Anda di halaman 1dari 16

BERITA ACARA KELOMPOK 3

MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI

OLEH :

YULITA (J1A121234)
ANZELIA SIMARMATA (J1A121243)
EMILIA SUHARMAWATI (J1A121258)
IKSAN ARIANSYAH (J1A121264)
INDAH KHAIRUN NISSA (J1A121267)
INDRAYANTI FAUZIAH (J1A121269)
MARIA PASOLON (J1A121283)
MITHA ANASTASYA EKA PUTRI (J1A121285)

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2021
MATERI BAB 4

“UKURAN-UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI”

TUJUAN PEMBELAJARAN :

1. Mahasiswa dapat menghitung angka mortalitas.


2. Mahasiswa dapat menjelaskan manfaat standarisasi dalam ilmu epidemiologi

SUB POKOK PEMBAHASAN :

A. Rumus-rumus Ukuran Mortalitas dan Contoh Perhitungan

1. Case Fatality Rate (CFR)

Rumus: CFR= (P/T) x k


Ket : P = Jumlah kematian terhadap penyakit tertentu
T = jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut pada tahun yang sama
k = 1.000

2. Crude Death Rate (CDR)

Rumus:CDR= (D/P) x k
D = jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun
P= Jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama
k = konstanta, biasanya 1.000

Contoh CDR
Pada tahun 1988, di Venezuela terdapat 81.442 kematian. Jumlah pendudukvenezuela pada
pertengahan tahun tersebut adalah 18.940.000.
Maka CDR =(81.442/18.940.000) x 1.000 = 4.3
Artinya: pada tahun 1988, di Venezuela terdapat 4.3kematian per 1.000 penduduk.
3. age Spesific Death Rate (ASDR) angka kematian menurut golongan umur

Rumus:ASDR= (Dx/Px) x k
Ket :
Dx = jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun pada golongan umur x

Px = jumlah penduduk pada golongan umur x pada pertengahan tahun yang sama

k = Konstanta

Contoh ASDR Jumlah kematian penduduk berusia 40 – 44 tahun di Australia pada tahun 1987
adalah1.825 orang. Jumlah penduduk berusia 40 – 44 tahun pada tahun tersebut adalah 1.100.213
orang.ASDR = (1.825/1.100.213) x 1000 = 1.7. Artinya: ASDR
penduduk Australia pada tahun 1987 untukpenduduk berusia 40 – 44 tahun adalah 1.7 per 1.000
penduduk kelompok tersebut

4. Under Five Mortality Rate (UFMR) Angka kematian Balita

Rumus:UFMR = (M/R) x k
M = Jumlah kematian balita yang dicatat selama satu tahun
R = Jumlah Penduduk balita pada tahun yang sama ,
k = Konstanta

5. Neonatal Mortality Rate (NMR) Angka Kematian Neonatal

NMR = (Di/ B) x k
Di = Jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 28 hari
B = Kelahiran hidup pada tahun yang sama
k = konstanta
6. .Perinatal Mortality Rate (PMR) angka kematian perinatal

Rumus:PMR = (P+M/R) x k
P = jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan berumur 28 minggu
M = jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 hari
R = Jumlah kelahiran kelahiranhidup pada tahun yang sama.
k=1000

7. Infant Mortality Rate (IMR) Angka Kematian Bayi

Rumus:IMR = (D0/B) x k
D0= Jumlah penduduk yang berumur kurang dari 1 tahun
B = Jumlah lahir hidup pada tahun yang sama
k = Konstanta

Contoh IMR: Pada tahun 1988 di Sri Lanka terdapat 6.658 kematian bayi berusia di bawah
1tahun. Jumlah kelahiran hidup pada tahun tersebut adalah 343.692 orang.IMR =
(6.658/343.692) x 1.000 = 19.4. Artinya: pada tahun 1988, di Sri Lanka terdapat 19.4kematian
bayi berusia di bawah 1 tahun per 1.000 kelahiran hidup.

8. MMR atau Angka Kematian Ibu (AKI)

Rumus : AKI =( jumlah kematian ibu /jumlah kelahiran hidup ) x K

Contoh: Jika pada tahun 1988, di Costa Rica terdapat 15 kematian perempuan karenakomplikasi
kehamilan atau kelahiran anak dan jumlah kelahiran hidup pada tahun tersebutadalah 81.376.
AKI/MMR = 18.4 Artinya di Costa Rica terdapat 18,4 kematian maternal per 100.000kelahiran
hidup pada tahun 1988
B. STANDARISASI

1.Pengertian Standarisasi

MenurutWebbetal(2005)standardisasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk


menghasilkan ukuran yang digunakan untuk menghasilkan ukuran yang setara atau komparabel
antara beberapa populasiatau sub grup,dengan memperhitungkan kofounding utama, seperti
perbedaan umur dan sex pada komposisi populasi atau sub group yang berbeda.Sedangkan
menurut Rothman (2002) standardisasi adalah sebuah metode dengan menggabungkan angka
rata-rata kategori spesifik kedalam nilai kesimpulan tunggaldengan mengambil rata-rata yang
telah ditakar. Standardisasi menakar angka rata-rata spesifik kategori dengan menggunakan hasil
ukuran yang berasal dari populasi standar. Dengankata lain,standardisasi merupakanproses
penakarandari angka rata-rata dari duaatau lebih kategori dengan susunan spesifik dari populasi
yang menjadi takaran atau perbandingan.Olehkarenaituhasilnyamerupakanpaketangkarata-
ratayangterstandardisasi(standardizedrates).

 Standardisasi Langsung

Standardisasi langsung ialah angka kematian menurut golongan umur kedua populasi yang
akan dibandingkan dan diterapkan pada populasi standard berdasarkan distribusi menurut
golongan umur. Jumlah kematian yang diharapkan terjadi bila kedua
populasimempunyaidistribusimenurutgolonganumurspertipopulasistandarddan angka kematian
kedua populasi dapat dihitung dan dibandingkan. Angka kematian pad kedua populasi bukanlah
angka kematian yang nyata, hanya berarti bila dipergunakakn untuk membandingkan.

 Standardisasi Tidak Langsung

Untuk menghitung angka kematian kasar dengan standardisasi langsungdibutuhkan angka


kematian menurut golongan umur dari populasi yang akandibandingkan. Bila pada populasi yang
akan dibandingkan tidak terdapat angka kematian menurut golongan umur dan yang ada hanya
distribusi penduduk menurut golongan umur dan angka kematian kasar, perhitungan dengan
standardisasi langsung tidak dapat dilalakukan. Oleh karena itu dipergunakan standardisasi tidak
langsung, yaitu distribusi menurut golongan umur kedua populasi yang akan dibandingkan dan
diterapkan padaangka kematian menurut golongan umur populasistandard. Untuk
membandingkan keduapopulasi, dihitung rasio antara angka kematian populasi standard dengan
angka kematian kasarhasilstandardisasiuntukmemperolehindekskematian.Selanjutnyaindeks
kematian dikalikan dengan angka kematiankedua populasi dan hasilnya dibandingkan.

2.TujuanStandardisasi

Tujuan standardisasi adalah untuk mencegah kemungkinan terjadinya kesalahan penilaian


dalam menggunakan dua atau lebih kelompok penduduk yang berbeda dengan menggunakan
nilai umum (crude), baik angka kematian umum maupun angka kesakitan ataupun angka lainnya.
Keadaanyangmemerlukanpenyesuaiannya/standardisasi:
Bilavariabelyangditeliti(misalnyapenyakitataupunkematian)yangbervariasi
menurutumur,jeniskelamin,rasataufaktorlainnyayangberhubunganeratdenganperistiwatersebut.
Bilaproporsipenyebarandarifaktortersebutdiatas(umur,jeniskelamin) berbeda pada kedua
kelompok penduduk yang ingin dibandingkan.

3.Perbedaan Standardisasi Langsung dan Tidak Langsung

 Standardisasi Langsung
Metode : angka rata-rata studi diaplikasikan pada populasi standar
Populasi Studi : angka spesifi rata-rata umur-jenis kelamin (age-sex-specific rates)
Populasi standar : komposisi variabel umur-jenis
Hasil : angka rata-rata umur-jenis kelamin yang tertandardisasi (age-sex adjusted rate)
 Standardisasi tidak lansung
Metode : angka rata-rata pada populasi standar di aplikasikan pada populasi studi
Populasi studi : komposisi dan total kematian atau kasus variabel umur-jenis kelamin ( age-sex
composition + total death (or cases)
Populasi standar : rata-rata variabel umur-jenis kelamin dan rata-rata
Hasil : rasio angka kematian-kesakitan yang terstandardisasi (standardised mortality (morbiditiy)
ration +age-sex adjusted rate
KESIMPULAN

Frekuensi kejadian penyakit yang diamati dapat dilihat dengan menggunakan ukuran
dalam epidemilogi. Dimana ukuran dalam epidemiologi terbagi menjadi 3, yaitu : ukuran
frekuensi penyakit, ukuran asosiasi dan ukuran efek/dampak. Ukuran frekuensi penyakit untuk
merefleksikan besar kejadian penyakit (morbiditas) atau kematian karena penyakit (mortalitas)
dalam suatu populasi, dimana untuk mengukur frekuensi penyakit dapat diukur menggunakan
angka insidensi dan angka prevalensi. Ukuran asosiasi untuk merefleksiakan kekuatan atau besar
asosiasi antara suatu eksposur/faktor resiko dan kejadian suatu penyakit, untuk mengukur
asosiasi digunakan risk ratio dan odds ratio. Ukuran efek/dampak merefleksikan dampak suatu
faktor pada frekuensi atau resiko dari suatu masalah untuk mengukur efek/dampak digunakan
attributable risk, attributable risk population dan prevalencefraction.
KUMPULAN CONTOH SOAL

1. Tentukan CDR (Crude Death Rate), jika jumlah kelahiran 50.000 jiwa, dan jumlah
penduduk 200.000 jiwa!
a.300
b.250
c.100
d.150
Pembahasan :
Diketahui:

Jumlah kematian (M) = 50.000 jiwa


Jumlah penduduk (P) = 200.000 jiwa

Ditanya: CDR = ...

Jawab:

CDR = (50.000/200.000) x 1.000


= 0,25 x 1.000
= 250
Jadi, angka kematian kasarnya adalah 250 (B)
2. Dalam suatu wilayah diketahui bahwa jumlah penduduk pada pertengahan tahun adalah
7.241.500 jiwa sedangkan jumlah kematiannya adalah 659.000. Hitunglah angka
kematian kasarnya!
a.82
b.65
c.77
d.91

Pembahasan :

D = 659.000
P = 7.241.500

CDR = D/P x 1000


CDR = 659.000/7.241.500 x 1000
CDR = 91 Jiwa
Jadi pada wilayah tersebut dalam setahun terdapat kematian sebesar 91/1000 orang (D)

3. Berdasarkan data demografi di kabupaten X pada tahun 2017 memiliki penduduk pada
rentang usia 60 – 64 sebesar 30.000 jiwa. Jumlah kematian yang terjadi di kabupaten X
pada tahun tersebut sebesar 600 kematian. Berapakah Angka Kematian Spesifik pada
wanita kelompok umur 60 – 64 tahun di kabupaten X pada tahun 2017?
a.20
b.17
c.33
d.24

Pembahasa :

ASDR = (Dx /Px) x 1.000


ASDR = (600/30.000) x 1.000
ASDR = 0,02 x 1.000
ASDR = 20

Jadi Angka Kematian Spesifik Kelompok Umur 60-64 di kabupaten X pada tahun 2017
adalah 20, yang artinya terdapat 20 jumlah kematian pada setiap penduduk kelompok
usia 60-64 tahun. (A)

4. Berdasarkan data monografi desa, pada tahun 2019 di Desa Sukatani, jumlah penduduk
pada usia 0 – 14 tahun sebanyak 1895 jiwa. Terjadi kematian sebanyak 14 jiwa, pada
kelompok usia tersebut. Jumlah penduduk di Desa Sukatani pada tahun yang sama adalah
5.216 jiwa. Angka kematian menurut umur Desa Sukatani tahun 2019 adalah…
a.9
b.8
c.7
d.6

Pembahasan :

Diketahui,
Jumlah kelahiran pada usia 0 sd 14 = 14 jiwa
Jumlah penduduk berusia 0 sd 14 = 1895 Jiwa

Ditanya,
berapa ASDR nya ?

Jawab :

ASDR=(Dx/Px)X 1.000
ASDR=(14/1895) X 1000
ASDR=7,38=7

Jadi, disetiap 1000 penduduk umur 0-14 tahun dalam 1 tahun jumlah kematian ada 7
orang (C)

5. Di Desa A pada tahun 2019 telah terjadi kelahiran 160 bayi. Dari jumlah kelahiran
tersebut, 20 bayi meninggal. Hitunglah angka kematian bayi di Desa A?.
a.128
b.111
c.139
d.125

Pembahasan :

IMR = (Do/B) x 1.000


IMR = (20/160) x 1.000
IMR = 125
Jadi IMR di Desa A sebesar 125 yang artinya dari setiap 1.000 kelahiran terjadi kematian
bayi sebanyak 125 (D)

6. Tahun 2005 di Daerah X telah terjadi kelahiran bayi berjumlah 3.500 jiwa. Dari proses
kelahiran tersebut 45 bayi meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun. Tentukan nilai
infant mortality daerah X.
a.11,4
b.12,8
c.9,7
d.10

Pembahasan :

Diketahui: Do = 45 bayi
B = 3.500 jiwa
k = 1.000
Ditanyakan: IMR?
Jawab:

IMR = Do / B x k
IMR = 45/3500 x 1000
IMR = 12,86 bayi

Angka tersebut artinya menunjukkan telah terjadi kematian bayi sebanyak 13 jiwa
(tepatnya 12,8) dari setiap 1.000 proses kelahiran bayi.

DAFTAR PUSTAKA
Timmreck, Thomas. 2005. Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi II Jakarta. EGC, 127-140

Budiarto, Eko dan Anggreni, Dewi. 2003. Epidemiologi Edisi 2 Jakarta, EGC 52-58

Wahyudin Rajab 2009. Ukuran dalam Epidemiologi Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa
Kebidanan. Jakarta EGC, 95-103

Moderator : Indrayanti Fauziah (J1A121269)


Pembagian Tugas :

1. YULITA (J1A121234)
Pekerjaan (Mencari Materi Standarisasi)
2. ANZELIA SIMARMATA (J1A121243)
Pekerjaan (Mencari Materi & Menyusun Makalah)
3. EMILIA SUHARMAWATI (J1A121258)
Pekerjaan (Membuat PPT)
4. IKSAN ARIANSYAH (J1A121264)
Pekerjaan (Membuat Makalah)
5. INDAH KHAIRUN NISSA (J1A121267)
Pekerjaan (Membuat Makalah)
6. INDRAYANTI FAUZIAH (J1A121269)
Pekerjaan (Membuat PPT & Mengedit Vidio)
7. MARIA PASOLON (J1A121283)
Pekerjaan (-)
8. MITHA ANASTASYA EKA PUTRI (J1A121285)
Pekerjaan (Mencari Materi Mortalitas)

HASIL DISKUSI KELOMPOK 3


Pertanyaan :

1. Lisa Febyola (J1A121281) : Mengapa besarnya angka kematian bayi menjadi indicator
tingkat kesehatan penduduk di suatu wilayah ?
2. Jenny Arini (J1A121273) : Jelaskan bagaimana solusi anda sebagai tenaga kesehatan
masyarakat dalam upaya mengurangi jumlah kematian ibu di Indonesia saat ini ?
3. Khairiatun Warda (J1A121278) : Jelaskan factor apa saja yang menjadi pendorong
kematian dlam mortalitas ?
Jawaban :

Penjawab : Yulita (J1A121234)


Karena angka kematian bayi merupaka indicator utama untuk mengetahui tingkat kesehatan
suatu masyarakat atau Negara. Hal ini disebabkan bayi yang baru lahir sangat sensitive terhadap
keadaan lingkungan tempat tinggal orang tua bayi dan status social orang tua bayi tersebut.
Selain itu, fasilitas kesehatan seperti dokter dan rumah sakit yang kurang memadai untuk
penanganan penyakit pada bayi juga dapat menyebabkan tingkat kematian bayi.

Ada 2 faktor yang menjadi pendorong kematian dalam mortalitas yaitu :


Factor Penghambat Kematian :
1. Fasilitas kesehatan yang memadai. Disuatu daerah dengan fasilitas yang baik dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
2. Kondisi lingkungan yang bersih dan teratur, wabah penyakit akan menjauh kepada
lingkungan yang bersih dan masyarakat yang tinggal dikawasan tersebut akan jarang
terjaring penyakit
3. Adanya peraturan agama mengenai larangan bunuh diri
4. Adanya kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatannya
Factor Pendukung Kematian :
1. Kurangnya kesadaran masyarakat akan kesehatan dan cakupan gizi, masih banyak
masyarakat yang menerapkan gaya hidup yang tidak sehat seprti halnya merokok,
meminum minuman keras dll yang dimana dapat meruskan kesehatannya.
2. Fasilitas kesehatan yang kurang memadai, biasanya terdapat pada daerah-daerah terpencil
yang dimana fasilitas kesehatannya tidak cukup memadai seperti puskesmas sehingga
masyarakat disana sulit untuk berobat, walaupun ada tetapi kurangannya persediaan obat
dan alat kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pasien.
3. Adanya wabah penyakit seperti halnya covid-19 yang dimana dapat dampaknya bisa
membuat jutaan orang meninggal dunia
4. Bencana alam
5. Kecelakaan lalu lintas

Anda mungkin juga menyukai