DISUSUN OLEH:
Nim : P05140320017
Fenti Remeka,S.Tr.keb
Dwi Yunita Baska M.keb
Penulis
ii
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir
1. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang
kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37
(Yulianti, 2019).
Ciri bayi baru lahir normal adalah lahir aterm antara 37-42 minggu, berat
badan 2500-4000 gram, panjang badan 48-52 cm, lingkar dada 30-38 cm, lingkar
kepala 33-35 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung 120-160
x/menit, pernapasan ± 40-60 kali per menit, suhu aksiler normalnya 36,5 –
37,5ºC, kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup,
rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna, Kuku
agak panjang dan agak lemas, nilai APGAR ˃7, gerak aktif, bayi lahir langsung
menangis kuat, reflesks rooting, refleks sucking, refleks morro, refleks grasping
dengan testis yang berada pada skrotum dan penis yang berlubang. genitalia
serta adanya labia mayora dan minora, eliminasi baik yang ditandai dengan
(Sulis, 2019)
3. Periode Transisi
Karateristik:
1) Tanda-tanda vital BBL sebagai berikut: frekuensi nadi apical yang cepat
adanya retraksi.
3) Bising usus biasanya tidak ada, bayi biasanya tidak berkemih ataupun
yang kuat.
b. Fase Tidur
Fase tidur dimulai kira-kira 30 menit setelah periode pertama reaktifitas dan
1) Saat bayi berada dalam fase tidur, frekuensi jantung dan pernapasan
kenilai dasar.
didengar.
berikut:
iv
1) Bayi mempunyai tingkat sensifitas tinggi terhadap stimulus internal dan
pernapasan yang lebih cepat tetapi stabil (tidak ada pernapasan cuping
2) Fluktuasi warna kulit dari warna merah jambu atau kebiruan ke sianotik
ini.
4) Peningkatan sekresi mucus dan bayi bisa tersedak saat sekresi. Refleks
penghisapan sangat kuat dan bayi biasa sangat aktif (Sembiring, 2019)
Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir menurut (Legawati, 2018) yaitu
sebagai berikut:
1. Menjaga bayi agar tetap hangat. Langkah awal dalam menjaga bayi tetap
tunda memandikan bayi selama 6 jam atau sampai bayi stabil untuk
mencegah hipotermi.
2. Membersihkan saluran napas dengan menghisap lendir yang ada di mulut dan
penilaian APGAR skor menit pertama. Bayi normal akan menangis spontan
segera setelah lahir. Apabila bayi tidak langsung menangis, jalan napas segera
dibersihkan.
3. Mengeringkan tubuh bayi dari cairan ketuban dengan menggunakan kain atau
handuk yang kering, bersih dan halus. Dikeringkan mulai dari muka, kepala
sebelum tali pusat diklem, Hindari mengeringkan punggung tangan bayi. Bau
cairan amnion pada tangan bayi membantu bayi mencari putting ibunya yang
berbau sama.
4. Memotong dan mengikat tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik.
Tindakan ini dilakukan untuk menilai APGAR skor menit kelima. Cara
(a) Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi lahir. Penyuntikan
intramuscular)
(b) Melakukan penjepitan ke-I tali pusat dengan klem logam DTT 3 cm dari
dinding perut (pangkal pusat) bayi, dari titik jepitan tekan tali pusat
dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat kea rah ibu (agar darah
penjepitan ke-2 dengan jarak 2 cm dari tempat jepitan ke-1 ke arah ibu.
(c) Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi
landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong
DTT (steril)
(d) Mengikat tali pusat dengan benang DTT pada satu sisi, kemudian
lingkarkan kembali benang tersebut dan ikat dengan simpul kunci pada
sisi lainnya.
(e) Melepaskan klem penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam larutan
klorin 0,5% f. Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya inisisasi
menyusui dini.
vi
(f) Melakukan IMD, dimulai sedini mungkin, eksklusif selama 6 bulan
bulan. Pemberian ASI pertama kali dapat dilakukan setelah mengikat tali
pusat. Langkah IMD pada bayi baru lahir adalah lakukan kontak kulit ibu
dengan kulit bayi selama paling sedikit satu jam dan biarkan bayi mencari
(g) Memberikan identitas diri segera setelah IMD, berupa gelang pengenal
tersebut berisi identitas nama ibu dan ayah, tanggal, jam lahir, dan jenis
kelamin.
(h) Memberikan suntikan Vitamin K1. Karena sistem pembekuan darah pada
bayi baru lahir belum sempurna, semua bayi baru lahir beresiko
semua bayi baru lahir, terutama bayi BBLR diberikan suntikan vitamin K1
anterolateral paha kiri. Suntikan vit K1 dilakukan setelah proses IMD dan
(i) Memberi salep mata antibiotik pada kedua mata untuk mencegah
lahir.
(k) Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir untuk mengetahui apakah
diantaranya :
tanda infeksi
telinga.
retraksi
limpa, tumor).
(8) Tali pusat: pemeriksaan terhadap perdarahan jumlah darah pada tali
pusat, warna dan besar tali pusat, hernia di tali pusat atau
selangkangan.
(9) Alat kelamin: untuk laki-laki, apakah testis berada dalam skrotum,
vii
i
ASFIKSIA
A.Pengertian
Asfiksia merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir yang mengalami gagal bernafas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga bayi tidak dapat memasukkan
oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya, sehingga dapat
menurunkan O2 (oksigen) dan mungkin meningkatkan CO2 (karbondioksida) yang
menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. Asfiksia dapat dibagi menjadi 3
yaitu, asfiksia ringan, asfiksia sedang, dan asfiksia berat.
Asfiksia pada BBL adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernapas secara
spontan dan teratur sehingga bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat
melepaskan karbon dioksida dari tubuhnya segera setelah lahir atau beberapa waktu
kemudian.Asfiksia dapat terjadi selama antepartum,intrapartum maupun
postpartum.asfiksia selain dapat menyebabkan kematian juga dapat menyebabkan
kecacatan. Bayi yang mengalami depresi saat dilahirkan dengan menunjukkan gejala
tonus otot yang menurun dan mengalami kesulitan mempertahankan pernafasan yang
wajar,asfiksia berarti hipoksia yang progresif,penimbunan CO2 dan asidosis.bila proses
ini berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan otak atau kematian.asfiksia
juga dapat mempengaruhi fungsi organ vital lainnya dimana apabila asfiksia berlanjut
maka akan terjadi apnu primer
B. Klasifikasi
Tanda 0 1 2
ix
Refleks Tidak respon Menyeringai Batuk,bersin,m
enangis
2. Etiologi
sebagai berikut:
a. Faktor Ibu
x
obat analgetik atau anestesia lain.
b. Faktor Plasenta
c. Faktor Janin
pertukaran gas antara ibu dan janin. Hal ini dapat ditemukan
pada
xi
keadaan tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher dan lain-
lainnya.
d. Faktor Neonatus
2) Trauma persalinan
meliputi lama persalinan, KPD, dan jenis persalinan. Faktor janin yaitu
a. Faktor Antepartum
1) Paritas
xii
secara medis maupun secara mental. Paritas yang tinggi
a) Primipara
b) Multipara
c) Grandemultipara
xii
i
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada
OR
bagi kesehatan ibu dan bayi yang akan dilahirkan. Pada usia ibu
xi
v
neonatorum karena usia ibu tidak secara langsung berpengaruh
2) Umur Kehamilan
sampai partus adalah kira-kira 280 hari (40 minggu), dan tidak
prognosis buruk
xv
3) Hipertensi dalam Kehamilan (Preeklamsia dan eklamsia)
antara lain:
b) Preeklamsia
c) Eklamsia
(superimposed)
e) Hipertensi kronik
Hipertensi dalam kehamilan didiagnosis apabila tekanan
xv
i
umumnya preeklamsi baru
xv
ii
timbul sesudah minggu ke-20 dan makin tua makin besar
xv
iii
4) Kadar Haemoglobin
xi
x
haemoglobin dibawah 11 gr%, dan pada trimester II kadar
adalah ketuban yang pecah pada saat fase laten. Hal ini bisa
intrauterine.
xx
dan
xx
i
mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi ibu. KPD sering
a) Partus Spontan
b) Partus Buatan
xx
ii
secara tindakan memiliki risiko 1,42 kali melahirkan bayi
b. Faktor Janin
1) Prematuritas
Bayi baru lahir premature dapat digunakan untuk mengkategorikan janin dan
kehamilan sebelum minggu ke 37. Bayi baru lahir prematur berisiko mengalami
minggu. Surfaktan merupakan agen untuk menguragi tegangan permukaan pada paru-
paru, tidak adekuat pada bayi prematur. Selain itu alveolus yang matur tidak terdapat
Pada usia kehamilan 34 hingga 37 minggu, risiko meningkat sebanyak 1,5 kali,
sedangkan pada usia kehamilan <34 minggu risiko meningkat sebanyak 14 kali. Hasil
xx
iii
2) Berat Bayi Lahir
dalam waktu 1 jam pertama setelah lahir. Berat bayi lahir dapat
dikelompokkan menjadi :
Bayi berat lahir lebih adalah bayi yang dilahirkan dengan berat
xx
iv
Bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah umumnya
yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram sering
neonatorum pada bayi baru lahir sebesar 3,85 kali Gejala dan
Tanda Asfiksia
xx
v
4. Patofisiologi
memasuki alveoli paru dan cairan paru diabsorbsi oleh jaringan paru.
Pada nafas kedua dan berikutnya, udara yang masuk dalam alveoli
paru yang
xx
vi
membutuhkan tekanan puncak inspirasi dan tekanan akhir ekspirasi
nafas.
5. Tes Diagnostik
a. Denyut jantung janin: frekuensi normal ialah antara 120 dan 160
dibawah 100 permenit diluar his dan lebih-lebih jika tidak teratur,
turunnya PH. Apabila PH itu turun sampai bawah 7,2 hal ini
asidosis pada darah tali pusat jika: PaO2 < 50 mm H2o, PaCO2 > 55
6. Komplikasi
sehingga organ vital seperti otak, jantung, dan kelenjar adrenal akan
e. Hematologi : Dic.
7. Penatalaksanaan
xx
ix
dipastikan sendiri kemudian,namun pada intinya penatalaksanaan
a. Tindakan umum
lebih dalam.
telapak kaki.
b. Tindakan khusus
1) Asfiksia berat
80-100 x/menit.
2) Asfiksia sedang/ringan
xx
x
dan hidung serta gerakkan dagu keatas kebawah secara teratur 20x/menit.
Tanggal Pengkajian :
Pukul Pengkajian :
Tempat Pengkajian :
Nama Pengkaji :
I. Pengkajian Data
A. Data Subjektif
1. Identitas Bayi
Jenis Kelamin :
Tanggal Lahir :
Anak Ke :
Alamat :
3. Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Sekarang :
Riwayat Kesehatan yang lalu :
Riwayat Kesehatan Keluarga : Ibu mengatakan bahwa kedua keluarga tidak memiliki
riwayat penyakit kronis, menular maupun keturunan (seperti hipertensi, paru-paru, jantung,
asma, IMS, TBC, HIV/AIDS, dll)
4. Riwayat Neonatal
Prenatal :
Natal :
Post natal :
a. Pola Nutrisi
Lama Pemberian Asi :
Jenis Makanan Utama :
Jumlah/Frekuensi Pemberian :
Nafsu Makan (Asi) :
1). BAK
Frekuensi :
Konsitensi :
Warna : Jernih
2). BAB
Frekuensi : 3-4x/hari
Konsitensi : Lembek
Warna : Coklat kehitaman
b. Pola Istirahat : Ibu mengatakan bayi tidur siang 8 jam/hari, tidur malam 8,5
jam/hari (±16,5 jam/hari) setiap setelah menyusu dengan ibunya dan merasa nyaman
c. Pola Aktivitas : Ibu mengatakan bayi sering menangis bila lapar/haus, buang
air kecil dan buang air besar
d. Pola Personal Hygine
Mandi : Bayi mandi pada pagi hari pukul 7-8 pagi sehari
Ganti Pakaian : Pakaian bayi diganti saat lembab/basah
B. Data Objektif
1. Periksaan umum
Keadaan umum : baik/buruk
Kesadaran : compos mentis/sopor/somnolen
BB : 2500-4000 gram
TB : 48-52 cm
Pernapasan : 40-80 x / menit
Nadi : 120-160 x/menit
Suhu : 36,5-37,5C
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : ada/tidak ada benjolan yang abnormal, rambut warnanya hitam,
lebat/tipis
b. Muka : Kemerahan/kuning/biru/pucat, ada/tidak odema
c. Mata : Simetris/tidak, konjungtiva an anemis/anemis, sklera an ikterik/ikterik
d. Hidung : ada/tidak ada pembengkakan polip
e. Mulut : Bersih/tidak, bibir lembab, ada/tidak ada oral trusch
f. Telinga : simetris/tidak, ada/tidak ada pengeluaran yang abnormal
g. Leher : ada/tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limpe
h. Dada : Bunyi jantung normal/tidak, suara pernafasan normal/tidak
i. Payudara : Simetris/tidak, ada/tidak kelainan
j. Abdomen : ada/tidak ada kembung, ada/tidak ada bising usus
k. Punggung : Tulang punggung simetris/tidak, ada/tidak kelainan
l. Genitali: Pada bayi perempuan: labia mayora telah menutupi labia minora, Pada
bayi laki-laki: testis sudah turun.
m. Ekstermitas :
Atas : Simetris/tidak, jari-jari lengkap/tidak, pucat/tidak
Bawah : Simetris/tidak, jari-jari lengkap/tidak, pucat/tidak
3. Pemeriksaan Antropometri
BB : ≥ 2500-4000 gram
PB : ≥ 48-52 cm
LK : ≥ 31-35 cm
LD : ≥ 30-38 cm
V. INTERVENSI
1. Jelaskan hasil pemeriksaan
2. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI pada bayinya secara ekslusif
3. Jelaskan cara menjaga kehangatan suhu tubuh bayi
4. Jelaskan tanda bahaya bayi
5. Jelaskan tentang perawatan tali pusat
Anjurkan ibu untuk selalu mengganti pakaian/popok ba
DAFTAR PUSTAKA
Ari Wahyuni, Syahda, dkk. 2022. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Di Pmb Nurhayati Wilayah
Kerja Puskesmas Air Tiris. Evidence Midwifery Journal 1, hal 46–52.
Kurniarum, A. 2017. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Kemenkes RI.
Aminullah, A. (2014). Asfiksia Neonatorum. In Ilmu Kebidanan Edisi 3. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Andriana, K., & Di, N. (2019). Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan
Yogyakarta. Skripsi Universitas Muhamadiyah Jakarta. dipublikasikan.