BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Agar Mahasiswa mampu mengembangkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan asuhan
keperawatan bayi baru lahir.
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa/i mampu melakukan pengkajian pada bayi baru lahir
b. Agar mahasiwa/i mampu merumuskan diagnose keperawatan pada bayi baru lahir
c. Agar mahasiswa/i mampu menyusun rencana keperawatan pada bayi baru lahir
d. Agar mahasiswa/i mampu melakukan tindakan keperawatan pada bayi baru lahir
e. Agar mahasiswa/i mampu melaksanakan evaluasi terhadap tindakan yang sudah
direncanakan.
D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode deskriptif yaitu
metode yang bersifat menggambarkan suatu keadaan secara objektif selama mengamati pasien
mulai dari pengumpulan data sampai melakukan evaluasi yang disajikan dalam bentuk naratif.
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam makalah ini penulis menggunakan metode
pengumpulan data sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara dilakukan secara langsung kepada klien dan orangtua klien sehingga mempermudah
untuk mengetahui permasalahan keperawatan klien
2. Observasi
Dimana penulis secara langsung mengamati klien mulai dari seluruh respon atau keadaan pasien
termasuk respon yang timbul selama diberikan asuhan keperwatan selama 2 hari
3. Pemeriksaan Fisik
Memeriksa langsung klien yang sedang dirawat secara sistematis mulai dari ujung rambut
sampai ujung kaki untuk mendapatkan tanda dan gejala serta kelainan yang ada pada klien.
4. Studi Kepustakaan
Untuk menyelesaikan Asuhan Keperawatan ini penulis menggunakan berbagai buku untuk
mendapatkan teori pasti sesuai referensi
5. Studi Dokumentasi
Kelengkapan data diperoleh dari melihat dokumentasi rumah sakit,rekam medik, catatan
penunjang juga mendokumentasikan asuhan keperawatan yang sudah dilakukan.
E. Sistematika Penulisan
Laporan Asuhan Keperawatan ini terdiri dari 5 BAB dengan sistematika penulisan sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi Latar Belakang Masalah,Ruang Lingkup Penulisan,Tujuan Penulisan,Metode
Penulisan,dan Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI
Meliputi Konsep Dasar medis terdiri dari definisi, anatomi fisiologi, patofisiologi,
etiologi, manifestasi klinik, komplikasi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksaan dan Konsep
dasar Keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi, implementasi,
evaluasi, discharge planning dan patoflow diagram.
BAB III TINJAUAN KASUS
Meliputi Pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, pelaksanaan dan
evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
Meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, pelaksanaan dan
evaluasi.
BAB V PENUTUP
Meliputi Kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Anatomi Fisiologi
b. Fisiologi Neonatus
Adalah ilmu yang mempelajari fungsi dan proses vital pada neonatus.di bawah ini akan di
uraikan beberapa fungsi dan proses vital pada neonatus
1) Sistem Pernapasan
Perkembangan system pulmoner, keadaan yang mempercepat proses maturasi paru-paru
a) Taksemia
b) Hipertensi
c) Diabetes Berat
d) Infeksi
e) Ketuban Pecah dini
f) Insufisiensi plasenta
Keadaan diatas akan mengakibatkan stress berat pada janin,hal ini dapat menimbulkan
rangsangan untuk pematangan paru-paru.
2) Jantung dan Sirkulasi darah
Di dalam rahim darah yang kaya oksigen dan nutrisi dari plasenta masuk ke dalam tubu janin
melalui vena umblikalis,sebagian besar masuk ke vena inferior melalui duktus venosus arantii.
Ketika janin dilahirkan segera setelah bayi menghirup udara dan menangis kuat. Dengan
demikian paru-paru akan mengembang,tekanan paru-paru mengecil dan darah mengalir ke paru-
paru dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi,foramen ovale akan menutup.
Penutupan foramen oval terjadi karena adanya pemotongan dan pengikatan tali pusat sebagai
berikut:
a) Sirkulasi plasenta berhenti,aliran darah ke atrium kanan menurun, sehingga tekanan jantung
menurun, tekanan rendah di aorta hilang sehingga tekanan jantung kiri meningkat.
b) Asistensi pada paru-paru dan aliran darah ke paru-paru meningkat, hal ini menyebabkan
tekanan ventrikel kiri meningkat.
3) Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan pencernaan telah cukup terbentuk dan telah menelan air ketuban dalam
jumlah yang cukup banyak,absorbs air ketuban terjadi melalui mukosa saluran pencernaan,janin
minum air ketuban dapat di buktikan dengan adanya mekonium.
4) Hepar
Hepar janin pada kehamilan empat bulan mempunyai peranan dalam metabolisme hidrat
arang,dan glikogen mulai di simpan didalam hepar,setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat
terpakai,vitamin A dan B juga di simpan di dalam hepar.
5) Metabolisme
Dibandingkan dengan ukuran tubuhnya,luas permukaan tubuh neonatus lebih besar dari pada
orang dewasa,sehingga metabolism perkilogram berat janinnya lebih besar.
6) Produksi Panas
Pada Neonatus apabila mengalami hipotermi bayi mengadakan penyesuaian suhu terutama
dengan cara NSR(Non Sheviring Thermogenesis) yaitu dengan cara pembakaran cadangan
lemak (Lewat coklat)yang memberikan lebih banyak energy dari pada lemak biasa.
7) Kelenjar Endokrin
Selama dalam uterus,janin mendapatkan hormone dari ibunya. Pada kehamilan sepuluh minggu,
ketika tropin telah ditemukan dalam hipofisis janin,hormon ini diperlukan untuk
mempertahankan grandula suprarenalis janin. Pada neonates kadang-kadang hormone dari
ibunya masih berfungsi pengaruhnya dapat dilihat missal pada bayi laki-laki atau perempuan
adanya pembesaran kelenjar air susu atau kadang-kadang adanya pengeluaran darah dari vagina
yang menyerupai haid pada bayi perempuan.
8) Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal
Glomerulus di ginjal mulai dibentuk pada janin pada umur 8 minggu,jumlah pada kehamilan 28
minggu diperkirakan 350.000 dan akhir kehamilan diperkirakan 820.000 ginjal janin mulai
berfungsi pada usia kehamilan 3 bulan.
9) Susunan Syaraf
Jika janin pada kehamilan 10 minggu di lahirkan hidup maka dapat dilihat bahwa janin tersebut
dapat mengadakan gerakan spontan.
Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada kehamilan 4 bulan sedangkan gerakan menghisap
terjadi pada kehamilan 6 bulan.
10) Imunologi
Pada system imunolgi terdapat beberapa jenis imunologi (suatu protein yang mengandung zat
antibody)diantaranya adalah imunoglobulingmma G(Ig G)
Pada neonates hanya terdapat Ig G dibentuk banyak pada bulan ke 2 setelah bayi dilahirkan. Ig G
Pada janin berasal dari ibunya melalui plasenta.
3. Patofisiologi
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung menjadi
mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada
dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu)yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi
(O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala
kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya.
Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernafasannya sendiri
yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang cukup, mengatur
suhu tubuh dan melawan setiap penyakit.
Periode adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim disebut Periode Transisi. Periode ini
berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh. Transisi
yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem
termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.
Dengan pernafasan, kadar O2 dalam darah akan meningkat, mengakibatkan ductus arteriosus
berkontriksi dan menutup. Vena umbilikus, ductus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat
menutup dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi
jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.
Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang berakibat gumoh.
Kapasitas lambung juga terbatas, kurang dari 30 cc dan bertambah secara lambat sesuai
pertumbuhan janin.
4) Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem imunitas BBL belum matang sehingga rentan terhadap infeksi. Kekebalan alami yang
dimiliki bayi diantaranya.
a) Perlindungan oleh kulit membran mukosa.
b) Fungsi jaringan saluran nafas.
c) Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus.
d) Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel oleh sel darah yang membantu membunuh
organisme asing.
4. Etiologi
a. His(Kontraksi otot rahim)
b. Kontraksi otot dinding perut
c. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.
d. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.
5. Manifestasi klinik
a. Warna kulit: seluruhnya merah
b. Denyut jantung: > 100 x/menit
c. Pernapasan : baik,menangis kuat.
d. Otot : gerak aktif,reflek baik
e. Reaksi terhadap rangsangan : menangis
6. Komplikasi
a. Sebore
b. Ruam
c. Moniliasis
d. Ikterus fisiologi
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Sel Darah Putih 18000/mm, Neutropil meningkat sampai 23.000-24.000/mm hari pertama
setelah lahir (menurun bila ada sepsis)
b. Hemoglobin 15-20g/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia)
c. Hematokrit 43%-61% (peningkatan 65% atau lebih menandakan polisitemia, penurunan
kadar gula menunjukan anemia/hemoraghi prenatal)
d. Essai Inhibisi guthriel tes untuk adanya metabolit fenillalanin, menandakan fenil ketonuria
e. Bilirubin total 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan 8 mg/dl 1-2 hari dan 12 mg/dl pada 3-5
hari.
f. Detrosik:Tetes glukosa selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50
mg/dl,meningkat 60-70 mg/dl pada hari ke 3.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama. Bayi tampak semi-koma,saat tidur
dalam meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata cepat (REM) tidur
sehari rata-rata 20 jam.
b. Sirkulasi
Rata-rata nadi apical 120-160 dpm (115 dpm pada 4-6 jam, meningkat sampai 120 dpm pada 12-
24 jam setelah kelahiran)
Nadi perifer mungkin melemah,murmur jantung sering ada selama periode transisi, TD
berentang dari 60-80 mmHg (sistolik)/40-45 mmHg (diastolik)
Tali pusat diklem dengan aman tanpa rembesan darah,menunjukan tanda-tanda pengeringan
dalam 1-2 jam kelahiran mengerut dan menghitam pada hari ke 2 atau ke 3.
c. Eliminasi
Abdomen lunak tanpa distensi,bising usus aktif pada beberapa jam setelah kelahiran. Urin tidak
berwarna atau kuning pucat,dengan 6-10 popok basah per 24 jam.Pergerakan feses mekonium
dalam 24 sampai 48 jam kelahiran.
d. Makanan atau cairan
Berat badan rata-rata 2500-4000 gram.
Penurunan berat badan di awal 5%-10%
Mulut: saliva banyak,mutiara Epstein(kista epithelial)dan lepuh cekung adalah normal palatum
keras/margin gusi,gigi prekosius mungkin ada.
e. Neurosensori
Lingkar kepala 32-37 cm,fontanel anterior dan posterior lunak dan datar, Kaput suksedaneum
dan molding mungkin ada Selama 3-4 hari, Mata dan kelopak mata mungkin edema, Strabismus
dan fenomena mata boneka sering ada.
Bagian telinga atas sejajar dengan bagian dalam dan luar kantus mata(telinga tersusun rendah
menunjukan abnormalitas ginjal atau genetik)
Pemeriksaan neurologis : adanya reflek moro,plantar,genggaman palmar dan babinski, respon
reflex di bilateral/sama (reflex moro unilateral menandakan fraktur klavikula atau cedera pleksus
brakialis),gerakan bergulung sementara mungkin terlihat.Tidak adanya
kegugupan,letargi,hipotonia dan parese.
f. Pernapasan
T akipnea khususnya setelah kelahiran sesaria atau presentasi bokong.
Pola pernapasan diafragmatik dan abdominal dengan gerakan sinkron dari dada dan
abdomen(inspirasi yang lambat atau perubahan gerakan dada dan abdomen menunjukan distress
pernapasan)pernapasan dangkal atau cuping hidung ringan,ekspirasi sulit atau retraksi
interkostal.(ronki pada inspirasi atau ekspirasi dapat menandakan aspirasi)
g. Keamanan
Warna kulit:akrosianosis mungkin ada,kemerahan atau area ekomotik dapat tampak di atas pipi
atau di rahang bawah atau area parietal sebagai akibat dari penggunaan forsep pada kelahiran
Sefalohematoma tampak sehari setelah kelahiran
Ekstremitas:gerakan rentang sendi normal kesegala arah,gerakan menunduk ringan atau rotasi
medial dari ekstremitas bawah,tonus otot baik.
h. Seksualitas
Genitalia wanita : Labia vagina agak kemerahan atau edema,tanda vagina/hymen dapat terlihat,
rabas mukosa putih (smegma)atau rabas berdarah sedikit (pseudo menstruasi) mungkin ada.
Genitalia pria :Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi(lubang
prepusium sempit, mencegah retraksi foreksim ke glan)
2. Diagnosa Keperwatan
a. Resiko Tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan keterbatasan jumlah lemak
subkutan
b. Resiko tinggi kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan produksi mucus berlebihan
c. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan laju metabolic
d. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan ketidak adekuatan imunitas yang didapat.
e. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan aspirasi
f. Resiko tinggi konstipasi berhubungan dengan ketidakadekuatan masukan cairan
3. Rencana Tindakan
a. Resiko Tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan keterbatasan jumlah lemak
subkutan
Hasil yang diharapkan:
- Mempertahankan suhu dalam batas normal
- Bebas dari tanda-tanda stress dingin atau hipotermi.
Intervensi Keperawatan:
1) Pertahankan suhu lingkungan
Rasional : Dalam respon terhadap suhu lingkungan yang rendah,bayi cukup bulan
meningkatkan suhu tubuh dengan menangis atau meningkatkan aktivitas motorik.
2) Pantau aksila bayi,kulit,suhu timpanik dan lingkungan sedikitnya setiap 30 -60 menit selama
periode stabilisasi.
Rasional : Stbilisasi suhu mungkin tidak terjadi sampai 8-12 jam setelah lahir.kecepatan
konsumsi oksigen dan metabolism minimal bila suhu kulit dipertahankan diatas 36,5 OC.
3) Kaji frekuensi pernapasan:perhatikan takipnea(frekuensi lebih besar dari 60/menit)
Rasional : Bayi menjadi takipnea dalam respon terhadap peningkatan kebutuhan oksigen
yang dihubungkan dengan stress dingin dan upaya mengeluarkan kelebihan karbondioksida
untuk menurunkan sidosis respiratorik.
4) Tunda mandi pertama sampai suhu tubuh stabil dan mencapai 36,5 OC.
Rasional : Membantu mencegah kehilangan panas lanjut karena evaporasi.
5) Memandikan bayi dengan cepat supaya bayi tidak kedinginan,hanya membuka bagian tubuh
dan mengeringkannya dengan segera.jamin bahwa lingkungan bebas dari angin.
Rasional : Mengurangi kehilangan panas melalui evaporasi dan konveksi.
6) Pertahankan termonetral lingkungan melalui penggunaan pengontrol automatic atau alat
pemanas yang dapat disesusaikan pada 37 OC
Rasinol : Mencegah ketidak seimbangan panas atau kehilangan panas.
7) Perhatikan tanda-tanda sekunder stress dingin (misalnya peka rangsang, pucat, belang,
distress pernapasan)
Rasional : Hipotermi meningkatkan laju penggunaan oksigen dan glukosa,sering disertai
dengan hipoglikemi dan distress pernapasan.
b. Resiko tinggi kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan produksi mucus berlebihan
Hasil yang diharapkan :
Mempertahankan jalan napas paten dengan frekuensi pernapasan dalam batas normal (30 dan 60
per menit)
Bebas dari tanda-tanda distress pernapasan
Intervensi Keperawatan:
1) Perkirakan usia gestasi dengan menggunakan criteria dubowitz.
Rasional : System surfaktan berkembang sesuai kemajuan gestasi.
2) Perhatikan factor resiko yang dapat memperberberat kelebihan cairan paru atau aspirasi
cairan amniotic.
Rasional : Kejadian ini memperberat ketidak mampuan bayi untuk membersihkan jalan
napas dari kelebihan cairan,mucus,dan materi yang teraspirasi.
3) Kaji frekuensi dan upaya pernapasan
Rasional : Frekuensi pernapasan normal adalah 30-60/menit.
4) Hisap nasofaring sesuai kebutuhan perhatikan warna,jumlah,dan karakter mucus yang
dimuntahkan.
Rasional : Menjamin kebersihan jalan napas,yanga penting untuk neonatus,yang baru
bernapas melalui hidung dan mungkin tidak belajar untuk membuka mulut.
5) Posisikan bayi miring dengan gulungan handuk untuk menyokong punggung.
Rasional : Memudahkan dranase mucus.
c. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan laju metabolic.
Hasil yang diharapkan:
Bebas dari tanda-tanda hipoglikemi
Menunjukkan penurunan berat badan sama dengan atau kurang dari 5%-10% berat badan lahir
pada waktu pulang.
Intervensi Keperawatan:
1) Tinjau ulang riwayat pre natal ibi terhadap kemungkinana stressor yang berdampak pada
simpanan glukosa neonates.
Rasional : Bayi cukup bulan rentan pada hipoglikemi mengalami stress kronis dalam
uterus,terpajan pada kadar glukosa yang tinggi dalam uterus.
2) Perhatikan skor apgar,kondisi saat lahir,tipe sewaktu pemberian obat dan suhu awal bayi.
Rasional : Stresor kelahiran dan stress dini meningkatkan laju metabolism da dengan
cepat menurunlkan simpanan glukosa.
3) Turunkan stressor fisik,seperti stress dingin,pengerahan fisik.
Rasional : Hipotermi meningkatkan konsumsi energy dan penggunaan simpanan lemak
yang tidak dapat diperbaharui.
4) Timbang berat badan bayi
Rasional : Menetapkan kebutuhan kalori dan cairan yang sesuai dengan berat dasar .
5) Pantau bayi baru lahir terhadap kebiruan,peningkatan kadar Hb/Ht (Hb lebih dari 20g/dl,Ht
lebih dari 60%)
Rasional : SDM adalah consumer glukosa tertinggi, mencetuskan bayi polisetimia terhadap
hipoglikemia.
6) Auskultasi bising usus, perhatikan distensi abdomen, tangisan lemah,dan reflek menghisap.
Rasional : Menunjukkan neonatus lapar.
7) Lakukan pemberian makan oral awal dengan 5-15 ml air steril, kemudian dekstrosa dan air,
berlanjut untuk formula untuk bayi yang makan melalui lewat botol
Rasional : Mengkaji keefektifan menghisap, menelan dan kepatenan esophagus.
8) Pantau warna, konsentrasi dan frekuensi berkemih.
Rasional : Kebutuhan cairan direntang dari 140-160 ml/kg/24 jam, karena BBL secara
proporsional mempunyai cadangan cairan lebih sidikit dan kebutuhan cairan lebih besar
dibandina dengan orang dewasa.
d. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan ketidak adekuatan imunitas yang didapat.
Hasil yang diharapkan :
Bebas dari tanda-tanda infeksi
Menun jukkan pemulihan tepat waktu pada potongan tali pusat, bebas dari drainase atau eritema.
Intervensi Keperawatan
1) Ajarkan teknik pencucian yang tepat sebelum memegang bayi kepada orang tua.
Rasional : Mencuci tangan yang benar adalah factor penting dalam melindungi bayi baru
lahir dari infeksi.
2) Batasi kontak dengan bayi dengan tepat
Rasional : Membantu mencegah penyebaran infeksi ke bayi baru lahir.
3) Inspeksi kulit setiap hari terhadap ruam atau kerusakan integritas kulit, gunakan sabun
lembut dan lap kulit dengan perlahan untuk mengeringkan setelah mandi dan hindari menggosok
secara berlebihan.
Rasional : Kulit adalah barier imunitas non spesifik yang mencegah invasi pathogen.
4) Gunakan krim eucerim pada area kulit yang kering khususnya pergelangan kaki dan tangan.
Rasional : Mencegah kulit robek dan rusak khususnyan pada bayi dengan kulit kering
karena penurunan berat badab berlebihan atau pemajanan lama pada fototerapi.
5) Anjurkan menyusui dini bila tepat.
Rasional : Kolostrum dan asi mengandung sekretorius IgA dalam jumlah tinggi dan
memberikan imunitas dalam bentuk pasif.
6) Kaji tali pusat dan area kulit pada dasar tali pusat setiap hari dari adanya kemerahan, bau dan
rabas.
Rasional : Peningkatan pengeringan dan pemulihan, meningkatkan mikrosis dan
pengelupasan normal serta menghilangkan media lembab untuk pertumbuhan bakteri.
7) Kolaborasi dengan tim medis yang lain dalam pemeriksaan laboratorium (jumlah sel darah
putih, kadar serum, IgE, IgM dan IgA.
Rasional : Peningkatan sel darah putih menunjukkan infeksi, peningkatan IgM sebagai
respon organism infeksius dalam uterus.
4. Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan tindakan keperawatan disini merupakan realisasi yang telah ditetapkan dalam
perencanaan keperawatan. Pada klien dengan bayi baru lahir idealnya harus diletakkan didalam
incubator untuk mengurangi hipotermi pada bayi baru lahir dan merawat tali pusat dengan steril
menggunakan betadine. Bila tidak mendapatkan perawatan bayi baru lahir dapat menyebabkan
terjadinya hipotermi dan infeksi bahkan sampai sepsis.
5. Evaluasi
Hal-hal yang perlu di evaluasi :
- Tidak terjadi hipotermi
- Tidak terjadi kerusakan pertukaran gas
- Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
- Tidak terjadi infeksi
6. Discharge Planning
a. Anjurkan orangtua bayi/ibu untuk memberikan ASI eksklusif
b. Anjurkan cara memandikan dan merawat tali pusat bayi
c. Berikan penjelasan tentang pentingnya ASI terhadap bayi
d. Berikan penjelasan tentang control kesehatan baik untuk ibunya atau bayi
e. Anjurkan pada orang tua/ibunya bayi pentingnya imunisasi bayi.
BAB III
TINJAUAN KASUS KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. IDENTITAS
a. Bayi
Nama Initial : By. Ny.“L”
Tempat/Tgl Lahir (umur) : Palembang/02 Maret 2009/ 04.35 WIB
Jenis Kelamin : Laki-laki
b. Ibu
Nama Initial : Ny. “L”
Tempat/Tgl Lahir (umur) : Palembang / 29 Tahun
Agama / Suku : Islam / Melayu
Warga negara : Indonesia
28
Alamat Rumah : Jl. Yus marzuki palembang
c. Ayah
d. Penanggung Jawab
2. DATA MEDIK
a. Dikirim oleh : VK
b. Diagnosa Medik :
1) Saat Masuk : Bayi Baru Lahir
2) Saat Pengk
3. RIWAYAT KELAHIRAN
a. Riwayat Hamil
1) Gangguan Kehamilan
a) Perdarahan : Tidak ada
b) Pre Eklampsia : Tidak ada
c) Eklampsia : Tidak ada
d) Penyakit Kelamin : Tidak ada
e) Lain-lain : Tidak ditemukan
7) Komplikasi Persalinan
Ibu : Tidak ada
Bayi : Tidak ada
b) Resusitasi
- Ambubag : ya Tidak
2) Tanda-tanda Vital
a) Kesadaran
Kualitatif : Compos mentis
b) Suhu : 36,2 0C per rectal
c) Denyut Nadi : Frekuensi 120 x/mnt
d) Pernafasan : Frekuensi 44 x / menit,
irama teratur dan pernafasan jenis dada.
3) Pengukuran
Berat badan : 3300 gr
Lingkar Kepala : 34 cm
Lingkar Dada : 34 cm
Lingkar Lengan : 12 cm
Panjang Badan : 50cm
Kesimpulan : Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi (normal)
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
Bentuk : Simetris
Fontanel (Ubun-ubun) : Ada (anterior dan posterior lunak dan datar belum merapat)
Molding : Ada
2) Mata
3) Telinga
Bentuk : Simetris
Posisi : Letak sesuai, garis sepanjang kantus luar dan kantus dalam mata
mengenai garis atas telinga.
4) Hidung
Bentuk : Simetris, tidak ada sekret
Kelainan lain-lain : Tidak ditemukan
5) Mulut
Reflek menghisap : Kuat, bayi menoleh ke arah stimulus membuka mulutnya,
memasukkan jari/ putting dan menghisap.
Bibir : Normal
6) Leher : Simetris, bebas bergerak dari satu sisi ke sisi lain dan bebas
melakukan dan fleksi, tidak dapat menggerakkan dagu sampai melampaui bahu.
8) Abdomen :
Bentuk : Simetris,bulat menonjol karena otot- otot belum berkembang
sempurna
Palpasi : Tidak teraba massa, tidak distensi.
Kelainan lain-lain : Tidak ditemukan
10) Punggung :
Posisi : Simetris Tulang Punggung lurus dan mudah fleksi
Fleksibilitas tulang punggung : Baik, bayi dapat mengangkat dan menahan kepala
sebentar saat tengkurap.
Kelainan lain-lain : Tidak ditemukan
11) Ekstermitas
Atas (Inpeksi)
a) Refleks Morrow : Abduksi dan ekstensi simetris lengan, jari mengembang seperti
kipas, lengan teraduksi dalam gerakan memeluk dan kembali dalam posisi fleksi dan gerakan
rileks.
b) Refleks Menggenggam : Jari menggenggam kuat jari pemeriksa
c) Kelainan lain-lain : Tidak ditemukan
Bawah (Inspeksi)
a) Refleks berjalan : Bayi melakukan gerakan seperti kaki bergantian fleksi dan
ekstensi.
b) Kelainan lain-lain : Tidak ditemukan
12) Genetalia
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kelainan lain-lain : Tidak ditemukan
13) Anus : Lubang Tidak ada
Kelainan lain-lain : Tidak ditemukan
DAFTAR OBAT
Neo K
Nama Obat : Neo- K
Klasifikasi Obat : Vitamin
Dosis umum : 1 mg
Dosis pasien yang bersangkutan : 1 mg
Cara pemberian obat : IM
Mekanisme kerja dan
fungsi obat : Untuk pertumbuhan tulang dan pembentukan dalam
pembekuan darah.
Kontraindikasi : Tidak ada
Side Effect : Tidak ada
Terramycin
Nama Obat : Terramycin
Klasifikasi Obat : Antibiotik
Dosis umum : 125 mg
Dosis pasien yang bersangkutan : 5 mg
Cara pemberian obat : Salep
Mekanisme kerja dan
fungsi obat : Untuk mencegah kebutaan, xeropthalmia
Kontraindikasi : Tidak ada
Side Effect : Tidak ada
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
6. Perhatikan tanda-tanda
sekunder sters dingin (misal :
peka rangsang, pucat, tremor, 6. Hipo
kulit dingin. pengguna
7. Petahankan termonetral
lingkungan melalui penggunaan
pengontrol automatik atau alat 7. Menc
pemanas yang disesuaikan pada panas atau
37 OC
8. Libatkan keluarga jika bayi
kedinginan dekapkan erat bayi
ke tubuh ibu kemudian 8. Menc
keduanya diselimuti. bayi baru
Nama/Umur : By. Ny. ‘L’ / 02 Maret 2009
Ruang / Kamar : Kamar bayi pav. maria / 4-1
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan Tujuan jangka panjang 1. Cuci tangan sebelum 1. Me
dengan ketidakadekuatan imunitas - Infeksi tidak terjadi . memegang bayi dan setelah tumbuhan
yang didapat Tujuan jangka pendek dalam menggunakan toilet untuk BAK
DS : waktu 3x24 Jam : dan BAB
DO : - Luka bersih dan kering 2. Juga tali pusat bayi dalam
- Tampak luka bekas - Tali pusat mengering dan keadaan bersih selalu dan 2. Ke
pemotongan tali pusat terjadi pemulihan letakkan popok di bawah tali infeksi
- Luka tampak basah - TTV pasien dalam batas pusat. jumlah be
- Luka bekas pemotongan tali normal : masuk po
pusat, tampak diberi betadin dan S : 36,5 - 37 OC infeksius
dibungkus dengan kassa N : 110-130 x/mnt 3. Observasi tanda-tanda vital tali pusat.
- Kulit pasien tampak P : 30-45 x/mnt pasien. 3. Men
berkelupas - Area kulit pada dasar tali 4. Tali pusat ditutup dan pasien
- Area kulit pada dasar tali pusat tidak ada kemerahan, bau diolesi dengan zat warna tiple / 4. Menc
pusat tidak ada kemerahan, bau atau dan rabas. alkohol 70% / betadin. mikroorg
rabas 5. Berikan ASI eksklusif
- TTV Pasien :
S : 36,2 OC 5. K
N : 120 x/mnt mengandu
P : 44 x/mnt dalam
memberi
6. Kaji tali pusat dan area kulit
pada dasar tali pusat setiap hari 6. Men
dari adanya kemerahan bau atau pemuliha
rabas media lem
bakteri.
PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Mengkaji tali pusat dan area kulit pada daerah tali pusat.
08.20 (Luka tampak basah, tampak tidak ada kemerahan, bau ataupun
rabas pada area kulit dasar tali pusat)
Mengkaji tali pusat dan area kulit pada dasar tali pusat.
08.00 (Tampak luka bekas pemotongan, Tali pusat bersih, tampak tidak
ada kemerahan, bau atau pun rabas pada area kulit dasar tali pusat)
09.00
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama/Umur : By Ny. ‘L’ / 02 Maret 2009
Ruang / Kamar : Kamar bayi pav. maria / 4-1
Tgl / Waktu Evaluasi Nama
02-03-2009 S : - eko
12.30 O: - Kulit pasien teraba hangat
DP I - Pasien tampak nyaman
- Pasien diletakkan didalam boks bayi.
- TTV pasien :
S : 36 OC N : 120 x/mnt, P : 44 x/mnt
A: Resti hipotermi tidak terjadi
P : Intervensi di stop
DP II S : -
12.30 O: Terdapat luka bekas pemotongan tali pusat, tidak ada
kemerahan, bau, rabas pada area kulit dasar tali pusat.
A: Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi 3,4,5 dan 6 diteruskan
S : -
17/2/2009 O: - Tampak luka mulai mengering
DP II - Pada area kulit dasar tali pusat tampak tidak ada
kemerahan dan bengkak.
A: Infeksi tidak terjadi
P : Distop pasien pulang.
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah penulis mempelajari tentang asuhan keperawatan bayi baru lahir dan
melaksanakan secara langsung asuhan keperawatan pada bayi Ny “L”, ternyata antara teori
yang didapat dengan kenyaataan yang ditemukan dalam praktek lapangan terdapat perbedaan.
Hal ini disebabkan kerena tingkat kegawatan persepsi individu dan juga pemahaman
terhadap penyakit atau keadaan yang dialami saat ini. Uaraian mengenai perbedaan ini
penulis mengamati dan menemukaannya mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan dan evaluasi keperawatan sebagai
berikut:
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari tahap awal keperawatan. Oleh karena itu, penulis
perlu melakukan pengkajian secara teliti, cermat dan sistematis melalui wawancara, observasi
dan pemeriksaan fisik secara langsung serta didukung oleh sumber-sumber sepertri catatan
medic. Setelah secara cermat mempelajari teori pengkajian bayi baru lahir antara lain bayi
biasanya setelah lahir menangis kuat, warna kulit seluruhnya berwarna merah, denyut jantung
janin 7100, pernapasan baik, menangis kuat, otot gerak aktif, reflek baik,reaksi terhadap
rangsangan menangis.
50
Pada pengkajian bayi baru lahir, bayi pada Ny “L” yang dikaji pada penulis selama 2 hari
(tanggal 02 Maret – 03 Maret 2009) penulis menemukan tanda dan gejala: Pasien tampak
menggigil, tampak menangis, kulit teraba dingin, pasien tampak dibedong dan diletakkan
didalam inkubator tampak luka bekas pemotongan tali pusat, luka tampak basah, luka bekas
pemotongan tali pusat tampak dibungkus dengan kassa Alkafil, kulit pasien tampak
terkelupas, area kulit pada dasar tali pusat tampak tidak terlihat kemerahan, tidak bau atau
rabas.
Penulis membandingkan pengkajian secara teoritis dengan pelaksanaan pengkajian pada
bayi Ny “L”. Meskipun penulis menemukan data yang sama, namun ada juga data yang
berbeda.
Hal ini di sebabkan karena reaksi patologis bayi berbeda-beda tergantung dengan
kelahiran dan keadaan yang dialami pasien selain itu pasien sudah dirawat 2 hari dan
menjalani perawatan dirumah sakit dengan vitamin K, tetes mata, sehingga mengurangi tanda
dan gejala.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ditegakkan berdasarkan analisa data yang diperoleh pada waktu
pengkajian. Masalah yang muncul bersifat potensial dapat dikurangi atau diatasi dengan
tindakan keperawatan. Diaknosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada pasien bayi baru
lahir adalah:
1. Resiko Tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan keterbatasan jumlah lemak
subkutan
2. Resiko tinggi kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan produksi mucus berlebihan
3. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan laju metabolic
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan ketidak adekuatan imunitas yang didapat.
5. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan aspirasi
6. Resiko tinggi konstipasi berhubungan dengan ketidakadekuatan masukan cairan.
C. Perencanaan Keperawatan
Setelah merumuskan diaknosa keperawatan langkah selanjutnya adalah menetapkan dan
menyusun rencana tindakan. Langkah ini memberikan pedoman untuk tindakan yang akan
dilakukn untuk mengatasi masalah kesehatan pada pasien bayi Ny”L”.
Sebelum menyusun rencana tindakan keperawatan pertama-tama penulis menetapkan
tujuan yang diharapkan agar dalam membuat rencana tindakan keperawatan mengarah pada
tujuan dan hasil yang diharapkan. Adapun tujuan dan rencana keperawatan yang penulis
susun berdasarkan atas respon pasien dan mengacu pada prioritas masalah kesehatan yang
dialaminya.
Rencana yang menjadi prioritas uang harus segera diatasi pada permasalahan kesehatan
yang dialami bayi Ny”L” adalah, resio tinggi hipotermi resio tinggi infeksi.Dalam
perencanaan dilakukan kerjasama medis dan melibatkan kekuarga yang mendampingi dan
memberikan dukunganpada pasien bayi Ny”L”.
D. Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan merupakan realisasi dari semua tindakan keperawatan, jadi tidak
semua rencana tindakan keperawatan yang ada pada teori dapat dilaksanakan pada klien,hal
itu disesuaikan kembali dengan kondisi klien. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
penulis berpedoman pada rencana tindakan keperawatan yang telah disusun sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai.
Di dalam pelaksanan tindakan keperawatan penulis tidak bekerja sendiri, melainkan
bekerjasama dengan perawat yang ada diruang, tim medis dan juga keluarga klien serta di
dukung dengan adanya fasilitas yang memadai. Pelaksanaansecara teoritis tidak dapat di
jabarkan secara rutin.sedangkan dalam praktek pelaksanaannya tidak seluruhnya dapat
dilaksanakan karena keterbatasan waktu yang ada,namun dapat dikolaborasikan dengan
perawat ruangan yang merawat Bayi Ny”L” untuk ditindak lanjuti sesuai dengan rencana
yang telah disusun sehingga diharapkan permasalahan klien dapat segera teratasi.terlebih
karena keluarga kooperatif dengan tindakan keperawatan yang diaplikasikan.
E. EVALUSI
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang bertujuan untuk menilai sejauh
mana keberhasilan asuhan keperawatan secara tertulis dengan menggunakan metode
pendekatan subjektif,objektif,analisa dan perencanaan (SOAP). Hal yang menjadi focus
perhatian penulis adalah memperhatikan secara teliti respon atau keadaan klien terhadap
tindakan yang dilakukan perawat.
1. Pada diagnose pertama resiko tinggi hipotermi berhubungan dengan proses adaptasi
dengan lingkungan luar rahim dapat teratasi. Hal ini dibuktikan oleh kulit pasien teraba
hangat, pasien tidak lagi diletakkan di dalam incubator tetapi diletakkan di dalam boks bayi.
2. Pada diagnose kedua resiko tinggi infeksi berhubungan dengan ketidak adekuatan
imunitas yang di dapat,juga dapat teratasi.Hal ini dibuktikan oleh tampak luka bekas
pemotongan tali pusat mulai mongering,pada area kulit dasar tali pusat tampak tidak ada
kemerahan,bengkak,bau atau rabas.
Setelah klien dirawat selama dua hari di Rumah Sakit Charitas,klien mengalami
perkembangan yakni keadaan umum pasien membaik dan intervensi dihe
BAB V
PENUTUP
Dalam asuhan keperawatan bayi baru lahir yang penulis pelajari tergambar bahwa Bayi
Ny”L” mengalami resiko tinggi hipotermi dan resiko tinggi infeksi yang tampak sesuai
dengan keadaan pasien.adapun kesimpulan dan saran yang penulis buat adalah sebagai
berikut:
A. KESIMPULAN
Setelah penulis mempelajari dan melakukan asuhan keperawatan bayi baru lahir pada Bayi
Ny”L”,maka penulis menyimpulkan:
1. Pada pengkajian terjadi kerjasama antara keluarga dengan penulis sehingga memudahkan
penulis dalam mengumpulkan data dan tidak semua masalah keperawatan bayi baru lahir
secara teori ditemukan dan dijumpai pada Bayi Ny”L”.
2. Diagnosa keperawatan yang ada di teori tidak semua timbul pada kenyataan.hal ini di
karenakan dalam merumuskan diagnose keperawatan di sesuaikan dengan data atau kondisi
bayi saat pengkajian.
3. Rencana keperawatan di buat sesuai dangan diagnose yang timbul pada Bayi Ny”L”
berdasarkan teori.
4. Implementasi keperawatan pada Bayi Ny”L” dilakukan sesuai dengan diagnose
keperawatan yang timbul dan semua rencana keperawatan yang di buat dapat di
implemwntasikan karena pasien pulang.
5. Pada tahap evalusi yang dilakukan pada Bayi Ny”L” terlihat diagnose yang dibuat dapat
teratasi semua dan pasien pulang.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA