Anda di halaman 1dari 44

Distribusi Umur antara brazil

dan Indonesia

Brazil Indonesia
STANDARISASI (PENYESUAIAN)

 adalah teknik untuk mengontrol antara dua


atau lebih populasi yang dapat dipengaruhi
faktor perancu/ pengacau dalam membuat
perbandingan kejadian (penyakit/ kematian),
merupakan seperangkat teknik yang
digunakan untuk membandingkan dua atau
lebih populasi sehingga dapat menyingkirkan
sejauh mungkin efek dari perbedaan-
perbedaan dari karakteristik tertentu atau
variable pengacau lainnya (Syahrul dan
Hidajah, 1997)
STANDARISASI (PENYESUAIAN)

 adalah merupakan suatu metode yang


digunakan untuk menghasilkan ukuran yang
setara atau komparabel antara beberapa populasi
atau sub-group, dengan memperhitungkan
konfounding utama, seperti perbedaan umur
dan sex pada komposisi populasi atau sub group
yang berbeda (Webb et al, 2005)
 Adalah metode dengan menggabungkan angka
rata-rata kategori spesifik ke dalam nilai
kesimpulan tunggal dengan mengambil rata-rata
yang telah ditakar (Rothman, 2002)
STANDARISASI (PENYESUAIAN)

 Suatu manipulasi statistik yang merupakan


suatu teknik perangkuman penyajian data
yang menghilangkan beberapa keterbatasan
dalam angka kasar (crude rate)
 Teknik yang dapat mengontrol faktor
perancu dalam membuat perbandingan
kejadian penyakit atau kematian antara 2
atau lebih populasi
STANDARISASI (PENYESUAIAN)

 bertujuan untuk membandingkan dua atau


lebih kelompok penduduk yang berbeda
dengan menggunakan nilai umum (crude),
baik angka kematian umum, angka kesakitan
dan angka lainnya, sehingga dapat mencegah
kemungkinan terjadinya kesalahan penilaian
(Noor, 2014)
Pop A Pop B -Data asli
- tidak dapat
dibandingkan variabel
2% bervariasi & proporsi
4% beda

Butuh standarisasi agar perbandingan dapat dilakukan


dengan proporsional

Dapat dibandingkan

Pop A’ Pop B ‘ Dapat bersifat


artifisial

2,9 % 3%
STANDARISASI (PENYESUAIAN)

 Dilakukan jika ingin membandingkan crude rate


(angka kasar/umum) antara 2 kelompok penduduk
dengan struktur yg berbeda, ex : umur.
 Dilakukan dengan penyamaan jumlah penduduk
 Tujuan :
mencegah terjadinya kesalahan penilaian dalam
membandingkan dua atau lebih kelompok populasi
yang berbeda dengan menggunakan nilai umum.
STANDARISASI (PENYESUAIAN)

 Keadaan diperlukannya standarisasi

Proporsi
membandingkan Terdapat Persebaran
Angka Kejadian Variasi dlm Berbeda Standarisasi
umum kelompok Antar kelp

Standarisasi diperlukan unuk mengontrol bias karena pengaruh


perbedaan komposisi penduduk, sehingga tingkat kematian dapat
dibandingkan
STANDARISASI (PENYESUAIAN)

Data kematian di Kecamatan A dan Kecamatan B

Bagaimana pengamatan dari data diatas????


STANDARISASI (PENYESUAIAN)

▪ Berdasarkan tabel :
✓ Angka kematian berbeda menurut umur
✓ ASDR lebih tinggi pada kecamatan B
✓ Jumlah kasus (kematian) lebih banyak pada kecamatan A
▪ Populasi di kecamatan A, banyak penduduk berusia muda
▪ Angka kematian umum (total) dipengaruhi oleh tingginya angka
kematian umur khusus pd kel usia muda
STANDARISASI (PENYESUAIAN)

▪ Agar perbandingan dapat dilakukan dengan


seimbang → standarisasi
▪ Standarisasi atau penyesuaian (adjusted)
dilakukan dengan menggunakan populasi
standar sebagai pembanding
▪ Populasi standar → populasi nasional,
populasi standar yang tersedia,
penggabungan 2 populasi kelompok yang
akan dibandingkan.
STANDARISASI (PENYESUAIAN)

Kematian di Kecamatan A dan Kecamatan B


dengan Populasi yang distandarisasi
STANDARISASI (PENYESUAIAN)

❑ Angka kematian yang telah distandarisasi :


✓ Kecamatan A = (23/16000) x 1000
= 1,4
✓ Kecamatan B = (31/16000) x 1000
= 1,9
❑ Angka hasil standarisasi → bukan angka yg sebenarnya (fiktif)
❑ Angka kematian yang telah distandarisasi dapat memberikan nilai
perbandingan yg lebih akurat antar dua kelompok
Tugas: Lakukan Perhitungannya

Kematian di Kecamatan A dan Kecamatan B


dengan Populasi yang distandarisasi

2000

2000

4000
8000

Bagaimana pengamatan dari data diatas????


STANDARISASI (PENYESUAIAN)

❑ Ada 2 teknik standarisasi


1. Standarisasi langsung (direct) ialah angka
kematian menurut golongan umur kedua populasi
yang dapat dibandingkan dan terapkan pada
populasi standar berdasarkan distribusi menurut
golongan umur. Dengan demikian, agar angka
kematian kedua populasi dapat dihitung dan
dibandingkan maka jumlah kematian yang
diharapkan terjadi bila kedua populasi mempunyai
distribusi menurut golongan umur seperti populasi
standard, disebut juga penyesuaian langsung
(Budiarto dan Anggraeni, 2001)
Langkah (direct)

 Hitung angka kejadian (IR/CDR/PR)


 Hitung populasi standar dengan
menjumlahkan ∑ kedua populasi
 Hitung kasus kedua populasi : angka kejadian
x pop. standart
 Hitung Total kasus yang setelah distandar
 Hitung angka kejadian setelah standar
 Buat kesimpulan : sebanding atau tidak
STANDARISASI (PENYESUAIAN)
secara direct

63
X 1000
1500

Insidens Risk CP dan PG masing-masing : 1500 + 2500 2500 + 3500 6000 + 4000
= 308/20.000 x 1000 = 15,4 %0
STANDARISASI (PENYESUAIAN)
2. Standarisasi tidak langsung (indirect)
standardisation yang diukur dengan
membandingkan jumlah kematian atau
kesakitan yang diamati (observed number of
deaths) dan jumlah kematian atau kesakitan
yang diharapkan. Teknik penyesuaian tak
langsung disebut juga rasio mortalitas
terstandarisasi (standardization mortality ratio/
SMR) (Najmah, 2015)
Standardization Mortality Ratio

Rumus:
Jumlah Kematian Teramati pada Populasi (O)
SMR =
Jumlah Kematian Harapan pada populasi (E)
O = Observed Death
E = Expected Death
Standardization Mortality Ratio

Intepretasi SMR:
 Jika SMRatio > 1,
Maka tingkat kematian lebih tinggi
 Jika SMRatio = 1,
Maka tingkat kematiannya sama
 Jika SMRatio < 1,
Maka tingkat kematian lebih rendah
Langkah (indirect)

 HitungIncidens Rate standar dari


Insidens Rate kedua populasi
 Hitung
kasus : proporsi x populasi
kelompok.
 Hitung total kasus
 HitungSMR ---→ membandingkan kasus
observer dgn kasus yang diharapkan
(setelah distandarisasi)
STANDARISASI (PENYESUAIAN)
secara Indirect

Sehingga : 50 + 84
63 + 90 12 + 8
1500 + 2500 2500 + 3500 6000 + 4000
SMR CP = 125/125 x 100 =100 =1
SMR PG = 182/182 x 100 =100 =1
Tugas: Lakukan standarisasi
Contoh Kasus :
 Data diperoleh dari penelitian kesehatan. Diambil
jumlah kasus dan kematian penderita kanker otak
selama 10 tahun, yaitu antara tahun 2000 – 2010.
Kemudian dipilih kasus untuk warga kulit putih dan
dikelompokkan berdasarkan usia dan jenis kelamin.
Keterangan:
✓ age interval : interval usia
✓ males cases : jumlah kasus laki-laki yang
dilaporkan dari daerah yg terdaftar di SEER
✓ Males : jumlah laki-laki yang beresiko
✓ females cases: jumlah kasus wanita yang
dilaporkan dari daerah yg terdaftar di SEER
✓ females: jumlah wanita yang beresiko
Hasil penelitian kasus dan kematian penderita
laki dan perempuan
Age Intreval Males Females
Males Females
Cases Cases

20 -24 171 9202281 119 9049308


25 – 29 246 10204890 194 10265782
30 – 34 311 10596792 221 10817611
35 – 39 382 9798299 246 10071814
40 – 44 392 8471103 250 8797612
45 – 49 408 6611810 266 6825401
50 – 54 457 5218038 306 5489507
55 – 59 524 4594087 350 4984449
60 – 64 638 4346666 434 4929845
65 – 69 688 3869926 598 4705980
70 – 74 664 2971500 618 3937866
75 – 79 455 2051681 501 3096491
80 – 84 244 1148149 305 2111118
85 – 89 126 752117 176 1925764
Tugas: AGE SPECIFIC DEATH RATES PER 1000
PERSONS IN TWO FLORIDA COUNTIES (1960)
(Lakukan Standarisasi)
IM IM
AGE GROUP X X
PINELLAS COUNTY DADE COUNTY
0-1 28.2 28.8
2-4 1.4 1.2
5-14 0.6 0.4
15-24 0.8 1.2
25-34 1.4 1.7
35-44 3.0 3.3
45-54 7.7 8.2
55-64 15.9 16.7
65-74 28.9 31.1
75+ 82.8 84.2
Total
CRUDE DEATH RATE 15.3 8.9 28
Tugas:

AGE IP IP Expected death: IEX = sMX . ipX


X X Death rates per
GROUP 1000 in std.pop PINELLAS DADE
PINELLAS DADE
COUNTY COUNTY (sMX) COUNTY COUNTY
0-1 5674 18819 27.0 153 508
2-4 22167 74554 1.1 24 82
5-14 51932 162633 0.5 26 81
15-24 32565 108310 1.1 36 119
25-34 33877 126938 1.5 51 187
35-44 41633 140768 3.0 125 422
45-54 41670 118013 7.6 317 897
55-64 51985 93058 17.4 905 1619
65-74 65783 67994 38.2 2513 2597
75+ 27379 25960 106 2902 2752
All ages 374665 935047 9.5 7052 9264
Observed 5732 8245
death IDX 29
Tugas
Lakukan standarisasi rate (age standardized rate) kesakitan
berikut 2 kota berikut: (direct dan indirect)
kelompok Insidens Rate TB per 1000 Populasi standar
Umur Depok Bekasi (provinsi Jabar)
0-1 0.5 0.9 20,000
2-4 0.9 1.2 24,000
5-14 11.3 13.2 15,000
15-24 12.4 19.3 17,000
25-34 15.6 20.3 14,000
35-44 14.5 13.2 12,000
45-54 13.2 11.2 11,000
55-64 23.4 9 10,000
65-74 12.1 7.6 80,000
75+ 0.9 1.2 60,000
Total 12.6 14.3 263,000
Tugas: Lakukan standarisasi rate (age standardized rate) kesakitan berikut 2
kota berikut: (direct dan indirect)

Jumlah penduduk Insidence Rate


Malaria (standar) per
kelompok Umur Jakarta Bogor 1000
0-1 195,900 156,720 15.1
2-4 243,200 194,560 12.3
5-14 157,865 126,292 10.4
15-24 182,876 146,301 8.2
25-34 145,396 116,317 9.6
35-44 123,324 98,659 7.2
45-54 113,224 90,579 5.4
55-64 112,324 89,859 4.6
65-74 110,324 88,259 3.2
75+ 100,043 80,034 2.1
Total kasus malaria 5462 4321 11.2
PERTUMBUHAN PENDUDUK
❑ Pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh :
1. Kelahiran (birth = B)
2. Kematian (death = D)
3. Migrasi masuk (In Migration = IM)
4. Migrasi keluar (Out Migration = OM)
❑ Penduduk bertambah → B dan IM
❑ Penduduk berkurang → D dan OM
❑ Zero Population Growth (ZPG) → jumlah suatu
penduduk tidak bertambah dan berkurang
PERTUMBUHAN PENDUDUK

D > B tapi
B=D Migrasi masuk
Migrasi neto = 0 Juga banyak

ZPG
B > D tapi
Migrasi keluar
ZERO
Juga banyak POPULATION
GROWTH
PERTUMBUHAN PENDUDUK

❑ Estimasi jumlah penduduk


1. The Balancing Equation (Persamaan
Berimbang)
2. Geometric Growth (Pertumbuhan Penduduk
Geometris)
3. Exponential Growth (Pertumbuhan
Penduduk Eksponensial)
The Balancing Equation
(Persamaan Berimbang)
❑ Estimasi jumlah penduduk dengan cara menghitung
komponen natural increase ditambah dengan proses
migrasi penduduk
❑ Rumus :
Pt = Po + (B – D) + (IM – OM)
❑ Keterangan
Pt = jml penddk pd tahun akhir
Po = jml penddk pd tahun awal
(B – D ) = pertumbuhan penddk alamiah
(IM – OM ) = migrasi neto
The Balancing Equation
(Persamaan Berimbang)

❑ Pada tahun 2014 jumlah penduduk Kecamatan X


adalah 123.456 orang. Menurut data
kependudukan tahun 2014 terdapat jumlah
kelahiran sebanyak 123, jumlah kematian 89.
Tahun 2014 sebanyak 70 orang pindah dan
sebanyak 100 orang tinggal menetap di
Kecamatan X. Berapa pertumbuhan penduduk
alamiah dan berapa jumlah penduduk
Kecamatan X tahun 2015?
Geometric Growth (Pertumbuhan
Penduduk Geometris)

❑ Pertumbuhan penduduk secara bertahap


(discreate)
❑ Dengam memperhitungkan jumlah penduduk
pada akhir tahun pada suatu periode
❑ Asumsi jumlah penambahan dan pengurangan
penduduk atau jumlah pertumbuhan
penduduk selalu konstan atau sama setiap
tahunnya
Geometric Growth (Pertumbuhan
Penduduk Geometris)
❑ Misalnya pada tahun 2000 jumlah penduduk sebesar Po dan dengan
rata2 pertumbuhan penduduk sebesar r persen. Selanjutnya pada
tahun 2001 jumlah penduduk menjadi P1, tahun 2002 menjadi P3,
maka jumlah penduduk pada tahun ke t menjadi Pt.
❑ Rumus

𝑡 𝑃𝑡 1
𝑃𝑡 = 𝑃0 (1 + 𝑟) atau 𝑟= ( )𝑡 -1
𝑃0
Keterangan
Pt = jml penddk pada akhir tahun
Po = jml penddk pada awal tahun
r = angka/laju pertumbuhan penddk
t = jangka waktu (banyaknya tahun)
Exponential Growth (Pertumbuhan
Penduduk Eksponensial)

❑ Pertumbuhan penduduk yang berlangsung terus


menerus (continous).
❑ Ukuran penduduk secara eksponensial paling tepat
digunakan
❑ Asumsi jumlah penambahan dan pengurangan penduduk
atau jumlah pertumbuhan penduduk berlangsung secara
terus menerus akibat adanya kelahiran dan kematian
setiap waktu.
Exponential Growth (Pertumbuhan
Penduduk Eksponensial)

❑ Rumus
1 𝑃𝑡
𝑃𝑡 = 𝑃0 . 𝑒 𝑟.𝑡 Atau 𝑟= ln ( )
𝑡 𝑃0
❑ Keterangan
Pt = jml penddk pada akhir tahun
Po = jml penddk pada awal tahun
r = angka/laju pertumbuhan penddk
t = jangka waktu (banyaknya tahun)
e = angka eksponensial (2,71828)
Nilai r (Laju Pertumbuhan Penduduk)

❑ Nilai r > 0 artinya terjadi pertumbuhan penduduk yang


positif atau terjadi penambahan jumlah penduduk dr
tahun sebelumnya
❑ Nilai r < 0 artinya terjadi pertumbuhan penduduk yang
negatif atau terjadi pengurangan jumlah penduduk dari
tahun sebelumnya
❑ Nilai r = 0 artinya tidak terjadi perubahan jml penduduk
LAJU PERTUMBUHAN DI DAERAH
PERKOTAAN

❑ Laju pertumbuhan penduduk wilayah pedesaan


dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk
alami (B – D) dan migrasi neto (IM – OM)

❑ Laju pertumbuhan penduduk wilayah perkotaan


dipengaruhi oleh reklasifikasi dan perluasan
wilayah
Contoh

❑ Jumlah penduduk Indonesia tahun 2015 adalah


379.247.00 dengan laju pertumbuhan penduduk
sebesar 1,06% per tahun. Berapakah estimasi
jumlah penduduk Indonesia tahun 2021
mendatang jika menggunakan asumsi
pertumbuhan penduduk geometris dan
eksponensial?
❑ Jumlah penduduk Kabupaten Jember tahun 2000
sebanyak 234.567 jiwa. Kemudian pada tahun
2015, jumlah penduduk meningkat menjadi
345.678 jiwa. Berapakah laju pertumbuhan
geometris dan eksponensialnya?

Anda mungkin juga menyukai