NIM : 25010116120013 Kelas : KL 2 (Semester 7) Tugas : Pengendalian Vektor
Efektivitas Komunitas Copepoda sebagai Kontrol Vektor Demam Berdarah :
Tinjauan Sistematis
Pada saat ini pengendalian vektor menjadi satu-satunya metode yang
tersedia untuk pencegahan primer penyakit demam berdarah. Dalam pengendalian vektor demam berdarah terdapat beberapa intervensi yang dilakukan dengan bukti adanya keterbatasan kemanjuran dan efektivitas pada masyarakat. Tinjauan sistematis ini dilakukan untuk mengumpulkan dan menganalisis bukti global yang ada untuk efektivitas komunitas copepod dalam pengendalian vektor dengue.
Metode tinjauan sistematis mengikuti pernyataan PRISMA (Preferred
Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-analyses) dengan mencari 6 basis data yang relevan. Selain itu juga menerapkan semua kriteria inklusi dan eksklusi. Yang termasuk kriteria inklusi adalah artikel asli difokuskan pada copepod untuk pengendalian demam berdarah, studi tentang efektivitas pada masyarakat, dan studi dengan menggunakan copepod saja. Sedangkan untuk kriteria eksklusinya adalah studi yang menggunakan kombinasi ontervensi entomologis, studi non percobaan, fokus penelitian pada kemanjuran predatory, dan studi yang memfokuskan pada kemanjuran predomantly.
Hasil yang diperoleh menyatakan bahwa copepod cyclopoid (Masocyclops
spp.) berpotensi menjadi opsi dalam pengendalian vektor yang efektif, seperti yang ditunjukkan dalam lima studi efektivitas masyarakat di Vietnam. Hal ini merupakan efektivitas jangka panjang untuk pengendalian larva dan Ae. Aegypti dewasa, serta insiden dengue. Namun, sejauh ini keberhasilan dari kegiatan ini belum dilakukan di tempat lain. Hal ini mungkin dikarenakan faktor partisipasi komunitas, lingkungan dan/atau biologis. Dilihat dari kualitas studi yang ada, terdapat beberapa hal yang kurang tepat yaitu desain penelitian yang kurang baik, kualitas data dan statistic yang sesuai. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat bukti yang terbatas tentang penggunaan copepoda cyclopoid sebagai intervensi tunggal. Studi yang ada sangat sedikit dan lebih banyak dibutuhkan di komunitas maupun lingkungan lain. Metodologi studi entomologis harus dikembangkan untuk pedoman praktik yang terbaik.