Anda di halaman 1dari 40

PROPOSAL SKRIPSI

STUDI KEPATUHAN PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN STANDAR


SURGICAL SAFETY CHECKLIST DI INSTALASI BEDAH SENTRAL
RSUD DR. SOEDARSO PONTIANAK

Diajukan Oleh:

GUNAWAN
NIM. 211122014

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN NERS
TAHUN 2021

i
PROPOSAL SKRIPSI

STUDI KEPATUHAN PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN STANDAR


SURGICAL SAFETY CHECKLIST DI INSTALASI BEDAH SENTRAL
RSUD DR. SOEDARSO PONTIANAK

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar


Sarjana Sains Terapan Keperawatan

Diajukan Oleh:

GUNAWAN
NIM. 211122014

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN NERS
TAHUN 2021

ii
iii
iv
BIODATA PENULIS

Nama : GUNAWAN
Tempat/Tanggal Lahir : Teluk Aur, I Maret 1974
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat Rumah : Jln. Panglima Aim, Komplek Permata Seruni II No.5B
Kel. Tanjung Hulu, Kec. Pontianak Timur
Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
No.HP : 081251277013

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD : SDN N0 1 Nanga Bunut Tahun 1983-1989.


2. SMP : Madrasah Tsanawiyah Negeri Sintang Tahun1989-1992.
3. SMA : SMA Negeri 3 Sintang Tahun 1992-1995.
4. DIII : DIII Keperawatan Muhammadiyah Pontianak Tahun 1995-
1998.
5. S1 : Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
Universitas Muhammadiyah Pontianak Tahun 2004-2006.
6. S. PT : Poltekkes Kemenkes Pontianak Jurusan Keperawatan
Prodi Sarjana Terapan Keperawatan Alih Jenjang Tahun 2021-
Sekarang.

v
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :


Nama : Gunawan
Nim : 211122014
Program Studi : Sarjana Saint Terapan Keperawatan
Perguruan Tinggi :Poltekkes Kemenkes Pontianak

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan karya tulis yang berjudul :
“STUDY KEPATUHAN PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN STANDAR
SURGICAL SAFETY CHECKLIST DI INSTALASI BEDAH SENTRAL
RSUD DR. SOEDARSO PONTIANAK ”

Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan Tindakan plagiat, maka saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini di buat dengan sebenar-benarnya.

Pontianak, 29 Desember 2021


penulis

GUNAWAN
NIM : 211122014

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan atas Kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan
judul” Studi kepatuhan perawat dalam melaksanakan standar Surgical Safety Checklist di
Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr.Soedarso Pontianak Tahun 2021” sesuai dengan jadwal
yang ditentukan.
Selama penyusunan proposal skripsi ini, penulis mengalami berbagai kesulitan.
Namun berkat dukungan dari berbagai pihak, akhirnya proposal skripsi ini dapat
terselesaikan. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Oleh
karena itu, dengan kerendahan hati, perkenankan penulis menyampaikan penghargaan dan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Didik Hariyadi, S.Gz, MSi selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Pontianak
2. Ibu drg. Yuliastuti Saripawan, M.Kes selaku Direktur RSUD dr. Soedarso Pontianak
yang telah bersedia memberi izin dalam melakukan penelitian ini.
3. Ibu Nurbani, S.Kp. M.Kep selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Pontianak.
4. Ibu Ners.Halina Rahayu, S.Kep, M. Kep selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan
Keperawatan dan Profesi Ners Pontianak
5. DR. Kelana Kusuma Dharma, S.Kp, M.Kes selaku pembimbing I dan penguji III yang
telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam pembuatan proposal skripsi ini.
6. Bapak Susito,SKM,M.Kes selaku pembimbing II dan penguji II yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan sumbangan pikirannya dalam memberikan arahan proposal skripsi
kepada penulis.
7. Acmad Djojo, APP, MM selaku penguji utama dalam proposal skripsi ini.
8. Seluruh Dosen beserta staf di lingkungan Jurusan Keperawatan Singkawang.
vii
9. Keluarga, terutama kedua orang tua tercinta serta Kakak Rosniar yang senantiasa
memberikan kasih sayang, semangat yang tiada henti, dukungan baik moril maupun
materil, serta do’a yang senantiasa mengalir.
10. Teman-teman seperjuangan Sarjana Sains Terapan Keperawatan Angkatan II jurusan
keperawatan Poltekkes Kemenkes Pontianak yang senantiasa memberikan bantuan,
motivasi, serta hiburan.
11. Serta semua pihak yang telah membantu penulis namun tidak dapat disebutkan namanya
satu persatu.
Penulis sangat menyadari bahwa proposal skripsi ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, koreksi, saran dan kritikan yang sifatnya membangun penulis
hargai demi kesempurnaan proposal skripsi ini. Semoga bantuan yang telah diberikan oleh
semua pihak, mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT.

Pontianak, 29 Desember 2021


penulis

GUNAWAN
NIM : 211122014

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN UTAMA ........................................................................................................ i


HALAMAN SAMPUL........................................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................. iv
BIODATA PENULIS……………………………………………………………………. v
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN…………………………………………… vi
KATA PENGANTAR......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................... xii

BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian..................................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian................................................................................................... 4

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Surgical Safety Checklist............................................................................ 6
B. Konsep Kepatuhan................................................................................................... 11
C. Kerangka Teori........................................................................................................ 12

BAB III: KERANGKA KONSEP


A. Kerangka Konsep.................................................................................................... 13
B. Definisi Operasional................................................................................................ 13

BAB IV: METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian..................................................................................................... 15
B. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................................. 15
C. Populasi Dan Sampel Penelitian.............................................................................. 15
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data.............................................................. 17
E. Pengolahan Data...................................................................................................... 18
F. Analisa Data............................................................................................................ 18
G. Etika Penelitian........................................................................................................ 19
H. Jadwal Pelaksanaan................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional....................................................................................14


Tabel 4.1 Jadwal Penelitian..........................................................................................21

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1Formulir surgical safety checklist................................................................7


Gambar 2.2Kerangka Teori............................................................................................12
Skema 3.1 Kerangka Konsep.........................................................................................13

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Informed consent


Lampiran 2: Persetujuan menjadi Responden
Lampiran 3: Kuisioner Penelitian
Lampiran 4: Lembar Observasi
Lampiran 5: Surat Permohonan Penelitian dari Poltekes
Lampiran 6: Surat keterangan penelitian dari RSUD Seedarso Pontianak
Lampiran 7: Daftar Responden

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso dibangun Tahun


Anggaran 1969/1970, diresmikan pada tanggal 10 Juli 1973 oleh Dirjen
Pembinaan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Prof. Dr. Drajat
Prawiranegara. Saat diresmikan, bangunan fisik telah selesai ± 15%   dari
master plan, dengan kapasitas 60 tempat tidur dan 27 orang pegawai
dengan nama Rumah Sakit Umum Provinsi Sei Raya. Pada tanggal 24
November 1976, nama rumah sakit ini diubah menjadi Rumah Sakit
Dokter Soedarso yang diresmikan oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. G.
A. Siwabessy. Berdasarkan tanggal peresmian tersebut, maka   pada
tanggal 24 November merupakan hari yang diambil sebagai patokan yang
diperingati setiap tahunnya. Berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan
Barat Nomor 71 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata
Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso, maka rumah sakit ini
ditetapkan menjadi rumah sakit rujukan tertinggi tingkat provinsi dan
juga sebagai Lembaga Teknis Daerah (LTD) tipe Kelas B Pendidikan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
HK.03.05/III/3970/09 tentang penetapan Rumah Sakit Umum Daerah
Dokter Soedarso Pontianak Kalimantan Barat  ditetapkan sebagai rumah
sakit pendidikan, dalam hal ini bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura Pontianak. Ada pun visi Rumah Sakit Umum
Daerah Dokter Soedarso Pontianak adalah “Menjadi Rumah Sakit
Terbaik, Mandiri dan Profesional. Sedangkan misi Rumah Sakit Umum
Daerah Dokter Soedarso Pontianak adalah meningkatkan pelayanan yang
berkualitas dan terjangkau masyarakat, meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan melalui pendidikan, pelatihan, penelitian dan
pengembangan sumber daya manusia, meningkatkan kesejahteraan
pegawai, meningkatkan pendapatan guna menunjang kemandirian rumah
sakit.

1
2

Dalam mewujudkan Rumah Sakit terbaik, mandiri, profesional dan


meningkatkan pelayanan yang berkualita perlu dilakukan pelayanan yang
terbaik dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan pasien oleh tenaga
medis saat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Keselamatan
pasien adalah suatu system dimana rumah sakit memberikan asuhan kepada
pasien secara aman serta mencegah terjadinya cidera akibat kesalahan karena
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melaksanakan suatu tindakan yang
seharusnya diambil. System tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan
implementasi solusi untuk meminimalkan resiko. Setiap tindakan pelyanan
kesehatan yang diberikan kepada pasien sudah sepatutnya memberi dampak
positif dan tidak memberikan kerugian bagi pasien.
Tindakan pembedahan wajib memperhatikan keselamatan pasien,
kesiapan pasien, dan prosedur yang akan dilakukan, karena resiko terjadinya
kecelakaan sangat tinggi, jika dalam pelaksanaannya tidak mengikuti standar
prosedur operasional yang sudah ditetapkan. Tim kamar bedah tentu tidak
bermaksud menyebabkan cedera pasien, tetapi fakta menyebutkan bahwa ada
pasien yang mengalami KTD (kejadian tidak di harapkan), KNC (kejadian
nyaris cedera), atau pun kejadian sentinel yaitu KTD yang menyebabkan
kematian atau cedera serius (Depkes, 2008), saat dilakukan tindakan
pembedahan. Oleh sebab itu diperlukan program untuk lebih memperbaiki
proses pelayanan, karena sebagian KTD merupakan kesalahan dalam proses
pelayanan yang sebetulnya dapat dicegah melalui program keselamatan pasien.
Langkah yang dilakukan oleh tim bedah terhadap pasien yang akan di
lakukan operasi untuk meningkatkan keselamatan pasien selama prosedur
pembedahan, mencegah terjadi kesalahan lokasi operasi, prosedur operasi serta
mengurangi komplikasi kematian akibat pembedahan sesuai dengan sepuluh
sasaran dalam safety surgery. Ceklist dari WHO yang merupakan alat
komunikasi yang praktis dan sederhana dalam memastikan keselamatan pasien
pada tahap preoperative, intraoperatif dan pasca operatif, dilakukan tepat waktu
dan menunjukan manfaat yang lebih baik bagi keselamatan pasien. Surgery
3

Safety Checklist di kamar bedah digunakan melalui tiga tahap, masing-masing


sesuai dengan alur waktu yaitu sebelum induksi anestesi (sign in), sebelum
insisi kulit (time out) dan sebelum mengeluarkan pasien dari ruang operasi
(sign out) (WHO 2009) diawali dengan briefing dan diakhiri dengan debriefing
(WHO, 2009). Kooridinator diperlukan untuk memeriksa checklist dalam
pelaksanaan kegiatan operasi dikamar bedah. Pada setiap fase, koordinator
checklist harus diizinkan untuk mengkonfirmasi bahwa tim telah
menyelesaikan tugasnya sebelum melakukan kegiatan lebih lanjut. Koordinator
memastikan setiap tahapan tidak ada yang terlewati, bila ada yang terlewati,
maka akan meminta operasi berhenti sejenak dan melaksanakan tahapan yang
terlewati.
Tahap sign in koordinator mengkonfirmasi identitas pasien sebelum
pelaksanaan operasi dimulai, gelang pasien, area operasi/lokasi operasi sudah
diberi tanda, apakah pasien mempunyai riwayat alergi, surat ijin operasi,
persiapan mesin, obat-obatan anestesi sudah dicek lengkap, pulse oximeter,
pernapasan pasien, posisi pasien saat operasi dan resiko kehilangan darah. Pada
tahap time out dilakukan sebelum sayatan kulit, pada tahap ini perlu
dikonfirmasi kembali terkait identitas, lokasi pembedahan, tugas serta peran
setiap tim,penayangan hasil pemeriksaan dan profilaksis. Sedangkan pada fase
sign out dikonfirmasi terkait prosedur yang telah direkam, perhitungan jumlah
instrument, specimen dan masalah selama Tindakan operasi, serta pemeriksaan
keselamatan pasien sebelum transportasi ke ruangan (WHO, 2009).
Ketidakpatuhan dalam pelaksanaan pada ketiga tahapan ini dapat menimbulkan
dampak serius seperti keselamatan pasien, kejadian infeksi daerah operasi dan
kesalahan tindakan (Abbot, et al, 2018). Selain itu, bisa ketinggalan instrument
(alat jarum jahit, kasa) yang tertinggal dapat menyebabkan infeksi serius yang
dapat merugikan pasien (Rolston & Berger, 2018) terjadi salah orang yang di
operasi, salah insisi/ kesalahan lokasi operasi, salah Tindakan, salah prosedur
operasi, terjadi komplikasi dan meninggal dimeja operasi akibat pembedahan.
Hasil studi pendahuluan di Kamar Operasi RSUD dr. Soedarso
Pontianak telah melaksanakan Surgery Safety Checklist untuk keselamatan
pasien yang dilakukan operasi. Tetapi implementasi surgery safety checklist
4

belum sempurna dilakukan karena tidak dilakukan tahap pertahap, masih ada
bagian checkist tidak diisi, kosong atau tidak diisi dengan lengkap, serta tidak
dilakukan secara verbal disebabkan belum ada seseorang koordinator yang
bertanggung jawab dalam memeriksa checklist tersebut dari fase ke fase untuk
membantu memastikan bahwa tim yang melakukan operasi dapat menerapkan
checklist secara konsisten dan berkesinambungan. Hal ini dapat dilihat dari
kepatuhan dalam pengisian surgery safety checklist yang tergolong masih
rendah. Hasil observasi penulis selama bertugas dikamar operasi terdapat
formulir surgical safety checklist diperoleh 70% dokumen atau formulir
surgical safety checklist tidak diisi dengan lengkap 100%, misalnya ada salah
satu komponen dari tiga tahapan yang tidak diberi tanda ceklist dan tidak
dilakukan secara verbal.
Berdasarkan fenomena-fenomena di atas, peneliti termotivasi untuk
melakukan penelitian tentang studi kepatuhan perawat dalam melaksanakan
standar surgical safety checklist di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr. Soedarso
Pontianak Tahun 2022.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah
penelitian yang akan dilakukan adalah “bagaimana gambaran kepatuhan
perawat dalam melaksanakan standar surgical safety checklist di Instalasi
Bedah Sentral RSUD Dr. Soedarso Pontianak?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran kepatuhan perawat dalam melaksanakan
standar surgical safety checklist di Instalasi Bedah Sentral RSUD
Dr.Soedarso Pontianak.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus yang akan dicapai pada penelitian ini adalah:
Untuk mengidentifikasi gambaran kepatuhan perawat dalam
melaksanakan standar surgical safety checklist di Instalasi Bedah Sentral
5

RSUD Dr.Soedarso Pontianak Tahun 2022, berdasarkan usia, jenis


kelamin, pendidikan, masa kerja dan jenis pelatihan

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Dalam pelaksanaan meningkatkan keselamatan pasien selama prosedur
pembedahan bisa menerapkan ilmu yang telah didapatkan peneliti selama di
bangku perkuliahan mengenai kepatuhan Perawat dalam melaksanakan
Surgical Safety Checklist
2. Bagi Profesi Keperawatan
Memberi masukan dalam mengoptimalkan kepatuhan Perawat dalam
melaksanakan Surgical Safety Checklist, dengan menerapkan Surgical Safety
Checklist secara benar, konsisten dan berkesinambungan sehingga
profesionalisme perawat dalam bekerja dapat ditingkatkan lagi dan operasi
berjalan lancar serta meningkatkan keselamatan pasien selama prosedur
pembedahan.
3. Bagi Rumah Sakit umum daerah dokter Soedarso Pontianak
Sebagai bahan masukan dan informasi dalam membuat suatu kebijakan
khusus tentang penyedian coordinator yang bertanggung jawab dalam
memeriksa checklist (Surgical Safety Checklist) selama berjalannya operasi.
4. Bagi Instansi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan
literature dalam memaksimalkan pembelajaran dalam keperawatan di
Poltekkes Kemenkes Pontianak.
5. Bagi Peniliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan untuk penelitian
selanjutnya tentang kepatuhan Perawat dalam menerapkan Surgical Safety
Checklist di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr.Soedarso Pontianak Tahun
2022.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Surgical Safety Checklist


1. Pengertian surgical safety checklist
Pembedahan merupakan salah satu tindakan medis yang penting dalam pelayanan
kesehatan. Tindakan pembedahan merupakan salah satu tindakan medis yang
bertujuan untuk menyelamatkan nyawa, mencegah kecacatan dan komplikasi.
Surgical safety checklist digunakan dalam tiga tahapan sesuai dengan alur waktu
yaitu sig in, time out, dan sign out (WHO, 2009) (Gambar 2.1).
2. Tujuan surgical safety checklist
Penting bagi perawat dan ahli bedah mengetahui tujuan dari pengisian surgical
safety checklist. Menurut Wangoo et al., (2016) surgical safety checklist
bertujuan untuk mengurangi kecacatan dan kematian, meningkatkan komunikasi,
meningkatkan kerja tim pada pembedahan untuk menghasilkan proses
pembedahan yang aman dan berkualitas. Selain itu tujuan surgical safety
checklist menjamin keamanan pasien pada tindakan bedah oleh tim bedah dan
anastesi.
3. Implementasi surgical safety checklist
Pelaksanaan surgical safety checklist memerlukan seorang koordinator yang
bertanggung jawab untuk memeriksa checklist. Koordinator biasanya seorang
perawat, dokter, atau profesional kesehatan lainnya yang terlibat dalam operasi.
Surgical safety checklist di kamar operasi digunakan melalui tiga tahap, masing-
masing sesuai dengan alur waktunya itu (Haynes, et al, 2009). Pada setiap fase,
koordinator checklist harus diizinkan untuk mengkonfirmasi bahwa tim telah
menyelesaikan tugasnya sebelum melakukan kegiatan lebih lanjut. Koordinator
memastikan setiap tahapan tidak ada yang terlewati, bila ada yang terlewati,
maka akan meminta operasi berhenti sejenak dan melaksanakan tahapan yang
terlewati (WHO, 2009).

6
7

SURGICAL SAFETY CHECKLIST

Sebelum anastesi Sebelum insisi kulit Sebelum menutup area operasi


SIGN IN TIME OUT SIGN OUT
□ Pasien telah dikonfirmasi □ Konfirmasi seluruh anggota tim Perawat melakukan konfirmasi secara
 Identias (nama verbal:
 Lokasi tindakan dan peran masing-masing) □ Nama prosedur tindakan
 Prosedur tindakan □ Konfirmasi secara verbal: □ Instrument, kasa dan jarum telah
 Persetujuan  Nama pasien dihitung dengan benar/lengkap
□ Lokasi tindakan sudah ditandai  Prosedur □ Specimen telah diberi label
□ Prosedur anastesi sudah dicek  Lokasi dimana insisi dibuat (termasuk identitas dan asal jaringan
lengkap Antisipasi kejadian kritis: specimen)
□ Pulse oksimetri terpasang dan □ Review dokter bedah: langkah □ Adakah masalah dengan peralatan
berfungsi apa yang akan dilakukan bila selama operasi
Apakah mempunyai riwayat alergi? kondisi kritis atau kejadian tidak □ Operator dokter bedah, dokter
□ Ya diharapkan, lamanya operasi, anastesi dan perawat melakukan
□ Tidak kemungkinan kehilangan darah? review masalah utama apa yang
Kemungkinan kesulitan jalan napas □ Review dokter anastesi: apa ada harus diperhatikan untuk
dan resiko aspirasi? hal khusus yang perlu penyembuhan dan manajemen pasien
□ Tidak diperhatikan pada pasien? selanjutnya.
□ Ya, peralatan dan asistennya □ Review tim perawat: apakah
tersedia peralatan sudah steril, adakah
Resiko kehilangan darah >500 ml (7 alat yang perlu diperhatikan
ml/KgBB pada anak) khusus atau dalam masalah?
□ Tidak Antibiotik profilaksis telah
□ Ya, tersedia dua akses intravena diberikan 60 menit sebelum nya?
dan terapi cairan sudah direncanakan □ Ya
□ Tidak dilakukan
Foto rontgen/ CT-Scan/MRI yang
diperlukan telah ditayangkan
□ Ya
□ Tidak dilakukan

Gambar 2.1 Formulir surgical safety checklist

Berikut adalah penjelasan setiap fase dari surgical safety checklist menurut
pedoman yang dikeluarkan oleh WHO tahun 2009.
a. Fase sign in
Fase sebelum induksi anestesi, anggota tim (setidaknya perawat dan
profesional anestesi) mengkonfirmasi secara lisan bahwa:
1) Perawat melakukan konfirmasi kepada pasien terkait identitasnya, lokasi
dan prosedur pembedahan, dan persetujuan.
2) Lokasi pembedahan ditandai atau penandaan lokasi tidak berlaku
8

3) Oksimeter nadi terpasang pada pasien dan berfungsi. Dalam hal ini
dokter anestesi memasang peralatan oksimetri pada pasien dan berfungsi
dengan benar sebelum induksi anestesi dan indikatornya dapat dilihat
pada layar monitoring oleh seluruh team operasi. Pulse oksimetri
merupakan alat non invasif yang berguna untuk memberikan perkiraan
kejenuhan oksihemoglobin arteri (SaO2) dengan memanfaatkan panjang
gelombang cahaya untuk menentukan saturasi oksihemoglobin (SpO2)
tapi tidak dapat menentukan metabolism atau jumlah oksigen yang
digunakan pasien. Batas normal adalah 95-100% meskipun nilai turun
sampai 90% masih dianggap nilai normal pada orang sehat.
4) Apakah pasien memiliki riwayat alergi? Pada bagian ini pemeriksaan
telah dilakukan sebelumnya di ruang perawatan. Dokter anastesi akan
bertanya mengenai riwayat alergi yang dialami oleh pasien. jika
ditemukan riwayat alergi akan diantisipasi dan ditulis pada status pasien.
Untuk dokter anestesi akan melakukan visit ke bangsal untuk melakukan
anestesi dan pemeriksaan fisik diagnostik. Dari hasil tersebut, dokter
anestesi akan mengetahui adanya riwayat alergi terhadap pasien,
sehingga dapat mengantisipasi untuk mencegah komplikasi obat-obatan
anestesi.
5) Jalan napas pasien dan risiko aspirasi telah dievaluasi dan peralatan serta
bantuan yang sesuai tersedia. Proses ini harus dievalusi sebelum
pelaksanaan operasi dilakukan. Jika ada kesulitan jalan nafas, dokter
anestesi akan menulis di status sehingga pada tahapan sign in tim operasi
dapat mengetahuinya sehingga dapat mengantisipasi pemakaian jenis
anestesi yang digunakan. Resiko aspirasi juga harus dievaluasi sebagai
bagian dari penelitian jalan nafas, untuk mengantisipasi resiko aspirasi
pasien disuruh puasa 6 jam sebelum operasi. Beberapa keadaan paru
yang dapat menyebabkan kesulitan bernafas seperti emfisema, bronkitis
kronik, pneumonia dan edema paru
6) Jika ada risiko kehilangan darah setidaknya 500 ml (atau 7 ml/kg berat
badan, pada anak-anak), tersedia akses dan cairan yang sesuai. Perlu
dipersiapkan antisipasi jika pasien memiliki resiko kehilangan darah pada
9

saat proses pembedahan. Volume kehilangan darah yang cukup besar


merupakan salah satu dan paling umum yang membahayakan pasien saat
operasi. Resiko 30 syok hipovolemik meningkat ketika kehilangan darah
melebihi 500 ml.
b. Fase Time out
Sebelum sayatan kulit, seluruh tim (perawat, ahli bedah, profesional anestesi,
dan orang lain yang berpartisipasi dalam perawatan pasien) secara lisan:
1) Mengonfirmasi bahwa semua anggota tim telah diperkenalkan dengan
nama dan peran. Manajemen efektif situasi risiko tinggi membutuhkan
semua anggota tim mengerti setiap anggotanya dan peranan serta
kemampuan masing-masing. Koordinator akan menanyakan kepada
setiap orang yang berada di ruangan untuk memperkenalkan nama dan
perannya. Tim yang sudah familiar satu sama lain mengkonfirmasi
masing-masing orang yang telah dikenal, tetapi anggota baru atau staf
yang dimutasi ke kamar operasi sejak operasi terakhir harus
memperkenalkan diri, termasuk pelajar atau personel lain.
2) Mengonfirmasi identitas pasien, lokasi pembedahan, dan prosedur.
Setiap tim bedah mengkonfirmasi konfirmasi nama pasien, pembedahan
yang akan dilakukan, lokasi pembedahan dan jika memungkinkan
memposisikan pasien untuk mencegah kesalahan pasien atau lokasi.
3) Tinjau peristiwa penting yang diantisipasi:
a) Ahli bedah meninjau langkah-langkah kritis dan tak terduga, durasi
operasi, dan kehilangan darah yang diantisipasi
b) Tinjauan staf anestesi kekhawatiran khusus untuk pasien
c) Staf perawat meninjau konfirmasi sterilitas, ketersediaan peralatan,
dan masalah lainnya
4) Konfirmasikan bahwa antibiotik profilaksis telah diberikan 60 menit
sebelum insisi dibuat atau antibiotik tidak diindikasikan. Pemberian
antibiotik profilaksis pada pembedahan adalah penggunaan antibiotik untuk
mencegah terjadinya infeksi setelah pembedahan. Pemberian antibiotik yang
tepat dapat mengurangi terjadinya infeksi luka operasi tetapi penggunaan
antibiotik yang berlebihan mengakibatkan terjadinya resistensi terhadap
10

antimikroba. Harus ada perbedaan antara pemberian antibiotik profilaksis


pada sebelum pembedahan dan sesudah pembedahan
5) Memastikan bahwa semua hasil pemeriksaan penting untuk pasien yang
benar ditampilkan di ruang operasi. Koordinator harus menanyakan kepada
operator apakah perlu pemeriksaan. Jika iya, koordinator harus
mengkonfirmasi secara verbal mengenai pemeriksaan yang ada di ruangan
dan selalu diletakan selama operasi. Jika pemeriksaan dilakukan tetapi tidak
dipasang, maka harus diambil. Operator harus memutuskan apakah proses
dapat dilakukan tanpa pemeriksaan, jika iya maka kotak pengisian
dikosongkan. Jika tidak dibutuhkan, maka diisikan pada kolom tidak dapat
diaplikasikan”
c. Sign out
Fase tim bedah akan meninjau operasi yang telah dilakukan.
1) Perawat melakukan konfirmasi secara verbal dengan tim mengenai nama
prosedur yang telah di rekam. Sejak prosedur diubah atau diperluas selama
operasi, koordinator checklist harus mengkonfirmasi dengan operator dan
tim mengenai prosedur yang telah dilakukan
2) Perhitungan jumlah instrument, jumlah jarum, dan spons. Pelaksanaan
perhitungan instrumen, jarum, dan kasa di instalasi bedah sudah mempunyai
checklist tersendiri berupa rekaman asuhan keperawatan perioperatif dimana
perhitungan pertama asuhan keperawatan perioperatif (sebelum operasi) dan
tambahan selama operasi dilakukan. Perawat memberitahukan secara lisan
kepada tim mengenai kelengkapan instrument
3) Spesimen (jika ada) diberi label dengan benar, termasuk dengan nama
pasien. Perawat atau dokter bedah membuat label yang benar dari setiap
spesimen patologis yang diperoleh selama prosedur dengan membuat
pengantar patologi dan menggambarkan bentuk dari spesimen, salah
membuat label berpotensi bencana bagi pasien dan telah terbukti menjadi
sumber kesalahan pada pemeriksaan patologi anatomi.
4) Apakah ada masalah dengan peralatan yang harus ditangani. Koodinator
harus mengkonfirmasikan masalah peralatan diidentifikasi oleh tim.
11

5) Pada tahap akhir sebelum mengeluarkan pasien dari ruang operasi dilakukan
pemeriksaan keselamatan, tujuannya adalah saat pemindahan pasien dari
ruang operasi diberikan informasi tentang kondisi pasien kepada perawat
yang bertanggung jawab di ruang pemulihan.

B. Konsep Kepatuhan
1. Pengertian Kepatuhan
Kepatuhan menurut WHO adalah sejauh mana perilaku seseorang mengikuti
atau menjalankan perubahan sesuai dengan rekomendasi yang disepakati oleh
penyedia layanan kesehatan (Rich et al., 2015). Kepatuhan juga dapat
didefinisikan sebagai perilaku individu sesuai anjuran terapi dan kesehatan.
Kepatuhan dapat dimulai dari sikap mengindahkan setiap aspek anjuran hingga
mematuhi rencana (Kozier, et al, 2018).
Kepatuhan menggambarkan sejauh mana perilaku seseorang bertepatan
dengan instruksi atau rekomendasi yang diberikan baik tentang kesehatan atau
aturan kesehatan (Howren, 2013). Sedangkan kepatuhan perawat merupakan
perilaku perawat terhadap suatu tindakan, prosedur atau peraturan yang harus
dilakukan atau ditaati (Notatmodjo, 2014).
Berdasarkan paparan dari beberapa teori dapat disimpulkan bahwa
kepatuhan perawat adalah perilaku yang ditunjukkan oleh perawat dalam mentaati
suatu aturan atau prosedur dalam keperawatan.
2. Sasaran kepatuhan
Kepatuhan erat kaitannya dengan perilaku individu dalam melaksanakan anjuran
atau prosedur yang telah ditetapkan. Adapun sasaran dari kepatuhan adalah
(Hamdani & Haikal, 2017).
a. Kepatuhan diri
Kepatuhan diri adalah kepatuhan yang dikembangkan oleh diri sendiri hal ini
merupakan manifestasi atau aktualisasi dari tanggung jawab pribadi yang
berarti mengakui dan menerima nilai-nilai yang ada diluar dirinya
b. Kepatuhan kelompok.
Kepatuhan kelompok adalah patuh, taat, dan tunduk nya kelompok terhadap
peraturan, perintah, dan ketentuan yang berlaku serta mampu mengendalikan
12

diri dari dorongan kepentingan dalam upaya mencapai cita-cita dan tujuan
tertentu dalam menjalankan standar-standar organisasi.
3. Faktor yang mempengaruhi kepatuhan
Green (1980) dalam Notoatmojo (2014) menjelaskan bahwa perilaku seseorang
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung, dan
faktor pendorong. Persepsi termasuk dalam faktor predisposisi, persepsi seseorang
akan berdampak pada kepatuhan dalam melakukan sesuatu. Kepatuhan dalam
penerapan prosedur surgical safety checklist sangat penting untuk memastikan
keamanan pasien selama menjalani prosedur operasi. Kepatuhan penerapan
surgical safety checklist menuntut semua yang terlibat dalam pembedahan (ahli
bedah, ahli anestesi, perawat, teknisi, dan lain-lain) untuk memastikan proses
dalam tindakan pembedahan tersebut sesuai protokol daftar periksa keselamatan
bedah WHO 2009

C. Kerangka Teori

Kepatuhan dalam pelaksanaan Insiden keselamatan


Proses Pembedahan: Pra,
surgical safety checklist: Sign in, pasien: KTD, KNC
Intra dan Post
Time out, dan Sign out

Faktor yang mempengaruhi


kepatuhan: faktor predisposisi,
faktor pendukung, dan faktor
pendorong.

Gambar 2.2. Kerangka Teori


BAB III
KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep
Penelitian ini menggambarkan dengan jelas arah penelitian yang telah
dilakukan, maka dari itu perlu dirumuskan suatu kerangka konsep penelitian.
Kerangka konsep penelitian pada hakikatnya adalah suatu uraian dan
visualisasi konsep-konsep serta variabel-variabel yang akan diukur (diteliti)
(Notoatmodjo, 2018). Variabel merupakan karakteristik subyek penelitian yang
berubah dari satu subyek ke subyek lainnya (Sastroasmoro & Ismael, 2014).
Penelitian ini hanya menggunakan satu variabel yaitu kepatuhan perawat
dalam melaksanakan surgical safety checklist (Skema 3.1). Penelitian ini
merupakan penelitian desain deskriptif yang bertujuan untuk melihat gambaran
kepatuhan perawat dalam melaksanakan surgical safety checklist sehingga
penelitian ini tidak memerlukan adanya uji hipotesis.

Kepatuhan Pengisian surgical 1. Baik


Perawat safety checklist 2. Kurang

Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

B. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang
dimaksud,atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
(Notoatmodjo, 2018). Definisi operasional penelitian ini dijelaskan pada tabel
3.1.

13
14

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Definisi
No. Variabel Alat ukur Hasil ukur Skala
Operasional
1 Kepatuhan Kepatuhan perawat Kuesioner Kepatuhan dibagi Ordinal
Perawat dalam Kepatuhan Perawat menjadi dua
melaksanakan dan lembar kategori:
surgical safety observasi 1. Baik jika SSC
checklist dikamar diisi dengan
operasi bedah lengkap sesuai
sentral dengan urutan
waktu
2. Kurang jika
terdapat
komponen dalam
SSC yang tidak
diisi dengan
lengkap dan tidak
sesuai dengan
urutan waktu
2 Jenis Sesuatu yang Kuesioner data Jenis kelamin dibagi Nominal
kelamin membedakan demografi menjadi 2 kategori:
responden 1. Laki-laki
berdasarkan 2. Perempuan
fisiknya
3 Pendidikan Jenjang pendidikan Kuesioner data Jenis Pendidikan Ordinal
formal yang demografi dibagi menjadi 3
diperoleh perawat kategori:
1. Diploma
2. Sarjana
3. Ners
4 Masa Kerja Pengalaman kerja Kuesioner data Jumlah tahun kerja Rasio
seorang perawat demografi
intensif sejak
pertama kali
bekerja sebagai
perawat
5 Jenis Jenis pelatihan Kuesioner Data pelatihan Nominal
pelatihan yang pernah diikuti demografi perawat
oleh perawat
kamar bedah
sentral
15

BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun
sedemikian rupa sehingga dapat menuntun peneliti untuk dapat memperoleh
jawaban terhadap pertanyaan penelitian (Sastroasmoro & Ismael, 2014).
Penelitian deskriftip merupakan penelitian yang hanya menggambarkan atau
memaparkan variabel-variabel yang diteliti tanpa menganalisa hubungan antar
variabel. Data penelitian deskriptif disajikan dalam bentuk deskriptif (Dharma,
2017). Penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Tujuan dari desain
deskriptif adalah menggambarkan keadaan gejala sosial apa adanya tanpa
melihat hubungan-hubungan yang ada.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di RSUD Dr. Soedarso Pontianak.
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan mulai dari tahap penyusunan proposal
pada bulan November 2021 sampai dengan pengumpulan laporan pada
bulan Maret 2022.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi penelitian dapat dibagi menjadi dua yaitu populasi target dan
populasi terjangkau. Populasi target adalah unit dimana suatu hasil
penelitian akan diterapkan atau digeneralisir. Sedangkan populasi
terjangkau harus merepresentasikan kondisi populasi target yang lebih luas
baik karakteristik maupun kondisi-kondisi lainnya (Dharma, 2017).
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh perawat kamar bedah
16

sedangkang populasi terjangkau pada penelitian ini adalah perawat instalasi


bedah sentral si di RSUD dr. Soedarso Pontianak berjumlah 40 responden.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dipilih dengan cara
tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya (Sastroasmoro &
Ismael, 2014). Penentuan jumlah sampel penelitian menggunakan formula
slovin dengan persamaan sebagai berikut:
N
n=
1+ N . e 2
Keterangan: n : Jumlah sampel; N: Jumlah Populasi (40); e:Tingkat
kesalahan (10%=0,1). Sehingga, jumlah sampel penelitian yaitu:
40 40
n= = =36,36
1+ 40.(0,05) 1+ 40(0,0025)
2

Berdasarkan persamaan diatas, maka jumlah sampel penelitian ini


adalah 36,36 atau dibulatkan menjadi 36 responden. Sebelum dilakukan
pengambilan sampel ditentukan terlebih dulu kriteria inklusi maupun
kriteria eksklusinya. Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri- ciri yang perlu
dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel
(Notoatmodjo, 2018). Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu:
1. Perawat yang tidak sedang cuti saat penelitian ini berlansung
2. Perawat instalasi bedah sentral RSUD Dr. Soedarso Pontianak, bukan
perawat yang sedang magang
Sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang
tidak dapat diambil sebagai sampel. Kriteria eksklusi pada penelitian ini
adalah perawat yang sedang mengalami sakit, atau ketidaknyamanan fisik
sehingga tidak memungkinkan berpartisipasi dalam penelitian ini. Peneliti
memilih responden menggunakan teknik porpusive sampling. Peneliti akan
memilih responden berdasarkan pertimbangan bahwa responden yang
dipilih dapat memberikan informasi tentang kepatuhan dalam
melaksanakan surgical safety checklist.
17

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


1. Teknik pengumpulan data
a. Tahap persiapan
Tahap pertama peneliti mengajukan permohonan izin untuk
melaksanakan penelitian yang ditujukan kepada direktur RSUD dr.
Soedarso Pontianak. Setelah mendapat izin untuk melakukan penelitian
peneliti akan menyebarkan kuesioner penelitian kepada responden.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Peneliti membina hubungan saling percaya kepada responden
dengan memperkenalkan diri.
2) Peneliti kemudian melakukan kontrak waktu dan menjelaskan
maksud, tujuan serta manfaat penelitian. Setelah responden
memahami maksud, tujuan dan manfaat penelitian, peneliti
memberikan lembar informed consent dan meminta memberikan
persetujuan secara suka rela.
3) Responden yang setuju dan menyatakan kesediaannya kemudian
diberikan kuesioner tentang kepatuhan perawat dalam mengisi
lembar surgical safety checklist .
4) Responden diberikan kesempatan untuk mengisi kuesioner 15-20
menit
5) Jika terdapat pertanyaan yang kurang jelas pada kuesioner,
responden dapat lansung menanyakan kepada peneliti.
6) Peneliti megecek kembali kelengkapan isi jawaban responden
7) Setelah semua jawaban terisi peneliti mengucapkan terima kasih
kepada responden.
8) Peneliti juga mengecek kelengkapan lembar observasi yang diisi
oleh perawat setiap fase surgical safety checklist.
9) Setelah semua data sudah terkumpul, peneliti melakukan analisis
2. Instrumen Pengumpulan Data
Peneliti akan menggunkaan kusinoer A (data demografi) dan
kuesioner B (kuesioner kepatuhan perawat dalam mengisi surgical safety
18

checklist). Kuesioner A (data demografi) meliputi jenis kelamin,


pendidikan, masa kerja. Kuesioner B mencakup kepatuhan perawat dalam
mengisi surgical safety checklist dan lembar obserbasi (C) yang menilai
instrumen telah diisi dengan benar. Jawaban kuesioner kepatuhan
menggunakan skala guttman dengan jawaban (ya= diberikan kode 1 dan
tidak diberikan kode =0).

E. Pengolahan Data
Pengolahan data menggunakan komputer dengan program statistik.
Menurut Notoatmodjo (2018), langkah-langkah pengolahan data adalah
sebagai berikut:
a. Editing
Hasil wawancara, angket atau pengamatan dari lapangan dilakukan
penyutingan (editing) terlebih dahulu. Peneliti akan melakukan pengecekan
ulang kuesioner yang telah di isi, kelengkapan isian dan jawaban responden.
b. Coding
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya peneliti
akan melakukan pengkodean atau coding, yakni mengubah data berbentuk
kalimat atau menjadi huruf data angka atau bilangan.
c. Memasukkan data (data entry) atau processing
Data, yakni jawaban dari responden dalam bentuk kode akan
dimasukkan dalam program software computer. Setelah kuesioner terisi
penuh dan benar, serta sudah melewati pengkodean, maka dilakukan
pemrosesan agar data yang sudah di entry dilanjutkan ke tahap di analisis.
d. Pembersihan data atau cleaning
Peneliti akan melakukan pengecekan kembali untuk melihat
kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya,
kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi

F. Analisa Data
19

Data yang telah diolah segera dianalisis. Penelitian ini menggunakan


analisis data univariat yang bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik
variable yang diteliti. Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis datanya.
Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah jenis data kategorik yang
terdiri dari jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, dan kepatuhan
perawat dalam mengisi surgical safety checklist. Rumus untuk mencari
distribusi frekwensi pada penelitian deskriptif menurut Notoatmodjo (2018)
yaitu:

X
P= x 100 %
N
Keterangan:
P = Presentase
X = Jumlah kejadian pada responden
N = Jumlah seluruh responden

Kepatahuan perawat dapat dinilai dari kelengkapan pengisian instrument


dan pelaksanaan surgical safety checklist secara verbal. Kepatuhan penerapan
sesuai yang telah di standar surgical safety checklist menurut WHO (2009)
kegiatan yang dilakukan oleh ahli bedah atau staf ruang operasi untuk
memastikan kelengkapan setiap proses dari tiga tahapan meliputi sign in, time
out, dan sign out. Kepatuhan perawat dalam mengisi surgical safety checklist
dikatakan baik bila instrument surgical safety checklist diisi dengan lengkap
sesuai dengan urutan waktu. Kepatuhan perawat dalam mengisi surgical safety
checklist dikatakan kurang baik jika terdapat komponen dalam surgical safety
checklist yang tidak diisi dengan lengkap dan tidak sesuai dengan urutan
waktu.
Data deskriptif tentang kepatuhuan dalam melaksanakan standar
surgical safety checklist akan disajikan berdasarkan jenis kelamin, tingkat
Pendidikan, masa kerja dan bagian sub pembedahan.
20

G. Etika Penelitian
Etika penelitian secara umum bertujuan untuk melindungi subjek
penelitian (individu yang mengikuti penelitian). Polit dan Beck (2018)
menjelaskan bahwa terdapat 4 prinsip utama dalam etik penelitian keperawatan
adalah:
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)
Menghormati martabat partisipan dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara peneliti akan memberikan penjelasan secara terbuka tanpa ada
yang ditutupi mengenai informasi yang akan dilalui atau dialami oleh subjek
selama proses penelitian tentang tujuan penelitian, menjelaskan manfaat dari
penelitian, dan metode/cara pengambilan data yang akan dilakukan dalam
penelitian sehingga partisipan menerima informasi secara detail tentang
penelitian yang akan dilakukan. Jika subjek menyatakan kesediaannya,
maka subjek diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed
consent) yang telah disiapkan oleh peneliti dan apabila partisipan tidak
bersedia, peneliti akan menerima keputusan tersebut dengan baik.
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek (respect for privacy and
confidentiality)
Peneliti wajib menjaga kerahasiaan berbagai informasi yang diberikan
pasrtisipan dengan sebaik-baiknya. Untuk menjamin kerahasiaan data
penelitian, peneliti menyimpan seluruh dokumen hasil pengumpulan data
baik lembar persetujuan penelitian, biodata, dan kuesioner yang hanya bisa
diakses oleh peneliti. Kuesioner diberi kode tanpa nama, untuk selanjutnya
disimpan ditempat yang hanya peneliti yang mengetahuinya. Semua bentuk
data hanya digunakan untuk keperluan proses analisis data sampai
penyusunan laporan penelitian.
3. Menghormati keadilan dan inklusivitas (respect for justice inclusiveness)
Peneliti menjamin semua responden memiliki hak yang sama untuk
dipilih dan berkonstribusi dalam penelitian ini tanpa adanya diskriminasi.
Peneliti tidak membeda-bedakan baik suku, agama, etnis, dan strata sosial
selama kegiatan penelitian dilakukan. Peneliti memberi perlakuan serta
21

penghargaan yang sama dalam hal apapun selama penelitian tanpa


membedakan suku, agama, etnis dan kelas sosial.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harm
and benefits)
Peneliti menerapkan prinsip-prinsip etik untuk mencegah timbulnya
masalah etik dalam penelitian ini. Prinsip yang pertama yaitu non-
maleficence atau tidak membahayakan subyek. Prinsip yang kedua adalah
beneficence atau kemanfaatan bagi subyek. Penelitin menjelaskan kepada
subjek penelitian tentang manfaat penelitian yang dilaksanakan.

H. Jadwal Penelitian

Rancangan jadwal penelitian dijelaskan pada tabel 4.1.

Nov Des Jan Feb Maret


No Kegiataan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Memilih tema penellitian
2 Bimbingan proposal 
3 Pendaftaran ujian
proposal
Ujian proposal
Perbaikan proposal
4 Pelaksanaan etik
penelitian
5 Pelaksanan Penelitian
6 Penyusunan Laporan
7 Pendaftaran ujian hasil
penelitian
8 Ujian hasil penelitian
9 Perbaikan
10 Pengumpulan naskah

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian


DAFTAR PUSTAKA

Abbott, T. E. F., Ahmad, T., Phull, M. K., et al. (2018). The surgical safety
checklist and patient outcomes after surgery: a prospective observational
cohort study, systematic review and meta-analysis. British Journal of
Anaesthesia, 120(1), 146–155. https://doi.org/10.1016/j.bja.2017.08.002

Dharma, K.K. (2017), Metodologi Penelitian Keperawatan: Panduan


Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Edisi Revisi. Jakarta:Trans
InfoMedia

Hamdani & haikal. (2017). Seluk Beluk Perdagangan Ekspor Impor Jakarta
Timur: bushindo.

Haynes, A.B., Wiser, T.G., Berry, W.R., et al. (2009). A surgical safety checklist
to reduce morbidity and mortality in a global population. N Engl J Med.
360:491-499 DOI: 10.1056/NEJMsa0810119

Howren, M.B. (2013). Adherence. Diperoleh tanggal 17 november 2021 diaksesi


di: https://link.springer.com/referenceworkentry/10.1007%2F978-1-4419-
1005-9_1203

Kozier, B. et al., (2018). Fundamental of Canadian Nursing Concept, Process,


and Practice. Canada. Pearson

Notoatmodjo S. (2014). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT


Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta

Polit, C.T., & Beck, D.F. (2018). Essentials of Nursing Research: Appraising
Evidence for Nursing Practice. 9th. Philadelpia: Wolters Kluwer.

Rich, A., Brandes, K., Mullan, B., & Hagger, M. S. (2015). Theory of planned
behavior and adherence in chronic illness: a meta-analysis. Journal of
Behavioral Medicine, 38(4), 673–688. https://doi.org/10.1007/s10865- 015-
9644-3
Rolston, J. D., & Berger, M. S. (2018). Improving Operating Room Safety. In
Quality and Safety in Neurosurgery. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-
812898-5.00011-4

Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2014). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.


Edisi 5. Binarupa Aksara: Jakarta

Wangoo, L., Ray, R. A., & Ho, Y. H. (2016). Compliance and surgical team
perceptions of WHO surgical safety checklist; Systematic review. In
International Surgery (Vol. 101). https://doi.org/10.9738/INTSURG-D15-
00105.1

WHO. (2009). WHO Guidelines for Safe Surgery 2009. Diperoleh 17 november
2021.
INFORMED CONSENT

Kepada Yth. Pontianak, 22 Januari 2012


Bapak/ibu/saudara/I

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Gunawan
NIM : 211122014
Status : Mahasiswa Politeknik Kesehatan Pontianakjurusan Keperawatan Prodi
Sarjana Terapan Keperawatan Tahun 2021
Kontak: +62 812-5127-7013

Akan melaksanakan penelitian yang berjudul gambaran kepatuhan perawat


dalam melaksanakan surgical safety checklist di instalasi bedah sentral RSUD
Dr.Soedarso Pontianak Tahun 2022. Tujuan untuk mengetahui kepatuhan
perawat dalam melaksanakan surgical safety checklist di instalasi bedah sentral
RSUD Dr.Soedarso Pontianak Tahun 2022. Peneliti menjamin kerahasiaan
identitas dan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya akan
digunakan untuk kepentingan penelitian ini saja. Penelitian ini bermanfaat
mengoptimalkan kepatuhan perawat dalam melaksanakan surgical safety
checklist, dengan menerapkan surgical safety checklist secara benar, konsisten dan
berkesinambungan sehingga profesionalisme perawat dalam bekerja dapat
ditingkatkan lagi dan operasi berjalan lancar serta meningkatkan keselamatan
pasien selama prosedur pembedahan.
Metode pada penelitian ini dengan memberikan kuesioner dan lembar
observasi terkait pelaksanaan surgical safety checklist. Apabila data yang
dikumpulkan oleh peneliti belum lengkap maka diharapkan responden bersedia
memberikan kembali informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Penelitian ini tidak
akan menimbulkan kerugian dan pengaruh apapun terhadap diri maupun
pekerjaan Bapak/Ibu/Sdr/i. Namun, dalam penelitian ini tentu akan menggunakan
waktu Bapak/Ibu/Sdr/i dan membuat ketidaknyamanan, oleh sebab itu peneliti
memohon maaf sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan selama proses penelitian.
Sebagai bukti kesediaan menjadi responden dalam penelitian ini,
dipersilahkan kepada Bapak/Ibu/Sdr/i untuk menandatangani lembar persetujuan
menjadi responden. Bapak/Ibu/Sdr/I juga diberikan kebebasan untuk
mengundurkan diri jika selama penelitian ini merasakan ketidaknyamanan dengan
terlebih dahulu memberikan informasi kepada peneliti. Demikian atas perhatian
dan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i saya sampaikan terimakasih.

Peneliti,

(Gunawan)
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini telah mendapat penjelasan dan memahami
maksud dan tujuan dari penelitian ini. Keikutsertaan saya menjadi responden,
mudah-mudahan dapat memberikan informasi yang benar dan membawa manfaat
bagi pelayanan di rumah sakit.

Setelah menandatangani lembar persetujuan ini, saya secara sukarela, sadar,


tanpa ada unsur paksaan menyatakan bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini.

Pontianak, 22 Januari 2012


Saya yang menyatakan

(Tanda tangan)
KUESIONER PENELITIAN
KEPATUHAN PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN SURGICAL
SAFETY CHECKLIST DI INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUD DR.
SOEDARSO PONTIANAK TAHUN 2022

A. Karakteristik Responden
Inisial Responden:
Berikan tanda Cheklist (√) pada kolom yang tersedia
1. Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
2. Masa kerja : tahun
3. Pendidikan : ( ) Diploma
( ) Sarjana
( ) Ners
4.Jenis pelatihan :
5. Kamar OK :

B. Kuesioner Kepatuhan
Petunjuk pengisian:
Bacalah beberapa pernyataan dibawah ini yang berkaitan dengan
SURGICAL SAFETY CHECKLIST (SCC), lalu pilihlah salah satu jawaban
dengan memberikan tanda Cheklist (√) pada kolom yang tersedia.

Indikator
No Pernyataan
Ya Tidak
SIGN IN
1 Mengisi Waktu sign in
2 Mengisi Diagnosa sign in
3 Perawat mengkonfirmasi pasien (identitas dan gelang
pasien, lokasi operasi, prosedur, inform consent tindakan)
4 Perawat mengkonfirmasi lokasi operasi sudah diberi tanda
5 Mesin dan obat anestesi sudah dicek lengkap
6 Pulse oximeter sudah terpasang dan berfungsi
7 Ahli anestesi mengkonfirmasi apakah pasien mempunyai
riwayat alergi
8 Ahli anestesi mengkonfirmasi apakah pasien ada kesulitan
bernafas/ resiko aspirasi dan penggunaan alat bantu nafas
9 Ahli anestesi mengkonfirmasi resiko kehilangan darah
10 Ahli anestesi mengkonfirmasi akses intravena/ rencana
therapi cairan
TIME OUT
1 Waktu time out
2 Tim bedah memperkenalkan nama dan peran masing-
masing
3 Tim bedah secara verbal konfirmasi nama pasien,
prosedur, lokasi insisi
4 Ahli anestesi mengkonfirmasi pemberian antibiotik
profilaksis
5 Antisipasi keadaan kritis (antisipasi kehilangan darah,
peralatan sudah steril)
6 Apakah foto rontgen/ CT Scan telah ditampilkan
7 Tim bedah memperkenalkan nama dan peran masing-
masing
8 Tim bedah secara verbal konfirmasi nama pasien,
prosedur, lokasi insisi
SIGN OUT
1 Waktu sign out
2 Diagnosa sign out
3 Prosedur operasi sudah dicatat
4 Instrumen telah dihitung dengan benar
5 Spesimen telah diberi label
6 Adakah masalah peralatan selama operasi
7 Tim bedah mereview apakah ada masalah yang harus
diperhatikan dan manajemen pasien selanjutnya
8 Prosedur operasi sudah dicatat
9 Penilaian resiko kehilangan darah >500 ml (7 ml/kgBB
pada anak)
10 Penilaian perlunya dua akses intravena / akses sentral dan
rencana terapi cairan
LEMBAR OBSERVASI
No Operasi: Jenis Anastesi : Tanggal : Nama Operasi:

Sebelum Anastesi Sebelum Insisi Sebelum Pasien Meninggalkan R. Op.


Masuk R. Operasi Paraf Paraf Paraf
Pasien sudah dipastikan: Pastikan semua anggota tim Perawat konfirmasi dengan tim
1. Identitas memperkenalkan nama dan perannya Nama prosedur yang tercatat
2. Sisi Operasi Kebenaran jumlah instrument
3. Prosedur
Bagaimana spesiman diberi label
4. Inform Consent
Apakah ada masalah pada alat
Tanda Operasi Dokter bedah, anastesi, dan perawat Dokter bedah, anastesi dan perawat
Ada konfirmasi secara verbal mengenai: review hal-hal yang penting untuk
Tidak 1. Pasien pemulihan pasien
2. Sisi operasi
3. Prosedur
Cek kelengkapan mesin Antisipasi keadaan kritis
anastesi dan obat-obatan Dokter bedah review: Keadaan kritis atau
Pengecekan pulse oximetri pada langkah-langkah yang tidak diharapkan,
pasien lama operasi, antisipasi kehilangan darah
Tim anastesi review: apakah ada keadaan
pasien yang perlu diperhatikan
Tim perawat review: sudah sterilkah,
adakah masalah alat
Apakah pasien Alergi Apakah antibiotic profilaksis telah diberikan
Ada Ada
Tidak Tidak
Apakah resiko aspirasi Apakah ada hasil imaging
Ada Ada
Tidak Tidak
Adakah resiko perdarahan
Ada
Tidak

Anda mungkin juga menyukai