Anda di halaman 1dari 26

MATA KULIAH

DASAR EPIDEMIOLOGI

MORTALITAS DAN STANDARISASI


KELOMPOK 3
Feni Yasinta Mangalla J1A120021
Fiqi Aprianto J1A120022
Fitri Handayani J1A120023
Fitriani J1A120024
Fitriani Purwanti J1A120025
Hardianti Hamid J1A120026
Hasniar J1A120027
Hikma Sri Nurwidiarni J1A120028
UKURAN MORTALITAS

01
Definisi Mortalitas

02
Jenis-jenis Mortalitas

03
Rumus dalam Menghitung
Mortalitas
Mortalitas merupakan salah satu diantara
komponen demografis yang mempengaruhi angka Kematian adalah keadaan
perubahan penduduk mengilangnya semua tanda-tanda
kehidupan

Apa itu
Kematian??
Mortalitas??
Konsep kematian
Konsep daur hidup Mortalitas dalam epidemologi
 Lahir hidup Adalah kelahiran seorang bayi di mana
Ukuran seatu mortalitas adalah suatu indeks atau angaka
si bayi menunjukan tanda-tanda kehidupan, misal: yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan tinggi
bernafas, ada denyut jantung/denyut tali pusat rendahnya tingkat kematian suatu penduduk. Pengukuran
atau gerakan-gerakan otot. mortalitasmembutuhkan ketepatan dalam:
 Hidup Objek fisik yang mengalami proses biologis 1. Kelompok orang yang akan diukur (yang dimaksudkan).
seperti metabolisme, menanggapi rangsangan, 2. Tipe peristiwa yang akan diukur (kematian umum,
bereproduksi, mempertahankan hemostatis, dan kematian bayi, kematian ibu, dll)

memiliki kapasitas untuk bertubuh. 3. Penentuan interval waktu


 Mati Keadaan menghilangnya semua tanda-tanda Perbedaan pada setiap faktor dari ketiganya akan
kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi menyebabkan banyak perbedaan ukuran kependudukan
terhadap kematianYang penting diperhatikan dalam
setiap saat setelah kelahiran hidup.
pengukuran tingkat mortalitas adalah‘ PENYEBUT’
(denominator)
Konsep “jumlah tahun hidup orang” (person-years lived) sering
untuk menyatakan besarnya jumlah penduduk yang mengalami Konsep PYL
risiko suatu peristiwa

Perlu diingat :Jumlah penduduk baik pada awal tahun maupun


pada akhir tahun adalah suatu angka yang sangat berbeda
dengan “jumlah tahun hidup orang”

• Menghitung “jumlah tahun hidup orang” pada jumlah


penduduk yang besar akan dibutuhkan waktu lama

• Karena itu dilakukan perkiraan dengan asumsi : jumlah


kelahiran, kematian, masuk dan keluarnya penduduk
(migrasi) terjadi merata selama periode yang ingin diketahui.

• Berdasarkan asumsi tersebut maka jumlah orang yang hidup


pada pertengahan tahun (30 Juni atau 1 Juli) adalah
perkiraan yang baik terhadap “jumlah tahun hidup orang”
Penduduk yang hidup pada pertengahan tahun disebut: ‘PENDUDUK
PERTENGAHAN’ (penduduk sentral)
Perlu diperhatikan:
Untuk daerah yang jumlah penduduknya sedikit / kecil atau menghitung
ukuran mortalitas tertentu maka “jumlah penduduk tengah tahun” bukan
perkiraan yang baik untuk menghitung PYL. Konsep PYL
Contoh: Angka Kematian Bayi (AKB):
• jumlah bayi di suatu daerah biasanya tidak banyak
• bayi adalah orang yang baru menjalani kehidupan < 1 tahun
• ancaman kematian pada bayi sangat besar

Pada populasi kecil, untuk menghitung penduduk pada tengah tahun


biasanya dengan cara: Penduduk pada tanggal 1 Januari tahun x
ditambah dengan penduduk pada tanggal 1 Januari tahun x+1
kemudian dibagi dua.
Contoh:
Jumlah penduduk Kota Surabaya tanggal 1 Januari 2000 = 2.599.796
jiwa, sedangkan pada tanggal 1 Januari 2001 = 2.613.315 jiwa.

Maka jumlah penduduk tengah Kota Surabaya tahun


2000 = (2.599.796 + 2.613.314) / 2 = 2.606.555 jiwa
Jenis-jenis Mortalitas

01 03 05

Angka Cause specific Case Fatality


Kematian Kasar mortality rate rate

Angka Kematian
Proportionate
Spasifik
mortality rate
02
04
Jenis-jenis Mortalitas

Angka Kematian Kasar (crude death rate)

Banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun dibagi jumlah penduduk pada
pertengahan tahun tersebut. Biasanya CDR dinyatakan untuk tiap 1000 orang atau (0/00)

Persamaan CDR :

Jumlah kematian dalam populasi tertentu dan waktu tertentu


CDR= X k
Jumlah penduduk dalam waktu tertentu (tengah periode)

𝐷
𝐶𝐷𝑅 = × 𝑘
𝑃

Keterangan:
D = jumlah kematian dalam satu tahun
01
P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun
K = konstanta (1000)
Contoh
Perhitungan pada tahun 2000 desa kragilan kecematan Gantiwarno
memiliki komposisi penduduk sebagai berikut !

Hitunglah CDR Penduduk desa kragilan pada tahun 2000

= 8/100 penduduk
Kelebihan CDR:
1.Mudah dihitung dengan cepat, karena itu bisa segera diinformasikan ke masyarakat
2.Dapat memberi kesimpulan awal/ petunjuk pendahuluan mengenai tingkat kematian,
serta bisa juga diketahui trend-nya
3.Dapat untuk menyelidiki fluktuasi kematian pada periode waktu tertentu
4.Tidak memerlukan data kematian berdasarkan kriteria tertentu

Kelemahan CDR:
1.Tidak menggambarkan kematian berdasarkan kriteria / variabel tertentu
2.Hasilnya merupakan angka rata-rata, sedangkan tingkat kematian anata kelompok
dalam populasi mungkin berbeda
3.Kurang aman untuk tujuan komparasi / perbandingan, sehingga harus hati-hati
Angka Kematian Umur “Age Specific Death Rate” (ASDR)

Digunakan untuk memahami pengaruh demografi terhadap epidemologi


penyakit yang terjasi di masyarakat. Factor demografi yang sering diperhatikan
antara lain: umur, jenis kelamin, suku, dan sebagainya. Angka SDR ini bisa
digunakan sebagai alat pembbanding.
Penggunaan faktor umur dalam angka kematian spesifik yang umum digunakan
adalah angka kematian spesifik menurut umur tau yang disebut age specific
death (ASDR).
Rumus:
ASDR
02
ASDR

Hubungan CDR dan ASDR


CDR adalah jumlah timbangan ASDR yang ditimbangPenimbangnya adalah
proporsi jumlah penduduk dalam tiap kelompok umur pada penduduk tengah
tahun
Contoh
Penduduk Indonesia tahun 1990 adalah 230.440.000 jiwa dengan jumlah kematian pada umur
30 tahun selama tahun 1990 sebanyak 17.800 jiwa. Berapa nilai ASDRnya?
Diketahui:
Jumlah kematian pada kelompok umur 30 tahun selama tahun 1990 adalah 17.800 jiwa
Jumlah penduduk Indonesia 230.440.000 jiwa.
Penyelesaian:

ASDR

=77/1000 Jumlah penduduk


Cause specific mortality rate
Merupakan angka kematian yang berfokus pada kematian akibat penyebab atau sumber
tertentu. Penyebutnya adalah total sub kelompok populasi pada periode waktu yang
sama dalam biasanya dinyatakan dalam ratusan seperti 100, 1000, 10.000, 100.000. Rute
menurut usia juga dapat digunakan dalam indicator ini, pola kemtian menurut usia akibat
suatu penyakit, misalnya kangker memperlihatkan perubahan yang jelas dari suatu
kelompok usia. Penyakit misalnya kanker memperlihatkan perubahan yang jelas dari
satu kelompok usia kekelompok berikutnya.
Rumus:
CSMR

Contoh soal:

Selama tahun 2009 tanah datar dilaporkan 9.000 kasus DBD. 100 Diantaranya meninggal
03
dunia. Jumlah penduduk tanah datar adalah 400.000 orang

Penyelesaian
CSMR
= 9 per 100 orang
Proportionate mortality rate
Angka PMR dinyatakan sebagai angka kematian akibat penyakit atau
penyebab khusus dalam periode waktu tertentu per 100 atau 1000 atau 10.000
Definisi kematian di tahun atau periode yang sama. Jika PMR di gunakan untuk
membandingkan perbedaan antara kelompok yang berbeda atau anatar
periode waktu yang berbeda, ada beberapa kelemahan yang perlu di
Ilu
st
ra 04 perhatikn. Jika populasi yang berbeda memiliki penyebab penyakit yang
si beragam yang dapat mengakibatkan kematian dan jika angka kematian di
bandingkan menggunakan PMR hasilnya akan menunjukan penyiimpangan.
Contoh
Dua kota memiliki populasi 1.000.000. angka kematian dari semua penyebab dipusat kota adalah 400 atau
40/100.000. angka kematian dari semua penyebab di pinggiran kota adalah 900 atau 90/100.000. angka kasus kanker
dikedua kota adalah 4/100.000 atau 40 kematian per kota. Resiko kematian akibat kanker kedua kota adalah sama.

Penyelesaian:
Presentasi semua kematian akibat kanker merupakan angka rasio kematian proporsional. Untuk masing-masing kota,
PMR nya adalah:
Pusat kota = 40 terhadap 400x100% = 10% 40/400x100 = 10%
Pinggiran kota = 40 terhadap 900x100% = 8% 40/900x100 = 4%
Selisih antara kedua presentase PMR
tidak dapat memperhatikan risiko
kematian akibat kanker pada kedua
kota tersebut, meskipun jumlah yang
Kenapa?? sebenarnya adalah sama.
Namun proporsi ini dapat membantu
pihak perencana kesehatan atau ahli
epidemiologi untuk memastikan
manakah penyebab kematian atau
penyakit yang dapat mengakibatkan
kematian dan manakah yang
memerlukan investigasi lebih lanjut
Contoh Soal PMR
Diketahui Desa Sendangsono terjadi Wabah DHF pada tahun 1999. Data
demografi diambil pustu Desa Ngino sebagai berikut: jumlah penduduk
5.300 jiwa, jumlah kematian selama tahun 1999 ada 168 orang. Pada
bulan September terjadi kasus DHF sebanyak 244 orang. Dari seluruh
penderita tersebut yang meninggal sebanyak 61 orang. Selain pada bulan
September tidak ditemukan kasus DHF. Hitunglah PMR!!
Penyelesaian:

PMR

=36,3%

Maka Proportional Mortality Rate adalah 36,3%


Case Fatality rate 05
CFR adalah perbandingan antara jumlah seluruh kematian kerena satu penyebab penyakit
Definisi tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang sama.
Digunakan untuk mengetahui penyakit-penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi.
CFR bertujuan untuk mengetahui ukuran keseriusan suatu penyakit dan untuk mengetahui
kemanfaatan terapi baru

Rumus CFR

Contoh
Jumlah kematian akibat kanker payudara di RS A dilaporkan sebanyak 30 orang, dan
pasien dirawat dengan penyakit yang sama sebanyak 150 orang, berapa tingkat
keganasan penyakit tersebut

CFR

Artinya, dalam setiap 100 kematian akibat kanker payudara di RS X terdapat 20


kematian
STANDARISASI

Definisi
Standarisasi 01

Metode Standarisasi
02

Manfaat Standarisasi
03
DEFINISI STANDARISASI

Menurut Webb et al (2005)


Standardisasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk
menghasilkan ukuran yang setara atau komparabel antara beberapa
populasi atau sub-grup, dengan memperhitungkan faktor petancu utama,
seperti perbedaan umur dan sex pada komposisi populasi atau sub grup
yang berbeda

Menurut Rothman(2002)
Standardisasi adalah sebuah metode dengan menggabungkan angka rata-
rata kategori spesifik ke dalam nilai kesimpulan tunggal dengan
mengambil rata-rata yang telah ditakar
STANDARISASI

“sebagaimana telah disebutkan pada bahasan sebelumnya, bahwa banyak


variabel yang mempengaruhi angka kematian, antara lain:
 Umur / komposisi umur
 Tempat tinggal (desa, kota)
 Pekerjaan
 Jenis kelamin (hampir secara universal wanita lebih rendah tingkat
kematiannya dari pada pria, hampir pada semua kelompok umur)
 Status perkawinan (pada umur dewasa, mereka yang kawin lebih rendah
tingkat kematiannya dari pada bujangan, janda / duda, dan cerai

Standarisasi dilakukan untuk menyingkirkan / mengendalikan pengaruh berbagai


variabel pada pengukuran angka kematian. Standardisasi akan membantu
kita dalam menganalisis permasalahan kesehatan komunitas dan memberikan
makna dari angka-angka kesakitan dan kematian serta memberikan
perbandingan yang apple to apple dalam permasalahan epidemiologi.
Metode Standarisasi
Cara Kalkulasi:
• menggunakan specifc rate berdasarkan variabel yang akan
dikontrol (misal umur, sex dll) pada populasi studi.
• specifc rate tadi diaplikasikan pada populasi standard
berdasarkan variabel yang akan dikontrol (umur, sex dll
Standarisasi
Langsung (direct) Standarisasi ini menggambarkan:
• apa yang akan terjadi dengan crude rate pada populasi studi
jika distribusi dari variabel yang dikontrol (misal umur, sex)
sama dengan populasi standard

Data Yang Harus Tersedia:

Untuk populasi yang distandarisasi


Untuk populasi standar Selain itu Populasi standar
1. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur.
1. Jumlah penduduk berdasarkan dan populasi yang akan
2. Jumlah kematian berdasarkan kelompok umur
kelompok umur. distandarisasi harus
Selain itu Populasi standar dan populasi yang akan
2. Jumlah penduduk seluruhnyab. diketahui CDR nya
distandarisasi harus diketahui CDR nya
Contoh
Kelompok umur Populasi B
(th) Populasi A
Penduduk Tingkat Penduduk Tingkat
tengah tahun kematian tengah tahun kematian
0-44 2000 35 4000 25
≤45 3000 50 1000 75

5000 CDR:44 5000 CDR:35

a. CDR populasi B yang distandarisasi (populasi A sebagai standar )


CDRᴃ standarisasi = b.CDR populasi A yang distandarisasi (populasi B sebagai standar )

Ʃ Pᵢᴬ DRᵢᴮ CDRᴀ standarisasi =


= ⁱ
Ʃ Pᵢᴬ Ʃ Pᵢᴮ DRᵢᴬ
ⁱ ⁱ
= 200 x 25 + 3000 x 75 Ʃ Pᵢᴮ
5000 ⁱ
5000
= 4000 x 35 + 1000 x 50
=10 +45
=55 per 1000 penduduk (55 ‰) 5000 5000
= 28 + 10
= 38 per 1000 (38 ‰)
Interprestasi :
a.CDR populasi B yang distandarisasi dan populasi A sebagai standar.
sebelum distandarisasi :
CDRᴀ > CDRᴃ
(44‰) (35‰)
Sesudah distandarisasi :
CDRᴀ < CDRᴃ
(44‰) (55‰)
CDRᴃ < CDRᴃ
(sebelum stand.) (sesudah stand.)
CDR populasi A yang distandarisasi dan populasi B sebagai standar
Sebelum standarisasi :
CDRᴀ > CDRᴃ
(44‰) (35‰)
Sesudah standarisasi :
CDRᴀ > CDRᴃ
(38‰) (35‰)
CDRᴀ > CDRᴀ
(sebelum stand.) (sesudah stand.)
Metode Standarisasi
Standarisasi tidak langsung dapat dilakukan apabila:
a. Populasi standar diketahui:
Standarisasi Tidak Langsung  ASDR nya
(indirect)  CDR nya
b. Populasi yg akan distandarisasi diketahui:
 Jumlah penduduk menurut kelompok umur
 Jumlah kematian seluruhnya (yang sesungguhnya)
 CDR nya
Prosedur standarisasi tak langsung:
 Susun populasi yang akan distandarisasi menurut kelompok umur.
 Tentukan populasi standar yang diketahui ASDR nya.
 ASDR populasi standar diterapkan pada populasi yang akan
distandarisasi
 Hitung expected deathpada setiap kelompok umur, dengan persamaan:
jumlah penduduk menurut kelompok umur x ASDR populasi
standar.5.Jumlahkan seluruh expected deathnya.
RANGKUMAN
Seiring perjalanan waktu beberapa penyakit pun mengalami perubahan. Perubahan tersebut
paling jelas terlihat pada penyakit kronis, seperti kanker dan penyakit jantung. Tren
Mortalitas dapat dipengaruhi oleh penurunan atau peningkatan yang terjadi didalam penyakit
atau populasi lain. Penurunan kasus kanker paru-paru pada laki-laki diimbangan dengan
peningkatan kanker pada perempuan .
Pada Standarisasi dilakukan untuk menyingkirkan / mengendalikan pengaruh berbagai
variabel pada pengukuran angka kematian Standardisasi akan membantu
kita dalam menganalisis permasalahan kesehatan komunitas dan memberikan makna dari
angka-angka kesakitan dan kematian serta memberikan perbandingan yang apple to
apple dalam permasalahan epidemiologi.
TERIMAH
KASIH

Anda mungkin juga menyukai