Anda di halaman 1dari 5

RESUME SURVEILANS KESEHATAN MASYARAKAT

STANDARDISASI
Disusun guna memenuhi tugas Surveilans Kesehatan Masyarakat
Dosen Pengampu : Lintang Dian Saraswati, SKM, M.Epid

DISUSUN OLEH :
Nama : Dini Kusumastuti
NIM : 25010116120013
Kelas : A 2016

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
STANDARDISASI
Standardisasi adalah sebuah metode atau cara yang dilakukan untuk mengontrol
suatu variabel confounding (variabel perancu) dengan menggunakan populasi
standar.
Jenis-jenis Standardisasi
1. Standardisasi langsung (Direct)
Standardisasi langsung adalah standardisasi yang menggunakan ukuran
spesifik populasi yang dibandingkan dengan populasi standar untuk
memperoleh estimasi jumlah kejadian dan menghitung ukuran yang telah di
standarkan.
Data yang diperlukan dalam standardisasi langsung adalah distribusi
populasi standar dan tingkat spesifik masing-masing sub grup dalam kelompk
yang dibandingkan.
Langkah-langkah melakukan standardisasi langsung :
a) Memilih suatu populasi standar dengan distribusi umur yang telah
diketahui
b) Mengalikan tingkat kematian umur spesifik (age specific death rate)
dari kelompok pembanding dengan ditribusi umur yang sama dalam
populasi standar.
c) Menghitung jumlah kematian yang diperkirakan (expected death)
dalam populasi standar jika tingkat kematian spesifik umur dari
kelompok pembanding diberlakukan dalam populasi standar. Hal ini
hanya hipotesis.
d) Menjumlahkan semua kematian yang diperkirakan dan dibagi dengan
jumlah populsi standar
e) Membuat pernyataan tentang tingkat kematian setelah menghilangkan
efek distribusi umur untuk semua kelompok pembanding.
f) Jumlah kematian yang diperkirakan (expected number of death) =
tingkat kematian spesifik umur dari kelompok pembanding X
distribusi spesifik umur dalam populasi standar.
Tingkat kematian yang distandarisasi umur (age adjusted mortality
rate) =

2. Standardisasi Tidak Langsung


Standardisasi tidak langsung adalah standardisasi yang menggunakan
ukuran spesifik populasi standar pada populasi yang dibandingkan untuk
memperoleh estimasi jumlah kejadian dan menghitung ukuran yang telah di
standarkan. Standardisasi tidak langsung digunakan apabila populasi sub
kelompok lokal sangat kecil dan tingkat (rate) sub kelompok lokal tidak
diketahui.
Data yang dibutuhkan dalam standardisasi tidak langsung adalah angka
tingkat spesifik dari populasi standar, angka jumlah masing-masing segmen
spesifik dari populasi studi, dan jumlah keseluruhan peristiwa yang diamati
dalam populasi studi.
Langkah-langkah melakukan standardisasi tidak langsung :
a) Mengumpulkan tiga tipe data
b) Mengalikan angka tingkat spesifik standar dengan angka jumlah
masing-masing dari populasi dari kelompok.
c) Menjumlahkan angka-angka peristiwa yang diperkirakan (expected
number)
d) Menghitung rasio standariasi (standardized ratio) dengan cara
membagi jumlah keseluruhan peristiwa yang diamati (O= observed)
dengan keseluruhan jumlah peristiwa yang diperkirakan (E= expected).

x100%

e) Rasio yang distandarisasi = SMR


- SMR = standardized mortality ratio
- SMR = standardized morbidity ratio

Perbedaan Standardisasi Langsung dan Tidak Langsung


Standardisasi Langsung Standardisasi Tidak
Langsung
Metode Angka rata-rata studi Angka rata-rata pada
diaplikasikan pada populasi standar
populasi standar diaplikasikan pada populasi
studi
Data yang
dibutuhkan
 Populasi studi Angka spesifik rata-rata Komposisi dan total
umur-jenis kelamin (Age- kematian atau kasus variabel
sex specific rates) umur-jenis kelamin (Age-sex
composition +total deaths
(or cases)
  Populasi Komposisi variabel umur- Rata-rata variabel umur-jenis
standar jenis kelamin kelamin dan rata-rata
keseluruhan
Hasil Angka rata-rata umur-jenis Rasio angka kematian-
kelamin yang kesakitan yang
terstandardisasi (Age-sex terstandardisasi
adjusted rate) (Standardised mortality
(morbidity) ration(+age-sex
adjusted rate)

Rate dan Standarisasi Rate


Rate terdiri dari numerator, denominator dan waktu. Rate mengukur frekuensi
suatu kejadian. Numerator menunjukan jumlah kejadian selama periode waktu
tertentu. Denominator menunjukan jumlah populasi dimana kejadian terjadi.

Rate =

Rate memberi informasi yang lengkap karena mengandung jumlah kejadian,


junlah populasi darimana kejadian terjadi, periode waktu terjadi.
Rate memberi kondisi komperabel, dapat membandingkan frekuensi
kejadian penyakit di populasi dari waktu ke waktu, frekuensi kejadian penyakit di
populasi ke populasi, frekuensi kejadian penyakit diantara sub populasi.
Kegunaan rate dalam epidemiologi:
 Menghitung rate kejadian merupakan suatu hal yang yang paling penting
dalam peneilitian epidemiologi.
 Dengan menghitung rate, informasi tadi dapat digunakan untuk :
o memformulasikan dan membuktikan hipotesis
o mengidentifikasikan faktor risiko dan penyebab
o membandingkan secara komperabel frekwensi kejadian diantara populasi

Crude, Specific, and Standardized Rates


Rate dapat dihitung dari:
 seluruh populasi atau
 subpopulasi yang ada di populasi besar
Crude rate :
 Dihitung dari seluruh populasi.
 Contoh : crude death rate.
 Numerator = jumlah seluruh kematian selama interval waktu tertentu.
 Denominator = jumlah populasi rata-rata selama interval waktu yang sama.

Specific rate :
 Dihitung dari subpopulasi. contoh : age specific death rate.
 Numerator : jumlah kematian pada kelompok usia tertentu selama interval
waktu tertentu.
 Denominator: jumlah populasi rata-rata kelompok usia tertentu selama
interval waktu yang sama
Contoh lain :
Sex Specific Death Rate
 numerator : jumlah kematian pada kelompok sex tertentu selama interval
waktu tertentu
 denominator : jumlah populasi rata-rata kelompok sex tertentu selama interval
waktu yang sama
Standarisasi Rate
Faktor faktor yang dapat mempengaruhi kejadian kematian:
 umur
 ras
 sex
 status sosial ekonomi
 faktor resiko lainya(mis. Status kesehatan )
Prosedur penghitungan:

 Dapatkan kategori spesifik rate populasi yang dibangdingkan


 Tentkan standar populasi
 Hitung jumlah “expexted death/cases”
 Hitung rate yag distandarisasi:
 Total “expected death/cases”
 Total populasi standar

Daftar Pustaka
Zumaroh, Z. (2015). Evaluation of surveillance of dengue fever cases in the
public health centre of Putat Jaya based on attribute surveillance. Jurnal
Berkala Epidemiologi, 3(1), 82-94.

Anda mungkin juga menyukai