Anda di halaman 1dari 5

RESUME SURVEILANS KESEHATAN MASYARAKAT

KOMUNIKASI DAN INFORMASI SURVEILNAS


Disusun guna memenuhi tugas Surveilans Kesehatan Masyarakat
Dosen Pengampu : Dra. Sri Yuliawati, M.Kes

DISUSUN OLEH :
Nama : Dini Kusumastuti
NIM : 25010116120013
Kelas : A 2016

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
KOMUNIKASI DAN INFORMASI SURVEILANS
Menurut Depkes RI (2003), diseminasi adalah suatu kegiatan yang ditujukan keapda
kelompok target atau individu supaya mereka memperoleh informasi, timbul kesadaran,
menerima, dan akhirnya memnafaatkan informasi tersebut. Diseminasi data surveilans adalah
penyebarluasan informasi yang baik harus dapat memberikan informasi yang mudah
dimengerti dan dimanfaatkan dalam menentukan arah kebijakna kegiatan upaya pengendalian
dan evaluais program, contohnya anatar lain :
a. Membuat suatu laporan hasil kajian kepada atasan
b. Membuat laporan hasil kajian untuk seminar dan pertemuan
c. Membuat suatu tulisan di majalah rutin
d. Memanfaatkan media internet
Diseminasi merupakan salah satu langkah dalam proses surveilans. Diseminasi
(penyebaran informasi) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan untuk mneghasilkan
informasi objektif, terukur, dapat diperbandingkan antar waktu, antar wilayah, dan antar
kelompok masyarakat sebagai bahan untuk pengambilan keputusan. Informasi yang
digunakan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan antara lain :
a. Besaran masalah
b. Faktor resiko
c. Endemesitas
d. Patogenitas, virulensi, dan mutasi
e. Status KLB/wabah
f. Kualitas pelayanan
g. Kinerja program
h. Dampak program
Diseminasi informasi dapat disampaikan dalam bentuk bulletin, surat edaran, laporan
berkala, forum pertemuan termasuk publikasi ilmiah. Diseminasi informasi dilakukan dengan
menggunakan teknologi yang mudah diakses. Diseminasi informasi juga dapat dilakukan
apabila petugas surveilans terlibat secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
monitoring evaluasi program kesehatan dengan menyampaikan hasul analisis.
Perbedaan antara diseminasi dan komunikasi
Diseminasi merupakan proses satu arah dimana informasi yang disampaikan dari satu
titik ke titik lain. Sedangkan komunikasi adalah suatu proses kolaboratif yang melibatkan
paling sedikit terdapat seorang pengirim dan seorang penerima pesan.
Diseminasi dapat dilakukan dnegan cara sebagai berikut :
1. Menyampaikan informasi kepada unit yang membutuhkan untuk selanjutnya
dilakukan tindak lanjt
2. Menyampaiakn informasi kepada Pengelola Prpgram sebagai sumber data sesuai
peraturan perundang-undangan
3. Memberikan umpan balik kepada sumber data dalam rangka perbaikan kualitas
data
Hasil-hasil analisis dan interpretasi dibuat dalam bentuk laporan dan atau presentasi.
Laporan tersebut dikirimkan oleh unit penanggungjawab kepada jenjang struktural yang lebih
tinggi, dari Puskesmas ke dinas kesehatan kabupaten/kota, dari dinas kesehatan
kabupaten/kota ke dinas kesehatan provinsi dan Kementerian Kesehatan. Umpan balik
diberikan ke unit jenjang dibawahnya, seperti ke dinkes kabupaten/kota dan dinkes provinsi.
Diseminasi informasi ditujukan kepada seluruh stakeholder yang terkait, seperti
jajaran kesehatan, LSM, profesi, perguruan tinggi dan masyarakat pada umumnya. Untuk
jajaran kesehatan, khususnya dinas kesehatan informasi akan menjadi dasar dalam
pengambilan keputusan dan perencanaan pengendalian PTM serta evaluasi program.
Diseminasi (Penyebaran informasi) ditujukan kepada semua pihak dalam rangka
penanggulangan dengan cepat dan tepat. Tujuan dari diseminasi adalah supaya pihak yang
dimaksud tahu, paham, mau dan mampu berkontribusi dalam mengatasi masalah yang ada.
Cara pengumpulan data
Terdapat beberapa caara pengumpulan data surveilans untuk di ubah menjadi
informasi yang akan di sebarluaskan (diseminasi). Karena perlunya memperoleh data yang
akurat, maka diperlukan desain dan metode pengumpulan data dapat dilkaukan dengan
berbagai cara atau sumber pengumpulan data, antara lain :
1. Menurut cara pengumpulannya
 Langsung : dengan wawancara orang ke orang, pengumpulan data berhadapan
langsung dengan sumper informasi.
 Tidak langsung : melalui alat atau media tertentu untuk menjangkau
responden.
2. Menurut sumber pengumpulannya
 Data primer
Data yang dikumpulkan langsung oleh pihak yang memerlukan dari tangan
pertama (responden) atau subyek penelitian. Seperti hasil wawancara,
pengisisan kuesioner, observasi, dll.
a. Wawancara
Wawancara adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap
muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti
terhadap narasumber atau sumber data. Wawancara dapat dilakukan
melalui tatap muka atau bisa juga dilakukan melalui Tanya jawab dengan
telefon.
1) Wawancara tatap muka
Kelebihan wawancara tatap muka :
a) Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden
b) Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan,
menambah pertanyaan baru
c) Bisa membaca isyarat non verbal
d) Bisa memperoleh data yang banyak
Kekurangan wawancara tatap muka :
a) Membuuhkan wkatu yang lama
b) Membutuhkan biaaya yang besar apabila responden berada di
beberapa wilayah yang terpisah
c) Responden mungkin meragukan kerahasiaan informasi yang
diberikan
d) Pewawancara bisa dilatih
e) Menimbulkan bias pewawancara
f) Responden bisa mneghentikan wawancara kapanpun

2) Wawancara melalui telepon


Kelebihan :
a) Biaya lebih sedikit dan lebih efektif
b) Bisa menjangkau daerah geografis yang luas
c) Anomalitas lebih besar daripada wawancara tatap muka
Kekurangan :
a) Isyarat non verbal tidak bisa dibaca
b) Wawancara harus diusahakan singkat
b. Kuesioner
Kuesioner atau angket adalah cara pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada
responden untuk dijawab. Meskipun terlihat mudah, cara pengumplan data
yang dilakukan dengan kuesioner cuckup sulit dilakukan apabila
responden cuckup besar dan tersebar di berbagai wilayah. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam penyusunan angket adalah prinsip penulisan
angket, prinsip pengukuran, dan penampilan fisik.
c. Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data yang tidak hanya dilkaukan
untuk mnegetahui sikap dari responden, tetapi juga bisa digunakan untuk
mengukur berbagai fenomena yang terjadi. Cara ini digunakan apabila
penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja,
gejala-gejala alam, dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.

KOMUNIKASI DAN INFORMASI SURVEILANS TB PARU


Diseminasi (penyebarluasan) informasi dalam surveilans Tb paru dapat berupa bulletin,
seminar, laporan berkala, maupun forum pertemuan yang ditujukan untuk stakeholder.
Stakeholder dalam surveilans Tb paru antara lain :
1) Dinas kesehatan
Dinas kesehatan merupakan pihak utama dalam menyelenggarakan program-program
kesehatan di berbagai sektor pemerintah maupun sektor swasta. Dinas kesehatan yang
memeliki beberapa bagian juga bisa bekerjasama dengan stakeholder-stakeholder dalam
satu sektor namun lintas program.
2) Puskesmas
Puskesmas boleh dikatakan sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan program-program
kesehatan. Puskesmas yang merupakan instansi yang berada langsung di bawah dinas
kesehatan juga merupakan stakeholder utama dalam upaya pemberantasan dan
penanggulangan penyakit Tb paru.
Sumber :

Depkes RI, 2003 Pedoman Penyakit Tuberkulosis dan Penanggulangannya. Ditjen PPM &
PLP Depkes RI: Jakarta.
Setiyadi, N. A. (2011). Sistem Informasi Surveilans Tuberkulosis Berbasis Sistem Informasi
Geografis Di Wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011.

Anda mungkin juga menyukai