Anda di halaman 1dari 7

RESUME MATERI TM 2

SURVEILANS KESEHATAN MASYARAKAT

“STANDARISASI”

Dosen Pengajar : Lintang Dian Saraswati, SKM, M.Epid

Disusun oleh :
Nama : Riska Ro’mah Wati
NIM : 25000117120101
Kelas : B 2017

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
STANDARISASI

Definisi Standarisasi
Standarisasi adalah cara untuk mengontrol atau menghilangkan pengaruh satu variabel
confounding dengan menggunakan populasi standar. Variabel confounding merupakan variabel
yang diketahui mempengaruhi besarnya hasil yang akan dibandingkan. Angka-angka yang
digunakan dalam standarisasi meliputi angka kasar dan angka adjusted. Angka kasar menjadi
indikator populasi secara umum, sedangkan angka adjusted menjadi indikator fiktif yang
dihitung menggunakan prosedur standarisasi. Angka kasar dapat mewakili populasi namun
dipengaruhi oleh tingkat perbedaan pada setiap sub kelompok, seperti umur, sex, ras, dll.
Sedangkan angka adjusted dapat mewakili populasi dan tidak dipengaruhi oleh perbedaan pada
setiap sub kelompok. Standarisasi terbagi menjadi 2 jenis, yaitu standarisasi langsung (direct)
dan standarisasi tidak langsung (indirect). (Saraswati, 2019).

Standarisasi Langsung
Standarisasi langsung dilakukan dengan cara menerapkan ukuran spesifik populasi yang
dibandingkan pada populasi standar untuk mendapatkan estimasi jumlah kejadian serta
menghitung ukuran yang telah distandarkan. Data yang dibutuhkan pada metode ini yaitu
distribusi populasi standar dan tingkat spesifik setiap subgrup dari kelompok yang
dibandingkan. Cara melakukan standarisasi secara langsung yaitu (Saraswati, 2019) :
1. Pilih suatu populasi standar yang diketahui distribusi umurnya (misalnya distribusi
umur hasil sensus)
2. Kalikan tingkat kematian umur spesifik dari kelompok pembanding dengan distribusi
umur yang sama dalam populasi standar (apabila tingkat kematian umur spesifik tidak
ada maka harus menghitungnya dahulu)
3. Hitung jumlah kematian yang diperkirakan (expected death) dalam populasi standar jika
tingkat kematian spesifik umur dari kelompok pembanding diberlakukan dalam
populasi standar (ini hanya hipotesis)
4. Jumlahkan semua kematian yang diperkirakan lalu dibagi dengan jumlah populasi
standar
5. Buatlah pertanyaan tentang tingkat kematian setelah menghilangkan efek perbedaan
distribusi umur pada semua kelompok pembanding
Terdapat istilah jumlah kematian yang diperkirakan (expected number of death) yaitu tingkat
kematian spesifik umur (age spesific mortality rate) dari kelompok pembanding dikalikan
dengan distribusi spesifik umur dalam populasi standar. Tingkat kematian yang distandarisasi
umur (age adjusted mortality rate) rumusnya yaitu :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑘𝑖𝑟𝑎𝑘𝑎𝑛
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
Jumlah populasi Tingkat kematian umur spesifik Jumlah kematian
Umur
standar populasi yang dibandingkan yang diperkirakan
I X1 ZI X1*Z1
II Xn Zn Xn*Zn
Total X1.n ∑X1.n*Z1.n
Standarisasi Tidak Langsung
Standarisasi tidak langsung dilakukan dengan cara menerapkan ukuran spesifik populasi
standar pada populasi yang dibandingkan, untuk mendapatkan estimasi jumlah kejadian serta
menghitung ukuran yang telah distandarkan. Metode ini digunakan apabila angka umur spesifik
tidak diketahui, populasi subkelompok lokal sangat kecil, dan tingkat/rate subkelompok lokal
tidak diketahui. Dalam melakukan standarisasi tidak langsung ada 3 jenis data yang diperlukan
yaitu (Saraswati, 2019) :
 Angka tingkat spesifik (spesific rate) dari populasi standar
 Angka jumlah masing-masing segmen spesifik dari populasi studi
 Jumlah seluruh peristiwa yang sebenarnya terjadi dalam populasi studi (peristiwa yang
diamati)
Cara melakukan standarisasi tidak langsung yaitu setelah mendapatkan ketiga jenis data
maka dilakukan langkah-langkah (Saraswati, 2019) :
1. Mengalikan angka tingkat spesifik standar dengan angka jumlah populasi masing-
masing kelompok
2. Menjumlahkan angka peristiwa yang diperkirakan (expected number)
3. Menghitung rasio yang distandarisasi (Standardized ratio) dengan cara membagi
jumlah seluruh peristiwa yang diamati (O=observed) dengan seluruh peristiwa yang
diperkirakan (E=expected)
SMR adalah rasio yang distandarisasi. Ada 2 macam SMR yaitu Standardized Mortality
Ratio dan Standardized Morbidity Ratio. Rumus untuk menghitung SMR sebagai berikut.
𝑂
𝑆𝑀𝑅 = × 100%
𝐸
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑡𝑖𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖 (𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑒𝑑)
𝑆𝑀𝑅 = × 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑡𝑖𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑘𝑖𝑟𝑎𝑘𝑎𝑛 (𝑒𝑥𝑝𝑒𝑐𝑡𝑒𝑑)

Tabel tingkat kematian populasi standar per 1000 , jumlah populasi P dan Q, kematian
yang diperkirakan di P dan Q
Jumlah yang Jumlah yang
diperkirakan diperkirakan
Tk.kematian Jumlah di P Jumlah di Q
Umur
populasi standar populasi P (expected populasi Q (expected
death death
number) number)
<1 16,0 1.000 16 5.000 80
1-14 0,6 3.000 1,8 20.000 12
15-34 2,0 8.000 16 35.000 70
35-54 6,0 13.000 78 17.000 102
55-64 15,0 7.000 105 8.000 120
>65 85,0 20.000 1700 15.000 1275
Total 52.000 1916,5 100.000 1659
Diketahui tingkat kematian pada populasi P=17,4 per 1000. Jumlah kematian pada
populasi Q=1740
Pertanyaan : a.) Hitung tingkat kematian pada populasi Q b.) SMRP c.) SMRQ
Jawaban :
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑄 1740
a) tingkat kematian pada populasi Q (CDRQ) = = × 1.000 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑄 100.000
17,4 𝑝𝑒𝑟 1.000
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑃 17,4
b) jumlah yang diamati (OP) = × 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 = 1.000 ×
1000
52.000 = 904,8
𝑂𝑝 905
c) SMRP = 𝐸𝑝 × 100% = × 100% = 47,21%
1917
𝑂𝑄 1.740
d) SMRQ = 𝐸𝑄 × 100% = × 100% = 104,9%
1.659

RATE DAN STANDARISASI RATE

Rate
Rate digunakan untuk mengukur frekuensi suatu kejadian, yang terdiri dari numerator,
denominator, dan waktu. Numerator berfungsi menunjukkan jumlah kejadian selama periode
waktu tertentu. Denominator berfungsi menunjukkan jumlah populasi saat kejadian
berlangsung. Sedangkan waktu berfungsi menunjukkan periode waktu kejadian berlangsung.
Rumus dari rate yaitu:
𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑘𝑒𝑗𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
Rate = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ𝑎𝑛 × 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎

Data surveilans seringkali hanya memberikan informasi numerator saja dalam bentuk
angka kasar. Padahal angka kasar hanya menggambarkan jumlah kejadian tanpa
memperhatikan jumlah populasi di tempat kejadian dan hanya menunjukkan karakteristik
demografis di populasi tempat kejadian. Rate dapat memberikan informasi yang lebih lengkap
karena mengandung informasi mengenai jumlah kejadian, jumlah populasi di tempat kejadian,
dan periode waktu kejadian. Rate juga memberikan kondisi yang komparabel sehingga dapat
digunakan untuk membandingkan frekuensi kejadian secara lebih komperabel seperti frekuensi
kejadian penyakit di populasi dari waktu ke waktu, frekuensi kejadian penyakit antar populasi,
dan frekuensi kejadian penyakit antar subpopulasi (Saraswati, 2019).
Dalam epidemiologi rate digunakan untuk menghitung rate kejadian, dengan menghitung
rate informasi yang didapatkan dapat digunakan untuk :
 Memformulasikan dan membuktikan hipotesis
 Mengidentifikasi faktor resiko dan penyebab
 Membandingkan secara komperabel frekuensi kejadian antar populasi

Macam-Macam Rates
1) Crude Rate
Crude rate dihitung dari seluruh populasi, contohnya Crude Death Rate. Numeratornya
adalah jumlah seluruh kematian selama interval waktu tertentu dan denominatornya adalah
jumlah populasi rata-rata selama interval waktu tertentu.
2) Spesific Rate
Spesific rate dihitung dari subpopulasi, contohnya Age Spesific Death Rate. Numeratornya
adalah jumlah kematian pada kelompok usia tertentu selama interval waktu tertentu.
Sedangkan denominatornya adalah jumlah populasi rata-rata kelompok usia tertentu selama
interval waktu yang sama. Contoh lainnya yaitu Sex Spesific Death Rate, dengan
numeratornya adalah jumlah kematian pada kelompok sex tertentu selama interval waktu
tertentu. Sedangkan denominatornya adalah jumlah populasi rata-rata kelompok sex
tertentu selama interval waktu yang sama.
3) Standardized Rate
Apabila Crude Rate dibandingkan antar populasi yang sama pada waktu yang berbeda,
maka perbandingan tersebut tidak komperabel jika :
- Distribusi frekuensi faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian kematian tidak sama
antar populasi
- Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian kematian seperti umur, ras, sex,
status sosial ekonomi, dan faktor resiko lainnya (Saraswati, 2019)
Maka agar perbandingannya dapat komperabel, Crude Rate harus distandarisasi dengan
faktor-faktor confounding tadi. Standarisasi terbagi dalam 2 metode yaitu metode langsung
dan metode tidak langsung.

Metode Standarisasi Langsung


Dengan cara kalkulasi, standarisasi menggunakan spesific rate berdasarkan variabel
kontrol pada populasi studi. Spesific rate tadi lalu diaplikasikan di populasi standar berdasarkan
variabel kontrol. Standarisasi langsung menggambarkan apa yang akan terjadi pada Crude Rate
pada populasi studi jika distribusi variabel kontrol sama dengan populasi standar. Lalu data
yang harus tersedia di standarisasi langsung antara lain spesific rate berdasarkan variable
kontrol pada populasi studi dan distribusi variabel kontrol di populasi standar (Saraswati, 2019).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perhitungan standarisasi langsung antara lain :
 Dapatkan category spesific rates populasi yang dibandingkan
 Menentukan standar populasi
 Menghitung jumlah expected deaths/cases
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑥𝑝𝑒𝑐𝑡𝑒𝑑 𝑑𝑒𝑎𝑡ℎ𝑠/𝑐𝑎𝑠𝑒𝑠
 Menghitung rate yang distandarisasi = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟

𝐸𝑥𝑝𝑒𝑐𝑡𝑒𝑑
Age Adjusted Death Rate (MDIR) = 𝑆𝑡𝑑.𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛

Metode Standarisasi Tidak Langsung


Dengan cara kalkulasi, standarisasi menggunakan spesific rate berdasarkan variabel
kontrol pada populasi standar. Spesific rate tadi lalu diaplikasikan pada populasi studi
berdasarkan variabel kontrol. Standarisasi tidak langsung menggambarkan aya yang akan
terjadi pada Crude Death Rate pada populasi studi jika distribusi spesific rate sama dengan
populasi standar. Lalu data yang harus tersedia di standarisasi tidak langsung antara lain
distribusi variabel kontrol pada populasi studi, distribusi spesific rate berdasarkan variabel
kontrol pada populasi standar, crude rate pada populasi studi, dan crude rate pada populasi
standar (Saraswati, 2019).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perhitungan standarisasi tidak langsung yaitu
(Saraswati, 2019):
 Menentukan category spesific rates populasi standar
 Mendapatkan distribusi populasi yang dibandingkan
 Menghitung jumlah expected deaths/cases
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖
 Menghitung SMR = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑒𝑥𝑝𝑒𝑐𝑡𝑒𝑑 𝑑𝑒𝑎𝑡ℎ𝑠
 Menghitung rate yang distandarisasi = 𝑆𝑀𝑅 × 𝑐𝑟𝑢𝑑𝑒 𝑟𝑎𝑡𝑒 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
𝑂𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑒𝑑 𝑑𝑒𝑎𝑡ℎ
Age Adjusted Death Rates (MIND) = CDR × 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑐𝑡𝑒𝑑 𝑑𝑒𝑎𝑡ℎ

Keuntungan dan Kerugian Crude, Spesific,dan Adjusted Rates


Rates Keuntungan Kerugian
1. Rasio ringkasan aktual 1. Perbedaan crude rate sulit
Crude 2. Mudah dihitung untuk diinterpretasikan (komposisinya
perbandingan internasional bervariasi)
1. Perbandingan berasal dari antar
subkelompok homogen (sehingga
lebih akurat) 1. Susah untuk membandingkan beberapa
Spesific
2. Angka detail berfungsi untuk subkelompok dari dua atau lebih populasi
tujuan epidemiologis dan kesehatan
masyarakat
1. Rasio fiksi
1. Pernyataan ringkas
2. Besarnya absolut tergantung populasi
2. Perbedaan komposisi kelompok
Adjusted standar yang dipilih
yang dihapuskan memungkin
3. Nilai aktual dari adjusted tidak ada
perbandingan yang tidak memihak
artinya
DAFTAR PUSTAKA

Saraswati, Lintang Dian. 2019. Materi Kuliah Minggu Kedua : Standarisasi. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang

PERTANYAAN
1. Cara untuk menghilangkan atau mengontrol pengaruh satu variabel confounding
disebut...
a. Eliminasi
b. Standarisasi
c. Controlling
d. Cutting
e. Substitusi
2. Angka adjusted adalah...
a. Indikator populasi secara umum
b. Indikator fiktif yang dihitung menggunakaan perhitungan aritmetika
c. Terdapat pengaruh perbedaan tingkat subkelompok
d. Mewakili populasi tanpa dipengaruhi tingkat perbedaan subkelompok
e. Mewakili sebagian populasi
3. Rumus SMR yaitu
a. Observed per expected kali 100%
b. Expected per observed kali 100%
c. Observed per total populasi standar
d. Observed per expected
e. Expected per total populasi studi
4. Dalam data surveilans, informasi rate menjadi lebih baik kecuali karena...
a. Infomasinya lengkap
b. Informasinya menunjukkan jumlah populasi di tempat
c. Informasinya menunjukkan jumlah kejadian
d. Informasinya tidak mengandung apapun
e. Informasinya menunjukkan waktu kejadian
5. Hal yang harus diperhatikan dalam perhitungan standarisasi tidak langsung antara lain
a. Mendapatkan category spesific rates populasi yang dibandingkan
b. Menentukan standar populasi
c. Menghitung rate yang distandarisasi
d. Menghitung angka kasar
e. Menghitung distribusi populasi standar

Anda mungkin juga menyukai