Anda di halaman 1dari 4

UJI STATISTIK YANG DIGUNAKAN UNTUK UJI BEDA DUA

PROPORSI

Uji beda merupakan uji hipotesis yang bertujuan untuk membuktikan


apakah ada perbedaan secara bermakna atau signifikan antara satu kelompok
dengan kelompok lainnya. Uji beda dapat dilakukan terhadap rata-rata ataupun
proporsi. Uji beda terdiri dari uji beda satu rata-rata atau satu sampel, uji beda dua
rata-rata atau dua sampel, dan uji beda lebih dari dua rata-rata atau lebih dari dua
sampel. Uji beda proporsi dilakukan terhadap variabel yang datanya diperoleh
dengan cara menghitung.

Pengertian Uji Beda Dua Proporsi


Uji beda dua proporsi merupakan uji hipotesis untuk membuktikan apakah
ada perbedaan rata-rata atau proporsi dari dua kelompok data yang diambil dari
dua populasi (Rachmat, 2012, p. 148). Kalau ada dua sampel atau dua populasi
yang berbeda proporsi dari suatu peristiwa maka dapat dilakukan uji untuk
melihat apakah perbedaan antara dua proporsi tersebut signifikan atau bukan
( perbedaan hanya secara kenbetulan=by change) (Sabri and Hastono, 2014, p.
139).

Asumsi dalam uji beda dua proporsi.

Pada uji beda dua proporsi ini akan digunakan apabila asumsi Chi-Square
terpenuhi (tidak boleh ada nilai expected <1 dan nilai expected <5 lebih dari
20%), apabila nilai tersebut terlalu kecil maka akan mengakibatkan nilai chi
square semakin besar peluang menolak Ho, selain itu pada uji beda proporsi tidak
banyak menggunakan asumsi lainnya. Uji beda dua proporsi ini juga dapat
digunakan pada sampel yang tidak terdistribusi normal atau berjumlah kecil (<30)
(Purwoto, 2007, p. 60).

Uji satatistik yang digunakan untuk uji beda dua proporsi


Rumus uji beda dua proporsi dengan menggunakan uji Chi Square dengan
rumus, apakah pengujian akan menerima Ho atau menolak Ho, dengan kriteria
pengujian akan menerima Ho jika nilai x2 dihitung lebih kecil dari nilai kritis dan
sebaliknya (Cahyono, 2018, p. 259).

Adapun rumus yang digunakan dalam uji beda dua proporsi ini yaitu

X1 X2

n1 n2
Z=

√ p.q ( n11 + n12 )


Keterangan

Z = nilai Z

X1 = banyaknya kejadian kelompok satu

X2 = banyaknya kejadian kelompok dua

n1 = banyaknya sampel 1

n2 = banyaknya sample 2

P = proporsi kejadian secara keseluruhan kedua kelompok

q = proporsi tidak terjadinya kejadian secara keseluruhan pada kedua


kelompok

X 1+ X 2
p=
n 1+n 2
q=1− p
Contoh kasus
Sampel yang terdiri dari dua kelompok mahasiswa, kelompok pertama 50 orang
didapat yang perokok adalah 15 0rang, kelompok kedua adalah 80 orang
didapatkan 30 orang perokok. Yang menjadi pertanyaannya yaitu apakah ada
perbedaan kedua kelompok mahasiswa ini dalam hal merokok.
Penyelesaian:
Kelompok 1n=50 p1=x1/n1=15/50
= 0,30
q 1=0,70
kelompok II= 80 p2=x2/n2=30/80
=0,38
q 2=0,62
Penyelesaian
a. Ho ....p1=p2
b. Α=0,5
c. Uji yang akan dilakukan adalah hji Z
p 1−p 2
Z=
SE
SE disini adalah gabungan dari kedua sampel p


SE = P' q '(
1 1
+ )
n1 n2

x 1+ x 2
p=
n 1+n 2

p.= (15+30)/(50+80)=0,35

q =0,65

0,3−0,38
= −0,08 = -0,73
Z=
√ 0,35 x 0,65 + (
1 1
50 80 ) 0,11

Pv =0,233

d. Dari nilai pv >0,05 Ho gagal ditolak


e. Jadi kesimpulan tidak ada pidak ada perbedaan proporsi perokok antara
dua kelompok mahasiswa tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, T. (2018) Statistika Terapan & Indikator Kesehatan. Yogyakarta:


DEEPUBLISH.
Rachmat, M. (2012) Buku Ajar Biostatistika Aplikasi Pada Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Sabri, L. and Hastono, S. P. (2014) Statistik Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Purwoto, A. (2007) Panduan Laboratorium Statistik Inferensial. Jakarta:
Grasindo.

Latihan
Sampel yang terdiri dari dua kelompok masyarakat, kelompok pertama 60 orang
didapat yang hipertensi adalah 25 0rang, kelompok kedua adalah 70 orang
didapatkan 20 orang tidak hipertensi. Yang menjadi pertanyaannya yaitu apakah
ada perbedaan kedua kelompok masyarakat ini dalam hal tekanan darah?.

Anda mungkin juga menyukai