Tujuan Riset
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah observasional analitik korelatif
dengan pendekatan potong lintang.
Identifikasi Variabel
Jenis Variabel Variabel Kriteria atau satuan Skala Pengukuran
Variabel Bebas Rasio Hb/RDW Numerik (Rasio)
Variabel Terikat Luaran pasien Hidup Kategorik (Nominal)
Meninggal
Besar Sampel
Rumus besar sampel untuk hipotesis satu menggunakan rumus besar sampel korelasi dengan
(Z α + Z β )2
n= +3
{ [ ]}
2
1 (1+ r)
ln
2 (1−r)
Keterangan :
kekuatan uji ditetapkan sebesar 80% (Zβ = 0,84). Besarnya koefisien r korelasi belum ada
(1,96+ 0,84)2
n= +3=84,9 ≈ 85
{ [ ]}
2
1 (1+ 0,3)
ln
2 (1−0,3)
Dari perhitungan jumlah sampel tersebut, maka sampel minimal yang sebesar 85 subjek.
1) Analisis Univariat
Analisis deskriptif untuk karakteristik subjek. Data kategorik disajikan dalam frekuensi dan
persentase. Data numerik dilakukan uji normalitas terlebih dahulu dengan Kolmogorov Smirnov,
kemudian bila distribusi data normal, akan dipergunakan rerata dan simpang baku, bila distribusi
tidak normal maka akan dipergunakan nilai median dan rentang, Inter Quartile Range (IQR),
2) Analisis Bivariat
Untuk menguji apakah Rasio Hb/RDW lebih rendah pada pasien dengan luaran meninggal
dibandingkan yang hidup menggunakan Student t-test bila data berdistribusi normal dan Mann
Whitney test bila data tidak berdistribusi normal, kemudian untuk mengetahui korelasi antara
Rasio Hb/RDW dengan luaran pasien menggunakan analisis korelasi point biserial. Hasil
analisis korelasi berupa koefisien r. Nilai koefisien r berada rentang nilai 0 – 1, semakin
mendekati nilai 1 korelasi semakin kuat (0 – 0,2: korelasi sangat lemah, 0,2 – 0,4: korelasi
lemah, 0,4 – 0,6: korelasi sedang, 0,6 – 0,8: korelasi kuat, 0,8 – 1,00: korelasi sangat kuat).
Kemaknaan hasil uji statistik ditentukan berdasarkan nilai p. Adapun kriteria kemaknaan yang
digunakan adalah nilai p apabila p ≤ 0,05 signifikan. Analisis dengan menggunakan program
Statistical Product and Service Solution (SPSS) for Windows versi 25.0.
Hasil analisis
Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian
Total Meninggal Hidup
Karakteristik Nilai p
n=106 n=61 (57.5%) n=45 (42.5%)
Umur (tahun), mean
57 ± 11 57 ± 10 57 ± 12 0.931c
± SD
Jenis kelamin, n (%)
Laki-laki 86 (81.1) 53 (86.9) 33 (73.3) 0.078a
Perempuan 20 (18.9) 8 (13.1) 12 (26.7)
IMT (kg/m2),
24.1 (18.4 – 48.1) 24.8 (18.6 – 48.1) 23.9 (18.4 – 31.2) 0.145c
median (min-maks)
Hasil Laboratorium
Hemoglobin (g/dL),
13.5 ± 2.0 13.8 ± 2.0 13.1 ± 2.1 0.099b
mean ± SD
Hematokrit (%),
40.1 ± 5.9 41.0 ± 5.7 38.9 ± 6.0 0.063b
mean ± SD
Leukosit (sel/mm3),
14205 (4990 – 31020) 14670 (7420 – 31020) 13940 (4990 – 28290) 0.390c
median (min-maks)
Eritrosit, median
4.67 (0.30 – 6.22) 4.74 (0.30 – 6.06) 4.50 (2.55 – 6.22) 0.242c
(min-maks)
Trombosit
(sel/mm3), mean ± 267302 ± 108120 266377 ± 113076 268556 ± 102265 0.919b
SD
RDW, median
13.4 (11.9 – 20.1) 13.5 (11.9 – 20.1) 13.4 (11.9 – 19.7) 0.962c
(min-maks)
Rasio Hb/RDW,
0.99 ± 0.20 1.00 ± 0.20 0.96 ± 0.20 0.350b
mean ± SD
Keterangan: Analisis menggunakan aChi Square test, bUnpaired t-test, cMann Whitney test
Tabel 1 menunjukkan karakteristik subjek penelitian secara keseluruhan dan pada subjek yang
meninggal dan subjek yang hidup. Jumlah subjek pada penelitian ini sebesar 106 orang, 61 orang
meninggal dan 45 orang hidup. Rerata usia sebesar 57 tahun (SD: 11 tahun), kemudian jumlah
laki-laki (81.1%) lebih banyak daripada perempuan (18.9%). Median IMT sebesar 24.1 kg/m2
dengan rentang 18.4 – 48.1 kg/m2.
Hasil analisis antara subjek yang meninggal dan hidup menunjukkan tidak terdapat perbedaan
median usia, proporsi jenis kelamin dan median IMT antara subjek yang meninggal dan subjek
yang hidup (p>0.05). Berdasarkan hasil laboratorium hemoglobin, hematocrit, leukosit, eritrosit,
trombosit, RDW, dan Rasio Hb/RDW tidak menunjukkan adanya perbedaaan yang bermakna
antara subjek yang hidup dan meninggal (p>0.05).
Tabel 2 menunjukkan korelasi antara Rasio Hb/RDW dengan mortalitas. Didapat bahwa
koefisien korelasi sebesar 0.092 dan nilai p sebesar 0.175 (>0.05), artinya tidak terbukti adanya
korelasi antara peningkatan rasio Hb/RDW dengan mortalitas.
Tabel 3 menunjukkan hubungan RDW dengan mortalitas. Didapat bahwa subjek dengan
RDW>14 dari total 31 orang sebanyak 19 orang mengalami kematian (61.3%), sedikit lebih
tinggi daripada subjek dengan RDW≤14 dari total 75 orang sebanyak 42 orang mengalami
kematian (56.0%), secara uji statistik menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna (p>0.05).
Tabel 4 menunjukkan hubungan eGFR dengan mortalitas. Didapat bahwa subjek dengan
eGFR<60 dari total 70 orang sebanyak 39 orang mengalami kematian (55.7%), hampir sama
pada subjek dengan eGFR≥60 dari total 36 orang sebanyak 22 orang mengalami kematian
(61.1%), secara uji statistik menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna (p>0.05).
Tabel 5 menunjukkan hubungan eGFR dengan mortalitas. Didapat bahwa subjek dengan
eGFR<60 dari total 70 orang sebanyak 17 orang RDW>14 (24.3%) lebih rendah dibandingkan
pada subjek dengan eGFR≥60 dari total 36 orang sebanyak 14 orang RDW>14 (38.9%), secara
uji statistik menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0.05).
Tabel 6. Rasio Hb/RDW berdasarkan SCAI
Rasio Hb/RDW
Variabel n (%) Nilai p
Mean ± SD Min-Maks
SCAI Day-1
C 52 (49.1) 0.97 ± 0.20 0.28 – 1.37 0.803
D 13 (12.3) 0.98 ± 0.20 0.66 – 1.23
E 41 (38.7) 1.00 ± 0.21 0.58 – 1.47
Keterangan: Analisis menggunakan One Way ANOVA
Hasil pada tabel 6 menunjukkan bahwa rerata Rasio Hb/RDW paling tinggi pada SCAI E (mean:
1.00, SD: 0.21) dibandingkan C, dan D, tetapi tidak berbeda bermakna secara uji statistik
(p>0.05).
Tabel 9 menunjukkan hubungan SCAI dengan mortalitas. Didapat bahwa subjek dengan SCAI
kategori C sebesar 38.5%, sedangkan SCAI kategori D dan E sangat tinggi yaitu 92.3% dan
70.7%, secara uji statistik menunjukkan nilai p<0.001, artinya terdapat hubungan yang bermakna
antara kategori SCAI dengan mortalitas.
Tabel 10 menunjukkan hubungan IMT dengan mortalitas. Didapat bahwa subjek dengan IMT
obesitas memiliki mortalitas sebesar 65.6%, sedikit lebih tinggi dibandingkan non obesitas yaitu
52.4%, tetapi tidak bermakna secara uji statistik (p>0.05)
Tabel 11. Rasio Hb/RDW berdasarkan eGFR
Rasio Hb/RDW
Variabel n Nilai p
Mean ± SD Min-Maks
eGFR
<60 70 0.98 ± 0.21 0.68 – 1.37 0.849
≥60 36 0.99 ± 0.18 0.28 – 1.47
Keterangan: Analisis menggunakan Student t-test
Hasil pada tabel 11 menunjukkan bahwa rerata Rasio Hb/RDW hampir sama antara eGFR <60
dan ≥60.
Hasil analisis menunjukkan bahwa Laktat cenderung lebih tinggi pada subjek yang meninggal
dibandingkan yang hidup, sedangkan LVEF dan TAPSE cenderung lebih rendah pada subjek
yang meninggal dibandingkan yang hidup, tetapi tidak berbeda bermakna secara uji statistik.