Anda di halaman 1dari 4

Sesi 2 & 3: Ukuran morbiditas dan mortalitas penyakit

Pengampu Mata Kuliah


1. Made Pasek Kardiwinata, S.KM., M.Kes

Tujuan Pembelajaran
Pada akhir sesi 2 ini, mahasiswa dapat:
1. Memahami dan membuat definisi kasus atau kejadian penyakit.
2. Mampu mengukur kejadian penyakit
3. Memahami dan menghitung ukuran morbiditas dan mortalitas dalam menilai besarnya
masalah penyakit dimasyarakat
4. Memahami sumber data dan informasi yang digunakan dalam menghitung ukuran
morbiditas dan mortalitas.
5. Memahami hubungan prevalensi dengan insidan dan rerata lama sakit
6. Memahami masalah dalam pengukuran prevalensi dan insiden
7. Memahami prinsip dan melakukan standarisasi rate

Ringkasan
Pada sesi kedua dan ketiga dibahas tentang menilai besarnya masalah kesehatan di
masyarakat. Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan cara membuat definisi kasus untuk
menentukan kejadian penyakit di populasi. Selanjutnya mengukur kejadian penyakit dan
menghitung ukuran morbiditas dan mortalitas dalam menilai besarnya masalah penyakit di
masyarakat. Untuk memperdalam pehamaman maka dilanjutkan dengan mempelajari sumber
data dan informasi yang digunakan dalam menghitung u kuran morbiditas dan mortalitas,
hubungan prevalensi dengan insidan dan rerata lama sakit dan masalah dalam pengukuran
prevalensi dan insiden. Pembelajaran dilanjutkan sampai membahas tentang standarisasi rate
untuk membandingkan masalah antar populasi.
TUGAS 1

Kasus 1:

Suatu penelitian tentang hipertensi. Terpilih secara acak 2000 orang tetapi hanya 1700 orang
yang mau berpartisipasi. Berdasarkan pemeriksaan pada awal penelitian ternyat a ada 100 orang
telah menderita hipertensi. Setelah 5 tahun semua partisipan bisa diperiksa kembali (tidak ada
yang meninggal) dan ditemukan 200 orang penderita hipertensi baru.

1. Berapakah angka insiden kumulatif hipertensi selama 5 tahun dan bagaimana


interpretasinya?
2. Berapakah angka prevalen pada awal penelitian dan bagaimana interpretasinya?
3. Berapakah angka prevalen pada akhir penelitian dan bagaimana interpretasinya?

Kasus 2

Jumlah kematian di Kabupaten A tahun 2010 sebanyak 4400 orang dimana 1,5% diantaranya
meninggal pada umur kurang dari 1 tahun. Jumlah penduduk sebanyak 560.000 jiwa dengan
jumlah kelahiran hidup sebanyak 7950. Selain itu diketahui pula Angka incidence DBD sebesar
60 per 100.000 pendukuk dan jumlah yang meninggal karena DBD pada tahun yang sama
sebanyak 15 orang.

1. Berapakah angka kematian kasar Kabupaten A tahun 2010 dan bagaimana


interpretasinya?
2. Berapakah angka kematian bayi (AKB) Kabupaten A tahun 2010 dan bagaimana
interpretasinya?
3. Berapakah CFR DBD di Kabupaten A tahun 2012 dan bagaimana interpretasinya?
4. Interpretasi dari angka incidence DBD adalah...

Kasus 3

Dari Data KPA Kabupaten Ayodya selama Tahun 2012 diketahui jumlah semua kasus HIV/Aids
(baru dan lama) sebanyak 1800, 100 orang meninggal. Incidence penyak it ini selama tahun
tersebut 36 per 100.000 penduduk. Berdasarkan data BPS diketahui jumlah penduduk awal
tahun sebanyak 750.000 orang dengan pertumbuhan penduduk sebesar 5 %.

1. Berapakah proporsi kasus baru diantara semua kasus dan bagaimana interpretasinya?
2. Berapakah prevalensi HIV/Aids pada awal tahun 2012 dan bagaimana interpretasinya?
3. Berapakah prevalensi HIV/Aids pada awal tahun 2013 dan bagaimana interpretasinya?
Kasus 4

Di Kabupaten Indraprasta Terdiri dari 5 Kecamatan Tahun 2012 sud ah berhasil mencapai zero
death related HIV. Kecamatan A dengan jumlah kasus 500 (10% kasus baru), Kecamatan B
dengan jumlah kasus 300 (20% kasus baru), Kecamatan C dengan jumlah kasus 400 ( 25%
kasus baru), Kecamatan D dengan jumlah kasus 800 (10% kasus baru) dan kecamatan E dengan
jumlah kasus 600 (15% kasus baru).

1. Masalah HIV/AIDS terbesar pada kecamatan..... dan sampaikan hasil perhitungan


sebagai dasar jawaban saudara!
2. Risiko kejadian HIV/Aids tertinggi pada kecamatan..... dan sampaikan hasil perhitungan
sebagai dasar jawaban saudara!

Kasus 5
Pada 2 Kabupaten A dan B, memiliki angka kematian kasar dan spesifik (per 1000 penduduk)
berdasarkan kelompok umur seperti terlihat pada tabel dibawah ini:
Kel. Kabupaten Kabupaten
Umur A B
20-29 1.8 1.4
30-39 2.3 2.2
40-49 2.8 2.9
50-59 6.5 6.1
60+ 11.2 12.4
CDR 9.8 5.1
Kemudian dilakukan standarisasi menggunakan populasi standar dengan jumlah penduduk 1
juta dan distribusi proporsi penduduk sebagai berikut
Kelompok Proporsi
umur (%)
20-29 10
30-39 20
40-49 40
50-59 20
60+ 10
1. Bila dibandingkan masing-masing spesifik rate nya yang tidak jauh berbeda tetapi crude
rate kabupaten A jauh lebih tinggi dibandingkan kabupaten B maka dapat disimpulkan
bahwa…..
2. Adjusted death rate Kabupaten A sebesar….. dan interpretsinya adalah…..
3. Adjusted rate Kabupaten B sebesar…..dan interpretasinya adalah…..
4. Berdasarkan adjusted death rate Kabupaten A dan B maka dapat diambil kesimpulan…..
Kasus 6
1. Berapakah expected death pineallas country dari data berikut ini:

Age Pinellas Dade Death Rate per


group county county 1000 (Pop.
Standard)
0-1 5674 18819 27.0
2-4 22167 74554 1.1
5-14 51932 162633 0.5
15-24 32565 108310 1.1
25-34 33877 126938 1.5
35-44 41633 140768 3.0
45-54 41670 118013 7.6
55-64 51985 93058 17.4
65-74 65783 67994 38.2
75+ 27379 25960 106
Berapakah masing-masing Ajusted rate per 1000 penduduk dari data di atas, jika
obseved death pada pinellas county = 5732 dan dade county =8245

Anda mungkin juga menyukai