Anda di halaman 1dari 11

Hubungan Rasio Hb/RDW terhadap Mortalitas Pasien Kardiogenik

Tujuan Riset

Mengetahui hubungan rasio Hb/RDW terhadap mortalitas pasien Kardiogenik.

Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah observasional analitik korelatif
dengan pendekatan potong lintang.

Identifikasi Variabel
Jenis Variabel Variabel Kriteria atau satuan Skala Pengukuran
Variabel Bebas Rasio Hb/RDW Numerik (Rasio)
Variabel Terikat Luaran pasien Hidup Kategorik (Nominal)
Meninggal

Besar Sampel

Rumus besar sampel untuk hipotesis satu menggunakan rumus besar sampel korelasi dengan

perhitungan sebagai berikut:

(Z α + Z β )2
n= +3

{ [ ]}
2
1 (1+ r)
ln
2 (1−r)

Keterangan :

n : ukuran sampel yang dibutuhkan

Zα : deviat baku dari kesalahan tipe I

Zβ : deviat baku dari kesalahan tipe II

r : koefisien korelasi yang dianggap bermakna


Penelitian ini menetapkan tingkat kepercayaan 95% (Zα = 1,96, hipotesis 2 arah) dan

kekuatan uji ditetapkan sebesar 80% (Zβ = 0,84). Besarnya koefisien r korelasi belum ada

pada penelitian sebelumnya, sehingga koefisien r ditetapkan 0,3 (kekuatan lemah)

(1,96+ 0,84)2
n= +3=84,9 ≈ 85

{ [ ]}
2
1 (1+ 0,3)
ln
2 (1−0,3)

Dari perhitungan jumlah sampel tersebut, maka sampel minimal yang sebesar 85 subjek.

Rancangan Analisis Data


Analisis statistik sesuai tujuan penelitian dan hipotesis penelitian.

1) Analisis Univariat

Analisis deskriptif untuk karakteristik subjek. Data kategorik disajikan dalam frekuensi dan

persentase. Data numerik dilakukan uji normalitas terlebih dahulu dengan Kolmogorov Smirnov,

kemudian bila distribusi data normal, akan dipergunakan rerata dan simpang baku, bila distribusi

tidak normal maka akan dipergunakan nilai median dan rentang, Inter Quartile Range (IQR),

nilai minimum dan maksimum.

2) Analisis Bivariat

Untuk menguji apakah Rasio Hb/RDW lebih rendah pada pasien dengan luaran meninggal

dibandingkan yang hidup menggunakan Student t-test bila data berdistribusi normal dan Mann

Whitney test bila data tidak berdistribusi normal, kemudian untuk mengetahui korelasi antara

Rasio Hb/RDW dengan luaran pasien menggunakan analisis korelasi point biserial. Hasil

analisis korelasi berupa koefisien r. Nilai koefisien r berada rentang nilai 0 – 1, semakin
mendekati nilai 1 korelasi semakin kuat (0 – 0,2: korelasi sangat lemah, 0,2 – 0,4: korelasi

lemah, 0,4 – 0,6: korelasi sedang, 0,6 – 0,8: korelasi kuat, 0,8 – 1,00: korelasi sangat kuat).

Kemaknaan hasil uji statistik ditentukan berdasarkan nilai p. Adapun kriteria kemaknaan yang

digunakan adalah nilai p apabila p ≤ 0,05 signifikan. Analisis dengan menggunakan program

Statistical Product and Service Solution (SPSS) for Windows versi 25.0.

Hasil analisis
Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian
Total Meninggal Hidup
Karakteristik Nilai p
n=106 n=61 (57.5%) n=45 (42.5%)
Umur (tahun), mean
57 ± 11 57 ± 10 57 ± 12 0.931c
± SD
Jenis kelamin, n (%)
Laki-laki 86 (81.1) 53 (86.9) 33 (73.3) 0.078a
Perempuan 20 (18.9) 8 (13.1) 12 (26.7)
IMT (kg/m2),
24.1 (18.4 – 48.1) 24.8 (18.6 – 48.1) 23.9 (18.4 – 31.2) 0.145c
median (min-maks)
Hasil Laboratorium
Hemoglobin (g/dL),
13.5 ± 2.0 13.8 ± 2.0 13.1 ± 2.1 0.099b
mean ± SD
Hematokrit (%),
40.1 ± 5.9 41.0 ± 5.7 38.9 ± 6.0 0.063b
mean ± SD
Leukosit (sel/mm3),
14205 (4990 – 31020) 14670 (7420 – 31020) 13940 (4990 – 28290) 0.390c
median (min-maks)
Eritrosit, median
4.67 (0.30 – 6.22) 4.74 (0.30 – 6.06) 4.50 (2.55 – 6.22) 0.242c
(min-maks)
Trombosit
(sel/mm3), mean ± 267302 ± 108120 266377 ± 113076 268556 ± 102265 0.919b
SD
RDW, median
13.4 (11.9 – 20.1) 13.5 (11.9 – 20.1) 13.4 (11.9 – 19.7) 0.962c
(min-maks)
Rasio Hb/RDW,
0.99 ± 0.20 1.00 ± 0.20 0.96 ± 0.20 0.350b
mean ± SD
Keterangan: Analisis menggunakan aChi Square test, bUnpaired t-test, cMann Whitney test

Tabel 1 menunjukkan karakteristik subjek penelitian secara keseluruhan dan pada subjek yang
meninggal dan subjek yang hidup. Jumlah subjek pada penelitian ini sebesar 106 orang, 61 orang
meninggal dan 45 orang hidup. Rerata usia sebesar 57 tahun (SD: 11 tahun), kemudian jumlah
laki-laki (81.1%) lebih banyak daripada perempuan (18.9%). Median IMT sebesar 24.1 kg/m2
dengan rentang 18.4 – 48.1 kg/m2.
Hasil analisis antara subjek yang meninggal dan hidup menunjukkan tidak terdapat perbedaan
median usia, proporsi jenis kelamin dan median IMT antara subjek yang meninggal dan subjek
yang hidup (p>0.05). Berdasarkan hasil laboratorium hemoglobin, hematocrit, leukosit, eritrosit,
trombosit, RDW, dan Rasio Hb/RDW tidak menunjukkan adanya perbedaaan yang bermakna
antara subjek yang hidup dan meninggal (p>0.05).

Tabel 2. Korelasi Rasio Hb/RDW terhadap Mortalitas


Mortalitas
Variabel
Koefisien r Nilai p
Rasio Hb/RDW 0.092 0.175
Keterangan: Analisis menggunakan korelasi point biserial

Tabel 2 menunjukkan korelasi antara Rasio Hb/RDW dengan mortalitas. Didapat bahwa
koefisien korelasi sebesar 0.092 dan nilai p sebesar 0.175 (>0.05), artinya tidak terbukti adanya
korelasi antara peningkatan rasio Hb/RDW dengan mortalitas.

Gambar Boxplot antara Rasio Hb/RDW terhadap mortalitas


Tabel 3. Hubungan RDW dengan Mortalitas
Total Meninggal Hidup
Karakteristik Nilai p
n=106 n=61 (57.5%) n=45 (42.5%)
RDW, n (%)
>14 31 (29.2) 19 (61.3) 12 (38.7) 0.616
≤14 75 (70.8) 42 (56.0) 33 (44.0)
Keterangan: Analisis menggunakan Chi Square test

Tabel 3 menunjukkan hubungan RDW dengan mortalitas. Didapat bahwa subjek dengan
RDW>14 dari total 31 orang sebanyak 19 orang mengalami kematian (61.3%), sedikit lebih
tinggi daripada subjek dengan RDW≤14 dari total 75 orang sebanyak 42 orang mengalami
kematian (56.0%), secara uji statistik menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna (p>0.05).

Tabel 4. Hubungan eGFR dengan Mortalitas


Total Meninggal Hidup
Karakteristik Nilai p
n=106 n=61 (57.5%) n=45 (42.5%)
eGFR, n (%)
<60 70 (60.0) 39 (55.7) 31 (44.3) 0.594
≥60 36 (34.0) 22 (61.1) 14 (38.9)
Keterangan: Analisis menggunakan Chi Square test

Tabel 4 menunjukkan hubungan eGFR dengan mortalitas. Didapat bahwa subjek dengan
eGFR<60 dari total 70 orang sebanyak 39 orang mengalami kematian (55.7%), hampir sama
pada subjek dengan eGFR≥60 dari total 36 orang sebanyak 22 orang mengalami kematian
(61.1%), secara uji statistik menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna (p>0.05).

Tabel 5. Hubungan eGFR dengan RDW


Total RDW>14 RDW≤14
Karakteristik Nilai p
n=106 n=31 (29.2%) n=75 (70.8%)
eGFR, n (%)
<60 70 (66.0) 17 (24.3) 53 (75.7) 0.118
≥60 36 (34.0) 14 (38.9) 22 (61.1)
Keterangan: Analisis menggunakan Chi Square test

Tabel 5 menunjukkan hubungan eGFR dengan mortalitas. Didapat bahwa subjek dengan
eGFR<60 dari total 70 orang sebanyak 17 orang RDW>14 (24.3%) lebih rendah dibandingkan
pada subjek dengan eGFR≥60 dari total 36 orang sebanyak 14 orang RDW>14 (38.9%), secara
uji statistik menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0.05).
Tabel 6. Rasio Hb/RDW berdasarkan SCAI
Rasio Hb/RDW
Variabel n (%) Nilai p
Mean ± SD Min-Maks
SCAI Day-1
C 52 (49.1) 0.97 ± 0.20 0.28 – 1.37 0.803
D 13 (12.3) 0.98 ± 0.20 0.66 – 1.23
E 41 (38.7) 1.00 ± 0.21 0.58 – 1.47
Keterangan: Analisis menggunakan One Way ANOVA

Hasil pada tabel 6 menunjukkan bahwa rerata Rasio Hb/RDW paling tinggi pada SCAI E (mean:
1.00, SD: 0.21) dibandingkan C, dan D, tetapi tidak berbeda bermakna secara uji statistik
(p>0.05).

Tabel 7. Hb berdasarkan SCAI


Hb
Variabel n (%) Nilai p
Mean ± SD Min-Maks
SCAI Day-1
C 52 (49.1) 13.1 ± 2.0 5.6 – 17.5 0.143
D 13 (12.3) 13.7 ± 1.7 11.3 – 16.0
E 41 (38.7) 13.9 ± 2.0 9.1 – 19.1
Keterangan: Analisis menggunakan One Way ANOVA
Hasil pada tabel 7 menunjukkan bahwa rerata Hb paling rendah pada SCAI C (mean: 13.1, SD:
2.0) dibandingkan D, dan E, tetapi tidak berbeda bermakna secara uji statistik (p>0.05).

Tabel 8. RDW berdasarkan SCAI


RDW
Variabel n (%) Nilai p
Mean ± SD Min-Maks
SCAI Day-1
C 52 (49.1) 13.7 ± 1.7 11.9 – 20.1 0.327
D 13 (12.3) 14.4 ± 2.2 12.4 – 18.6
E 41 (38.7) 14.2 ± 1.7 12.2 – 19.0
Keterangan: Analisis menggunakan One Way ANOVA
Hasil pada tabel 8 menunjukkan bahwa rerata RDW paling rendah pada SCAI C (mean: 13.7,
SD: 1.7) dibandingkan D, dan E, tetapi tidak berbeda bermakna secara uji statistik (p>0.05).

Tabel 9. Hubungan SCAI dengan Mortalitas


Total Meninggal Hidup
Karakteristik Nilai p
n=106 n=61 (57.5%) n=45 (42.5%)
SCAI Day-1
C 52 (49.1) 20 (38.5) 32 (61.5) <0.001*
D 13 (12.3) 12 (92.3) 1 (7.7)
E 41 (38.7) 29 (70.7) 12 (29.3)
Keterangan: Analisis menggunakan Chi Square test

Tabel 9 menunjukkan hubungan SCAI dengan mortalitas. Didapat bahwa subjek dengan SCAI
kategori C sebesar 38.5%, sedangkan SCAI kategori D dan E sangat tinggi yaitu 92.3% dan
70.7%, secara uji statistik menunjukkan nilai p<0.001, artinya terdapat hubungan yang bermakna
antara kategori SCAI dengan mortalitas.

Tabel 10. Hubungan IMT dengan Mortalitas


Total Meninggal Hidup
Karakteristik Nilai p
n=106 n=61 (57.5%) n=45 (42.5%)
Kriteria IMT
Obesitas 43 (40.6) 28 (65.1) 15 (34.9) 0.193
Non Obesitas 63 (59.4) 33 (52.4) 30 (47.6)
Keterangan: Analisis menggunakan Chi Square test

Tabel 10 menunjukkan hubungan IMT dengan mortalitas. Didapat bahwa subjek dengan IMT
obesitas memiliki mortalitas sebesar 65.6%, sedikit lebih tinggi dibandingkan non obesitas yaitu
52.4%, tetapi tidak bermakna secara uji statistik (p>0.05)
Tabel 11. Rasio Hb/RDW berdasarkan eGFR
Rasio Hb/RDW
Variabel n Nilai p
Mean ± SD Min-Maks
eGFR
<60 70 0.98 ± 0.21 0.68 – 1.37 0.849
≥60 36 0.99 ± 0.18 0.28 – 1.47
Keterangan: Analisis menggunakan Student t-test

Hasil pada tabel 11 menunjukkan bahwa rerata Rasio Hb/RDW hampir sama antara eGFR <60
dan ≥60.

Tabel 12. Laktat, LVEF dan TAPSE terhadap Mortalitas


Total Meninggal Hidup
Variabel Nilai p
n=106 n=61 (57.5%) n=45 (42.5%)
Laktat n=100 n=59 n=41
Mean ± SD 6.1 ± 4.2 6.4 ± 4.0 5.7 ± 4.5 0.157c
Median (IQR) 5.4 (2.7 – 8.5) 6.2 (2.2 – 9.6) 3.5 (2.2 – 9.6)
LVEF n=100 n=55 n=45
Mean ± SD 33 ± 13 32 ± 13 34 ± 12 0.156c
Median (IQR) 30 (23 – 40) 29 (21 – 38) 30 (25 – 40)
TAPSE n=99 n=54 n=45
Mean ± SD 1.4 ± 0.5 1.3 ± 0.5 1.5 ± 0.5 0.186b
Median (IQR) 1.4 (1.1 – 1.8) 1.4 (1.0 – 1.7) 1.5 (1.1 – 1.8)
Keterangan: Analisis menggunakan bUnpaired t-test, cMann Whitney test

Hasil analisis menunjukkan bahwa Laktat cenderung lebih tinggi pada subjek yang meninggal

dibandingkan yang hidup, sedangkan LVEF dan TAPSE cenderung lebih rendah pada subjek

yang meninggal dibandingkan yang hidup, tetapi tidak berbeda bermakna secara uji statistik.

Anda mungkin juga menyukai