Anda di halaman 1dari 9

KONSTRUKSI LANGKAH EVALUASI

PROMOSI KESEHATAN MASYARAKAT III


(Model Victorian Government)

Disusun oleh :
Nuri Nurasiah
NIM : 4001130045

Prodi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat


STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG
Jl. Terusan Jakarta No. 71-75, Telp. 022 720 4803 Antapani-Bandung

Evaluasi Promosi Kesehatan Masyarakat Cakupan Cuci Tangan


Pakai Sabun di Kp. Babakan Gunung Desa Palasari

A. Tahap 1 : Deskripsi Program Describe the program


Program Logic
1. Goal / tujuan umum diukur dengan evaluasi outcome
Goal yang akan dievaluasi adalah Meningkatkan kesadaran masyarakat
akan pentingnya perilaku PHBS salah satunya CTPS sehingga
penyakit menular yang berbasis lingkungan dapat ditekan.
Jadi apabila masyarakat memperhatikan personal higiens dan penyakit
berbasis lingkungan menurun maka goal nya tercapai.
2. Objektif atau tujuan khusus diukur dengan evaluasi impact
Objective yang akan dievaluasi adalah masyarakat
dapat
mempraktekan cuci tangan pakai sabun yang benar dan menjadikan hal
tersebut sebagai kebiasaan sehat.
Jadi apabila masyarakat dapat mempraktikan CTPS dengan benar dan
membiasakan melakukannya sebelum dan setelah melakukan aktivitas
seperti makan, buang air, dll maka objektif dari kegiatan ini tercapai.
3. Sasaran / target populasi
Warga masyarakat di kampung Babakan Gunung Desa Palasari
Kecamatan Ciater Kabupaten Subang
4. Kebijakan
a. Peraturan

Menteri

Kesehatan

2269/MENKES/PER/XI/2011

Republik
Tentang

Indonesia

Pedoman

Nomor:

Pembinaan

Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat


b. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2014 Tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Berdasarkan kebijakan diatas dijelaskan bahwa Cuci tangan pakai
sabun merupakan salah satu indikator output dari strategi nasional
STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat), yaitu setiap rumah
tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas (seperti

sekolah, kantor, rumah makan, puskesmas, pasar, terminal) tersedia


fasilitas cuci tangan (air, sabun, sarana cuci tangan), sehingga semua
orang mencuci tangan dengan benar. Dan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan untuk merubah perilaku
higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat.
5. Dukungan fakta
Pentingnya perilaku sehat Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) untuk
mencegah penyebaran penyakit-penyakit menular seperti diare, ISPA
dan Flu Burung, belum dipahami masyarakat secara luas, dan
prakteknya pun masih belum banyak diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Perilaku CTPS terbukti merupakan cara yang efektif untuk
upaya kesehatan preventif. Untuk investasi sebesar Rp. 30,000
misalnya, efek CTPS bagi kesehatan setara dengan Rp. 100,000 biaya
yang harus dikeluarkan untuk membangun toilet, dan Rp.1,800,000
untuk pengelolaan air minum, serta miliaran rupiah untuk biaya
immunisasi (DepKes, pada peringatan HCTPS 2008)
6. Asumsi kunci
Dengan melakukan kegiatan ini maka diharapkan para warga dapat
melakukan CTPS dengan benar dan mempraktekan nya dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan melakukan CTPS sebagai salah satu
contoh peningkatan personal higien, penyakit menular yang berbasis
lingkungan dapat ditekan, seperti penyakit diare, influenza, ISPA, Flu
burung dan penyakit lain yang cara penularan nya akibat dari
sentuhan.
B. Tahap 2 : Pengantar Evaluasi Evaluation preview
1. Melibatkan Stakeholder
Stakeholder yang dilibatkan dalam evaluasi adalah stakeholder yang
dilibatkan juga dalam perencanaan kegiatan yaitu petugas puskesmas
bagian promkes, tokoh masyarakat, dan kader posyandu yang ada di
tempat sasaran berada.

Stakeholder dilibatkan dengan cara meminta partisipasi untuk ikut


serta dalam evaluasi dan dengan meyakinkan bahwa kegiatan ini akan
berdampak baik bagi masyarakat di Desanya.
2. Klarifikasi Manfaat Evaluasi
Manfaat evaluasi dalam kegiatan ini adalah :
a. Memperlihatkan peningkatan cakupan CTPS di masyarakat
b. Menjalin kerja sama/mitra dengan para stakeholder
c. Sebagai bahan pertimbangan untuk kegiatan yang akan datang
d. Manajemen baik menjadi dasar pengambilan keputusan yang baik
e. Menilai efektivitas penggunaan sumber daya yang digunakan
3. Identifikasi Pertanyaan Kunci
Pertanyaan kunci yang digunakan untuk menilai pencapaian tujuan
intervensi adalah :
a. What : Apa yang akan di evaluasi. ?
b. Where : Dimana akan di evaluasi ?
c. How : Bagaimana cara mengevaluasinya ?
d. Who : Siapa saja yang mengevaluasi ?
e. When : Kapan di evaluasi dilakukan ?
f. Why : Mengapa di evaluasi dilakukan ?
4. Identifikasi Sumberdaya Untuk Evaluasi
Sumber daya yang diperlukan dalam evaluasi adalah :
a. Man (manusia) : adalah stakeholder yang terlibat yang bersedia
membantu dalam tahap evaluasi program seperti petugas promkes,
tokoh masyarakat, dan kader posyandu.
b. Money (uang) : adalah biaya yang dibutuhkan dalam proses
evaluasi seperti biaya transportasi, pembelian alat dan bahan
evaluasi, dan biaya konsumsi para pembantu evaluasi
c. Material : material yang digunakan dalam evaluasi adalah buku,
pulpen, tipex, laptop/komputer, penggaris, dan ATK lain yang
digunakan saat melakukan evaluasi
d. Machine (Mesin) : mesin yang digunakan dalam evaluasi adalah
komputer/ laptop.
e. Waktu : waktu yang diperlukan dalam tahap evaluasi proses adalah
1 hari yaitu saat intervensi dilakukan, sementara waktu yang
diperlukan untuk evaluasi objektif adalah selama seminggu, dan
waktu yang digunakan dalam evaluasi goal adalah minimal 2

minggu karena harus membutuhkan pemantauan secara terusmenerus.


C. Tahap 3 : Fokus Disain Evaluasi Focus the evaluation design
1. Disain Studi
Disain yang digunakan dalam studi adalah dengan menggunakan prepost design yaitu melalui cara memperbandingan pengetahuan sebelum
dan setelah dilakukan nya intervensi dengan menggunakan kuesioner
yang telah dibuat sebelumnya.

2. Metode Pengumpulan Data


a. Evaluasi Proses
Evaluasi proses dilakukan dengan cara memantau kegiatan
intervensi yang dilakukan dan menekan hambatan yang mungkin
terjadi.
b. Evaluasi Impact/ Outcome
Evaluasi outcome dilakukan

dengan

cara

membandingkan

pengetahuan setelah dilakukan nya intervensi dan pemantauan


mengenai personal higiens yang dapat diukur melalui penurunan
penyakit menular berbasis lingkungan
3. Lokasi
Lokasi dilaksanakan nya evaluasi adalah di Posyandu Saliah yaitu
salah satu posyandu yang berada di Babakan Gunung Desa Palasari
Kecamatan Ciater Kabupaten Subang.
4. Alat/ Instrumen Pengumpulan Data
Alat/ instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam kegiatan ini
adalah
1. Lembar kuesioner yang diberikan kepada sasaran sebelum
dilakukannya intervensi dan kuesioner yang sama yang diberikan
setelah dilakukannya intervensi.
2. Pulpen untuk mengisi kuesioner
3. Daftar Hadir untuk mengetahui berapa banyak masyarakat
mengikuti kegiatan ini

4. Komputer dengan software khusus untuk mengelola hasil


kuesioner misalnya SPSS.
5. Besar Sampel sampel size
Sampel yang digunakan adalah warga yang dipilih melalui simple
random sampling yaitu dimana sampel yang dipilih secara acak.
6. Indikator
Impact and Outcomes
Sasaran dapat melakukan PHBS

Indicator
Penyakit berbasis lingkungan

dalam kehidupan sehari-hari

mampu ditekan dan angka

terutama CTPS
Warga membiasakan CTPS dalam

kejadiannnya dapat diturunkan


Cakupan CTPS meningkat

kehidupan sehari-hari.
Warga mampu melaksanakan

Warga bisa melakukan CTPS

langkah CTPS
Warga mendengarkan dan

dengan benar
Warga antusias dengan kegiatan

memperhatikan kegiatan

ini

penyuluhan ini

7. Ketidaksetaraan Kesehatan
Ketidaksetaraan kesehatan yang berdampak pada populasi tidak terjadi
di wilayah sasaran yang dituju. Hal ini karena berdasarkan kondisi
demografi mereka yang hampir sama dan tidak adanya hal yang
menonjol yang berakibat pada ketidaksetaraan kesehatan. Hal ini
diperkuat dengan kondisi seperti dibawah ini :
a. Posisi sosio ekonomi : kehidupan sosial nya erat, keadaan
ekonominyaberagam namun tidak terlalu adanya suatu kesenjangan
yang berarti.
b. Status kependudukan asli atau pendatang : hampir semua penduduk
asli dan adapun yang pendatang namun pendatang dapat
menyesuaikan dengan penduduk asli
c. Tempat tinggal desa atau kota : sasaran yang dituju adalah desa.
d. Latar belakang bahasa : bahasa yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari adalah bahasa sunda

8. Kualitas
Para stakeholder yang ikut bermitra untuk mendukung kegiatan ini
sebelumnya

telah

diberi

pengarahan

terlebih

dahulu

agar

meminimalkan kesalahkan saat akan melakukan evaluasi sehingga


dapat kita nilai kualitas para stakeholder cukup memadai, selain itu
stakeholder seperti para kader punya kualitas yang baik karena mereka
sering mengikuti pelatihan di puskesmas.
D. Tahap 4 : Pengumpulan Data Data collection
1. Tugas apa yang perlu diselesaikan ?
Dalam pengumpulan data yang akan dievaluasi, tugas yang akan
diselesaikan adalah pengumpulan data secepat dan setepat mungkin,
agar hasil segera didapatkan dan dapat dinilai untuk pengambilan
keputusan.
Langkah langkah tugas yang akan diselesaikan adalah pengumpulan
kuesioner yang telah diisi, lalu diperiksa apakah semua pertanyaan
telah terjawab, kemudian data tersebut diolah dalam komputer/ laptop
dengan menggunakan program seperti SPSS untuk mengetahui kevalid
an data yang di entry. Setelah diolah, data dibuat seperti informasi baik
berupa tertulis atau tidak tertulis. Bentuk tertulis disini dapat berupa
grafik, dan bentuk lainnya.
2. Siapa yang melaksanakan tugas tersebut ?
Yang melakukan tugas tersebut adalah petugas promkes dan
stakeholder yang bersedia ikut dalam tahap ini.
3. Kapan tugas harus dikerjakan ?
Waktu yang tepat untuk melakukan hal ini adalah apabila intervensi
telah berakhir dan instrumen yang digunakan telah diisi dengan
lengkap.
4. Apa sumber daya yang diperlukan ?
Dan sumberdaya yang dibutuhkan dalam kegiatan pengumpulan data
ini selain manusia dan waktu, alat, mesin dan materi uang juga

diperlukan

seperti

disediakannya

alat

tulis,

disiapkannya

laptop/komputer sampai pada materi yang diberikan sebagai tanda


terimakasih kepada sasaran yang telah berpartisipasi.

DAFTAR PUSTAKA :

Surtimanah, Tuti. 2016. Modul Perencanaan Dan Evaluasi Promosi Kesehatan


Masyarakat.
https://www.academia.edu/11951059/Kebijakan_Terkait_PHBS
Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan
Penyehatan Lingkungan Melalui Kemitraan Pemerintah-Swasta
Untuk Cuci Tangan Pakai Sabun (Kps-Ctps). Hari Cuci Tangan
Pakai Sabun Sedunia (HCTPS).15 Oktober 2008.
Upaya Meningkatkan Perilaku Mencuci Tangan Pada Anak Sekolah Melalui
Kebijakan Berwawasan Kesehatan : Surat Edaran Gubernur Bali
Nomor: 440/3401/Kesmas.Diskes, Tanggal 24 Maret 2015,
Tentang Penyediaan Sarana Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Di Sekolah.

Anda mungkin juga menyukai