Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT

Disusun oleh
ESTER ZHURIRIN
NPM 213900087

PROFESI BIDAN UNIVERSITAS MALAHAYATI


BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Epidemiologi berasal dari bahsa Yunani, epi berarti pada/tentang, demos
berarti penduduk, dan logos berarti ilmu . Epidemiologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang penduduk. Menurut WHO pada Regional Commite
Meeting ke 42 tahun 1989 di Bandung epidemiologi yaitu ilmu yang
mempelajari distribusi dan determinan dari peristiwa kesehatan dan peristiwa
lainnya yang berhubungan dengan kesehatan yang menimpa sekelompok
masyarakat, dan menerapkan disiplin ilmu tersebut untuk memecahkan
masalah masalah kesehatan. (Chandra, Budiman, 2006)
Dari sekian banyak definisi mengenai epidemiologi dapat kita asumsikan
bahwa penyakit pada popoulasi manusia tidak terjadi dan tersebar begitu saja
secara acak dan penyakit pada manusia sesungguhnya mempunyai factor
penyebab dan factor pencegahan yang dapat diidentifikasi melalui
penelitian(pengamatan) secara sistematik pada populasi, tempat dan waktu.
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi, determinan,
frekuensi penyakit dan factor yang memengaruhi status kesehatan pada
populasi manusia. Distribusi adalah penyebaran masalah kesehatan pada
populasi. Determinan adalah factor penyebab suatu masalah kesehatan.
Frekuensi adalah besanya masalah kesehatan yang ada pada sekelompok
manusia. (Chandra, Budiman, 2006)
Memahami riwayat penyakit adalah untuk mengenali atau mendeteksi
penyakit atau masalah kesehatan dengan mengenal gejala, tanda dan hasil
pemeriksaan yang terkait atau mengenal masalah kesehatan secara umum
melalui indikator masalah tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian riwayat alamiah penyakit?
2. Apakah tujuan pemahaman riwayat penyakit?
3. Bagaimana tahapan riwayat alamiah penyakit?
4. Mengapakah kita harus mengetahui riwayat alamiah perjalanan penyakit?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian riwayat alamiah penyakit
2. Memahami tujuan pemahaman riwayat penyakit
3. Menjelaskan tahapan riwayat alamiah penyakit
4. Mengidentifikasi riwayat alamiah perjalanan penyakit
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Riwayat Alamiah Penyakit


Riwayat alamiah penyakit (natural history of disease) merupakan
proses perkembangan suatu penyakit tanpa adanya intervensi yang
dilakukan oleh manusia dengan sengaja dan terencana. (Koes,Irianto,
2014)

B. Tujuan Pemahaman Riwayat Penyakit


Tujuan memahami riwayat penyakit adalah untuk mengenali atau
mendeteksi penyakit atau masalah kesehatan dengan mengenal gejala,
tanda, dan hasil pemeriksaan yang terkait atau mengenal masalah
kesehatan secara umum melalui indicator dari masalah tersebut.
(Koes,Irianto, 2014)

C. Tahap Riwayat Alamiah Penyakit :


a. Tahap pre patogenesis (stage of susceptibility)
Tahapan dimana terjadi interaksi antara host, bibit penyakit dan
lingkungan. Interaksi di luar tubuh manusia. Pada tahap ini penyakit
belum ditemukan, daya tahan tubuh host masih kuat walaupun sudah
terancam akibat interaksi tersebut. Pada tahap ini kondisi masih sehat.
b. Tahap inkubasi (stage of presymtomatic disease)
Tahapan dimana bibit penyakit sudah masuk ke dalam tubuh host,
namun gejala penyakit belum nampak. Tiap penyakit mempunyai masa
inkubasi berbea-beda ada yang beberapa jam, hari, minggu bulan
sampai bertahun-tahun. Pada tahap ini yang terjadi:
 Daya tahan tubuh tidak kuat, penyakit berjalan terus
 Terjadi gangguan pada bentuk dan fungsi tubuh
 Penyakit makin bertambah hebat dan timbul gejala
Sedangkan interval waktu antara pejamu yang terinfeksi oleh agent
penyebab penyakit sampai timbulnya gejala disebut masa tunas. Masa
tunas setiap mikroorganisme dipenmgaruhi oleh :
 Kecepatan berkembangbiak
 Jumlah mikroorganisme
 Tempat masuknya mikroorganisme
 Derajat kekebalan

c. Tahap penyakit dini (stage of clinical disease)


Tahapan dimana sudah muncul gejala penyakit, dan pejamu sudah
merasakan sakit, namun masih ringan, penderitaan masih dapat
melakukan aktifitas sehari-hari, perawatan cukup dengan obat jalan
dan menjadi masalah besar dunia kesehatan (jika tingkat pengetahuan
dan pendidikan masyarakat rendah) sehingga mendatangkan masalah
lanjutan yang makin besar karena penyakit bertambah parah dan
memerlukan perawatan relatif mahal. (Koes,Irianto, 2014)

d. Tahap penyakit lanjut


Pada tahap ini penyakit makin bertambah hebat, penderita tidak
dapat melakukan pekerjaan dan jika berobat umumnya telah
memerlukan perawatan.

e. Tahap akhir penyakit


Pada tahap ini penjalanan penyakit akan berhenti, dengan beberapa
keadaan yaitu:
 Sembuh sempurna
 Sembuh dengan cacat
 Karier
 Kronis
 Meninggal dunia
D. Riwayat Alamiah Perjalanan Penyakit
Agens Penyakit
Agens penyakit dapat berupa benda hidup atau mati dan faktor
mekanis. Agens penyakit dapat diklasifikasikan menjadi lima kelompok,
antara lain :
1. Agens biologis : virus, bakteri, fungi, ricketsiae, protozoa, dan
metazoan.
2. Agens nutrient : protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan
air.
3. Agens fisik : panas, radiasi, dingin, kelembaban, tekanan,
cahaya, dan
kebsingan.
4. Agens kimia :
 Endogenous : asidosis, diabetes
(hiperglikemia), uremia
 Exogenous : zat kimia, allergen, gas, debu,
dan lain-lain.
5. Agens mekanis : gesekan, benturan atau pukulan yang dapat
menimbulkan
kerusakan jaringan tubuh pejamu (host).
Manusia (Host)
Factor manusia sangat kompleks dalam proses terjadinya penyakit.
Factor tersebut bergantung pada karakteristik yang dimiliki masing-
masing individu, antara lain :
1. Usia
Usia menyebabkan adanya perbedaan penyakit yang diderita.
2. Jenis kelamin (seks)
Frekuensi penyakit pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan
frekuensi penyakit pada perempuan.
3. Ras
Hubungan antara ras dan penyakit bergantung pada
perkembangan adat-istiadat dan kebudayaan di samping
terdapat penyakit yang hanya ijumpai pada ras tertentu seperti
anemia sickle cell pada ras Negro.
4. Genetik
Ada penyakit tertentu yang diturunkan secara herediter.
5. Pekerjaan
Suatu pekerjaan mempunyai hubungan erat dengan penyakit
akibat pekerjaan.
6. Nutrisi
Gizi buruk mempermudah seseorang menderita infeksi.
7. Status kekebalan
Reaksi tubuh terhadap penyakit bergantung pada kekebalan
yang dimiliki sebelumnya seperti kekebalan terhadap penyakit
virus yang tahan lama dan seumur hidup.
8. Adat
Ada beberapa adat-istiadat yang menimbulkan penyakit.
9. Gaya hidup
Kebiasaan minum alcohol, narkoba, dan merokok dapat
menimbulkan gangguan pada kesehatan.
10. Psikis
Factor kejiwaan seperti stress dapat menyebabkan terjadinya
penyakit hipertesi, ulkus peptikum, depresi insomnia, dan
lainnya.
Lingkungan
Lingkungan hidup manusia pada dasarnya terdiri dari dua bagian,
internal dan eksternal. Lingkungan hidup internal merupakan suatu
keadaan yang dinamis dan seimbang yang disebut dengan homeostasis,
sedangkan lingkungan hidup eksternal merupakan lingkungan hidup di
luar tubuh manusia yang terdiri atas tiga komponen, antara lain :
1. Lingkungan fisik
Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan dengan manusia
sepanjang waktu dan masa serta memegang peranan penting dalam
proses terjainya penyakit pada masyarakat.
2. Lingkungan biologis
Lingkungan biologis bersifat biotik atau benda hidup, misalnya
tumbuh-tumbuhan, hewan, virus, jamur, parasite, serangga, dan lain-
lain yang dapat berperan sebagai agens penyakit, reservoir infeksi,
vector penyakit, dan hospes intermediet.

3. Lingkungan sosial
Lingkungan social berupa kultur, adat istiadat, kebiasaan, kepercyaan,
agama, sikap, standar dan gaya hidup, pekerjaan, kehidupan
kemasyarakatan, organisasi social, dan politik.
E. Contoh Kasus
Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit dari genus
Plasmodium yang termasuk golongan protozoa melalui perantaraan
tusukan (gigitan) nyamuk Anopheles. Penyakit malaria masih ditemukan
di seluruh provinsi di Indonesia. Berdasarkan API, dilakukan stratifikasi
wilayah dimana Indonesia bagian Timur masuk dalam stratifikasi malaria
tinggi, stratifikasi sedang di beberapa wilayah di Kalimantan, Sulawesi
dan Sumatera sedangkan di Jawa-Bali masuk dalam stratifikasi rendah,
meskipun masih terdapat desa/fokus malaria tinggi.

Sumber : Ditjen PP & PL Depkes RI, 2009


Gambar 1. Peta Stratifikasi Malaria 2008

Sumber : Ditjen PP & PL Depkes RI, 2009


Gambar 2. Peta Stratifikasi Malaria 2009

API dari tahun 2008 – 2009 menurun dari 2,47 per 1000 penduduk menjadi 1,85
per 1000 penduduk. Bila dilihat per provinsi dari tahun 2008 – 2009 provinsi
dengan API yang tertinggi adalah Papua Barat, NTT dan Papua terdapat 12
provinsi yang diatas angka API nasional.
Sumber : Ditjen PP & PL Depkes RI, 2009
Gambar 4. API per 100.000 Penduduk per provinsi Tahun 2009

Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014


pengendalian malaria merupakan salah satu penyakit yang ditargetkan untuk
menurunkan angka kesakitannya dari 2 menjadi 1 per 1.000 penduduk. Dari
gambar diatas angka kesakitan malaria (API) tahun 2009 adalah 1,85 per 1000
penduduk, sehingga masih harus dilakukan upaya efektif untuk menurunkan
angka kesakitan 0,85 per 1000 penduduk dalam waktu 4 tahun, agar target
Rencana Strategis Kesehatan Tahun 2014 tercapai.

  Riwayat Alamiah Penyakit


1.      Tahap Prepatogenesis
interaksi ini masih terjadi di luar tubuh, dalam arti bibit
penyakit masih ada diluar tubuh host. Pada proses prepatogenesis
penyakit malaria bisa terjadi pada orang-orang yang tinggal didaerah
malaria atau orang yang mengadakan perjalanan kedaerah malaria.
Daur hidup spesies malaria terdiri dari fase seksual (sporogoni)
dalam badan nyamuk Anopheles dan aseksual (skizogoni) dalam badan
hospes vertebra termasuk manusia. Tahap prepatogenesis penyakit
malaria dimulai pada fase seksual (sporogoni). Fase seksual dimulai
dengan bersatunya gamet jantan dan gamet betina untuk membentuk
ookinet dalam perut nyamuk. Ookinet akan menembus dinding
lambung untuk membentuk kista di selaput luar lambung nyamuk.
(Arif et. Al., 2001). Waktu yang diperlukan sampai pada proses ini
adalah 8-35 hari, tergantung pada situasi lingkungan dan jenis
parasitnya. Pada tempat inilah kista akan membentuk ribuan sporozoit
yang terlepas dan kemudian tersebar ke seluruh organ nyamuk
termasuk kelenjar ludah nyamuk. Pada kelenjar inilah sporozoit
menjadi matang dan siap ditularkan bila nyamuk menggigit manusia
(Widoyono, 2008).
2.      Tahap Inkubasi
Masa inkubasi pada penyakit malaria beberapa hari sampai
beberapa bulan yang kemudian barulah muncul tanda dan gejala yang
dikeluhkan oleh penderita seperti demam, menggigil, linu atau nyeri
persendian, kadang sampai muntah, dll. Masa inkubasi pada penularan
secara alamiah bagi masing-masing species parasit adalah sebagai
berikut, Plasmodium Falciparum 12 hari. Plasmodium vivax dan
Plasmodium Ovale 13 -17 hari. Plasmodium malariae 28 -30 hari (Arif
et. Al., 2001).
Manusia yang digigit nyamuk infektif akan mengalami gejala
sesuai dengan jumlah sporozoit, kualitas plasmodium, dan daya tahan
tubuhnya. Sporozoit akan memulai stadium eksoeritrositer dengan
masuk ke dalam sel hati. Di hati sporozoit matang menjadi skizon yang
akan pecah dan melepaskan merozoit jaringan. Merozoit akan
memasuki aliran darah dan menginfeksi eritrosit untuk memulai siklus
eritrositer.
Merozoit dalam erotrosit akan mengalami perubahan morfologi
yaitu : merozoit -> bentuk cincin -> trofozoit -> merozoit. Proses
perubahan ini memerlukan waktu 2-3 hari. Di antara merozoit-
merozoit tersebut akan ada yang berkembang membentuk gametosit
untuk kembali memulai siklus seksual menjadi mikrogamet (jantan)
dan makrogamet (betina). Siklus tersebut disebut masa tunas instrinsik.
Eritrosit yang terinfeksi biasanya pecah yang bermanifestasi pada
gejala klinis. Jika ada nyamuk yang menggigit manusia yang terinfeksi
ini, maka gametosit yang ada pada darah manusia akan terhisap oleh
nyamuk. Dengan demikian, siklus seksual pada nyamuk dimulai,
demikian seterusnya penularan malaria (Widoyono, 2008).
Masa antara permulaan infeksi sampai ditemukannya parasit
dalam darah tepi adalah masa prapaten, sedangkan masa inkubasi
dimulai dari masuknya sporozoit dalam badan hospes sampai
timbulnya gejala klinis. Masa prepaten tiap-tiap plasmodium berbeda-
beda. Masa prepaten P. Falcifarum adalah 6-25 hari, P. Vivax 8-27
hari, P. Ovale 12-20 hari, dan P. Malariae 18-59 hari.
3.      Tahap Dini/Klinis
Dikenal beberapa kaadaan klinik dalam perjalan infeksi malaria
yaitu :
a.      Serangan primer (Periode Klinis)
Yaitu keadaan mulai dari akhir masa inkubasi dan mulai terjadi
serangan paroksimal yang terdiri dari dingin/menggigil; panas dan
berkeringat. Serangan paroksimal ini dapat pendek atau panjang
tergantung dari perbanyakan parasit dan keadaan imunitas penderita.
Gejala yang biasa terjadi adalah terjadinya “Trias Malaria”
(Malaria proxysm) secara berurutan :
1)      Periode dingin
Mulai menggigil, kulit dingin dan kering, penderita sering
membungkus diri dengan selimut atau sarung dan pada saat menggigil
sering seluruh badan bergetar dan gigi-gigi saling terantuk, pucat
sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode ini berlangsung 15
menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperatur.
2)      Periode panas
Penderita muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat, dan
panas badan tetap tinggi sampai 40oC atau lebih, penderita. Periode ini
lebih lama dari fase dingin, dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti
dengan keadaan berkeringat.
3)      Periode berkeringat
Penderita berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh
tubuh, sampai basah, temperatur turun, penderita merasa lelah dan
sering tertidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat dan dapat
melakukan pekerjaan biasa (Rampengan, 2007).
b.      Periode laten
Yaitu periode tanpa gejala dan tanpa parasitemia selama
terjadinya infeksi malaria. Biasanya terjadi diantara dua keadaan
paroksismal.
c.       Recrudescense
Yaitu berulangnya gejala klinik dan parasitemia dalam masa 8
minggu sesudah berakhirnya serangan primer.
d.      Recurrence
Yaitu berulangnya gejala klinik atau parasitemia setelah 24
minggu berakhirnya serangan primer.
e.       Relapse atau “Rechute”
Ialah berulangnya gejala klinik atau parasitemia yang lebih
lama dari waktu diantara serangan periodik dari infeksi primer.
(Rampengan, 2007)
4.      Tahap Lanjut
Merupakan tahap di mana penyakit bertambah jelas dan
mungkin tambah berat dengan segala kelainan patologis dan gejalanya.
Pada tahap ini penyakit sudah menunjukkan gejala dan kelainan klinik
yang jelas, sehingga diagnosis sudah relatif mudah ditegakkan. Dan
juga sudah memerlukan pengobatan. Pada penyakit malaria tahap
lanjut terjadi tergantung pada jenis atau tipe penyakit malarianya
(Widoyono, 2008).
5.      Tahap Akhir
Pada tahap akhir penyakit malaria dapat sembuh sempurna,
sembuh karier atau pembawa, dan ada juga yang meninggal dunia
dikarenakan plasmodium yang menyerang yaitu plasmodium
falcifarum. Jenis plasmodium ini bisa menimbulkan kematian dan
merupakan penyebab infeksi terbanyak , Pada P. Falciparum dapat
menyerang ke organ tubuh dan menimbulkan kerusakan seperti pada
otak, ginjal, paru, hati dan jantung (Arif et. al., 2001).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Riwayat alamiah penyakit merupakan perjalanan penyakit yang alami
dan tanpa pengobatan apapun, yang terjadi mulai keadaan sehat sampai
timbulnya penyakit.
Adapun tahapannya yaitu :
1. Tahap pre patogenesis (stage of susceptibility)
2. Tahap inkubasi (stage of presymtomatic disease)
3. Tahap penyakit dini (stage of clinical disease)
4. Tahap penyakit lanjut
5. Tahap akhir penyakit
DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Budiman, 2006, Ilmu Kedokteran Pencegahan Dan Komunitas, EGC,


Jakarta.
Chandra, Budiman, 2007, Pengantar Kesehatan Lingkungan, EGC, Jakarta.
Helmi,Nur,2015,Riwayat Alamiah Penyakit Malaria,STIKES
HangTuah,Pekanbaru.
Rajab, Wahyudin, 2008, Buku Ajar untuk Mahasiswa Kedidanan, EGC,Jakarta.
Koes,Irianto, 2014, Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan
Klinis, ALFABETA, Bandung.
Widoyono, 2008. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan
Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga Medical Series

Anda mungkin juga menyukai