdapat 6 (75.0%) responden yang mendapatkan penatalaksanaan sesuai protap sedangkan 2
(25.0%) responden tidak mendapatkan penatalaksanaan sesuai protap. Saran yang diberikan peneliti agar
petugas kesehatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan memberikan
penatalaksanaan preeklampsia berat dan eklampsia sesuai protap, sehingga dapat menurunkan angka
kematian disebabkan eklamsia baik di tingkat provinsi maupun secara nasional.

Kata Kunci: Eklamsia, Penatalaksanaan, Preeklampsia berat, Eklampsia

LATAR BELAKANG terjadinya masalah eklamsia maka harus di


lakukan penangan preeklamsia awal
Preeklamsia ialah penyakit dengan dengan baik
tanda-tanda hipertensi, odema dan Keberhasilan upaya kesehatan ibu, di
proteinuria yang timbul karena kehamilan antaranya dapat dilihat dari indikator
pada usia kehamilan diatas 20 minggu . Angka Kematian Ibu (AKI). Indikator ini
Penyebabnya belum diketahui. Pada tidak hanya mampu menilai program
kondisi preeklamsia berat dapat menjadi kesehatan ibu, terlebih lagi mampu menilai
eklamsia dengan dengan penambahan derajat kesehatan masyarakat, karena
kejang-kejang (Prawirohardjo, 2009). sensitifitasnya terhadap perbaikan
Peningkatan gejala dan tanda tersebut jika pelayanan kesehatan, baik dari sisi
tidak cepat di tangani akan dapat aksesibilitas maupun kualitas. Berdasarkan
membahayakann keadaan ibu dan bayi. hasil Survei Penduduk Antar Sensus
Preeklamsia dan eklamsia (SUPAS) 2015, AKI menunjukkan 305
merupakan penyebab utama mortalitas dan kematian per 100.000 kelahiran hidup.
morbiditas ibu dan bayinya. Indikasi (Kemenkes RI, 2015).
preeklamsia adalah 7-10% dari kehamilan Angka ini masih cukup tinggi jika
dan merupakan penyebab kematian ibu dibandingkan dengan negara-negara
nomor dua di Indonesia. Preeklamsia juga tetangga di Kawasan ASEAN. Pada tahun
dapat menyebabkan gangguan perubahan 2007, ketika AKI di Indonesia mencapai
janin dan kematian janin dalam kandungan 228 per 100.000 kelahiran hidup, AKI di
(Bekti Subakir, 2008). Untuk mencegah Singapura hanya 6 per 100.000 kelahiran

[203]
Jurnal Keperawatan, Volume XIII, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1907 - 0357

hidup, Brunei 33 per 100.000 kelahiran dilakukan di RSUD Dr. H. Abdul


hidup, Filipina 112 per 100.000 kelahiran Moeloek Provinsi Lampung.
hidup, serta Malaysia dan Vietnam sama- Teknik analisa data yang akan
sama mencapai 160 per 100.000 kelahiran digunakan dalam penelitian ini adalah
hidup (Kemenkes RI, 2014) analisa data secara univariat, yaitu data
Menurut Depkes RI (2010), yang mendeskripsikan atau
penyebab langsung kematian maternal di menggambarkan data tersebut dalam
Indonesia terkait kehamilan dan persalinan prosentase yang disajikan dalam bentuk
terutama yaitu perdarahan 28%, eklamsia tabel distribusi frekuensi.
24%, infeksi 11%, partus lama 5%, dan
abortus 5%. Sedangkan di Provinsi
Lampung tahun 2013, kematian ibu HASIL
disebabkan oleh perdarahan sebanyak 47
kasus, eklamsia sebanyak 46 kasus, partus Analisis Univariat
lama sebanyak 1 kasus, aborsi sebanyak 1
kasus, dan lain-lain sebanyak 54 kasus. Tabel 1: Distribusi Frekuensi Responden
(Profil kesehatan provinsi Lampung, Berdasarkan Penatalaksanaan
2014). Awal kepada Ibu Bersalin yang
Mengalami Preeklamsia Berat dan
Eklampsia
METODE
Katagori f %
Jenis penelitian ini adalah deskriptif Preeklamsia Berat 17 68
yaitu suatu metode penelitian yang Eklampsia 8 32
dilakukan dengan tujuan memberikan Jumlah 25 100
gambaran atau mendeskripsikan tentang
suatu keadaan secara objektif. dengan Berdasarkan tabel di atas terlihat
pendekatan cross-sectional yang akan kejadian preeklampsia berat sebanyak 17
meneliti Gambaran Penanganan Awal responden (68 %) lebih banyak
Kejadian Preeklamsia Berat dan Eklampsia dibandingkan eklamsia
di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung.
Populasi adalah keseluruhan objek Tabel 2: Distribusi Fekuensi Responden
yang akan diteliti. Populasi yang diambil Berdasarkan Penatalaksanaan
pada penelitian ini yaitu seluruh ibu yang Awal Kepada Ibu Bersalin yang
mengalami preeklamsia Berat dan Mengalami Preeklamsia Berat
Eklampsia di RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung. Sampel dari Katagori f %
penelitian ini yaitu sebagaian ibu yang Sesuai protap 14 82,4
mengalami preeklamsia dan eklampsia di Tidak sesuai protap 3 17,6
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek provinsi Jumlah 17 100
Lampung. Untuk mendapatkan sampel
yang mewakili karakteristik populasi, Berdasarkan tabel di atas terlihat
maka sampel yang digunakan adalah non yang mendapatkan penatalaksanaan sesuai
random sampling dengan teknik metode protap sekitar 14 (82.4%) pada ibu yang
Accidental Sampling, pengambilan sampel mengalami preeklampsia berat.
secara aksidental (accidental) ini dilakukan
dengan pengambilan kasus atau responden
yang kebetulan ada atau tersedia disuatu
tempat sesuai dengan konteks penelitian.
Waktu penelitian pada bulan April - Mei
2017. Sedangkan lokasi penelitian ini

[204]
Jurnal Keperawatan, Volume XIII, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1907 - 0357

Tabel 3: Distribusi Fekuensi Responden setelah persalinan. preeklamsia berat dapat


Berdasarkan Penatalaksanaan menjadi eklamsia dengan dengan
Awal Kepada Ibu Bersalin yang penambahan kejang-kejang. eklamsia yang
Mengalami Eklamsia diseratai kejang dan koma yang timbul
bukan akibat kelainan neurologi.
Katagori f % Pereklamsia berat dengan tekanan
Sesuai protap 6 75,0 darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan
Tidak sesuai protap 2 25,0 darah diastolic ≥ 110 mmHg disertai lebih
Jumlah 8 100 5 g/24 jam (Sarwono, 2008)
Preeklampsia terjadinya karena
Berdasarkan tabel di atas terlihat adanya mekanisme imunolog yang
yang mendapatkan penatalaksanaan sesuai kompleks dan aliran darah ke plasenta
protap sekitar (75.0%) pada ibu yang berkurang. Akibatnya jumlah zat makanan
mengalami eklamsia. yang dibutuhkan janin berkurang.
Makanya, preeklampsia semakin parah
atau berlangsung lama bisa menghambat
PEMBAHASAN pertumbuhan janin. Preeklampsia
menyebabkan tubuh ibu ‘teracuni’ dan
Preeklampsia Berat dan Eklampsia membahayakan janin. Gejalanya adalah
Berdasarkan hasil penelitian yang pembengkakan pada beberapa bagian
dilakukan di Ruangan kebidanan RSUD. tubuh, terutama muka dan tangan. Lebih
Dr. Hi Abdul Moeloek Tahun 2017 gawat lagi apabila disertai peningkatan
diperoleh bahwa di antara 17 responden tekanan darah secara tiba-tiba, serta kadar
(82.4%) yang merupakan kasus protein yang tinggi pada urin (Indiarti,
Preeklampsia berat dan 8 responden 2009).
(75.0%) merupakan kasus Eklamsia. Menurut penelitian Dhora Dwi
Hal ini sesuai teori menyatakan Palupi dan Rachmah Indawati pada tahun
Preeklampsia dan eklamsia merupakan 2013. Penyebab utama kematian ibu adalah
penyebab utama mortalitas dan morbiditas preeklampsia/eklampsia dan perdarahan.
ibu dan bayinya. Indikasi preeklamsia Tujuan dari penelitian ini untuk melihat
adalah 7-10% dari kehamilan dan besar risiko preeklampsia/eklampsia dan
merupakan penyebab kematian ibu nomor perdarahan yang berakibat pada kematian
dua di Indonesia. Preeklamsia juga dapat ibu di Jawa Timur.
menyebabkan gangguan perubahan janin Menurut peneliti, jika ibu bersalin
dan kematian janin dalam kandungan. mengalami hipertensi akan meningkatkan
Umumnya terjadi pada trimester ketiga. risiko mengalami Preeklampsia Berat dan
Persentasenya adalah 5-10% kehamilan Eklampsia. Maka dari itu, disarankan
kecenderungannya meningkat pada faktor segera melakukan rujukan pada fasilitas
genetis. Berbeda dengan tekanan darah kesehatan yang lebih lengkap apabila
tinggi menahun, preeklampsia ialah ditemui ibu hamil dengan risiko
kondisi peningkatan tekanan darah yang Preeklampsia Berat dan Eklampsia.
terjadi ketika hamil. Preeklampsia lebih
sering terjadi pada ibu yang mengalami Penatalaksanaan Preeklampsia Berat
kehamilan yang pertama kali (7%). Wanita dan Eklampsia
yang hamil berusia 35 tahun, hamil Berdasarkan hasil penelitian yang
kembar, menderita diabetes, tekanan darah dilakukan di Ruangan Kebidanan RSUD.
tinggi dan gangguan ginjal juga Dr. Hi Abdul Moeloek tahun 2017
mempunyai risiko menderita preeklampsia. diperoleh bahwa diantara yang mengalami
(Indiarti, 2009). preeklampsia berat 17 responden, terdapat
Preeklamsia adalah timbulnya 14 (82.4%) responden yang mendapatkan
hipertensi disertai proteinuria dan odema penatalaksanaan sesuai protap, sedangkan
akibat kehamilan 20 minggu atau segera 3 (17.6%) responden tidak mendapatkan

[205]
Jurnal Keperawatan, Volume XIII, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1907 - 0357

penatalaksanaan sesuai protap. Dan yang 5) Dilakukan pemeriksaan lab.


mengalami eklampsia 8 responden, tertentu (fungsi hepar dan ginjal)
terdapat 6 (75.0%) responden yang dan produksi urine 24 jam.
mendapatkan penatalaksanaan sesuai 6) Konsultasi dengan spesialis Mata,
protap sedangkan 2 (25.0%) responden Jantung atau yang lain sesuai
tidak mendapatkan penatalaksanaan sesuai indikasi.
protap. b. Pengobatan dan evaluasi selama
rawat tinggal di Ruang Bersalin
Prosedur Penatalaksanaan Pre- setelah 24 jam masuk ruangan
eklampsia Berat bersalin)
1) Tirah baring
Perawatan konservatif 2) Obat-obatan:
1. Indikasi Pada kehamilan <> = 180 - Roboransia: multivitamin
mmHg atau diastole > = 110 mmHg - Aspirin dosis rendah 1 x 87,5
2. Pengobatan mg per hari
a. Di kamar bersalin (selama 24 jam) - Antihipertensi (Klonidin 0,15
1) Tirah baring mg i.v. dilanjutkan Nifedipin 3 x
2) Infus RL (Ringer Laktat) yang 10 mg atau Metildopa 3 x 250
mengandung 5% dekstrosa, 60- mg)
125 cc/jam, 3) Pemeriksaan lab.:
3) 10 gr MgS04 50% i.m. sebagai - Hb, PCV dan hapusan darah
dosis awal diulangi dengan dosis tepi
5 gr MgSO4 50% i.m. setiap 6 - Asam urat darah
jam, s/d 24 jam pascapersalinan - Trombosit
(kalau tidak ada kontra indikasi - Fungsi ginjal/hepar
pemberian MgS04 ) - Urine lengkap
4) Diberikan anti hipertensi: - Produksi urine per 24 jam,
yang digunakan: penimbangan BB setiap hari
- Klonidin suntikan i.v. (1 ampul - Diusahakan pemeriksaan AT III
mengandung 0,15 mg/cc), - Pemeriksaan Lab dapat diulangi
tersedia di kamar bersalin, sesuai dengan keperluan.
dilanjutkan tablet 4) Diet tinggi protein, rendah
- Nifedipin 3 x 10 mg (pilihan karbohidrat
pertama) atau tablet Metildopa 5) Dilakukan penilaian kesejahteraan
3 x 250 mg) janin.
- Bila sistole > = 180 mmHg atau 6) Perawatan konservatif dianggap
diastole > = 110 mm Hg gagal bila:
digunakan injeksi 1 ampul - Adanya tanda-tanda impending
Klonidin yang mengandung eklampsia
0,15 mg/cc. Klonidin 1 ampul - Kenaikan progresif dari tekanan
dilarutkan dalam 10 cc darah
lar.aquadest (untuk suntikan). - Adanya Sindrom Hellp
Disuntikan : mula-mula 5 cc i.v. - Adanya kelainan fungsi ginjal
perlahan-lahan selama 5 menit. - Penilaian kesejahteraan janin
5 menit kemudian tekanan jelek.
darah diukur, bila belum ada
penurunan maka diberikan lagi Perawatan aktif
sisanya 5 cc i.v. dalam 5 menit 1. Indikasi
sampai tekanan darah diastole a. Hasil penilaian kesejahteraan janin
normal. jelek
b. Adanya gejala-gejala impending
eklamsia

[206]
Jurnal Keperawatan, Volume XIII, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1907 - 0357

c. Adanya Sindrom Hellp Antibiotik, Diuretik, Kardiotonik) Periksa


d. Kehamilan aterm (> 38 mg) lab darah, urin, liver enzym Setelah terjadi
Apabila perawatan konservatif gagal stabilisasi 4-8 jam setelah : - kejang
(lihat 3) terakhir - pemberian anti kejang/anti
2. Pengobatan medisinal hipertensi terakhir - mulai sadar terminasi
a. Segera rawat inap kehamilan tanpa memandang usia
b. Tirah baring miring kesatu sisi kehamilan dengan trauma seminimal
c. Infus RL yang mengandung 5% mungkin pada ibu belum inpartu
Dekstrosa dengan 60-125 cc/jam Pervaginam Induksi dengan pitosin +
d. Pemberian anti kejang: MgS04 Amniotomi Sebaiknya bila Bishop skor > 8
Dosis awal: Perabdominam Bila ada K.I induksi - 12
1) MgSO4 20% 2 gr.i.v. jam drip tidak masuk fase aktif inpartu
2) MgSO4 50% 10 gr i.m. kala I 6 jam fs laten tidak fase aktif
pada bokong kanan/kiri (masing- sebaiknya - fase aktif : pitosin +
masing 5 gr) amniotomi kala II ef / ev .
Dosis ulangan: RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
1) MgSO4 50% 5 gr.i.m.diulangi Povinsi Lampung tidak melakukan
tiap 6 jam setelah dosis awal s/d 6 pemberian MgSO4 secara IM karena
jam pasca persalinan. petugas menerapkan asuhan sayang ibu,
Syarat pemberian: pemberian MgSO4 40 % 4 g (10 cc) di
- Refleks patela (+) berikan secara bolus dan MgSO4 40% 6 g
- Respirasi > 16/menit drip dengan RL selama 6 jam 30
- Urine sekurang-kurangnya 150 tetes/menit. Pemberian MgSO4 dapat di
cc/6 jam berikan jika Refleks patela (+)
- Harus selalu tersedia kalsium respirasi > 16/menit, urine sekurang-
glukonas 1 gr 10%(diberikan kurangnya 150 cc/6 jam.
i.v. pelan-pelan pada intoksikasi Menurut penelitian Indah Budiarti
MgS04) sebagian besar responden telah melakukan
e. Antihipertensi dapat dipertimbang- penatalaksanaan preeklampsia berat namun
kan diberikan bila: belum sesuai dengan standar. Dan dari
(Klonidin i.v. dilanjutkan Nifedipin 3 penelitian Indah Budiarti ditemukan
x 10 atau Metildopa 3 x 250 mg) adanya hubungan penatalaksanaan
- Systole > 180 mmHg preeklampsia berat pada tingkat pelayanan
- Diastole > 120 mmHg dasar terhadap kejadian eklampsia di
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar
Protap Penatalaksanaan Eklampsia Lampung tahun 2012. Menurut Peneliti,
pertolongan pertama saat di IGD hindari Penatalaksanaan awal kejadian
ransangan, Pasang spatula lidah Bebaskan preeklampsia berat dan eklampsia di
jalan napas Beri : MgSO4 20 % 4 g (20 cc) RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Povinsi
I.V pelan-pelan MgSO4 40 % 8 g (10 cc) Lampung harus lebih di tingkatkan
I.M ( 10 cc BoKa + 10 cc BoKi ) Pasang kembali dan untuk para petugas kesehatan
infus D5% atau RL Fiksasi badan di diharapkan memperbarui pengetahuan dan
tempat tidur 15 – 30 menit. kirim ke upf ilmu serta mengikuti pelatihan-pelatihan
obgyn eklampsia di upf obgyn Pertolongan yang terbaru dalam penatalaksanaan
lanjut di kamar bersalin atau ruang isolasi: preeklampsia berat dan eklampsia .
Periksa dalam Pasang kateter menetap
Lanjutan MgSO4 40 % 10 cc I.M tiap 6
jam Bila kejang lagi ⇨ MgSO4 20 % 10 cc KESIMPULAN
I.V Bila kejang lagi setelah 20’ Pentothal
5 mg/kgBB/I.V pelan-pelan atau Berdasarkan hasil penelitian dan
Amibarbital 3-5 mg/kgBB/I.V pelan-pelan pembahasan tentang penanganan awal
Obat-obat penunjang (Antihipertensi, preeklampsia berat dan eklampsia di

[207]
Jurnal Keperawatan, Volume XIII, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1907 - 0357

RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi pelatihan-pelatihan yang terbaru dalam


Lampung di RSUD tahun 2017 dapat penatalaksanaan preeklampsia berat dan
disimpulkan sebagian besar ibu yang eklampsia.
mengalami preeklampsia berat sebanyak
17 responden dan Eklampsia sebanyak 8
responden., Sebagian besar yang DAFTAR PUSTAKA
mengalami preeklampsia berat, terdapat 14
(82.4%) responden yang mendapatkan Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2010.
penatalaksanaan sesuai protap.Sebagian Profil Kesehatan Provinsi Lampung
besar yang mengalami eklampsia, terdapat Pudiastuti, Ratna Dewi. 2011. Asuhan
6 (75.0%) responden yang mendapatkan Kebidanan pada Hamil Normal &
penatalaksanaan sesuai protap. Patologi. Nuha Medika: Yogyakarta
Saran bagi tempat penelitian agar Sarwono, Prawirohardjo. 2005, Ilmu
dapat meningkatkan mutu dan kualitas Kebidanan. PT. Bina Pustaka :
pelayanan kesehatan dengan memberikan Jakarta
penatalaksanaan preeklampsia berat dan Sarwono, Prawirohardjo. 2011, Ilmu
eklasmpsia sesuai protap. Bagi Bidan dan Kebidanan. PT. Bina Pustaka :
Tenaga Kesehatan Lainnya untuk petugas Jakarta
kesehatan diharapkan memperbarui
pengetahuan dan ilmu serta memberikan

[208]

Anda mungkin juga menyukai